Healing Love

By VeeEbid20

5.6K 773 963

Sebagian Part di Protect secara acak! keep Reading, don't forget n always keep Voment, TX Perjalanan anak man... More

1. New Season
2. New Beginning
3. New Part
4. New Shock
5. New Part - 2
Info
6. New Surprise
7. New Problem
8. Another Surprise
9. New Stalker
10. Another Heart
11. Sucks Day
12. Heart (Hurt)
13. Ask Me!
14. Surprise!
15. Lucky? Unlucky?
16. Secret (sssttt!)
18. Happy(sad)ness?
19. Finally (But Not The End)
20. Startle
Intermezzo - BroSis
21. Who & What?
22. Confession
23. Memory
24. Complicate
25. Happy Ending
26. Happy Wedding (Extra Part)

17. Decision

150 29 39
By VeeEbid20

@Kyunghee University

Kyuhyun menatap Junhee yang tengah berkutat dengan tugas yang diberikannya. Tugas itu hanya alasan bagi Kyuhyun agar bisa menahan Junhee lebih lama bersamanya. Kyuhyun berniat membicarakan hubungan mereka, namun Junhee tidak menangkap sinyal yang diberikannya dan itu membuat Kyuhyun frustasi. Sejak beberapa hari lalu Kyuhyun bersikap mengabaikan Junhee. Celakanya itu justru memberi peluang pada Kibum untuk berdekatan dengan Junhee.

"Sudah selesai?" interupsi Kyuhyun memastikan bahwa Junhee mendengarkannya.

"Ajig-yyo!" jawab Junhee tanpa mengalihkan fokusnya dari sejumlah diktat di hadapannya. Hampir tiga jam lebih ia terjebak di ruang itu bersama Kyuhyun, dan tak ada hal lain yang bisa dilakukannya selain menghadapi layar TFT 14 inch.

"Belakangan kau terlihat akrab dengan Kim-Kibum. Apa kalian berkencan?" Junhee mengepalkan jemarinya –geram-, dua kali dalam sepekan ia mendapat pertanyaan yang sama pertama Shiyeong dan sekarang Kyuhyun. Entah dosa apa yang telah diperbuatnya hingga terjebak dengan kakak beradik ini.

"Anniy. Justru kau dan Shinyeong juga terlihat semakin akrab belakangan ini."

Krik-krik krik-krik

Detik berikutnya Junhee menyesali kalimatnya, alih-alih membalas pertanyaan Kyuhyun, justru ia terjebak dengan kalimatnya sendiri. Bukan sesuatu yang aneh jika Shinyeong dan Kyuhyun terlihat dekat dan akrab, bagaimanapun mereka bersaudara.

"Maksudku, aku belum pernah melihat kalian begitu dekat dan akrab, malah terkadang seperti dua orang asing." Kilah Junhee.

"Itu karena Shinyeong, dia tidak ingin orang lain tahu bahwa aku oppanya." Jujur Kyuhyun, meski tak mengerti keinginan adiknya itu, Kyuhyun tetap mengikuti kehendaknya sambil terus memantau Shinyeong dari dekat.

"Geure. Pantas kalian terlihat seperti orang asing yang tidak saling mengenal."

"Sudahlah itu tidak penting." Potong Kyuhyun. "Jika kalian tidak berkencan, lalu apa yang kau lakukan bersamanya, ku dengar setiap hari kau pergi bersamanya!" selidik Kyuhyun, entah sudah berapa lama ia menahan diri untuk tidak bertanya, namun pada akhirnya ia menyerah pada hasrat ingin tahunya.

"Kau mendengarnya dari Shinyeong?" tebak Junhee. Ia tak sadar bagaimana akhirnya ia bisa masuk dan terjebak dalam lingkaran setan antara Kibum dan Kyuhyun ini.

"Tidak penting dari mana aku mendengarnya, kau hanya perlu menjawabnya!"

"Kenapa aku harus menjawabnya?" tuntut Junhee polos membuat Kyuhyun speechless dan memasang tampang cengo.

"YAH!" Frustasi Kyuhyun kehilangan kata. "Sebenarnya bagaimana aku di matamu?" tuntutnya tak peduli dengan statusnya sebagai Dosen Junhee.

"Prof.. waegeure?" bingung Junhee.

