You Are My Baby

By amnesya_

10.5M 543K 10.6K

Edisi Revisi|| ada Chapter yang di private sebelum baca lebih baik follow terlebih dahulu ---------------- S... More

Baca please
Yay
Prolog
Chap 1
Chap 2
Chap 3
Chap 4
Chap 5
Sorry
Chap 6
Chap 7
Chap 8
Chap 9
Author-about private
Chap 10 (Private)
Cek coba
Chap 11
Chap 12
Chap 13
Chap 14
Chap 15- 18+
Chap 16
Chap 17
Chap 18
Chap 19
Privat
Chap 20- Private
Cek yuk!
Chap 21
Chap 22
Chap 23
Chap 24
Chap 25
Di luar dugaan
Chap 26
Chap 27- Be faster, honey!
Part 28- Oh Megan!
Chap 29-Honeymoon!
Chap 30
Chap 31-She's cute
Chap 32-Happiness and Sadness
Cast
Chap 34-Destiny
Chap 35-will be over!
Baca ya.
Chap 36- A regret
Chap 37-This is Bella
CHAP 38-My love's gone?
Chap 39-Sensitive
Chap 40-
Backstreet
Chap 41-Side of Kevin's
Chap 42
Chap 43-Blood
Libur
Chap 44~U & Me
Chap 45-Sleep tight, Baby
Aku sakit hati
Chap 46-Aiden
Chap 47
Trailer sudah up
Chap 48-Done
Extra Part
@jupitermadison

Chap 33-Ruined Everything

139K 8K 146
By amnesya_

Piter POV

Saat aku membersihkan daerah janggut ku yang sudah di tumbuhi bulu halus, tak sengaja mata silet melukai rahang kiri. Otomatis aku menghentikan aktifitas itu dan membersihkan luka yang mengeluarkan darah cukup banyak.

Entah kenapa perasaan ku tiba-tiba merasa tidak enak, dengan perlahan aku membersihkan luka goresan itu sampai darahnya benar-benar hilang.

"JASON!!!" Suara teriakan Molly membuatku terkejut, aku memilih untuk keluar dari kamar mandi.

Mataku mendelik saat melihat Molly mencengkram rambutnya dengan kasar, itu membuat ku panik melihat Molly seperti kembali mengalami traumanya.

"Molly!!" Pekikku melihat Molly semakin gencar melukai dirinya sendiri, aku langsung mendekatinya kemudian menarik tangannya dengan kasar agar berhenti melakukan hal itu.

Aku mendengar seseorang menyebut namaku dan itu bersumber dari ponselku yang tadi Molly rebut yang sekarang tergeletak.

"Kenapa? Hikksss...hikss kenapa harus Jason!" Ucapnya dengan sesegukan.

"Jason?" Gumamku. Pendengaran ku kembali pada seseorang memanggil ku yang berada di ponsel, aku mengambilnya dan terdengar suara Thomas yang mengucapkan kata maaf berkali-kali kemudian dia memberikan informasi padaku.

Apa yang dilakukan oleh Jason memang biadap, dia sudah menghancurkan project ku dan sekarang dia mencuri surat berharga perusahaanku.

Amarahku mencapai di ubun-ubun saat mengetahui bahwa Jason adalah seseorang yang sudah membuat Molly trauma.

"Katakan pada Capt Mike, jemput aku di Mallorca dan jangan beritahu siapapun atas kepulanganku." Ucapku penuh dengan penekanan. Setelah mendapat balasan dari Thomas, aku langsung mematikan ponselku.

Aku merasa hentakan dadaku begitu kasar dan membuatku terjungkal ke belakang, baru saja Molly mendorongku.

"INI YANG DINAMAKAN TIDAK ADA MASALAH?!!!" Teriaknya dengan menatapku tajam,di matanya terlihat jelas emosi dan kekecewaannya meluap menjadi satu.

"Biadap itu sudah menghancurkan semuanya!!"

Aku mencoba menahan diriku, rasanya saat ini aku ingin sekali mengahantam tembok sebagai pengelupannya, dengan setenang mungkin aku mengendalikan itu semua.

