UNTRUE (BTS FanFict)

PeachesKim

192K 22.3K 2.8K

BUKAN BOY X BOY, BUKAN YAOI, BUKAN GAY :) Dipertemukan dengan mu membuat ku sadar, jika melanggar adalah hal... Еще

Prologue
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
FRANK
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Heart Throb
Part 34

Part 29

3.9K 503 156
PeachesKim

Sayang-sayangnya Kim...

Sudah berapa lama kita tak berjumpa 😭😭😭

Mianhae bru bisa update, ini sumpah Kim sibuk banget smp wkt itu sempet drop dan masuk rumah sakit huhuhuhu😭😭😭😭

Jangan pada kabur yaaaa

Tunggu updatean Kim terussssss

사랑해😘😘😘

***

"Sadarlah bodoh. Si gila ini menyukaimu"

Setelah sukses mengucapkan kalimat laknat itu, Jungkook kembali meraup bibir Mirae. Memberikan lumatan-lumatan kecil yang membuat sepasang mata di hadapannya itu perlahan tertutup.

Untuk yang kesekian kalinya, Jungkook ingin bertanya.

Apakah... dia salah karena menginginkan gadis ini menjadi miliknya secara utuh?

***

Mirae menatap televisi di hadapannya dengan malas.

Jangan tanya sudah berapa kali dia mengganti siaran karena jawabannya tidak terhingga.

"Hhh..." bibir marumnya mendesah. Punggung mungil itu terhempas dalam empuknya sandaran sofa.

Matanya yang sempat terpejam terbuka perlahan. Yang dengan singkat membuat juntaian lampu kristal memenuhi pandangannya.

Jika di fikir-fikir, hidupnya malah jadi seperti fanfiction.

Masuk di kehidupan dua pria. Benci jadi cinta.

Gila. Yang benar saja.

Hmm, atau mungkin drama.

Drama keluarga seperti The Heirs. Cinta segitiganya Dokseon, Jeongpal dan Choi Taek. Permusuhan, pertenggakan, perebutan seperti drama school 2015. Cucuran air mata ala Uncontrollably Fond. Hidup bahagia selamanya seperti Choi In Ha dan Choi Dal Pho di Pinocchio.

Heol, bullshit.

Mirae menggeleng kuat menyingkirkan bayangan-bayangan aneh di dalam kepalanya.

Wah, tampaknya bir berefek besar atas kesehatan jiwa Mirae.

"Awh..."

Mirae tersentak.

Bukan, itu bukan suara Mirae.

Kepalanya yang tergeletak di sandaran sofa seketika langsung menegak.

Ringisan seseorang yang ia kenal mengalun lembut mengalahkan nyanyian di televisi.

Mirae refleks menoleh menghadap sesosok laki-laki yang berjalan dengan sulit.

Taehyung.

Dia tengah memegang kotak P3K, kakinya terpincang-pincang, rambutnya basah dan acak-acakan. Tapi, bajunya sudah berganti dengan baju rumahan.

Matanya menatap Mirae dalam. Ada sesuatu yang tersirat dan tak bisa Mirae definisikan dari benda bulat itu.

Dunia seketika terasa hening.

Suara televisi yang seharusnya ia dengar malah hilang tiba-tiba.

Mirae harus pergi dari sini. Mirae menunduk dan beranjak berdiri.

Berjalan yang sialnya ke arah Taehyung untuk berlalu menuju tangga kamarnya.

"Tetaplah disini"

Mirae membeku. Berdiri tak berani menoleh ke arah Taehyung yang sedang bergumam tepat di sampingnya.

Suara bariton itu bergetar. Sedikit berbisik yang memberikan sensasi aneh di perut Mirae.

"Ada apa?"

Mirae memberanikan diri untuk berbalik membuat dirinya bisa lihat bagaimana ekspresi Taehyung yang terkejut walau sekilas.

Mata tegas itu sempat membulat, lalu berangsur tenang setelah Taehyung menghembuskan gumpalan udara hangat yang nenerpa wajah Mirae.

Laki-laki itu beralih menatap dirinya. Melupakan tujuan semula untuk memberikan obat pada luka, karena nyatanya luka sungguhan Taehyung ada di depan matanya.