"Prof? Apa aku hanya sebatas Dosen bagimu?" Junhee mengangguk dalam ragu, sedikit takut karena Kyuhyun berjalan mendekat padanya. "Hanya itu arti diriku?" tuntutnya dan Junhee kembali mengangguk.

"Berapa kali kita berciuman?" tuntutnya berniat mengingatkan Junhee mengenai hubungan mereka.

"Du-dua kali." Ingat Junhee ragu.

"Lalu apa arti ciuman itu?" tuntut Kyuhyun membuat Junhee memutar bola matanya –berfikir-. "Ciuman itu adalah ungkapan perasaan yang bisa langsung sampai dan menyentuh hati dan pikiranmu." Jawab Kyuhyun melihat Junhee tak kunjung memberinya jawaban yang diinginkannya.

"Apa kau mengerti?" tanya Kyuhyun –lagi- karena Junhee tak meresponnya.

"Joeseonghamnida prof, tapi ku pikir itu hanya sekedar ciuman.."

"Hanya?" Frustasi Kyuhyun. "Yah, apa kau akan memberikan bibirmu pada setiap namja eoh? Apa setiap ciuman itu kau anggap biasa saja eoh? Apa kau bebas mencium setiap namja yang ada eoh?" geram Kyuhyun membuat Junhee pucat seketika.

"Anniya!" protes Junhee tak tahan dengan tuduhan Kyuhyun yang menyudutkannya. "Hanya Donghae oppa!" terangnya.

"Donghae oppamu pun seharusnya tidak boleh! Itu tidak benar." Protes Kyuhyun. "Ciuman itu hanya boleh dilakukan dan diberikan pada orang yang kita cinta."

"Aku mencintai Donghae oppa!" jujur Junhee –lagi- membuat Kyuhyun speechless. "dan kami sudah biasa berciuman."

"Anniya. Bukan ciuman seperti itu! Ingat ciuman itu adalah ungkapan perasaan yang bisa langsung sampai dan menyentuh hati dan pikiranmu, dan hanya dilakukan oleh namja dan yeoja." Terang Kyuhyun berharap Junhee mengerti penjelasannya.

"Seperti kita?"

"Ne. Great!" semangat Kyuhyun. "Hanya pada orang yang kita cintai." Sambungnya.

"Apa artinya kau mencintaiku?" tebak Junhee polos membuat Kyuhyunmenjatuhkan rahangnya, Junhee selalu sukses membuatnya kehilangan muka dan kehabisan kata. "Mana bisa seperti itu, kau hanya menciumku tanpa menyatakan perasaanmu, jadi aku TIDAK berfikir itu sebuah ungkapan cinta. Ku pikir kau melakukannya seperti aku dan Donghae oppa."

"Berhenti menyebut Donghae oppa! Donghae oppa! Disini kau hanya boleh menyebut namaku, kau tanggung jawabku!" tekan Kyuhyun. "Sekarang katakan apa yang kau lakukan belakangan ini bersama Kibum."

"Aish. Jinjja!" umpat Junhee kesal mendapat pertanyaan yang sama. "Kibum memintaku membantunya agar bisa mendapatkan Shinyeong!" jujur Junhee.

"Geure?" yakin Kyuhyun dengan evil smirknya, sebuah ide langsung terlintas di benaknya. "Mulai sekarang apapun yang diinginkan Kibum, beritahu aku. Ingat tidak boleh ada rahasia di antara kita." Tuntutnya. "dan apa kau akan terus bicara seperti ini padaku?" protes Kyuhyun karena Junhee bicara padanya seolah mereka adalah teman main seumuran. "Na oppa-yya, aku lebih tua darimu, mulai sekarang jika hanya kita berdua kau harus memanggilku oppa!" pintanya.

"Apa itu artinya kita berkencan Prof?"

~Healing Love~

@SUKIRA

Rasa penasaran dan ingin tahunya menuntut Jiyoo mendatangi Jungsoo di Studionya. Ia bahkan rela menutup floristnya setengah hari demi memuaskan rasa ingin tahunya. Beberapa hari lalu Haena mungkin orang asing baginya, hanya sebatas roomate yang baru dikenalnya, tapi sekarang sudah berbeda. Ia mulai harus menerima fakta bahwa Haena sudah menjadi bagian dirinya, hidupnya.