"Kenapa kau tidak terus terang, kalau Jason berada di sekitarmu?!." Lanjutnya yang mulai meredakan emosi namun tidak dengan air matanya. Aku membantu dia berdiri, ku yakinkan tubuh sangat lemas saat ini.

"Pemilik nama Jason bukan hanya dia saja! Apa kau pernah memberitahu ku siapa sosok Jason? Bagaimana rupanya? Apa aku akan tahu jika Jason yang kau maksud adalah Jason yang sama dengan client ku?" Tanyaku.

Ku lihat Molly hanya menggeleng dengan air mata yang sangat deras membanjiri pipinya yang merah.

"Sekarang kau sudah tahu semua masalah ku, ini alasanku kenapa keterlibatan mu di sini sangat ku hindari, aku tidak mau hal buruk menimpa dirimu." Ucapku mendekati dirinya dan menghapus air yang membasahi pipinya.

"Tapi Jason hiksss..." Ucapnya memukul dada ku dengan kedua tangannya.

"Kenapa dia merobohkan dirimu dalam waktu yang bersamaan? Dia sudah mengahncurkan project mu dan dia sudah mencuri surat berharga perusahaanmu.. hiksssss."

"Perusahaan itu kau membangunnya susah payah dan dengan gampangnya dia merebut semuanya." Aku mengerti perasaannya. Dia merasakan kesalahan besar dengan keterlibatan masa lalunya berdampak di kehidupanku.

"Harta bisa ku cari lagi, yang terpenting dia tidak menyentuhmu walaupun hanya seujung kuku." Ucapku menarik dirinya kepelukanku dan saat itu juga tangisnya semakin pecah.

"Ini salah ku, seharusnya aku tidak melibatkan dirimu." Gumamnya dengan serak.

"Tidak ada yang salah, jangan menyalahkan dirimu sendiri." Ucapku setelah merasakan jarak di antara kita, Molly melespakan pelukan itu.

Seketika aku melihat dia berlutut dan memegang kakiku dengan isakan tangisnya. Aku sudah mencoba menahannya agar tidak melakukan hal itu, tapi tetap saja dia melakukannya.

"Maaf, seharusnya hal ini tidak terjadi. Ini sal—"

"Molly bangun, aku tidak menyukai hal seperti ini." Potongku kemudian menarik kedua lengannya agar kembali berdiri.

"Sekali lagi aku tegaskan, ini bukan kesalahan mu!!" Lanjutku dengan sedikit bentakan agar Molly berhenti membantah ucapanku.

"Jangan terlalu di pikirkan, ingat di dalam sini ada kehidupan, kau harus memikirikannya juga." Ucapku mengusap perutnya yang terasa keras.

"Dan jangan sekali-sekali kau ikut dalam permasalahan ini. Biarkan aku, Thomas dan papa menyelesaikannya. Fokuskan dirimu pada Megan dan anak yang sedang kau kandung. Mengerti?" Ucapku mengusap pipinya yang terasa lengket.

Aku melihat Molly mengangguk, dia memeluk diriku dengan erat. Setidaknya aku merasa lega, Molly mau mendengarkan ucapanku.

Jika dahulu aku belum siap, yang maksud ku adalah aku belum siap mencintai Molly. Dulu posisinya sangat berbeda, aku harus memikirkan Celline juga dan dia masih berada tanggung jawab ku saat itu.

Dan untuk saat ini dan seterusnya... Aku tidak mau kehilangan Molly apapun alasannya.

---oo---
Sekarang aku dan Molly sudah berada di dalam pesawat, Mike sudah tiba di Mallorca pukul tujuh malam. Perkiraan tiba pada siang hari, mengingat perjalanan ini menghabiskan waktu 17jam.

"Selamat malam mister dan mrs." Sapa pramugari yang biasa di pesawatku, namanya Joan dia adalah purser di sini.

"Malam." Sapaku dan Molly.

"Apa ada yang saya bantu?" Tanyanya dengan sangat sopan.

