[END] DEPRESSED | BINHWAN | J...

By larasafrilia1771

53K 4.5K 529

Cerita seorang Kim Hanbin yang dipaksa harus dijodohkan dengan seorang namja pengidap depresi bernama Jinhwan. More

1. Problem
3. Liar
4. Bedroom Warfare
5. Love
6. Just Go (Flashback Junhwan)
7. No Other
8. Begin
9. My Eyes
10. Fool
11. Your Side
12. Allow
13. Ending Story

2. Side to Side

5.2K 472 22
By larasafrilia1771

GET READY.....!!!

.

.

.

.

.

.

SHOWTIME.....!!!!

.

.

.

.

.

_Sebelumnya_

Hanbin tersentak kaget, menatap sosok di hadapannya yang tengah memegangi perut juga menutup mulutnya. Ia segera menghampirinya, ia tahu apa yang dibutuhkan namja mungil itu sekarang.

Ia meraih pinggang ramping itu menuntunnya menuju toilet. Hanbin baru saja berpikir begitu dan sekarang benar Jinhwan mengalami keterlambatan untuk membuang isi perutnya.

HUEKK~HUEKK

Tangannya memijat tengkuk itu perlahan mencoba membantunya agar lebih mudah mengeluarkan isi perut. Jinhwan hendak membuka keran air, mencoba membersihkan sisa noda yang mengotori wajahnya. Sesorang yang diyakini adalah Hanbin mencoba membantunya, mengelap wajah cantik yang nampak lelah itu untuk dibersihkan. Tangan itu menyibak poni Jinhwan yang hampir menutupi matanya. Hingga pada detik berikutnya Jinhwan terkulai tak sadarkan diri pada bahu Hanbin.

.

.

.

.

.
_Depressed_

Yeoja itu terus saja mondar mandir di ruang tamu. Sejak tadi Hanbin si anak bungsu belum juga pulang bersama dengan Junhoe hyungnya. Ia tak terlalu mempermasalahkan Junhoe namun lain halnya dengan Hanbin, karena ia takut anaknya itu memberontak dan kabur untuk membatalkan pernikahan. Yeoja cantik tersebut nampak menggigiti kukunya resah dan akhirnya lelah sendiri kemudian memutuskan untuk duduk di sofa ruangan itu.

Suara langkah kaki menggema di ruangan, membuat yeoja bermarga Kim itu bangkit, kemudian melihat siapa yang datang.

"Jun kenapa kau tak bersama Hanbin?" tanya sang eomma pada anak sulungnya yang baru datang. Junhoe menatap sang eomma yang nampak khawatir, ia berpikir untuk mengatakan yang sebenarnya agar eommanya tak cemas.

"Ahh Hanbin, dia sedang bersama Jinhwan di aparthemennya" ujar Junhoe dan ia dapat melihat ekspresi wajah eommanya berubah drastis saat itu juga.

Nyonya Kim menghampiri Junhoe yang masih mematung ditempat. Wajah yeoja itu menyiratkan jika ia sangat terkejut.

"Kenapa bisa? Jangan bohong" Junhoe mendengus menatap jengkel eommanya yang selalu tak mempercayai dirinya. Ia mengangguk meyakinkan "Ne, aku tak pernah bohong eomma" ujarnya dan sontak membuat sang eomma tersenyum sendiri setelahnya.

"Kau tak cemburu?" dahinya mengeryit menatap eommanya yang sekarang tengah menunjuk - nunjuk pipinya. Hey apa - apaan ini kenapa ia harus terjebak dengan pertanyaan macam itu sekarang.

"Cemburu apa? Sudahlah jangan memancingku aku lelah" Junhoe melenggang setelahnya membuat yeoja itu berpikir bahwa Junhoe sudah tidak mencintai Jinhwan lagi. Setelahnya yeoja itu hanya bisa tersenyum, melipat kedua tangannya di perut sambil membayangkan apa yang dilakukan Hanbin dan Jinhwan di dalam aparthemen. Hanya mereka berdua.

