A Sweet Treat For Wattpad Aut...

By AryNilandari

170K 26.4K 7K

Hanya untuk kamu yang ingin selalu meningkatkan keterampilan menulis. Karena tulisanmu menunjukkan siapa d... More

Daftar Isi
I. Sajian Pembuka
I.1. Empty Your Plate
I.2. Jadi, Intinya Wattpad Itu....
I.3. Niat
I.4. Modal
I.5. Ide
I.6. Genre
1.7. Just Write!
1.8. Outline, Perlukah?
II. Sajian Utama
II.1 Karakter
II.2. Setting
II.3 Konflik dan Penyelesaian
II.4 Emosi
II.5. POV (Point of View)
II.7 Alur, Plot, dan Struktur
II.8 Deskripsi
II.9 Logika Cerita
II.10 Judul
II.12 Etika, Moral, dan Budaya
Kelas Membuat Outline (Pemula)
Kelas Membuat Outline (Advance)
Konfirmasi Kelas Outline
Kelas Teknik Outline Kembali digelar!
Konfirmasi Kelas Outline 25 dan 27 April 2018
III. Sajian Penutup
III.1a. Study Case: Edit Revise Rewrite WMHS
III.2. Cover, Sinopsis, dan Blurb
III.6 Dari Wattpad ke Paper-Book (Penerbitan)
Pelatihan Offline
WORKSHOP MENULIS WATTPAD

II.6 Dialog

5.3K 750 194
By AryNilandari

Cerita yang isinya cuma dialog, alurnya akan terasa lambat, kurang efisien dalam menyampaikan informasi, dan penulis akan terjebak dalam pingpong kata-kata yang tidak ada gunanya dalam membangun cerita.

Cerita yang kurang dialog, alias narasi dan deskripsi berkepanjangan, kalau penulisnya tidak terampil mengolah kata, akan membuat pembaca bosan dan lelah mata.

Jadi penempatan dialog perlu keseimbangan dan ketepatan.

Apa sebetulnya dialog?

Dialog adalah salah satu elemen penting dalam fiksi. Dialog tidak sekadar menyalin percakapan dari dunia nyata, tetapi ditulis dengan cermat untuk menghasilkan manfaat berikut:

 --> Dengan efektif menyampaikan pemikiran dan emosi tokoh.

--> Menguatkan karakter dengan gaya tutur khas.

--> Menjadi tempat istirahat mata pembaca di antara deskripsi yang rapat.

--> Membawakan alur dengan lebih lambat.


Aturan Dialog

Struktur

--> Setiap kali berpindah pembicara, mulailah pada paragraf baru.

--> Ucapan, tindakan, dan atribusi yang dikaitkan dengan ucapan pembicara membentuk satu paragraf.

--> Kalaupun pembicara hanya mengucapkan satu kata, tanpa atribusi atau tindakan, tetap di paragraf terpisah.

--> Mulai paragraf baru untuk menarik perhatian pembaca pada karakter yang berbeda, meskipun karakter itu tidak berbicara.Tidak perlu ganti paragraf jika topik masih sama dan pembicaranya sama juga. Tapi kalau ucapan sudah terlalu panjang dan beralih topik, ganti paragraf tanpa kutip akhir.

--> Cara lain kalau paragraf menjadi terlalu panjang atau topik pembicaraan berubah, geser fokus sebentar ke karakter lain sebagai jeda, misalnya dengan menunjukkan reaksinya di paragraf baru.


BAIK:

"Kaupikir bisa seenaknya memperlakukan aku seperti ini?" kata Julie.

"Aku–"

"Jangan menyela, Sam. Aku belum selesai." Julie berseru sambil melemparkan buku itu ke dinding. "Kau tidak bisa melakukan ini dan berharap aku diam saja."

"Aku tahu kau marah," ucap Sam.

Julie mendengkus.

"Bisakah kita bicarakan lagi?" Sam nyaris berbisik.

BURUK:

"Kaupikir bisa seenaknya memperlakukan aku seperti ini?" kata Julie. "Aku–" "Jangan menyela, Sam. Aku belum selesai," Julie berseru  sambil melemparkan buku itu ke dinding. "Kau tidak bisa melakukan ini dan berharap aku diam saja."

"Aku tahu kau marah," ucap Sam. Julie mendengkus. "Bisakah kita bicarakan lagi?" Sam nyaris berbisik.


Pilihan Atribusi

Atribusi adalah cara penulis memberitahu siapa yang berbicara. Jika pemisahan paragraf dilakukan dengan benar pada setiap pergantian pembicara, maka kamu tidak perlu memberitahu siapa yang berbicara di setiap paragrafnya. Tiga-empat paragraf sekali sudah terlalu sering.

Ada beberapa cara untuk memberitahukan siapa yang berbicara:

Kata, ucap, ujar: paling mudah dan tidak terlalu mengganggu alur. Tapi jika terlalu sering digunakan akan menimbulkan kebosanan.

