MARIPOSA

By Luluk_HF

133M 4.3M 832K

(NOVEL MARIPOSA SUDAH ADA DI GRAMEDIA SELURUH INDONESIA) Maaf ini bukanlah cerita Bad boy yang bertemu good g... More

1 - Prolog
2 - Gadis Gila dan Pria Hati Batu
3 - Anak Baru?
4 - Pingsan
5 - Satu!Dua!Tiga!
6 - Misi Natasha
7 - Misi Gagal Natasha!
8 - Nonton bareng
9 - Kejadian di Kantin
10 - Maaf
12 - Bye-Bye Mr. Guanna
13 - Menjauh
14 - Sandiwara Labirin
15 - Kepastian Hati
16 - Antara Otak dan Hati
17 - Hari Sakral
18 - Kesempatan Terakhir
19 - IYA atau TIDAK!
20 - Tuan Puteri & Pangeran
21 - Acha bukan seperti itu!
22 - Problem
23 - Rumah Acha
24 - Sayang
25 - Permintaan Pertama
26 - Kencan?
27 - Dua Pesan
28 - Kecemasan
29 - Sihir Cinta
30 - (FOR ALL READERS MARIPOSA WAJIB READ!)
31- Selamat Malam
32 - Pelaku
33 - Cantik
34 - Tamu tak diundang
35 - Pernyataan cinta?
36 - Yaudah
37 - Kencan (1)
38 - Prasasti Hidup
39 - GGN
40 - TRAILER MARIPOSA
41 - Are you Kay?
42 - After Ten Days
43 - Dia kembali
44 - HAPPY BIRTHDAY NATASHA
45 - Penantian
46 - 30 Detik ?
INFO Penting Mariposa
VOTE COVER NOVEL MARIPOSA
MARIPOSA AKAN SEGERA DI FILMKAN?
INFO PRE-ORDER NOVEL MARIPOSA
MARIPOSA MEMBERI INFO
CHATTIME MARIPOSA
NOVEL GLEN ANGGARA ?
PENGUMUMAN NOVEL 12 CERITA GLEN ANGGARA

11 - Selimut Tetangga

1.8M 95.8K 9.9K
By Luluk_HF


Bercak berwarna cokelat-kemerahan mengotori sepanjang lantai putih sekolah, pagi ini hujan tiba-tiba turun dengan deras. Matahari nampaknya sedang bersedih, seperti hati seorang gadis yang cintanya bertepuk sebelah tangan!.

Hujan deras menyebabkan banyak siswa-siswi membawa payung, jas hujan, diantar dengan mobil dan lainnya. Begitu pula dengan Acha. Ia biasanya membawa motor sendiri ke sekolah, namun kali ini, Ia meminta antar Tante-Mama.nya.

"Cha..." panggil Kirana, nama wanita berparas cantik dan tubuh semapai bak model yang berstatus Mama-Tiri Acha. Bahkan di sekolah Acha dulu, SMA Trisakti, ketika pengambilan raport, banyak yang mengira Kirana adalah kakak Acha.

"Apa Tante-Mama?" sahut Acha dengan nada lemah.

"Tumben anak tiri mama nggak semangat?" tanya Kirana heran.

Anda mendengus pelan, ia menatap mama tirinya dari atas sampai bawah. Acha geleng-geleng melihat dandanan mama tirinya saat ini. Sangat ajaib.

Kaos hitam bertuliskan EXO-Planet, snapback dikepala betuliskan BTS, pakai syall merah rajut yang kayak di Drama Korea itu, dan terakhir rambut diwarna-warni kayak perpaduan cabe merah dan cabe hijau. Mengenaskan!.

"Tante-Mama mau kemana sih?" tanya Acha lebih heran.

Kirana tersenyum sumringah, mengibaskan rambutnya ke belakang.

"Biasa, ada Meet-up dengan semua Fandom. Mulai dari Exo-L, Army , ELF, dan VIP dan lainnya" jawab Kirana.