"Oppa cebal-yyo!" desak Jiyoo merengek manja. "Beritahu aku!" tuntutnya. "Kau bilang kami bersaudara, kau bilang kami harus saling menjaga dan melindungi. Lalu bagaimana caranya agar aku bisa menjaga dan melindungi Haena jika aku tidak tahu apapun tentangnya."

"Apa Haena telah memberitahumu?" Penasaran Jungsoo.

"Anniy. Teman se asramaku!" terang Jiyoo. "Sekarang katakan, apa yang terjadi pada Haena!"

"Tunggu sampai Haena memberitahumu sendiri. Dengar!" Jungsoo memegang kedua pundak Jiyoo. "Aku melakukan ini bukan karena lebih sayang pada Haena, aku menyayangi kalian berdua. Tapi ini demi kebaikan Haena sendiri. Suatu hari dia pasti akan bercerita padamu. Selama itu belum terjadi tetaplah seperti ini, biarkan Haena melawan rasa takutnya sendiri. Jangan pernah menuntut atau mendesaknya. Arrachi?"

"Eoh." Patuh Jiyoo dalam nada kecewa. Ia sungguh berharap bisa membantu Haena melawan rasa sakitnya, melewati traumanya.

"Haena, dari dulu ia suka bermusik. Menjadi penyanyi adalah impiannya." Jungsoo memulai ceritanya karena tak tega melihat wajah kecewa Jiyoo. "Sampai suatu hari ia bertemu seorang namja yang mengenalkannya pada industri musik, menjanjikannya untuk menjadi seorang penyanyi. Karena itu Haena rela meninggalkanku, dan tak ada yang bisa ku lakukan selain mendukungnya. Tahun pun berganti, namun Haena tak kunjung meraih mimpinya, aku bahkan kehilangan kabar beritanya, sulit bertemu dengannya juga tidak dapat berkomunikasi dengannya. Sampai akhirnya aku menemukan Haena dalam keadaan kritis, tubuhnya kurus, tatapan matanya kosong, tak dapat bicara bahkan tidak mengenaliku. Setiap kali aku mendekatinya ia selalu berteriak ketakutan, aku kehilangan Haenaku."

"Apa yang dilakukan namja itu oppa?" tak sadar Jiyoo ikut merasakan sakit yang diderita Haena. "Siapa namja itu?"

"Kau tidak perlu tahu, dia adalah namja br*ngs*k yang pernah ada. Haena jatuh cinta padanya. Dia namja tampan yang berbakat, tapi dia juga seorang monster. Dia merasa Haena adalah miliknya, sifatnya protective berubah menjadi possessive, setiap kali Haena mencoba menghubungiku, dia akan cemburu dan menyiksa Haena, berbulan-bulan mereka hidup bagai mengasingkan diri dari dunia ini. Hanya agar Haena tidak berhubungan dengan siapapun, tidak menemui siapapun dan tidak bicara dengan siappun selain dirinya."

"Lalu Haena melakukan perlawanan, tapi itu justru memperburuk keadaanya dan membuatnya semakin sering disiksa."

"Astaga!" desis Jiyoo tak sanggup menyembunyikan kesedihannya. Bahkan baru beberapa detik ceritanya dimulai, ia sudah banjir air mata. "Dia jahat sekali oppa."

"Namja itu memiliki kelainan. Dia menderita Bipolar juga seorang Psiko." Terang Jungsoo. "Ketika emosinya terganggu, dia akan sulit mengendalikan dirinya sendiri." Sambungnya. "Berpura-puralah kau tidak tahu cerita ini, jangan mengasihani Haena itu akan membuatnya terganggu, perlakukan dia seperti biasa, bukan seperti pasien yang harus dikasihani."

"Eoh, arraso oppa."

"Geokjongma, keadaan Haena tidak seburuk yang kau kira. Semangat dan dorongannya untuk sembuh, memberinya kekuatan."

"Apa Haena tidak bisa bernyanyi lagi oppa?" khawatir Jiyoo.

"Aaa-anniya, kau mau lihat!" ajak Jungsoo menarik Jiyoo mendekati sebuah ruangan yang ada di sudut studio itu. Dari Dinding kaca Jiyoo dan Jungsoo dapat melihat Haena benyanyi dengan total, meluapkan segala emosi buruk yang ada di dirinya.

