My First ✔

By cutefanfan

16.1K 1.5K 38

Dia tak mengerti. Kenapa setiap kali ia memandang namja itu jantungnya selalu berdetak tak jelas, pipinya mem... More

Cast
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
SEASON DUA
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13

Chapter 3

1K 100 0
By cutefanfan

Kau adalah orang pertama yang membuatku bingung dengan hatiku..

××××××××××××××××××××××××

Awan mendung menutupi tiap sudut kota. Menghiasi langit dengan warna abu-abunya. Tetesan demi tetesan air mulai turun, membasahi jalanan beraspal di ibukota Korea Selatan, Seoul. Membuat tiap orang yang tengah menjalankan aktivitasnya diluar berlarian mencari tempat untuk berteduh.

"Tsk." keluh yeoja yang tengah terbaring diatas ranjangnya yang berukuran king size. Matanya menyempit, menatap kearah jendela yang berada tak jauh dari ranjangnya sekarang.

Hujan. Hanya itulah yang bisa ditangkap oleh indra penglihatan nya.

Ia mendesah pelan, perlahan gadis itu bangkit dari ranjangnya. Kembali menatap sendu rintikan hujan yang mulai membasahi kaca jendelanya. Tak lama bunyi ponsel berdering, membuyarkan lamunan gadis bersurai hitam yang bernama lengkap Silvie Jung.

Dengan gerak cepat, Silvie segera mengambil ponsel yang tergeletak didekat bantalnya.

Tiit.

"Yeoboseyo?" ujar Silvie pelan.

"Silvie? Kau ada dimana!?" teriak seseorang diujang telpon.

Sontak Silvie menjauhkan ponsel dari daun telinganya, menghindari teriakan toa sahabatnya yang kira-kira memiliki tinggi sebesar 10 oktaf.

"Aku masih dirumah." ujar Silvie.

"Mwo!? Dirumah!! Kan sudah aku bilang cuacanya sedang tidak menentu! Kenapa kau tidak pergi awal-awal?" balas Rose berang. Tak kuasa menahan kekesalannya.

Silvie mendecih pelan dan kembali menatap jendelanya.

"Aku tak tahu kalau nanti bakalan hujan." ralatnya.

"Heeehm ... dasar!" seru Rose kesal. Mendengar celotehan yang terlontar dari bibir Rose, Silvie hanya bisa menghela nafasnya. Berharap semoga saja sahabatnya dapat mengerti keadaan yang tengah menimpanya.

"Maaf ya aku tak bisa ikut latihan." cicit Silvie pelan yang sontak membuat celotehan Rose menghilang. Tergantikan dengan suara rintikan hujan yang semakin kuat.

"Hm, Ne." balas Rose. Silvie mengulum senyuman lembut mendengar permintaan maafnya diterima mentah-mentah oleh Rose, "Kalau begitu hasil video nya nanti kukirim kan lewat WA, jangan lupa dipelajari ya!" tambah Rose.

"Ne, baiklah! Terima kasih Rose." ujar Silvie senang.

"Iya sama-sama, aku matikan dulu ya telponnya. Bye!"

"Ok, bye." balas Silvie. Tak lama terdengar bunyi panjang, tanda sambungan telponnya telah terputus. Silvie menghela nafas lega. Tangannya bergerak, meletakkan ponsel di atas meja kecil disamping tempat tidurnya.

Perlahan ia turun dari ranjangnya yang empuk, melangkahkan kedua kakinya ke arah jendela.

"Deras sekali." bisiknya. Tangan kanan nya bergerak, mengusap lembut kaca didepannya. Entah mengapa, hujan kali ini mengingatkannya pada seseorang. Seseorang yang tanpa ia sadari, perlahan-lahan masuk dalam relung hatinya.

.
.
.

Flashback
2 hari yang lalu

Angin berhembus kencang, tak pelak membuat dedaunan kering berterbangan. Rintik hujan mulai turun dari langit, membasahi pepohonan yang mulai kering.

"Tsk, bagaimana ini?" keluh Silvie. Ia mengeratkan jaket tipis berwarna merah marun yang membalut tubuhnya. Paparan angin mulai menembus kulitnya, memberikan rasa gigil yang tak tertahankan.

Ia kemudian menatap arloji cantik yang melingkar ditangan kanannya. Sudah 25 menit ia menunggu digerbang sekolah. Menanti hujan yang tak kunjung reda.

Setelah merasa capek menunggu, Silvie memutuskan untuk masuk kedalam sekolah. Paling tidak ia bisa menghabiskan waktu berkeliling dilorong-lorong sekolah.

Ia terus melangkah, melewati ruang-ruang kelas yang telah terkunci rapat. Kemudian ia mengalihkan pandangannya, menatap ke arah lapangan.

"Loh?" Silvie mengerjabkan matanya berkali-kali, "Siapa tuh? Kok main basket hujan-hujan sih!?" omelnya tak percaya.

Silvie menyempitkan pandangannya, menatap tajam orang yang diketahuinya berjenis kelamin pria tengah berdiri tegak sambil memegang erat bola basket ditangannya.

Tampak rambutnya yang basah menutupi keningnya.

"Se-Sehun?" cicit Silvie. Ia tak menyangka, bagaimana bisa ada orang yang tahan bermain basket saat hujan deras seperti ini?

Tampak Sehun menarik nafas panjang, ia berlari kencang ke arah ring basket. Sementara Silvie hanya mematung saat melihat Sehun dengan lihainya mendribel bola basket.

Keren. Pikirnya.

Dengan sekali loncatan, Sehun memasukkan bolanya tepat diatas ring.

"Waah.." gumam Silvie. Tanpa ia sadari, bibirnya telah tersenyum.

End Flashback.

.
.
.

Silvie menggelengkan kepalanya, "Eh, kok ingat itu sih!" rutuknya pelan. Ia kembali menatap kaca jendela yang telah dipenuhi oleh bulir-bulir air hujan.

Membayangkan wajah namja itu. Seakan suatu perasaan menjalar ditubuhnya. Seperti perasaan senang, tetapi lebih dari itu.

Ia bingung, ia tak mengerti.

"Perasaan apa ini?" bisiknya entah pada siapa.

.
.
.
.
.

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

102K 9.9K 26
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
724K 67.6K 50
{Rilis in :1 February 2021} [Fantasy Vampire series] Ivylina terjebak di sebuah Museum kuno di negara Rumania dan terkunci di kamar yang penuh dengan...
507K 37.6K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
1M 86.8K 30
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...