.

.

.

Junhoe menghempaskan tubuhnya di ranjang setelah ia masuk ke kamarnya secara terburu - buru. Tubuhnya ia gerakkan secara berantakan, menghentak - hentakkan tubuh itu secara brutal. Wajahnya ia tenggelamkan pada bantal, berusaha untuk meredam suara geramannya sekarang.

Ruang kamarnya memang dibuat kedap suara dan itu tak dipermasalahkan, hingga dirasa wajahnya memerah hingga memutuskan untuk menatap langit - langit kamar.

Junhoe menatap lurus ke depan dan berpikir jika sebenarnya ia telah bodoh melakukan hal yang sangat dipantang seorang dokter tadi. Apalagi jika bukan berkunjung ke club. Ia memang bodoh, namun ya sudahlah lagi pula itu juga tak pernah diduga sebelumnya, dan ia tak kan mengulangi karena mungkin pikirannya tadi sedang tidak baik dan terjadilah seperti tadi dan itu juga tanpa sengaja. Jika saja Jinhwan tak berada di sana mungkin ia tak akan datang ke tempat itu.

Deru napas berat terdengar, membuat Junhoe menatap miris dirinya yang belum bisa melupakan Jinhwan sepenuhnya. Dirinya pikir lima tahun berpisah dengan namja cantik itu ia bisa secepatnya untuk melupakan semua kenangan yang sialnya masih tersimpan pada memory.

Jinhwan cinta pertama juga mantan terindahnya hingga sekarang. Junhoe merasa sangat lemah hanya karena seorang namja cantik bernama Jinhwan tersebut. Ia meruntuki dirinya yang berusaha mati - matian menahan gejolak aneh saat Hanbin dan Jinhwan sedang bersama. Ia sangat cemburu, jelas dan ia tak tahu harus berbuat apa. Hingga ponselnnya berdering tanda ada pesan masuk yang diacuhkannya beberapa saat.

Dering ponselnya berbunyi beberapa kali lalu dan ia putuskan untuk mengambil benda itu pada saku jeans, mencoba mengecek pesan yang masuk. Junhoe mendengus sebal, membuang sembarang benda pipih itu dan kembali tergeletak di kasurnya hingga matanya perlahan terpejam bersama dengan dering ponsel yang kembali berbunyi.

From : Namja Cerewet

"Dokter aku ingin bertemu, apakah kau sibuk sekarang?"

From : Namja Cerewet

"Kenapa kau tak membalas pesanku?. Ayo kita bertemu, ku mohon"

From : Namja Cerewet

"Ya sudah aku akan menunggu dokter di taman rumah sakit. Jangan terlambat"

From : Namja Cerewet

"INGAT JANGAN TERLAMBAT"

.

.

.

.

_Depressed_

Jinhwan terbangun tengah malam, perutnya terasa sangat sakit dan ia bingung harus melakukan apa. Erangan sedikit keluar dari bibir tersebut, menciptakan nada kesakitan yang terdengar oleh seseorang yang tengah berbaring di sofa ruang tengah.

Tangan ramping itu memegangi perutnya, nyaris meringguk bagai janin di dalam kandungan. Entah kenapa di tengah malam seperti ini Jinhwan mengalami sakit pada perutnya, hingga berikutnya ia baru menyadari perutnya belum diisi makanan sejak pagi dan langsung meminum banyak alkohol.

Jinhwan menatap pintu itu yang baru saja dibuka oleh seseorang. Hanbin membuka pintu ruangan, lalu dengan cepat ia menghampiri Jinhwan yang nampak mengerang kesakitan dengan peluh yang membanjiri pelipisnya. Namja tampan tersebut mengecek kondisi Jinhwan dengan peralatan medis yang untungnya ia simpan di laci sebelah.

