You Are My Baby

By amnesya_

10.5M 543K 10.6K

Edisi Revisi|| ada Chapter yang di private sebelum baca lebih baik follow terlebih dahulu ---------------- S... More

Baca please
Yay
Prolog
Chap 1
Chap 2
Chap 3
Chap 4
Chap 5
Sorry
Chap 6
Chap 7
Chap 8
Chap 9
Author-about private
Chap 10 (Private)
Cek coba
Chap 11
Chap 12
Chap 13
Chap 14
Chap 15- 18+
Chap 16
Chap 17
Chap 18
Chap 19
Privat
Chap 20- Private
Cek yuk!
Chap 21
Chap 22
Chap 23
Chap 24
Chap 25
Di luar dugaan
Chap 26
Chap 27- Be faster, honey!
Part 28- Oh Megan!
Chap 29-Honeymoon!
Chap 30
Chap 31-She's cute
Chap 32-Happiness and Sadness
Cast
Chap 33-Ruined Everything
Chap 34-Destiny
Chap 35-will be over!
Baca ya.
Chap 36- A regret
Chap 37-This is Bella
CHAP 38-My love's gone?
Chap 39-Sensitive
Chap 40-
Backstreet
Chap 41-Side of Kevin's
Chap 43-Blood
Libur
Chap 44~U & Me
Chap 45-Sleep tight, Baby
Aku sakit hati
Chap 46-Aiden
Chap 47
Trailer sudah up
Chap 48-Done
Extra Part
@jupitermadison

Chap 42

117K 7.7K 165
By amnesya_

Maaf bgt kalo jelek, soalnya yang di dpt cuma ini di otak wkwkwkwk. Siap2 buat next chap yaaaaa.... wkwkkwk

Clue: Jason Come Back
---------

"Ini makanan yang mama pesankan untuk mu, Kevin." Ucap seorang wanita yang usianya sekitar 27 tahun, tubuhnya yang ramping, wajahnya yang cantik dan rambutnya yang panjang. Dia adalah Tiara Valentine, istri baru Baron.

Kevin hanya terdiam, seperti tidak nafsu pada makanan yang sudah di hidangkan di atas meja. Padahal makanan yang tersedia terlihat nikmat, satu porsi steak sirloin dan minumannya ice chocolate.

"Kevin, mama Tiara memberikannya untukmu. Ayok dimakan." Ucap Baron dengan tersenyum. Namun, kalau Kevin yang melihatnya, itu sebuah senyuman paksaan.

"Tidak, aku sudah kenyang." Kevin menggeleng dan membuang wajahnya.

"Kamu belum makan lho." Baron kembali berucap.

"Sudah, bahkan makanan yang sudah aku makan jauh lebih nikmat dari pada ini."

"Memangnya kamu makan apa, sayang?" Tanya Tiara memberikan perhatian pda anak lelaki dari suaminya.

"Masakan mama dan satu lagi, namaku Kevin bukan Sayang. Menjijikan!" Cerca Kevin dengan berani dan berhasil membuat Baron emosi "Tunggu sebentar, aku ada urusan dengannya. Kamu makan terlebih dahulu." Pamit Baron mengecup dahi Tiara dan berlalu sambil menarik tangan Kevin dengan kasar.

"Siapa yang mengajarimu seperti itu?!!" Bentaknya setelah keluar dari restoran dan mendorong tubuh Kevin dengan kasar.

"Seharusnya kamu bersikap sopan pada mama Tiara sama seperti kamu sopan pada Ina (Maulina)!!!" Ucapan Baron berhasil membuat Kevin marah, sampai kapanpun dia tidak akan mau menyamakan Tiara pada Maulina, mereka berbeda dan tak akan sama sampai kapanpun.

"Seharusnya kamu juga menyikapi mama sama seperti tante lain itu!!!" Kevin sudah tidak sudi memanggil Baron papa lagi, papa macam apa seperti dia? Yang meninggalkan kelurga hanya demi egonya?

"Berani kamu dengan papa??!!"

"Untuk apa saya takut dengan pria seperti kamu?!! Kamu bukan lagi papa saya dan Elina!!"

Mungkin beberapa orang memperhatikan mereka, seolah tidak ada rasa malu, Baron melakukan hal itu pada anaknya sendiri di depan umum.

Bahkan tukang parkir yang sedari tadi memperhatikan mereka, hanya bisa terdiam. Tidak berani melerai keduanya.

"Brengsek!" Umpat Baron yang menampar anaknya itu sampai tersungkur, aspal yang panas berhasil melukai sikunya yang mulus berubah menjadi lecet dan mengeluarkan darah.

Sebisa mungkin Kevin menahan tangis, karena sikunya terasa panas dan perih. Namun, kata Maulina. Laki-laki pantang untuk menangis dan itu di terapkan olehnya.

Tiba-tiba seorang wanita membantunya "Bibi cantik." Ucap Kevin melihat wanita yang di panggilnya 'Bibi cantik'

"Bangunlah." Ucapnya. Bibi cantik yang dimaksud oleh Kevin adalah Molly.

