*****
"Aku tidak menginginkan uangmu. Tetapi, sebagai gantinya aku menginginkan gadis itu. Angel. Bagaimana?"
"Apa istimewanya Angel? Sampai semua laki-laki menyukainya!" Sasha menggerutu dengan kesal. Gadis itu berdiri di depan gerbang belakang kantor polisi.
Sasha semakin menaruh benci dengan Angel, karena gadis itu selalu mengalahkannya dalam segala hal. Bahkan laki-laki seperti Ron yang terkenal bad boy ingin memiliki Angel. Begitupun Kenzo, cinta pertamanya pun demikian.
"Lihat saja nanti, aku akan membuat hidupmu sengsara, Angel!"
***
"Ayo, Angel."
Kenzo menyelipkan sebuah amplop besar di dalam jaketnya. Dia membuka lebar-lebar pintu mobil untuk Angel, namun gadis itu masih bergeming dan setia memeluk kedua lututnya yang tertekuk.
"Angel tidak mau, Zo..." Angel menggeleng takut, dengan tatapan memohon pada Kenzo.
"Cuma sebentar, Angel."
"Tidak mau."
Kenzo merendahkan tubuh, lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Angel yang tidak lagi merona. Aliran darah di pipi gadis itu telah hilang dan berubah pucat.
"Aku janji, setelah ini kita akan pulang, hm?" Kenzo mencium bibir Angel ketika Angel hendak menyela ucapannya.
"Aku ada di sini. Jadi jangan khawatir." Kenzo mencoba menenangkan Angel yang masih saja ketakutan. Gadis itu tidak henti-hentinya merengek dan merajuk, meminta pulang ke rumah.
Kenzo meraih tangan Angel dan membawanya keluar. Dia dapat merasakan tubuh Angel gemetar. Kedua mata sendunya menatap khawatir dan hati-hati ke sekeliling.
"Ayo." Kenzo melingkarkan tangannya pada pinggangnya yang ramping, dan berjalan bersisian.
"Mereka tidak akan kasar sama Angel kan?" Angel menghentikan langkah dan menatap Kenzo dengan raut muka yang masih sama.
Sepertinya peristiwa malam itu benar-benar membuat Angel trauma.
"Tidak. Jadi tenanglah." Kenzo mengusap punggung Angel dan mencium keningnya, lalu kembali menuntun gadis itu untuk masuk ke dalam.
Ketika mereka hampir mencapai pintu masuk, Kenzo tanpa sengaja melihat seorang gadis dengan rambut terjuntai miring. Kacamata gelap bertengger di hidung. Langkah kaki gadis itu tampak cepat, seolah seseorang tengah mengejarnya.
Sasha?
Sasha yang baru saja keluar dari pintu belakang berjalan cepat menuju mobil silver Audi A4.
Sasha? Untuk apa dia ke sini? Apa peristiwa malam itu ada hubungannya dengannya? Lalu ciuman tidak sengaja itu... apa semua ini juga ulahnya?!
Beberapa pertanyaan muncul di benak Kenzo. Selama ini, Angel bersikeras bahwa Sasha berusaha memisahkan hubungan mereka. Namun selama ini pula, Kenzo mengaggap perkataan Angel hanya ungkapan rasa cemburu belaka. Jika apa yang dikatakan Angel benar, Kenzo tidak akan segan-segan untuk membuat perhitungan kepada Sasha.
"Zo, kamu lihat apa?" tanya Angel ingin tahu. Angel ikut melihat ke arah tatapamln Kenzo, namun Angel tidak menemukan seseorang di sana.
"Hanya merasa melihat seseorang yang kukenal. Ayo."