"Waw, Daebak." Speechless Jiyoo melihat eksresifnya Haena bernyanyi. "Dia benar-benar penyanyi berbakat, oppa kenapa kau tidak membuatnya menjadi penyanyi saja?" semangat Jiyoo. "Suaranya mirip Dee Park!"

"Anniya, ini belum waktunya. Haena belum bisa berhadapan dengan orang banyak yang belum dikenalnya, ia bisa tiba-tiba histeris dan mungkin keadaanya akan kembali memburuk seperti dulu." Terang Jungsoo, membuat Jiyoo semakin mengerti. "Baru dua tahun ini dia mulai bernyanyi lagi. Aku sendiri juga baru mengetahuinya, diam-diam Haena pergi kesini, dan bernyanyi. Setidaknya ia berani untuk memulainya sendiri." Bangga Jungsoo. "Bahkan belakangan dia bercerita padaku, dia berkenalan dengan Lee Donghae, dan katanya ia sama sekali tidak takut dengan namja itu, hanya terkadang sedikit tidak nyaman."

"Ah Donghae oppa-yyo? Dia oppa Lee Junhee teman sekamarku." Terang Jiyoo. "Dia memang sering ke asrama kami, kadang menemui Junhee kadang menemui Haena. Dia orang yang baik dan penyayang."

"Geure? Taengidha." Lega Jungsoo. "Aku juga sudah beberapa kali bertemu denganya, dan kau benar dia orang yang baik." Dukungnya. "Perlahan, kita pasti bisa mengembalikan Haena yang dulu." Yakin Jungsoo.

~Healing Love~

@SIH – Jongwoon's room

Tok tok tok

Sahyun melangkahkan kakinya perlahan setelah mendapat izin masuk dari si pemilik ruangan. Di tangannya terdapat sebuah map berisi laporan data pasien yang tengah dirawatnya beserta perkembangan kesehatan mereka.

"Eoh Sahyun-ssi!" sapa Jongwoon mengalihkan fokusnya. "Ini laporanmu?" Sahyun mengangguk saat Jongwoon mulai memeriksa dan meneliti hasil laporannya. "Kau telah bekerja keras." Puji Jongwoon melihat hasil kerja Sahyun yang memuaskan.

"Gomawo chief." Girang Sahyun menerima kembali laporannya. "Chief ini untukmu!" Sahyun memberikan goodie-bag yang dibawanya. "Belakangan ku lihat kau makan tidak teratur, itu aku bawakan beberapa makanan kesukaanmu. Ku harap kau menyukainya." Perhatian Sahyun. "Chanrin eonni tidak akan suka melihatmu seperti ini." sambungnya. Karena memang sejak Chanrin ke Jeju dan tidak bisa dihubungi, Jongwoon seperti kehilangan nafsu makannya, membuatnya terlihat semakin kurus, padahal kegiatan di UGD membutuhkan banyak tenaga dan energy.

"Chanrin yang memintamu?" semangat Jongwoon berfikir bahwa Chanrin masih memperhatikannya dari jauh.

"Eoh." Bohong Sahyun, tak ingin melihat raut kecewa dari Jongwoon. "Sebelum pergi Chanrin eonni selalu berpesan untuk memperhatikan pola makanmu, katanya kau sering lupa makan jika sudah berhadapan dengan pasien." Bohong Sahyun lagi. Entah atas dasar apa ia melakukan itu, tapi instingnya mengatakan untuk melakukan itu.

"Ne. Gomawo Sahyun-ssi. Akan ku makan nanti." Semangat Jongwoon.

"Chief, joeseonghamnida. Aku lupa menyampaikannya. Dr. Go memintamu melakukan operasi pada pasien kanker paru-parunya. Dia seorang wanita lanjut usia. Tapi saat ini ada penurunan kondisi karena pneumonia. Dari tes endoskopi (tes darah) bahwa ada MRSA** yang tumbuh, meski dengan vancomycin demamnya tak kunjung turun."

**MRSA: Methicilin resistant Staphylococcus aureus, Stain S. Aureus yang resisten terhadap antibiotik biasa.

"Bagaimana dengan FIO2**." Tanya Jongwoon setelah mendengar penjelasan Sahyun.