Ya, baru saja Molly tiba dan tak sengaja dirinya mendengar keributan itu dan tak ada satu pun yang melerainya. Di restoran ini juga, dirinya memiliki janji dengan Mely dan juga Bella.

Dia ingat pria di hadapannya, saat bertemu di snow world bersama bocah lelaki ini yang dengan menuduh menculik adiknya.

"Kau ayahnya? Kenapa kasar?" Tanya Molly berdiri di depan Kevin dengan tujuan melindungi bocah yang baru saja mengalami kekerasan.

"Urusan mu apa??!!"

"Memang aku tidak ada urusan antara kalian! Tapi aku tidak suka, jika seseorang melukai anak kecil."

"Kevin, ikut papa. Kita harus kembali ke dalam." Ucap Baron membuat Kevin menggeleng cepat dan semakin melindungi dirinya di balik tubuh Molly. Di cekal tangan Baron oleh Molly.

"Jangan memaksa! Dia tidak mau!" Molly membuang tangan Baron dan menatapnya sengit.

"Biarkan anak mu padaku, silahkan anda masuk ke dalam dan ku pastikan dia aman ."

"Tidak bisa, dia harus bersama ku!"

"Lakukan apa yang suruh atau ku telfon polisi untuk menindak lanjuti kasus mu?"

-----------
[Molly]

Siang ini aku berniat bertemu dengan Mely dan Bella, rasanya ingin sekali merasakan kembali masa sebelum aku menikah. Dan hangout bersama mereka mungkin akan meminimalisirkan rasa rinduku pada Piter yang sudah pergi sejak dua hari lalu.

Di restoran inilah aku bertemu, tapi tunggu. Kenapa ada keributan di sana, aku melihat pria yang tak asing bersama bocah kecil yang sepertinya beberapa minggu lalu bertemu di...... Snow World. Ya di sana.

Persetan, tidak ada yang melerai. Kulihat anak itu terlihat berani pada lelaki yang ku tebak dia ayahnya. Sebentar, dia baru saja menampar anak itu.

Dengan cepat aku keluar dan memarkirkan mobil secara sembarang lalu mendekati mereka.

Aku membantunya untuk bangun dari posisi tersungkurnya di aspal siang bolong.

"Bibi cantik." Ucapnya yang membuat terdiam, Bibi Cantik? Dia memanggilku dengan sebutan itu? Kenapa aku kesannya tua sekali.

"Bangunlah." Ucapku membantunya untuk berdiri.

Terjadilah perselisahan diantara kami, aku dan pria berjenggot ini. Orang-orang yang hanya bisa melihat kami dengan tatapan penuh tanda tanya, pasti mereka mengira aku ini istri dari dia?!! OH BIG NO!!

Heii! Aku sudah memiliki suami dan suamiku jauh lebih tampan dari dia, ujung kukunya saja tidak bisa di samakan.

"Lakukan apa yang suruh atau ku telfon polisi untuk menindak lanjuti kasus mu?" Ancamku yang membuatnya hanya terdiam.

Sedetik...

Dua detik...

Fine! Ini keputusanku.

"Pergi saja susah, ya sudah kami saja yang pergi." Ucapku yang melihat pria itu hanya diam tanpa mendengar ucapanku. Aku memilih untuk membawa anak ini ke dalam mobil dan membersihkan lukanya.

Ku bersihkan lukanya yang kotor dengan kotak P3K yang di sediakan oleh Piter di mobil kesayangannya ini, Black Audi A6. Mobil yang dulu sempat aku tabrak bodi belakangnya dan sekarang berubah menjadi mulus kembali.

Aku sempat bertanya, kenapa mobil ini tidak di pakai lagi olehnya dan dia mengatakan "Mobil ini akan menjadi sejarah di hidupku, aku tidak mau merusak kenangannya." Aneh, memang aneh lelaki itu. Tapi, segitunya kah sampai dia tidak mau merusak kenangan saat kami bertemu? Oh Piter aku semakin merindukan mu.

"Terimakasih bibi cantik." Ucapnya setelah aku membalut plester di sikunya yang sudah bersih dari darah dan debu.

"Sama-sama ehmm Kel..."

"Kevin, bukan Kelvin." Ucapnya yang membuatku nyaris salah mengucapkannya.

"Sama-sama Kevin, panggil aku tante atau auntie. Aku kesannya terlalu tua jika kamu memanggilku Bibi."

"Baiklah, auntie cantik." Ucapnya yang membuat ku gemas. Akankah anakku akan tumbuh seperti dia? Tampan dan humoris? Berbeda dari pria tadi yang kesannya sangat arogan.

Aku memilih untuk mengatarnya pulang, kasihan dia. Pasti mamanya akan mencarinya jika tidak aku antar. Sebelum aku mengatarnya, aku memberitahu Bella dan Mely untuk membatalkan acara kita dan di gantikan esok hari atau lusa. Tergantung dari mood ku.

"Depan belok kanan." Aku mengikuti petunjuknya, perumahan ini sangat asing. Banyak pohon dan terlihat asri di sini, rumah disini juga minimalis tidak ada yang mewah. Semua sama, kalian tau rumah squidward versi perumahannya? Nah seperti itu, satu blok perumahan ini tipe rumahnya sama semua.