"Tentu, tolong kau jaga anak ku." Ucapku, aku sengaja memanggilnya tadi. Saat ini aku membutuhkan waktu berdua dengan Molly karena sedari tadi hanya terdiam bergerak jika Megan membutuhkan sesuatu padanya.

Joan mengambil Megan dari pangkuan Molly dengan sopan kemudian dia pergi ke kabin belakang, dimana pramugari lainnya beristirahat.

Kupandangi wajah Molly yang duduk di hadapannku, matanya mulai berkaca, hidungnya mulai memerah dan benar saja buliran air jatuh di pipinya sekian kali.

Aku mendekati dan memposisikan diriku berjongkok di hadapan dia kemudian menggenggam tangannya yang dingin.

"Mau sampai kapan kamu seperti ini sayang? Sudahlah jangan terlalu di pikirkan, aku tidak mau kejadian sore kembali terulang." Tadi sore dia mengalami kontraksi ringan di perutnya untunglah aku bisa mengetasinya setelah mengingat ucapan dokter.

"Jangan menangis lagi, mata kamu sudah sembab." Ucapku menghapus air matanya.

Molly mengangguk dan memeluk diriku setelah aku berdiri, dia melingkarkan tangannya di pinggang ku kemudian menyembunyikan wajahnya di perutku dengan penuh perhatian aku mengusap kepalanya dengan halus.

"Tapi aku takut." Ucapnya mendongak ke arahku.

"Apa yang membuat mu takut?" Tanyaku meletekan tanganku di pipinya sambil menghilangkan bekas air matanya.

"Megan, ku takut dia melakukan hal buruk pada Megan." Ucapnya  yang membuatku terkekeh untuk mencairkan suasana.

"Sayang, Megan di lindungi oleh banyak orang begitu juga dengan dirimu."

Aku memilih membawanya ke sofa yang letaknya tepat di samping kursi Molly lalu mencari posisi yang nyaman untuk mengobrol.

"Sebentar, sejak kapan kau memanggil ku 'sayang'?" Tanyanya yang membuatku menatap wajahnya.

"Aku sudah sering mengucapkannya, kau tidak sadar?"

"Tidak."

"Kau jahat!" Pekikku menjatuhkan kepalaku di bahunya, ini hanyalah candaan ku pada Molly, aku tidak mungkin selebay ini.

Tak lama Joan kembali datang dengan Megan di gendongannya, kemudian menyerahkan Megan pada Molly. Kata Joan, Megan sedari tadi meminta keluar dan hanya ingin pada Molly.

Megan menjatuhkan dirinya di bahu Molly dan melingkarkan tangannya di sekitar leher Molly.

"Manja." Ejek ku pada Megan dan tanganku jahil mencuil tangannya.

Megan hanya diam, tidak memperdulikanku.

Aku terus memanggilnya sampai Megan menoleh padaku, namun dengan wajah yang terlihat mengantuk.

Sampai saat ini masih belum percaya kalau Molly tengah mengandung. Karena aku baru merasakan baru kemarin bertemu Molly di pinggir hutan dan menemukan Megan, sekarang dia sudah mengandung darah dagingku.

"Ini kenapa anak mommy, diam saja?" Tanya Molly mendudukkan Megan di pahanya dan di arahkan kepada ku dan Molly.

"Megan kenapa sayang?" Tanyaku mengusap kepalanya dan dia mengucek kedua matanya dengan tangannya yang mungil kemudian menguap.

"Aduh ngantuk. Sini bobo sama mommy." Ucap Molly. Aku merasa lega, Molly sudah kembali dengan moodnya yang membaik.

Jason, sampai kau menyentuh mereka. Nasibmu diambang kematian, brengsek.

---ooo---

Normal.

"Dia belum juga ditemukan?" Tanya Mely pada Thomas yang saat ini berada di kantor Piter.

"Belum, padahal aku sudah menyewa para SPY yang ahli." Ucapnya sambil menggigit donat.

"Sumpah, aku tidak menyangka kalau Jason melakukan hal separah itu! Sebegitunya kah dia menginginkan Molly kembali?!" Mely bergidik dengan apa yang dilakukan oleh Jason.