Acha bergidik ngeri, tak paham apa yang dimaksudkan Mama tirinya. Wanita itu benar-benar maniak dengan hal-hal yang berbau korea!. Acha buru-buru mengambil tas-nya yang ada di kursi belakang.

"Acha masuk ke sekolah dulu. Bentar lagi bel" ucap Acha meraih tangan Kirana dan menyalami.

Acha keluar dan membuka payung untuk menutupi tubuhnya dari rintikan hujan.

"Hati-hati, nanti kalau minta jemput telfon mama" teriak Kirana agar anaknya terdengar.

Setelah melihat Acha masuk ke dalam sekolah, melewati gerbang, Kirana beranjak dari sana. Perjalananya ditemani dengan lagu dari Tiwice-TT.

"I'm like TT"

"Just Like TT"

"Neomuhae Neomuhae"

****

Iqbal membersihkan tasnya yang sedikit terkena percikan air hujan, ia lupa tidak membawa payung, alahasil dari parkiran sampai ke dalam lobi sekolah ia harus berlari dan sedikit terkena hujan.

Iqbal menarik tissue yang diberikan Rian kepadanya. Tumben pria itu sedang berbaik hati. Iqbal merasa risih karena sedari tadi Rian terus mengawasinya.

Iqbal menatap Rian.

"Kenapa?" tanya Iqbal jengah.

Rian nyengir tanpa dosa, ia mengeluarkan ponselnya dan mengulurkanya ke Iqbal.

"Apaan? Lo ngasih gue ponsel?" tanya Iqbal bingung. "Gue nggak ultah"

Rian mendengus pelan.

"Nomer Acha!" ucap Rian."Gue minta nomer Acha"

Iqbal terdiam sedikit lama, ia menatap Rian kemudian menatap ponsel Rian secara bergantian. Jujur, Iqbal terkejut namun dirinya berupaya untuk menyembunyikanya dengan rapi. Iqbal mengontrol raut wajahnya.

"Bu....buat apa?" tanya Iqbal basa-basi.

"Ada deh pokoknya." Jawab Rian sok misterius. "Lo nggak mau ngasih?"

"Katanya lo nggak suka sama Acha? It's okay dong kalau gue minta nomer Acha" serang Rian bertubi-tubi.

Iqbal menghela berat. Ia mengambil ponselnya dari dalam tas. Malas berdebat dengan Rian.

"Gue nggak jadi minta! Tuh anaknya datang! Gue bisa minta sendiri!" ucap Rian sembari menepuk bahu Iqbal.

Iqbal mengangkat kepalanya, benar yang dikatakan Rian. Ada Acha yang sedang berjalan mendekat ke bangkunya dengan membawa kotak bekal yang biasany Acha berikan untuk Iqbal.

"Ini buat Iqbal" ucap Acha menyodorkan bekalnya.

Iqbal mengangguk pelan, tak membuka suara sedikitpun. Ia meraih kotak bekal Acha dan memasukanya begitu saja ke kolong meja.

"Iqbal nggak ada yang ingin diucapkan ke Acha?" tanya Acha berharap.

"Nggak ada" jawab Iqbal tanpa berpikir.

"Beneran nggak ada?"

"Nggak!"

"Ucapin selamat pagi Acha gitu?"

"Males!"

Acha tersenyum singkat.

"Yaudah, kalau gitu Acha balik ke kelas" pamit Acha.

Acha akan membalikkan tubuhnya, tapi ditahan oleh Rian. Pria itu mengenggam lengan Acha. Membuat gadis tiu kaget, mungkin tidak hanya Acha. Iqbal saksi satu-satunya kejadian itu pun terkejut dengan yang dilakukan Rian.

"Ada yang ingin gue bicarain" ucap Rian pelan.

Acha mengerutkan kening,

"Apa?" tanya Acha.

"Jangan disini. Ayo ikut gue"

Tanpa menunggu jawaban dari Acha, Rian langsung menarik tangan Acha, membawa Acha keluar dari kelas. Acha yang pasrah hanya menurut saja. Pikirannya sedang tidak penuh dari kemarin.