"Maaf. Maaf, untuk saat ini aku hanya bisa mengatakan itu"

Mirae bergeming. Matanya menatap manik indah yang sedang memandanginya itu dengan lamat.

Mencoba mencari celah dimana Taehyung bisa berbohong.

Tapi...

Hatinya yakin itu tulus walau fikirannya berkecamuk. Perbedaan yang begitu kontras untuk menciptakan euphoria didalam dirinya.

"Ak-"

"Ibu pulang!!!"

Mirae dan Taehyung sontak menoleh terkejut. Pekikan girang dari ibunya tadi membuat kata-kata Taehyung terhenti dan jantung Mirae yang akan copot.

Ah... Ibu.

"Omo, Taehyung?! Ada apa dengan kaki mu, eoh?"

Mirae melangkah mundur saat ibu berjalan setengah berlari ke arah mereka. Wajahnya dipenuhi dengan kerutan kekhawatiran.

Mata Mirae ikut bergulir ke arah kaki Taehyung yang terangkat. Yang kembali membuat dia terkejut untuk... entah untuk keberapa kalinya.

Ibu menyerocos tanpa henti dengan mendorong Taehyung cepat menuju sofa. Tangannya membolak-balik kedua kaki Taehyung. Yang ternyata bukan hanya di satu kakinya, tapi kedua-duanya.

"Dia kenapa? Ada apa dengan kakinya?"

Mirae mendanga menatap paman Kim yang berdiri di sampingnya. Dua bola mata teduh itu menatapnya dengan tenang. Kontras sekali dengan ibu yang panik bukan kepalang.

"Maaf paman, tapi aku tidak tahu"

***

Hari ini sungguh bukan hari yang begitu baik untuk Mirae.

Pagi-pagi sekali sudah harus berbohong pada ibunya soal terlambat bangun dan kesiangan.

Itu dia lakukan hanya untuk tidak berangkat bersama Taehyung.

Setidaknya menghindar adalah hal yang tepat untuk saat ini. Mirae benar-benar belum siap untuk bertemu Taehyung setelah di ruang keluarga kemarin.

"Ah, benar-benar..."

Tangannya memijat keningnya perlahan. Semua masalah ini benar-benar membuatnya gila. Semuanya seolah menghantam kepalanya bertubi-tubi.

"Mungkin aku harus ambil buku yang lain" Mirae berbisik terlebih untuk dirinya sendiri.

Tubuhnya bergerak pelan mencoba untuk tidak menimbulkan suara sedikitpun. Matanya melirik si penjaga yang sempat menyentaknya karena menimbulkan suara berisik dengan menarik kursi.

Bukan tanpa alasan jika Mirae disini. Cafeteria ataupun kelas bukan tempat yang baik untuk kelangsungan hidup jantungnya.

Taehyung selalu ada di cafeteria dan Jungkook selalu menyusul Jimin terlebih dahulu di kelas Mirae.

Oh, Mirae baru paham soal neraka dunia.

Mirae melangkah perlahan. Wewangian khas kertas usang menguasai penciumannya. Matanya bergulir menatap teliti.

"Ah... itu dia" Mirae meninjit. Buku yang ia inginkan ada tepat di atasnya.

"Ck, menyebalkan. Rasanya aku tidak sependek itu"

"Kau memang pendek"

"Eh?" Mirae hampir terjengkang kalau tanganya tidak langsung memegang sisi rak.

Semua terjadi dengan begitu singkat. Sebuah tangan besar terjulur di sampingnya.

Membuat tubuh Mirae menegang. Terlebih, soal siapa sosok itu.

Aroma hingga dada hangat yang sekarang menempel di punggungnya. Mirae jelas tahu.

"Sampai kapan aku harus memegangi ini?"

Mirae diam. Sekarang tubuhnya malah seolah membatu. Seseorang... bantu dia.

"Jeon Jungkook, cepat bawa ini ke ruangan ku"

Suara memerintah dari ujung perpustakaan membuat Jungkook berdecak kesal. Mirae sendiri masih bertahan dalam keadaan dada yang berdentum hebat.

Apa ini... tolong jangan begini.

"Ck, aku taruh di sini- Baik saem! Aku akan kesana"

Tangan Jungkook kembali terjulur melewati atas kepala Mirae, menaruh buku yang Mirae inginkan tepat di hadapan gadis itu.