Ketika masuk mereka di hadapkan pada sebuah ruangan besar dengan beberapa meja berjajar rapi. Para staf dan petugas berlalu lalang di sekitarnya. Lencana berlambang mahkota bertulisan kepolisian tertera di pakaian yang mereka kenakan. Tidak sedikit dari mereka, para kaum adam melirik antusias bahkan ada pula yang berjingat dari bilik yang cukup tinggi. Kehadiran Angel bisa dibilang cukup mencolok berada di tempat itu, tempat didominasi oleh para pria dan para pelaku tindak kriminal.
"Apakah anda nona Angel?" sapa seorang petugas kepolisian yang usianya masih cukup muda. Namun Angel enggan menanggapinya. Dia malah semakin merapatkan tubuhnya ke tubuh Kenzo.
Angel tidak suka tatapan petugas itu.
"Iya, kami mendapat surat panggilan agar bersedia memberikan kesaksian." Kenzo menjawab pertanyaan sang petugas sebagai ganti atas keengganan Angel untuk meresponnya.
"Kalau begitu nona boleh ikut saya, dan anda bisa menunggunya di ruang tunggu."
"Tidak mau!" Teriakan Angel berhasil membuat mereka menoleh.
"Angel, mau kemana?" Angel menarik tangan Kenzo untuk keluar dari tempat itu, namun segera di tarik kembali oleh Kenzo.
"Kalau hanya Angel yang boleh masuk, Angel tidak mau jadi saksi!" Angel mencebikkan bibir.
"Angel.."
"Nanti biar Papa yang beresin urusan Angel. Ayo! Angel mau pulang!" Angel memohon kepada Kenzo.
Kenzo memijat pelipis. Setelah beberapa pertimbangan Kenzo menatap petugas muda itu.
"Apa aku boleh ikut mendampinginya."
Kedua alis petugas itu saling bertaut tajam seolah permintaan Kenzo adalah sesuatu yang sangat sulit untuk diwujudkan.
"Bagaimana?"
Setelah lama berpikir, akhirnya pria itu membolehkan Kenzo untuk ikut.
"Anda boleh ikut, tetapi anda tidak boleh menyela ataupun mengganggu jalannya pemeriksaan."
"Tentu saja."
***
"Silahkan duduk." ucap sang petugas seraya mempersilahkan Angel dan Kenzo untuk duduk.
Ketika Angel hendak berjalan menuju kursi besi, Angel sudah mendapati seorang pemuda yang tengah duduk santai membelakanginya. Dialah Ron. Laki-laki yang mencoba memperkosanya malam lalu.
"Ke-kenapa dia a-ada di sini!" Angel berjalan mundur dan berlindung di belakang tubuh Kenzo.
Kenzo tampak kesal melihat sosok Ron yang duduk santai di kursi pemeriksaan. Tidak ada rasa bersalah ataupun ketakutan di wajahnya. Seharusnya saat itu dia patahkan saja tulang-tulangnya agar Ron tidak bisa berjalan apalagi duduk seperti yang kini dilihat olehnya.
"Bukankan seharusnya acara pemeriksaan dilakukan secara terpisah?" Kini Kenzo menatap serius wajah Juan.
"Iya. Tetapi setelah kami melakukan interogasi dan pemeriksaan pada terdakwa. Tidak ada bukti yang dapat memberatkannya. Bahkan dari hasil riwayat hidupnya, laki-laki ini bisa dikatakan bersih dari masalah hukum."
Kenzo diam dengan wajah tenang, seolah tengah mencerna setiap kalimat yang keluar dari mulut Juan.
"Oleh karena itu, kami ingin mencoba melakukan pemeriksaan dua arah antara korban dan terdakwa." Jelas Juan panjang lebar.
Melihat wajah Ron yang tersenyum miring dengan seringai menakutkan di wajah, membuat Angel gemetar. Kakinya terasa lemah. Angel kembali mengingat peristiwa na'as itu. Tangannya tanpa sadar mencengkeram lengan Kenzo dengan kuat. Keringat dingin di dahinya mulai mengalir di wajahnya yang telah pucat pasi.
"Zo, Angel mau pulang..."
Cerita ini sudah ada diplaystore ya.