Kata kerja lain: beberapa kata kerja dapat membantu menjelaskan bagaimana kata-kata diucapkan. Bisik, teriak, bentak, gertak, ancam. Jangan berlebihan, seperti embusnya (yang diembuskan napas, bukan kata-kata)

Kata keterangan: Dia berkata lambat-lambat, dia mengucapkannya dengan pedas. Kata keterangan membantu memperjelas bagaimana kata-kata disampaikan dan dapat menggambarkan makna tersirat yang tidak tersampaikan melalui kata-kata saja, misalnya ketika si tokoh sedang menyindir. "Bagus ya, sepatumu!" katanya mencebik. Waspadai keterangan yang tidak perlu (redundan). "Aku benci kamu!" teriaknya dengan penuh kebencian.

Penjelasan: Menjelaskan bagaimana kata-kata diucapkan adakalanya berguna, tapi jangan sampai tergelincir pada klise (Misalnya: Kata-katanya sejuk dan jernih seperti air pegunungan. Suaranya yang dalam bergetar dengan hasrat tak terbendung.) Umumnya, lebih baik membuat si karakter menunjukkan emosi melalui kata-kata yang diucapkannya, daripada memberi tahu pembaca dengan penjelasan.

Tindakan: Menambahkan tindakan karakter pada paragraf yang memuat ucapannya dapat menjelaskan adegan, selain menunjukkan siapa yang berbicara. "Aku benci kamu!" Dia membanting pintu tepat di depan hidungku.

Menggunakan nama karakter: Kadang-kadang, satu tokoh menyebut nama tokoh lain dalam ucapannya. Tapi jangan terlalu sering. "Nathan, kamu bercanda kan?"

Gunakan kombinasi teknik atribusi, untuk memberikan variasi yang kaya dan menghindari kebosanan.Jangan memberikan atribusi kata, ucap, ujar dan sejenisnya lebih dari sekali dalam satu paragraf.

BAIK:

"Kaupikir bisa seenaknya memperlakukan aku seperti ini?" Ia melemparkan buku itu ke dinding. "Kau tidak bisa melakukan ini dan berharap aku diam saja."

BURUK:

"Kaupikir bisa seenaknya memperlakukan aku seperti ini?" katanya. Ia melemparkan buku itu ke dinding. "Kau tidak bisa melakukan ini dan berharap aku diam saja," sambungnya.

Jika ada tokoh yang baru bergabung dalam percakapan, sebaiknya dimulai dengan atribusi dulu.

BAIK:

Tiba-tiba Nathan datang dan menyela. "Kupikir, kalian berdua berlebihan!"

BURUK:

"Kupikir, kalian berdua berlebihan!" Tiba-tiba Nathan datang dan menyela.


Tanda Baca

Kata-kata yang diucapkan lansung ada di dalam tanda kutip ("____.")

Kalau hanya berupa pemikiran, tidak menggunakan tanda kutip. Pemikiran langsung dicetak miring. Pemikiran tidak langsung menjadi bagian narasi.

Pemikiran langsung: Dia berpikir, apakah Siska akan menegurku hari ini?

Pemikiran tidak langsung: Dia berpikir kalau-kalau Siska akan menegurnya hari ini.

Kutipan langsung: "Kurang ajar!" serunya.

Kutipan tidak langsung: Dia memaki.

Pisahkan ucapan dan atribusi dengan tanda baca yang tepat.

"Jangan menyelaku, Sam," katanya.

Dia berkata, "Jangan menyelaku, Sam."

"Menurutku," katanya, "kau tak mungkin melakukan itu."

Sam mengepalkan tangan. "Kau keterlaluan!"

"Sam! Kau dengar kataku?" Nathan mengguncangkan bahunya.

Monolog atau dialog batin

Manusia sering berdialog dengan dirinya sendiri. Terutama saat mempertimbangkan sesuatu, mengambil keputusan, dan melakukan refleksi. Unsur manusiawi ini juga muncul pada karakter dalam fiksi kalau kamu ingin menghidupkannya. Tokoh utama melakukan dialog dengan dirinya. Cara penulisannya sama dengan pemikiran langsung ataupun tidak langsung. Dan ketika pemikiran ini terucap keras-keras, maka penulisannya sama dengan kutipan langsung.



-----------------------------

Salam pembaca,

kalau kamu dapat manfaat dari tulisanku ini, mohon dukunganmu di karya author di ajang  beliawritingmarathon

judulnya PELIK.

Masukkan library/daftar bacaanmu dan vomment di sana. Penerbit Bentang akan memilih pembaca aktif untuk diberi hadiah berlangganan setahun buku terbitan mereka.

Cari ceritaku dengan cover ini


terima kasih.

Continue Reading

You'll Also Like

590K 22.7K 49
Takdir yang membawa gadis cantik selalu kena hukuman setiap harinya dari kakak lelaki nya sendiri, karena kenakalan nya dan memiliki sahabat yang sam...
1.5M 122K 154
"You do not speak English?" (Kamu tidak bisa bahasa Inggris?) Tanya pria bule itu. "Ini dia bilang apa lagi??" Batin Ruby. "I...i...i...love you" uca...
462K 42.1K 94
Takdir kita Tuhan yang tulis, jadi mari jalani hidup seperti seharusnya.