Sepersekian detik Jungkook mundur dan meninggalkannya.

Lagi-lagi ini membuatnya merasa aneh.

Tanpa sadar tangannya bergetar, mengepal di samping tubuhnya dengan erat.

Kenapa harus laki-laki sebaik Jungkook yang ia sakiti? Kenapa dia tidak menyukai Jungkook saja?

***

Bunga azaleas di pinggiran jalan bermekaran dengan indah. Aroma hangat musim semi membuat ku banyak tersenyum siang ini.

Terlepas dari dua laki-laki diluar kata normal itu, aku berdiri di depan gerbang sekolah dengan rasa bosan yang mulai memuncak.

"Engh? Kau dimana, paman Cha?"

Aku sudah setengah gila. Mondar-mandi tidak karuan dengan ocehan yang menyebut nama paman Cha, hingga hampir tertabrak motor Wonwoo si ketua kelas.

"Woa? uri Mirae... belum pulang?"

Aku tersentak bukan main. Tubuhku akan terjungkal kebelakang kalau saja Jimin tidak berdiri di sana.

Oh, Tuhan ku. Aku bisa serangan jantung karena wajah tersenyum Heosok yang muncul tiba-tiba.

"Kalau aku sudah pulang mana mungkin aku disini?" aku mencoba tersenyum walau sebenarnya tidak ingin.

Namjoon dan Seokjin tertawa dengan saling pandang. Jimin di belakang ku ikut-ikutan. Tapi, seperti biasa untuk Yoongi. Dia terlihat tenang dengan wajah tampannya.

Sumpah. Tidak bohong. Dia. Tampan. Sekali.

"Kerja bagus Mirae. Si kuda memang harus meningkatkan lagi cara berfikirnya"

Sekarang, aku terkejut lagi. Kali ini terkejut karena senyuman Yoongi yang baru aku lihat. Laki-laki itu berlalu dengan menepuk bahuku pelan dan memukul dua kali pipi Heosok.

Entah alasannya apa, tapi itu cukup membuat tubuhku memanas.

"Mau kemana?" Jimin setengah berteriak. Sedangkan Yoongi sudah berlari menyebrang jalan dengan menggangkat kunci mobil tinggi-tinggi.

"Si kura-kura tua itu butuh tidur" rasa geli turun memenuhi perut ku. Itu membuat tawaku meledak karena mendengar ucapan Heosok. Tampaknya dia ingin balas dendam.

"Tidak ikut Taehyung?" sekarang giliran Jimin yang masih bertahan di belakangku. Dia menaikkan salah satu alisnya dengan menatapku.

Seharusnya dia tidak perlu bertanya, kan?

"Tidak, aku pulang dengan paman Cha" aku menggeleng.

"Namjoon sunbae?!"

Namjoon yang di teriaki namanya langsung mengalihkan pandangannya dari ku.

Aku ikut-ikutan. Seorang anak laki-laki berlari dengan seragam basketnya. Wajahnya memerah dengan keringat yang sudah membajiri.

Kalau aku tidak salah, namanya Hyunbin.

"Ada apa?"

"I-itu..." nafasnya tersengal. Hyunbin mencoba berbicara.

"Berbicaralah dengan benar" Jimin berjalan mendekatinya. Dia pasti penasaran. Sama seperti ku.

"Jungkook... Jungkook dan Taehyung. Mereka berkelahi di lapang basket"

***

Mirae terkejut bukan main. Dirinya langsung berlari bersama Namjoon dan lainnya.

Setaunya Taehyung dan Jungkook bukan pasangan duel yang sering bermasalah. Bahkan mereka terlalu akrab jika harus di sebut teman.

Segerombolan anak basket di tengah lapangan terdengar ricuh. Tak ada yang berniat untuk melerai di antara mereka.

"Yah, berhentilah Jeon Jungkook!"

Namjoon berteriak keras. Menggema di lapangan basket yang memang berada di dalam ruangan.

Kerumunan terbelah. Memperlihatkan keadaan Jungkook dan Taehyung yang sudah tak beraturan.

Taehyung terbaring dengan nafas tersengal, sedangkan Jungkook masih sibuk menghantam wajah temannya itu dengan beringas.