"Hanbin~, perutku sakit" Jinhwan berujar membuat Hanbin menatap kasihan sang namja cantik. Meskipun mengidap sedikit gangguan mental Jinhwan tetaplah seorang namja polos, dan Hanbin baru meyakini jika ucapan hyungnya waktu itu memang benar adanya.

Tangan itu membongkar isi tas kedokteran. Memcoba mencari obat pereda rasa nyeri yang mungkin masih tersedia. Hanbin mencoba memasukkan cairan tersebut pada suntikan yang berada di tangannya. Jinhwan yang menahan sakit sekilas menatap jarum suntik tersebut takut, membuatnya merasa ingin kabur sebelum tangan lain menahan lengannya.

"Aku tak mau disuntik~~ HANBINNNN~~~. Jauhkan benda itu" Rengekkan itu tak digubris oleh Hanbin yang nampak fokus. Jinhwan meronta membuat ia sedikit kualahan untuk menyuntikkan obatnya.

"Tahan sebentar, ini tak akan sakit" ujar Hanbin hingga jarum itu menancap pada kulit lengan Jinhwan lalu menyuntikkannya hingga habis. Setelah selesai Hanbin mencabut jarum tersebut kemudian menatap Jinhwan yang sudah agak tenang dari sebelumnya.

"Obatnya akan bereaksi sebentar lagi, tahan rasa sakitmu sebentar" Ucapan Hanbin hanya dibalas tatapan datar Jinhwan dengan mata yang penuh dengan air mata. Namja cantik itu menangis sejak tadi sambil merengek bagaikan balita. Hanbin mencoba meraih beberapa lembar tissue kemudian membersihkan banyaknya peluh bercampur air mata Jinhwan.

Senyuman terpatri dari wajah dinginnya tak kala menyadari jika Jinhwan mulai tenang. Tangannya masih membersihkan wajah itu, mencoba mengusap peluh yang mengotori dahi Jinhwan. Namja tampan itu merasa pasiennya yang satu ini sangat - sangat konyol.

"Apa masih sakit?" pertanyaan itu diangguki cepat oleh Jinhwan, meski tak separah tadi namun ia masih merasakan sakit. Jinhwan meraih tangan Hanbin untuk digenggam, mengarahkannya ke perut untuk meminta agar sang dokter mengelus perutnya.

"Hanbin elus perutku hingga aku tidur~~ palliiii~~" bola mata Hanbin melebar tak yakin dengan perkataan barusan yang sangat mustahil. Selain depresi Jinhwan memiliki kepribadian ganda dan itu sontak membuatnya menjadi bingung.

Suara detak jantung Hanbin mulai terdengar cepat, sang dokter tak tahu kenapa jantungnya bisa tiba - tiba memompa cepat seperti ini. Mungkin ia harus memeriksakannya besok.

Tangannya ditarik paksa oleh Jinhwan, menggoyang - goyangkannya dan Jinhwan merajuk untuk itu. "HANBINNN~~~ palli perutku sakittt Huuwaaaa~~" Jinhwan menangis keras, dengan cepat Hanbin berbaring di sebelah namja cantik itu saling berhadapan dengan tangan yang mulai mengelus perut rata Jinhwan. Jika dilihat seperti ini Hanbin nampak seperti seorang calon ayah yang sedang menunggu jabang bayinya keluar dari perut sang istri.

Lama tangannya masih mengelus pelah perut itu hingga Jinhwan perlahan terlelap berhadapan dengannya. Jujur ini adalah kali pertamanya ia melakukan ini, tidur bersama seseorang di ranjang miliknya sendiri.

Dalam soal cinta Hanbin bukan jagonya ia hanya sesekali bertanya pada sang hyung yang sudah pengalaman dan ia merasa ia terlalu cuek dengan keadaan.

Hanbin memperhatikan lekat wajah mungil Jinhwan yang parahnya mengapa cantik sekali. Ia melempar pandangannya ke arah lain, menyeimbangkan detak jantungnya yang menjadi tak karuan. Namun ia meruntuki dirinya sendiri dan kembali menatap kearah namja itu hingga dirasa ia menyerah dan kembali menatap wajah itu lebih dekat.