"Itu mama!!!" Pekiknya saat aku melihat seorang wanita menggendong bayi, tunggu! Kenapa wajah bayi itu tidak asing bagiku.

Setelah aku memberhentikan mobil, aku langsung turun dan menemui ibu dari Kevin.

*****
[Normal]

Wajah Maulina seketika pucat saat melihat sebuah mobil yang sangat dia ingat berada di hadapannya, dia pernah melihat mobil itu di tepi hutan, dimana dirinya meletakan Elea dan membiarkannnya sendiri.

"Mama." Ucap Kevin membuat tersadar. Dan saat melihat wanita itu, dia sempat terpukau pada Molly yang terlihat cantik dengan dress berwarna biru langit.

"Selamat siang." Sapa Molly dengan ramah dan meminta berjabat tangan.

"Si..siang." Balas Maulina dengan gugup. Sebisa mungkin dia menutupi kegugupannya.

Apa dia yang sudah membawa anakku dan merawatnya?

"Saya kemari hanya mengatar Kevin pulang." Ucap Molly dia tidak mengucapkan apa yang baru saja terjadi antara Baron dan Kevin. Karena saat di mobil, Kevin sudah meminta agar tidak cerita pada mamanya tentang kejadian tadi.

"Terimakasih, mari masuk. Segelas teh hangat sebagai ucapan terimakasih ku untuk mu." Molly mengangguk dan masuk ke dalam rumah yang minimalis itu. Kevin langsung berlari untuk masuk ke dalam kamarnya dan berganti pakaian.

Saat sudah duduk dan sebuah teh hangat sudah tersaji di hadapannya. Di seruput teh yang nikmat itu dan terciptalah sebuah obrolan, sampai mereka berkenalan satu sama lain.

"Molly, boleh aku bertanya?" Molly mengangguk.

"Apa kamu pernah ke tepi hutan pinus beberapa bulan lalu?" Tanya Maulina, rasa penasarannya sudah sangat membesar. Dia harus menanyakan hal penting ini padanya.

Maulina mewanti-wanti apa jawaban Molly "Iya dan di sana aku menemukan seorang pria dan juga----" Maulina merasakan keringat dingin di tubuhnya karena menunggu ucapan Molly.

"Dan juga?"

"Bayi perempuan, yang sekarang aku angkat menjadi anak." Bagai di sambar petir, benar. Dia lah orang yang sudah membawa anaknya.

Maulina menitipkan Elina pada Molly dan dia berlalu menuju kamar untuk mengambil sesuatu yang akan di tunjukan pada Molly.

"Ini bayi yang kamu ambil?" Tanya Maulina menyodorkan sebuah foto dua bayi di bedong menggunakan kain sederhana.

Maulina sempat memfoto dua anak kembarnya, sebelum dia meletakan Megan di tepi hutan. Dia mencetak foto itu, kemudian di simpan sampai sekarang.

Di ambil foto itu dan Elina dikembalikan pada ibunya. Molly terkejut saat melihat foto yang di berikan Maulina, dia ingat kain yang di gunakan Megan kala itu. Kain garis-garis yang dulu sedikit kotor sama persis dengan di foto.

"Bayi yang kau bawa adalah anakku." Ucapan Maulina membuat Molly syok.

Jadi dia ibu biologis Megan? Yang membuangnya secara tega?

"Jadi kamu yang membuangnya?" Tanya Molly dengan mengeraskan rahangnya.

"Aku tidak membuangnya, hanya saja aku memberikan anak itu pada orang yang jauh lebih mampu untuk merawatnya."

Molly berdiri dan meletakan foto itu di atas meja. "Lalu? Setelah kamu mengatakan hal itu, aku akan menyerahkannya pada mu?"

"Jika kau tidak keberatan, aku ingin anak ku kembali." Maulina berdiri dan tangannya tetap menggendong Elina.

Molly merasa matanya memanas dan matanya sudah mulai berkabut "Enak sekali kau bicara seperti itu!!!" Molly menoleh.

"Ku mohon."

"Sulit untuk merelakannya dan memberikannya pada mu. Ku rasa hal itu tidak akan terjadi. Permisi." Ucap Molly mengambil tas nya dan pergi dari rumah itu.

Sampai kapan pun, Megan tidak akan aku dilepaskan. Tega? Masa bodo. Kali ini aku ingin menjadi egois, untuk mempertahankan apa yang harus aku pertahankan.

#TBC
Nah loh nahloh!!!! Maulina dan Molly udh ketemu!!! Megan bakal ke siapa ya?? Maulina atau Molly?????

Continue Reading

You'll Also Like

926K 84.9K 22
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
1.1M 41.6K 62
Menikahi duda beranak satu? Hal itu sungguh tak pernah terlintas di benak Shayra, tapi itu yang menjadi takdirnya. Dia tak bisa menolak saat takdir...
351K 18.5K 32
Galla pratama seorang badboy cadell yang baru saja masuk sekolah barunya,dan dia sudah membuat masalah di sekolah barunya itu. * * * Ravindra adipta...