**Fraction of inspired oxygen: proporsi oksigen murni yang ditambahkan dalam udara yang dihirup.

"Satu jam yang lalu kami naikkan menjadi 0.9," terang Sahyun. "tapi Saturasi oksigennya hanya 91%." Sambungnya. "Kelihatannya kondisinya buruk karena sisi kirinya tersumbat." terangnya. "Masalahnya tumornya sekarang membesar ke arah kanan, dan kemungkinan akan terjdi pendarahan besar." Jelasnya lagi.

"Berarti tumornya harus dipotong menggunakan teknik cryotherapy." Simpul Jongwoon. Karena dia sendiri belum melihat keadaan pasien hanya berdasarkan penjelasan Sahyun semata. "Jika kanker paru-parunya menyumbat, kita harus segera mengangkat tumornya, dan untuk menghindari pendarahan besar seharusnya dengan cryotherapy tidak akan menjadi masalah." yakin Jongwoon. "Tapi untuk berjaga-jaga siapkan laser." Pintanya. "dan segera siapkan endoskopinya, aku akan memastikan keadaan pasien itu." Putus Jongwoon.

"Ne algae–semida chief."

"Bersiaplah menjadi assistenku jika harus melakukan teknik cryotherapy." Putus Jongwoon, semakin membuat Sahyun bertambah semangat. Menjadi asisten di ruang operasi akan memberi pengalaman yang langkah bagi siapapun, pengalaman yang mahal yang tidak akan didapat di bangku kuliah, dan tidak bisa didapat setiap saat pada setiap orang.

"Ne chief." Semangat Sahyun berhambur keluar ruangan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diminta Jongwoon.

~Healing Love~

@Jeju - Seom Story Guesthouse

"Mwo-hhe?" tanya Hyukjae di line seberang. Padahal kamar inapnya berada tepat di sebelah kamar Chanrin. Tapi mengingat aktivitas mereka yang padat dan melelahkan di hari terakhir mereka di Jeju ini, membuatnya mengurungkan niat menemui Chanrin, khawatir keberadaanya akan mengganggu waktu istirahat gadis cantik itu.

"Menerima telfon dari bos kharismatikku." Jawab Chanrin sukses membuat Hyukjae melepas tawanya.

"Kenapa tidak tidur? Apa kau tidak lelah?" perhatian Hyukjae.

"Bagaimana aku bisa tidur jika harus mengangkat telfon darimu!" sindir Chanrin bercanda. "Jika tidak di angkat, besok kau pasti akan mengomeliku sepanjang jalan."

"Geure. Arraso. Biar ku matikan sekarang." Canda Hyukjae tak bermaksud memutus kontaknya dengan Chanrin.

"Dongdamhe-yyo." Potong Chanrin cepat, juga tak berniat mengakhiri kontaknya dengan Hyukjae. Entah karena suasana hatinya yang sedang hampa atau karena keberadaan dan kedekatannya dengan Hyukjae belakangan ini selama di Jeju, membuat Chanrin semakin nyaman bersama namja kurus itu. Hyukjae memberinya perhatian lebih dari yang pernah ia dapat dari Jongwoon, dan itu membuatnya lupa pada permasalahan hatinya dengan Jongwoon.

"Lalu kenapa kau tidak tidur?" tanya Hyukjae lagi.

"Geunyang. Aku ingin tidur tapi tidak ingin tidur!" jawab Chanrin ambigu. "Aku takut jika malam ini aku tidur, besok aku harus kembali ke Seoul." Terangnya.

"Wae? Kau tidak ingin kembali ke Seoul? Apa kau ingin tinggal di sini?"

"Eoh."

"Lakukanlah!" dukung Hyukjae, entah dalam nada serius atau bercanda, ia sendiri tak yakin dengan jawabannya. "Kau bisa tinggal di sini lebih lama lagi."

"Jinjja? Apa kau akan memecatku?"

"Anniy. Tapi aku akan memotong biaya akomodasi dan penginapan termasuk makanmu dari gajimu setiap bulannya." Canda Hyukjae membuat Chanrin tertawa.

"Gomawo boss, kau benar-benar royal." Sindir Chanrin dalam nada bercanda.