Deru napas yang dirasa membuat dirinya merasa hangat. Namja bernama Jinhwan inilah yang membuatnya bingung. Disatu sisi ia tidak menyukainya karena Jinhwan mengidap depresi namun di sisi lain ia merasa mulai menyukai namja cantik tersebut. Hanbin bingung, matanya tak mau terpejam hingga berjalannya waktu ia masih tak mau memejamkan mata sedikitpun. Melupakan jika dirinya mempunyai pekerjaan yang menunggu esok.

.

.

.

.

.

_Depressed_

Malam ini salju turun, membuat hawa dingin mulai menusuk pada kulit. Yunhyeong namja manis yang sedang terduduk di bangku taman itu sedikit mengeratkan jaket putihnya. Ia sedang menunggu seseorang untuk datang.

Jika ingin tahu, namja manis ini adalah seorang pasien rumah sakit yang dengan nakalnya mencoba keluar dari ruangan rawat untuk pergi ke taman ini. Namja bernama lengkap Song Yunhyeong itu sudah dua minggu berada di rumah sakit ini karena kecelakaan yang membuatnya seperti sekarang. Ia sempat sangat sedih mengingat kecelakaan yang merenggut nyawa kedua orang tuanya, kecuali dirinya yang selamat dari kecelakaan itu. Yunhyeong yang mengingatnya sontak terpukul, namun pada dasarnya sifat Yunhyeong yang ceria membuatnya tak terlalu bersedih hingga berakhir dengan menemukan seorang namja yang membuat ia menyukai sosok itu dalam kurun waktu yang singkat. Meski ia tahu sosok itu risih dengan keberadaannya.

"Ishh kemana si dokter itu"

Yunhyeong berkali kali menghentakkan kakinya ke tanah menghilangkan rasa bosan. Menunggu memang bukan keinginannya namun demi dokter itu ia rela.

Hingga tak terasa waktu menunjukkan pukul sepuluh malam, dan namja yang ia tunggu - tunggu akhirnya datang. Membuatnya sontak bangkit meski sedikit mengaduh sakit di bagian kakinya yang diperban karena patah.

.

.

Junhoe berlari ke arah namja tersebut, yang sialnya kenapa sangat ceroboh. Salju turun malam ini dan dengan bodohnya Yunhyeong memutuskan keluar dari ruang rawatnya.

"Ya Tuhan. Kenapa disini ayo kembali ke ruanganmu" Yunhyeong menggeleng membuat Junhoe bertanya karenanya.

"Aku ingin bertemu denganmu disini bukan di ruangan itu" Ujar Yunhyeong dan Junhoe hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ia sangat tahu jika Yunhyeong terkenal karena sifat pembangkangnya ini, jadi tak perlu ditanya lagi Junhoe segera menyeret pasien yang satu ini untuk kembali ke ruang rawatnya.

Yunhyeong ingin protes namun tak bisa karena Junhoe segera menggendongnya ala bridal style. Sontak namja manis itu bungkam, menatap suatu tonjolan di leher sang dokter yang naik turun membuatnya ikut menelan air liur sendiri.

"Kau sangat tampan dokter" Perkataan itu awalnya tak digubris oleh Junhoe. Yunhyeong mendengus berharap sekali ucapannya dibalas seperti keinginannya.

"Ya aku tahu" suara Junhoe yang keluar membuat Yunhyeong tersenyum. Dengan berani namja manis itu Mengalungkan lengannya pada leher sang dokter yang membawanya kembali ke ruangan.

Yunhyeong sangat senang bisa sedekat ini dengan dokter pujaannya, hingga ia hanya bisa tersenyum sendiri tanpa Junhoe ketahui.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

_Depressed_

"Hyung apakah kita harus mencarinya. Ini sudah sehari semenjak Jinhwan hyung menghilang. Aku sangat khawatir" eluh namja bernama Donghyuk yang sedang terduduk di sana. Sehun mencoba menghubungi beberapa kerabat dekat Jinhwan, namun nihil tak ada yang mengetahui keberadaan adiknya.