"Namanya juga orang gila, ya jadinya seperti itu." Ucap Thomas dengan acuh.

"Padahal dia tampan tetapi kelakuannya seperti orang tidak punya harga diri, memalukan!" Cerca Mely.

Thomas hanya mengangkat bahunya dan kembali memakan donat yang di bawa Mely. Saat ini dia hanya menanti informasi tentang keberadaan Jason, selain itu dia tidak memikirkannya.

Mungkin kalau Thomas bertemu dengan mahluk itu, dia tidak ingin membunuhnya secara langsung. Dia akan melakukan pemanasan dengan apa yang Jason lakukan pada Molly di masa lalunya atau mungkin lebih kejam.

"Sepertinya penjara tidak cukup untuk mereka." Ucap Mely membuka dokumen tentang Jason dan Kathy, mereka terlibat di beberapa negara Asia dan menyandang status buronan.

"Di lempar ke lembah Amazon juga tidak akan setimpal." Ceplos Thomas dengan angkuh.

"Jahanam lebih cocok." Balas Mely yang menutup dokumen itu, dia merasa jijik untuk membaca semuanya itu.

"Kenapa Molly dan Jason bisa bertemu?" Tanya Thomas.

"Entahlah, aku hanya tau, Molly memperkenalkan Jason padaku dan tak lama mendengar mereka jadian selama satu tahun lalu berakhir tragis." Mely tertawa ringan mengingat kejadian Jason ketahuan berselingkuh dari Molly.

"Bidadari ketemu setan mana cocok." Gumam Thomas membuat Mely tertawa.

---ooo---

Seorang lelaki sedang mengurung diri di sebuah rumah mewah, bersama beberapa anak buah miliknya. Kakinya yang di luruskan di atas meja, menunjukkan kalau dia adalah sosok yang paling berkuasa.

"Jason aku ingin memberikan mu informasi." Ucap seorang lelaki datang di hadapannya dengan wajah yang ragu.

"Ada apa Sony?" Tanyanya yang menghisap rokok dan mengepulkan asapnya.

"Keberadaan Kathy sudah terlacak, sekarang Molly dan Piter akan kembali ke Indonesia." Ucapnya duduk di hadapan Piter.

"Aku tidak perduli dengan wanita itu, yang terpenting calon istriku. Dia akan kembali." Ucap Jason dengan bersorak kemudian meneguk alkoholnya.

"Kalian bisa keluar? Saya ingin berbicara dengan bos kalian." Ucap Sonny yang langsung di beri anggukan oleh anak buah Jason yang terdiri dari lima orang, masih ada beberapa anak buah Piter yang menjaga rumah ini.

"Mau sampai kapan kau seperti ini? Merusak kebahagian orang hanya demi ambisimu." Sony mulai membuka mulutnya setelah di ruangan itu hanya dirinya dan Jason.

"Apa urusan mu?"

"Tentu ini urusan ku, kau teman ku. Ingatlah, kau juga sudah menjadi buronan lima negara dan kau ingin menjadi burunon di negara mu sendiri?"

"Tidak masalah, aku akan pindah kewarganegaraan dan membawa Molly jauh dari si bejat itu."

"Kau yang bejat!! You come and ruined everything. Kau gila!" cerca Sony dengan sesabar mungkin menghadapi manusia batu di hadapannya.

"Kau juga sudah melakukan pemaksaan atas Ibra dan Dion dan menyuruh Vino berpura-pura menjadi karyawan Madison kemudian mengambil surat berharga perusahaannya."

"Itu cerdas Son, sekali dayung dua tiga pulau aku dapatkan. Tinggal misiku membuat perpisahan mereka, setelah itu aku janji tidak akan mengganggu kehidupan mereka."

#TBC

Continue Reading

You'll Also Like

249K 3K 12
BoyPussy Bxb Cowo Bermeki
766K 35.5K 65
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
264K 22.5K 77
Cinta hanya untuk manusia lemah, dan aku tidak butuh cinta ~ Ellian Cinta itu sebuah perasaan yang ikhlas dari hati, kita tidak bisa menyangkalnya a...