Darah yang mengalir dari wajah keduanya membuat tubuh Mirae membeku di tepi lapangan.

"Aku bilang berhenti!" Namjoon bergerak menarik Jungkook dengan paksa. Jimin ikut memegangi Jungkook yang mencoba untuk memukuli Taehyung.

"Hyung, seharusnya kau biarkan aku menghabisi orang itu!" Jungkook meronta dalam pegangan Namjoon.

Laki-laki tinggi itu langsung menarik kerahnya dan melayangkan pukulan keras ke wajah Jungkook.

Mirae hampir menjerit kalau Heosok tidak memegangi bahunya. Laki-laki itu seolah tengah menenanginya di tengah kekacauan yang ada.

Bumi seolah diam seketika.

Tak ada yang bersuara selain deruan nafas yang saling bersautan.

"Bodoh!"

"Apa? Siapa yang bodoh? Aku atau Taehyung? Eoh?" Jungkook menyahut upatan Namjoon dengan memikik. Tanpa repot-repot memikirkan ujung bibirnya yang sobek.

Mirae bisa lebih bagaimana kacaunya penampilan laki-laki itu. Tatapan dengan amarah membara yang baru Mirae Lihat.

"Itu untuk apa yang kau lakukan pada Mirae! Berterima kasihlah padanya. Sumpah demi apapun aku bisa saja membunuhmu jika gadis bodoh itu tidak datang!"

BUGH

Jungkook terhuyung. Lantai menyapa tubuhnya dengan manis. Melihat pukulan keras yang lagi-lagi menghantam Jungkook membuat Mirae memekik. Kali ini Heosok membiarkannya.

Bukan Namjoon atau Taehyung. Tapi, Jimin. Laki-laki itu menghela nafas sejenak dengan menatap langit-langit.

Sebenarnya dia tidak ingin melakukan ini. Apa lagi pada Jungkook.

"Berdiri, cepat kita pulang"

Bukannya membantu Jungkook, Jimin berlalu setelah melempar tas milik laki-laki kelinci itu tepat di wajahnya.

Ruangan kembali senyap setelah bantingan pintu beberapa detik yang lalu. Mirae masih mematung menatap Taehyung yang sesekali merintih.

"Ayo Heosok, kita harus bawa bocah ini sebelum dia mati dan gentayangan di sekolah"

Namjoon mendesah frustasi. Tak habis fikir dengan apa yang kedua temannya lakukan. Sepakat, mereka gila.

Untuk pertama kalinya ada pertengkaran di pertemanan mereka. Dan yang membuat Namjoon merasa tidak masuk akal adalah, ini semua terjadi karena gadis di ujung lapangan itu.

 
 
  
  
 

#Tae's💞

AK-AKU... AKU INGIN BERBAGI JERITAN SEBENTAR.....

INIIIII YA TUHAN DEMI APAPUN!!!!

KIM LG TERGILA2 SM ANAK PDC101 YG SATU INIIIIII

GILA KANG DANIEL COOL BGTTTT BGTTTT BGTTTTTTT 😭😭😭😭😭😭

GANTENG BGTTTTTTTTTTT YA TUHAN YA TUHAN AAAAAAAAAAAAAAAA 😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱

DAN PAS DILIHAT KAYA GINIIIIIIIIIII YAMPUN

SUAMIABLE BGT ASDFGHJKL@#&*-+=()

IYA, SUAMI BARU KIM HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA

HMMMMM FIX INI FIX KIM JATUH CINTA BUAT KANG DANIEL 😭😭😭😭😭😭

*apa sih*
*gaje badai*
*efek kurbel*
*oke bai*

Продолжить чтение

Вам также понравится

Adopted Child k

Фанфик

164K 26.2K 48
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
87.6K 6.6K 47
cerita fiksi jangan dibawa kedunia nyata yaaa,jangan lupa vote
48.4K 8.1K 12
Yang publik ketahui, kedua pemimpin perusahaan ini sudah menjadi musuh bebuyutan selama bertahun-tahun lamanya, bahkan sebelum orang tua mereka pensi...
1.1M 61.6K 65
"Jangan cium gue, anjing!!" "Gue nggak nyium lo. Bibir gue yang nyosor sendiri," ujar Langit. "Aarrghh!! Gara-gara kucing sialan gue harus nikah sam...