"Lalu apa yang ingin kau lakukan?" tawar Hyukjae. Sebenarnya ia sangat ingin menemui Chanrin malam ini, entah apa, tapi Chanrin belakangan seolah menjadi candu baginya. Padahal hampir seharian ini ia menghabiskan waktu bersama Chanrin, tapi tetap ada keinginan yang tak terbendung untuk menemuinya malam ini.

"Molla, aku ingin keluar tapi kakiku lebih nyaman di tempat tidur." Ucap Chanrin memijit pelan kedua kakinya bergantian.

"Baiklah aku akan menemanimu dari sini." Putus Hyukjae, mengurungkan niatnya untuk mendatangi Chanrin. "Apa yang kau dapat hari ini?"

"Eum, aku mendapat buku My Wife dari E. Natalia beserta tanda tangannya. Kami juga berfoto bersama." Bangga Chanrin menceritakan moment yang mungkin tidak akan dilupakannya. "Lalu aku juga bersalaman dan berfoto bersama Cho Anna. Dia orang yang ramah, padahal ku pikir akan sulit bertemu dan berkenalan dengannya. Aku juga bertemu Song Ah Young, tapi karena dia buru-buru aku tidak sempat berfoto dengannya." kecewa Chanrin.

"Gwencanaa." Dukung Hyukjae. "Lain waku kau bisa menemuinya, event seperti ini pasti akan banyak dan sering diadakan."

"Geure?" yakin Chanrin. "Lalu aku bertemu Park Chaerin, ternyata dia sudah menikah dan memiliki anak. Dia benar-benar hebat tetap bisa menulis dan membuat banyak karya, tanpa mengesampingkan kewajibannya sebagai istri dan seorang ibu."

"Kau juga harus seperti itu." Ucap Hyukjae membuat Chanrin terguguh. Hyukjae sangat paham impian Chanrin menjadi penulis, itu pula alasan Chanrin bekerja di perusahaanya, ia ingin belajar banyak mengenai cara menulis, membuat diksi, menciptakan alur dan menciptakan tokoh yang kuat karakternya.

"Geurom."

"Jongwoon, pasti akan selalu mendukungmu." Ucap Hyukjae terdengar ragu.

"Entahlah." Jawab Chanrin sekenanya, belakangan setiap kali membahas dan membicarakan Jongwoon, selalu sukses membuat moodnya memburuk.

"Ceritakan padaku bagaimana kau bertemu Jongwoon? Bagaimana pada akhirnya kalian bisa bersama?" tanya Hyukjae sekedar basa-basi memenuhi rasa penasarannya.

Chanrin tertawa lepas sebelum memulai ceritanya. "Aku bertemu Jongwoon pertama kali saat ia masih menjadi residen, aku menjadi pasiennya. Saat itu Jongwoon oppa sudah menunjukkan kehebatannya, tidak hanya rekan seangkatannya, tapi juga dokter senior dan para perawat banyak mengacungkan jempol padanya. Semangat bekerjanya, membuatnya terus meningkatkan kualitas diri."

"Aku sering mencari cara agar bisa dirawat olehnya." Akuh Chanrin diiringi tawanya mengingat kekonyolan yang dilakukannya agar bisa bertemu dan dirawat Jongwoon. "Sayangnya aku tidak seceroboh teman se-asramaku, jika tidak mungkin aku tidak perlu memutar otak, mencari cara agar bisa dirawat olehnya."

"Kau tahu apa julukannya oppa?" tanya Chanrin.

"Mwo?"

"Setan Kepala Penghuni UGD." Tawa Chanrin lepas –lagi- saat mengumpat Jongwoon. "Itu karena dia selalu berada di UGD, bahkan saat libur sekalipun. Saat semua orang ingin keluar dari ruangan penuh sesak itu, Jongwoon justru bertahan di sana. Di saat semua orang tertidur lelap, ia terjaga seorang diri memeriksa setiap pasiennya, terkadang ia mengobrol dengan mereka yang masih terjaga."

"Dia benar dokter yang seperti itu?"

"Eoh, karena itu dulu saat di rawat olehnya, aku sengaja selalu terjaga setiap malam, meski sebentar aku bisa bicara dengannya." Akuh Chanrin lagi. "Tapi.. setelah ku pikir, sejak dulu hanya aku yang memperjuangkan Jongwoon. Kau tahu apa kekonyolanku yang paling buruk oppa?"