Glen yang baru saja masuk kedalam sempat berpapasan dengan dua manusia itu. Glen berjalan ke bangkunya dengan wajah bingung, apa ia tidak salah lihat tadi?. Glen buru-buru ke bangku Iqbal, duduk disebalah Iqbal.

"Bal" panggil Glen

"Apa?" sahut Iqbal malas.

"Rian kok sama Acha? Gandengan lagi?" tanya Glen yang memang selalu penasaran.

"Mana gue tau" jawab Iqbal mengangkat kedua bahunya.

Glen berdecit pelan, kepalanya ia gerakkan ke kanan dan ke kiri. Kedua matanya menyipit, Glen menatap Iqbal dengan prihatin.

"Kan udah gue bilang bal kemarin!" ucap Glen meninggikan nada suaranya, jemari telunjuknya mengarah ke Iqbal.

"Apaan sih? Bilang apa?" tanya iqbal semakin tak mengerti.

"Awas selimut tetangga menghantatkan tubuh Adek Cha!" jawab Glen gemas. " Kejadian kan sekarang!"

Dahi Iqbal membentuk lipatan-lipatan kecil, masih tidak mengerti ucapan dari Glen.

"Maksud lo?"

Glen menghela berat, mencoba bersabar. Ia mendekatkan kursi yang di dudukinya ke Iqbal.

"Sekarang sudah ada selimut tetangga yang menghangatkan tubuh adek Acha!" ucap Glen lebih dramatis dari sebelumnya. "Tetangga sebangku lagi!" jelas Glen penuh penekanan.

"Parah-parah!"

"Gue nggak nyangka ternyata Rian se-tega itu"

"Dia merebut pacar dari sahabatnya sendiri"

"Hidup ini terlalu kejam"

Glen menepuk bahu Iqbal berulang-ulang.

"Yang sabar ya..."

Iqbal terdiam lama, tak menjawab apapun. Kedua matanya mengikuti Glen yang sedang berdiri dan berjalan ke bangkunya sendiri. Tiba-tiba ucapan Glen terus berputar di otaknya. Banyak pertanyaan yang menyerangnya. Apakah benar Rian menyukai Acha? Mungkinkah.

Iqbal menggeleng-gelengkan kepalanya, mencoba tidak memikirkan hal itu! Iqbal itu tidaklah penting!.

Tapi tetap saja, otak Iqbal terus memikirkannya! Ia tak bisa menghilangkannya!. Tidak bisa! Ada apa denganmu, Iqbal!!

***

Jam pelajaran pertama dan kedua dikosongkan, guru-guru sedang sibuk rapat mendadak. Semua siswa dan siswi diperbolehkan untuk pergi ke kantin atau keluar kelas asal tidak membuat keributan.

Iqbal, Rian dan Glen pun memilih untuk menyambangi mbak Wati. Sudah lama mereka tidak makan cireng Mbak Wati. Mereka berdua duduk di bangku biasanya, kantin cukup penuh hari ini.

Tak lama setelah memesan, Mbak wati datang, meletakkan tiga mangkok dan tiga gelas pesanan Iqbal, Glen dan Rian.

"Mbak Wati" panggil Glen, membuat wanita ber-umur sekitar 25 tahunan itu menghentikkan aktivitasnya dan menatap Glen.

"Kata Rian...." Glen mengarahkan telunjuknya ke Rian. " Dia ngefans sama Mbak Wati"

"Cantik katanya"

Anjjirr!!. Kepala Rian tertunduk dengan cepat. Lagi-lagi Glen mengkambing hitamkan dirinya dan membuat namanya semakin tercemar. Sedangkan Mbak Wati hanya senyum-senyum tak jelas.

"Buat mas Rian, nanti Mbak Wati kasih diskon. Bayarnya setengah saja" ucap Mbak Wati malu-malu.

"Nggak usah mbak, saya bayar penuh aja. Dua kali lipat atau empat kali lipat juga nggak apa-apa mbak" tukas Rian dengan cepat.

"Nggak apa-apa mas. Diskon buat fans mbak" ucap Mbak Wati sembari mengedipkan sebelah matanya ke Rian. Setelah itu mbak Wati berlalu.

