IMPOSSIBLE

By diviana90

614K 20K 901

⚠ Cerita Completed, silahkan Follow sebelum membaca ⚠ Lucita Maheswari seorang penyiar radio, mendadak mempun... More

Bab 1 - Siaran Radio
Bab 2 - Kecelakaan
Bab 3 - Kejadian Aneh
Bab 4 - Penglihatan Aneh
Bab 5 - Siaran Radio
Bab 6 - Depresi
Bab 7 - Wanita Berbaju Merah
Bab 8 - Dia Mengikuti
Bab 9 - Kasus Pembunuhan
Bab 10 - Kerjasama
Bab 11 - Penyidikan Kasus
Bab 12 - Terungkap
Bab 13 - Misi Selesai
Bab 14 - Hantu Sialan!
Bab 15 - Job Tambahan
Bab 16 - Siapa Dia?
Bab 18 - Go Green
Bab 19 - Kisah Misteri
Bab 20 - Hantu Tampan
INFO

Bab 17 - Meeting

9.3K 887 34
By diviana90


Bab 17 – Meeting

-Author POV-

Hari ini adalah malam minggu, di mana tak jadwal siaran satupun untuk Lucita, sehingga ia dapat bersantai-santai di rumah. Lucita tengah menonton tv di ruang tengah sambil mengunyah beberapa cemilan kesukaannya. Ia menganti chanel tv berkali-kali, "Gak ada yang rame sama sekali" gerutu Lucita bangkit dari sofa. "Udah jam tujuh, kenapa mama arisannya lama sekali" Lucita pun memutuskan untuk menunggu sang mama di teras depan rumah. Sambil berkacak pinggang Lucita menatap keadaan di depan rumahnya.

Matanya menyipit ketika melihat seorang pria yang kini berdiri di depan rumahnya, "Astaga! Itu siapa?" gumam Lucita.

"Lucita?" tanyanya pria itu menatapnya sambil tersenyum, Lucita mengangguk dan berjalan untuk membukakan pintu pagar.

"Kok kamu tau nama saya?" Lucita kebingungan dengan pria satu ini, "Mau masuk?" tanya Lucita, namun sebelum sempat pria itu menjawab mama Lucita turun dari dalam taxi.

"Kebiasaan! Anak perawan di lawang pintu, pamali nongtot jodoh!" gerutu mama pada Lucita yang memang tengah berdiri di depan pagar. "Ayo bukain malah bengong sendirian!" dengus mama lagi, Lucitapun membuka lebar-lebar pagar rumahnya membiarkan mama untuk masuk ke dalam rumah.

Lucita mencerna kata-kata yang diucapkan mamanya tadi, 'Sendirian? Bukannya tadi gue lagi ngobrol sama—' Lucita tercegang karena sosok pria yang tadi berada di hadapannya kini hilang begitu saja. Lucita membanting pagar rumahnya dengan kencang dan segera berlari masuk ke dalam rumah, "Mama ...." teriak Lucita ketakutan.

***

Lucita membuka matanya yang masih berat karena dikagetkan oleh suara Bunga yang berteriak-teriak di depan pintu kamarnya seperti sedang berada di hutan. "Woy ... berisik banget emang ini pasar!" gerutu Lucita bangkit dari kasur dan berjalan menuju pintu kamarnya. "Iya bawel, ini gue baru mau buka!"

"Buset lama banget, suara gue sampe abis manggilin loe tau gak?" ucap Bunga saat Lucita membuka pintu kamarnya. Lucita menguap tanpa menutup mulutnya, "Anjrit jorok!" Bunga mendorong wajah Lucita agar menjauh.

Lucita terkekeh dan tanpa berpikir panjang Lucita kembali menghempaskan tubuhnya ke atas kasur lagi. "Gue masih ngantuk, loe ngapain masih pagi udah ke sini sih?" tanya Lucita sambil memejamkan matanya.

Bunga menarik tangan Lucita agar segera bangkit, "Ayo bangun, kita ada meeting buat program baru loe" ujar Bunga terus menganggu tidur Lucita.

"Meeting lagi? Dibayar lembur gak?" tanya Lucita lagi.

Tiba-tiba terdengar suara Alif dari depan kamarnya, "Lucita!! Bangun ... ayo kita meeting ..." teriak Alif semakin membuat Lucita tak bisa tidur dengan tenang sekarang.

Lucita melempar bantalnya lalu mengacak-ngacak rambutnya frustasi, "Loe berdua ngapain ke rumah gue sih! Oke gue bangun, tolong rapihin kasur gue tapi ya" sambil melenggang ke luar kamar.

Bunga dan Alif saling berpandangan, "Loe aja yang beresin Lif!" teriak Bunga berlari terlebih dahulu meninggalkan Alif.

"Perawan gebleg loe pada!" balas Alif berteriak, ia melirik seisi kamar Lucita yang penuh dengan barang-barang berwarna kuning. "Ini kamar apa counter pulsa, silau gue liatnya!" gumam Alif keluar dari kamar tanpa peduli dengan ucapan Lucita tadi.

Bunga yang tengah duduk di sofa dikagetkan dengan suara dan getaran dari ponsel Lucita yang ternyata berada dibokongnya. "Lah gue dudukin, rusak gak ya?" ucap Bunga mengambil ponsel Lucita, ia menatap layar ponsel milik Lucita tertulis Polisi Rian yang kini menghubunginya. "Polisi? Apa Lucita beneran pacaran sama polisi?" gumam Bunga, ia menekan tombol berwarna hijau dan menempelkan ponsel pada telinganya,

"Halo Lucita, apa kamu ada di rumah?"