"Mwo-gga?"

"Aku lebih dulu mengajak Jongwoon berkencan dan aku pula yang menyatakan perasaanku padanya, memintanya menjadi kekasihku." Jujur Chanrin dan cukup sukses membuat tangisnya pecah. "Na pabbo, geuchi?"

"Anniya, memang kenapa jika wanita menyatakan perasaanya lebih dulu. Tidak ada yang salah dengan itu." Hyukjae bersikap mendukung Chanrin meski ia sendiri sedikit shock dengan pengakuan gadis penyuka coklat itu.

"Tapi itulah kesalahanku oppa. Ku pikir Jongwoon terlalu baik hingga tidak menolakku, karena tidak ingin menyakitiku. Tapi sekarang aku sudah menyadarinya, sudah saatnya aku melepaskannya. Ini keputusanku oppa."

-hening-

"Neo urro?" tanya Hyukjae setelah sesaat lamanya keduanya diam dalam bisu, Hyukjae kehabisan kata untuk mendukung dan menguatkan Chanrin. "Wae urro?" desaknya saat tangis Chanrin benar-benar dilepasnya, sejak awal bercerita ia menahan tangisnya, dan sekarang pecah tanpa mampu dibendungnya lagi. "Aiissh.." entah apa yang terjadi karena setelah itu Chanrin tidak mendengar suara Hyukjae ditelfon lagi.

Nteeet nteeet nteeet

Chanrin meletakkan ponselnya, dan menghapus kasar liquid bening yang menganak di wajahnya, saat mendengar bel kamarnya berteriak minta dibuka.

"Oppa?" serak Chanrin mendapati Hyukjae sudah berada di hadapannya.

"Mianhe, aku sudah tidak bisa menahan diriku." Ucap Hyukjae.

-chuuuuu-

Dalam sekali sentakan Hyukjae telah merangkum wajah Chanrin dengan jemarinya, menyesap bibir ranum seolah itu adalah madu yang membuatnya candu dan ketagihan untuk terus menyesapnya dan takkan pernah habis.

Hyukjae terus menyesap bibir Chanrin, memberinya sensasi yang meledak di perut, memberi gelenyar aneh di hatinya, membuat Chanrin ikut hanyut dan terbuay dalam setiap inci kecupan Hyukjae yang menghanyutkan.

"Op-pah!" desis Chanrin saat Hyukjae melepas tautan bibir mereka, khawatir Chanrin tidak dapat bernafas karenanya.

"Gomawo." Ucap Hyukjae menghapus jejak liquid yang masih tersisa. "Aku tidak ingin melihat dan mendengar kau menangis karena Jongwoon lagi." Yakinnya mengecup dahi Chanrin dengan lembut dan hangat. "Aku tidak akan membiarkanya –lagi-." Sambung Hyukjae membawa Chanrin ke dalam hangat peluknya. Malam itu Chanrin tidur lelap dalam dekapan hangat Hyukjae yang membuatnya nyaman, tak sadar seseorang sedang menunggu dan menanti kabarnya. Merenungi sikap dan perbuatanya, menyesali keacuhannya dan berjanji akan memperbaikinya, meski semuanya telah terlambat. Karena keputusan hati terkadang tak bisa di ubah lagi.


TBC

Mian late post. hope you always wait to continue this ff..


Voment jusse-yyo. gomawo all. lope you


Continue Reading

You'll Also Like

13.1M 1M 74
Dijodohkan dengan Most Wanted yang notabenenya ketua geng motor disekolah? - Jadilah pembaca yang bijak. Hargai karya penulis dengan Follow semua sos...
30.3M 1.6M 58
SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA - (Penerbitan oleh Grasindo)- DIJADIKAN SERIES DI APLIKASI VIDIO ! My Nerd Girl Season 2 SUDAH TAYANG di VIDIO! https:...
69.1K 3.3K 8
meskipun kau mantan kekasih ibuku Lisa😸 (GirlxFuta)🔞+++
201K 19.2K 71
Freen G!P/Futa • peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan. Becky Armstrong, wanita berusia 23 tahun bekerja...