Donghyuk menatap hyungnya yang duduk disebelah sambil memijit pelipisnya lelah. "Apa kita harus pergi ke kantor polisi?" Sehun tak merespon, ia lelah semalam tak tidur hanya untuk mencari Jinhwan dan berakhir seperti sekarang dengan lingkaran hitam dibawah matanya.

"Sehun hyung, ayolah. Kau kenapa diam saja" Donghyuk kesal, mulai meninggalkan namja bernama Sehun tersebut untuk mengambil kunci mobil. Mungkin Sehun lelah pikirnya dalam hati.

"Mau kemana?" tanya Sehun. Donghyuk memakai jaketnya asal sebelum menjawab "Mencari Jinhwan hyung, karena pengawal - pengawal yang berada di rumah ini tak becus. Sudahlah aku pergi" Donghyuk melenggang dari hadapannya, membuat Sehun tak bisa mencegahnya lagi.

"Ingat aku sudah melaporkannya ke polisi. Kau jangan pergi kesana lagi" Donghyuk yang hendak keluar sontak berhenti, rencananya sekarang adalah kantor polisi namun setelah apa yang ia dengar, namja mungil itu menjadi bingung harus mencari hyungnya kemana lagi. Ia meruntuki dirinya sendiri merasa sangat bodoh sekarang.

"Ya aku tau, sudahlah aku pergi"

.

.

.

.

Donghyuk menghentak - hentakkan kakinya dilantai sambil berjalan. Jujur ia bingung , sudahlah mungkin saat dirinya pergi suatu keajaiban datang dan ia bisa menemukan Jinhwan hyung secepatnya.

Namja mungil itu menyusuri jalanan Seoul pagi ini. Nampak masih lenggang juga banyak pertokoan yang belum buka. Ia menghela napas berat, Donghyuk mengecek smartphone yang berdering dengan tangan lainnya yang fokus mengendalikan stir. Matanya melebar saat melihat pesan masuk tersebut, ia segera mempercepat laju mobilnya, membelah jalanan Seoul pagi ini.

.

.

.

.
.

Donghyuk terus berlari hingga pintu bernomor 223 itu berada dihadapannya. Tangannya memencet bel pada pintu itu beberapa kali. Ia baru mendapat pesan tadi, memberitahunya jika orang yang dicari berada di apathemen namja yang memberinya pesan barusan.

Beberapa kali ia memencet bel itu dan akhirnya pintu itu terbuka menampakkan seorang namja yang hanya memakai baju mandi dengan rambut yang terlihat masih basah. Bola mata itu melebar membuat namja tampan itu mengeryit aneh kearahnya.

Tanpa aba - aba Donghyuk masuk ke dalam aparthement itu, meninggalkan Hanbin yang masih mematung di depan pintu.

"HANBINNN~~ dimana kau sembunyikan Jinhwan hyungg~~" teriakkan Donghyuk membuat Hanbin menutup telinganya. Kakak beradik sama saja, sering berteriak tidak jelas.

Dengan gontai ia berjalan menuju Donghyuk yang nampak membuka setiap ruangan yang berada di sana namun belum juga menemukan orang yang dicari.

"Hey berisik, dia sedang tidur" Ucap pelan Hanbin padanya. Namja mungil itu menatap jengah ke arah Hanbin yang mulai membawanya menuju kamar.

Donghyuk segera berlari saat pintu kamar itu telah dibuka. Ia melihat Jinhwan hyung yang masih tertidur di ranjang besar ruangan itu.

"Kau apakan Jinhwan hyung? Kenapa ia bisa memakai pakaian milikmu?" Hanbin mulai membuka lemari pakaian yang berada disana, mengambil kemeja juga celana untuk dirinya kerja sekarang, menghiraukan pertanyaan Donghyuk.