Glen dan Iqbal tak dapat menahan tawa mereka yang langsung meledak. Merasa prihatin dengan nasib Rian. Setelah Siti sekarang Mbak Wati. Sunguh biadap memang Glen!.

Rian berulang kali memberikan sumpah serapah kepada Glen. Sahabatnya satu itu tidak pernah berubah! Selalu mencari mangsa sebagai kelinci percobaan leluconnya.

Kemarahan Rian terhenti, ia melihat Acha berjalan memasuki kantin. Rian melambai-lambaikan tanganya ke Acha. Membuat Glen dan Iqbal mengikuti arah lambaian Rian.

Mereka bertiga melihat Acha berjalan mendekat ke meja mereka.

"Acha duduk" suruh Rian mengetuk meja dihadapanya.

Acha mengangguk menurut, sesekali Acha melihat ke arah Iqbal. Pria itu tidak melihatnya sama sekali, Iqbal sibuk memakan cireng-nya. Acha menghela berat. Lagi-lagi Iqbal mendiamkanya.

"Kok sendiri aja?" tanya Rian penuh arti.

"Iya. Soalnya Amanda lagi sibuk nyalin tugas" jawab Acha jujur.

Rian manggut-manggut, tangan merogoh sesuatu di dalam saku celana.

"Nih.."

Rian menyodorkan dua buah cokelat ke Acha, tanpa pikir panjang Acha langsung menerimanya. Ia mengerti maksud dari Rian.

Glen yang menjadi saksi nyata kejadian itu, melihatnya dari awal sampai akhir hanya bisa melongo dengan mata setengah terbuka. Ia hampir tidak percaya dengan apa yang dilihat.

"Bal..." panggil Glen pelan.

"Apa?" sahut Iqbal dingin.

"Tuh, tetangga lo semakin gencar deketin pacar lo!"

"Gue nggak punya pacar!" sentak Iqbal.

Iqbal melihat cireng tersebut tidak lagi napsu. Ia meletakkan sendoknya dan garpunya. Entah kenapa suasana kantin yang biasanya adem menjadi sepanas ini. Iqbal melonggarkan dasinya, mengibas-kibaskan tanganya ke leher.

"Lo kenapasan?" tanya Glen heran.

"Iya panas banget. Tumben!" jawab Iqbal dengan raut suntuk.

Glen, Rian dan Acha menatap Iqbal heran. Padahal di luar sedang hujan dan ber-angin. Acha saja saat ini memakai jaket jeans biru karena kedinginan sedari tadi pagi.

"Wajah Iqbal merah. Iqbal sakit?" tanya Acha khawatir.

"Nggak!" jawab Iqbal singkat.

"Iqbal marah sama Acha?"

"Nggak!"

"Kok jawabnya singkat-singkat gitu!" protes Acha dengan nada suara lirih.

Iqbal berdiri dari kursinya,

"Iqbal mau kemana?" tanya Acha ikut berdiri.

"Kelas!" jawab Iqbal singkat lantas berjalan meninggalkan kantin.

"BAL CIRENG LO BELUM HABIS!!" teriak Glen.

Iqbal tidak menjawab, ia terus saja berjalan tanpa menoleh ke belakang. Dengan cepat Acha pun langsung mengikuti Iqbal. Acha tau banyak pasang mata yang memandangi mereka. Acha tidak peduli. Ada yang harus Acha tanyakan ke Iqbal.

Sepergian Acha, Glen dengan cepat berpindah duduk. Ia mendekati Rian.

"Woi!" panggil Glen mengetuk pelan kepala Rian.

Rian hampir saja tersedak cireng Mbak Wati, dengan cepat ia mengambil air minumnya dan menyeruputnya sampai habis.

"Apaan sih? Pelan-pelan kek manggilnya!" protes Rian kesal.

"Lo suka sama Acha?" tanya Glen langsung ke intinya.

Kedua mata Rian terbuka sempurna, terkejut dengan pertanyaan Glen yang sama sekali tidak memiliki dasar dan bukti yang kuat. Rian mendengus kasar.