"Aku tak akan jawab sekarang, waktuku tidak banyak aku harus bekerja" Hanbin berucap malas dan namja itu hendak protes sebelum Hanbin berucap kembali.

"Kata sandinya akan aku kirimkan, jaga Jinhwan hingga bangun nanti. Dan ingat obatnya ada di atas nakas, jam sembilan nanti obat itu harus diminum" Donghyuk mendecih atas penuturan itu, ini semua pasti gara - gara Hanbin pikirnya.

Tak butuh lama Hanbin telah siap dengan penapilannya, mulai mengambil kunci mobil dan melenggang pergi dari sana meninggalkan Donghyuk yang masih menatap hyungnya was - was, takut terjadi sesuatu tadi malam.

.

.

.

.

.

.

.

.

_Depressed_

Hanbin mulai mengemudikan mobilnya. Entah kenapa pikirannya berkecamuk, selalu memikirkan Jinhwan. Ia berusaha fokus menyetir, mencoba memutar lagu untuk menghilangkan pikiran - pikiran aneh yang menguasai isi kepalanya. Tadi malam adalah kali pertamanya ia melakukan itu pada seseorang, ia terlihat sangat cemas apalagi saat Jinhwan mengeluh sakit pada perutnya, membuat dirinya sontak merasakan sesuatu yang baru ia rasakan, dan mungkin itu rasa menyukai dalam artian cinta.

Ia menggeleng segera, menghilangan pikiran aneh itu. Nanti malam ada pertemuan yang akan membahas perjodohan dirinya, dan anehnya setelah kejadian kemarin ia merasa entahlah mungkin senang.

Hingga lima belas menit berlalu ia sudah sampai di rumah sakit. Ia memarkirkan mobilnya terlebih dahulu sebelum langkahnya ia bawa menuju ruang kerja pribadi. Hari ini ia ada pemeriksaan untuk pasien kecelakaan yang sudah di rawat dua minggu yang lalu. Memeriksa saraf dikepalanya yang mengalami benturan sewaktu kecelakaan.

Hanbin mulai membuka pintu ruang rawat. Hingga ia mematung saat melihat apa yang terjadi didepannya.

"Hyung kau sedang apa?"

.

.

.

.

.

.

TBC
.

.

.

.

.

.

.

Yang masih minat silahkan baca dan tinggalkan jejak OK.

Sebelumnya aku pengen ngasih tahu aja beberapa peran dalam cerita ini. Jadi disini aku jadiin Sehun sebagai kakaknya Jinhwan dan Donghyuk sendiri adiknya Jinhwan gitu. Junhoe mantannya Jinhwan dan Jinhwan calonnya hehe. Yunhyeong sendiri jadi orang yang suka Ama Junhoe. Kalo Bobby mungkin dimunculinnya chap nanti jadi pantengin terus ya wkwkwk...

Sorry foto typo and Happy Reading...

Itu Jinhwan lagi ngapain????

Continue Reading

You'll Also Like

199K 9.9K 25
WARNING!!! "ingatlah baby kau hanya milik ku selama nya dan sampai kapanpun itu walau aku menyakiti mu dan membuat mu menangis kau hanya milik ku!"-K...
37.7K 4K 18
"Ayo kita berpisah"Jeongwoo "Aku tidak akan melepaskanmu bahkan jika itu kematian sekalipun"Haruto bxb jangan salah lapak
YOl'B[END] By me

Fanfiction

211K 33.2K 28
[BOOK 2 of 3] -PACARAN -YOL'B -B'LOVE "Yola ku tersayang. liyatlah badanku yang kurus kering ini. dia butuh makan yola ibu tiri" "bekyuni sayangku, l...
3.7M 306K 30
[Completed] [Season 1: Baby Boy] [Season 2: The Jung's] [Season 3: The Big Jung's] [Start: 09-08-2020] [End: 15-12-2020] - Dunia itu kejam, apalagi u...