"Siapa yang bilang? Fitnah bener!" sahut Rian tak terima.

"Tuh tadi! Lo gandeng Acha pas dikelas, terus lo ngasih Acha cokelat. Apa itu kalau nggak suka?"

Ah.... Rian manggut-manggut mengerti. Sepertinya sahabt bodoh-nya ini telah salah paham dengan kejadian tersebut.

"Gue nggak suka sama Acha!"

"Gue masih waras kali buat milik cewek!" tukas Rian sebal.

"Lalu?"

Rian menghela berat. Ia tak mau ada salah paham ber-kelanjutan.

"Gue suka sama teman sebangkunya" jawab Rian jujur. "Amanda"

Glen terdiam cukup lama, meresapi kata-kata Rian. Kemudian manggut-manggut kecil.

"Oh... gue kira lo suka sama Acha" balas Glen melegah.

"Nggaklah! Gue masih waras buat suka sama Acha! Bukan tipe gue" ucap Rian melanjutkan makannya.

Glen manggut-manggut semakin mengerti. Puas dengan kenyataan dan jawaban dari Rian.

"Kayaknya Iqbal tadi cemburu"

"Kenapa cemburu?" tanya Rian menunda makanya.

"Lo lihat aja tadi wajahnya kayak cacing kepanasan. Merah banget. Soalnya tadi gue kompor bilang kalau lo suka sama Acha" cekikik Glen merasa puas.

"Lo gila!" pekik Rian. "Lo mau hubungan gue rusak sama Iqbal?"

"Santai kali. Iqbal kan nggak suka sama Acha!" ucap Glen tanpa beban.

Rian menghela berat.

"Nggak suka gimana? Kelihatan banget dia itu udah sukas ama Acha! Cuma emang dasar sok jaim, keras kepala!"

"Gue doain aja si Acha direbut sama cowok lain!"

"Biar kapok tuh anak! Nggak lembut dikit sama cewek, nggak ada kasihan-kasihanya"

Glen megap-megap mendengar sumpah serapah Rian yang tidak seperti biasanya. Tapi, ia lumayan setuju dengan pernyataan Rian. Glen sangat mendukung. Jujur, saja Glen juga kasihan dan prihatin dengan nasib Acha.

Glen menatap mangkok cireng Iqbal, memperhatikanya dengan tatapan kosong.

"Semoga lo cepat-cepat sadar dan tidak menyesal di kemudian hari, Bal!"

"Penyesalan adalah awal dari terbentuknya puing-puing kesadaran yang terlambat!" 


*****

#CuapAuthor


SEMOGA TAMBAH SUKA YA DENGAN CERIPA MARIPOSA. TERUS DIBACA YA DAN DITUNGGU KELANJUTANYA AKU USAHAIN SECEPATNYA UPDATE.

JANGAN LUPA COMMENT DAN VOTE YANG SELALU DITUNGGU. AJAK TEMAN-TEMANYA BACA JUGAA YAAAA... MAKASIH BANYAAAKK :D


I LOVE YOU ALL.


Salam, 


Luluk_HF



Continue Reading

You'll Also Like

26.7K 2.7K 12
Ini cerita yang paman dan bibi bisikkan saat aku bertandang kerumah keluarga Kim. Kamu bisa baca cerita "Well hello Kookie" agar tahu bagaimana seluk...
28.8M 808K 53
(NOVEL LILIN TELAH TERSEDIA DI GRAMEDIA SELURUH INDONESIA MAUPUN TOKO BUKU ONLINE LAINNYA) (SEBAGIAN CHAPTER TELAH DI UNPUBLISH UNTUK KEPENTINGAN PEN...
1.6M 79.6K 61
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Kita emang nggak pernah kenal, tapi kehidupan yang Lo kasih ke gue sangat berarti neyra Gea denandra ' ~zea~ _____________...
1.1K 50 4
Thania athalia Edward gadis bar bar yang selalu tebar senyum ke pada siapa pun, menemukan sosok orang yang tidak pernah membalas senyumannya dan berf...