'Astaga suaranya boombastis' batin Bunga dalam hati. "Maaf, Lucitanya sedang mandi ... saya Bunga temannya ..." jawab Bunga terkekeh.

"Oh saya juga minta maaf main nyerocos aja, kalo begitu saya titip pesan untuk Lucita saja ... kalo saya tadi telpon ya ..." ujar Rian.

"Oke Pak polisi" Bungapun menutup telpon, ia melirik kamar Lucita yang masih terbuka sepertinya Lucita masih belum selesai mandi. "Alif ... loe di mana?" teriak Bunga tanpa ada jawaban dari Alif, hingga Bunga memutuskan untuk mencarinya ke dapur. "Bagus! Pantes loe anteng banget, taunya lagi icipin kue tante ya" oceh Bunga dari pintu dapur. "Tante awas nanti kuenya bantet kalo Alif yang buat" cibir Bunga.

"Yeh ... gak bakalanlah, loe liat tangan gue udah mirip sama chef Arjuna tau gak!" Alif menunjukan kedua telapak tangannya pada Bunga.

Bunga melipat tangannya kedada, "Iya tampang loe juga mirip Lif" puji Bunga membuat Alif berbinar, "Mirip sama celemeknya!" tambahnya lagi sambi tertawa.

Mama Lucita hanya mampu tertawa sambil mengeleng-gelengkan kepala melihat tingkah Bunga dan Alif yang seperti Tom and Jerry versi manusia.

"Hey buruan mau berangkat sekarang gak?" tanya Lucita yang ternyata sudah siap.

"Lah kapan loe lewat? Gue kok enggak liat sih?" tanya Bunga heran.

Lucita memutar bola matanya, "Keasikan berantem sama Alif jadinya gagal fokus! Ma ... Lucita berangkat ya" pamit Lucita mengecup pipi mamanya yang masih sibuk membuat adonan kue.

"Alif juga ya tan ..." Alif mencium tangan mama Lucita disusul Bunga.

Lucita menyalakan mobilnya, sudah berapa hari ia sampai lupa untuk memanaskan mobil, karena ia belakangan ini ia sering bersama Rian. "Ayo naik!" ajak Lucita pada kedua temannya. Bunga duduk di samping Lucita sedangkan Alif di jok belakang, mobilpun melaju dengan kecepatan standart.

"Loe ngapain ikut meeting? Bukannya loe gak ada sangkut pautnya sama acara kisah misteri?" tanya Lucita yang baru ingat jika Bunga tidak menjadi operatornya dalam acara terbaru.

"Tau nih nimbrung mulu kaya ikan sarden!" timpal Alif keki.

Bunga tertawa, "Gue? Halo kalian berdua harus tau kalo produser untuk acara ini adalah gue, Bunga ... jadi gue adalah atasan diacara itu, jadi hati-hati ya ... terutama loe Lif" ujar Bunga memicingkan mata pada Alif yang spontan menelan air liurnya.

"Gila, mati gue! Udah acaranya misteri ... produser gue mak lampir ... lengkap hidup gue" Alif menempelkan kepalanya pada kaca mobil. Lucita dan Bunga terkekeh melihatnya.

"Oia, tadi ada telpon dari polisi Rian ... sorry gue angkat soalnya loe lagi mandi pas dia telpon" terang Bunga, Lucita mengerutkan keningnya heran. "Loe pacaran sama polisi? Wah ... keren!!" puji Bunga mengacungkan kedua ibu jarinya kearah Lucita.

Lucita memutar bola matanya, "Idih apaan sih, enggak kok gue gak pacaran sama dia ... jangan bikin gosip lagi deh" ralat Lucita, "Kemarin-kemarin gue bantuin dia buat ngungkap kasus pembunuhan soalnya tuh korbannya datang minta tolong sama gue" cerita Lucita membuat Bunga dan Alif terperanggah.

"Loe serius?" tanya Bunga dan Alif bersamaan.

"Buset kompak amat" kekeh Lucita. "Dua rius gue, syukurlah pembunuh aslinya udah ketangkep dan loe berdua harus tau kalo yang bunuh dia itu bapak kandungnya! Dunia udah semakin panas!" celoteh Lucita.

"Loe sekarang udah gak takut lagi liat hantu?" tanya Bunga penasaran, diangguk Alif yang kini mencondongkan badannya demi bisa mendengarkan topik ini ebih jelas.

"Takutlah, Cuma korban yang kemarin itu dia nurut pas gue minta jangan tampakin wujud serem pas ketemu sama gue ... eh beneran, dia kalo ketemu gue pasti cantik kaga keliatan kalo dia hantu" cerocos Lucita datar tanpa ada ketakutan, berbanding terbalik dengan ekspresi Bunga dan Alif sekarang.

"Fantastis!" puji Alif menepuk pundak Lucita.

***

"Oke, terima kasih untuk semua tim acara terbaru kita kisah misteri yang akan mulai siaran malam jum'at minggu ini" ucap Pak Andra membuka rapat intern. "Bagaimana kalian bertiga siap?" tanya Pak Andra. Lucita, Bunga dan Alif mengangguk, "Kita mulai rapatnya ya"

"Terus dipikir dia dari tadi dia ngomong ngapain? Ngerujak?" bisik Lucita pada Bunga yang segera menyikut lengan Lucita.

"Saya percayakan acara ini pada Bunga untuk yang bertanggung jawab, operator Alif dan penyiar adalah Lucita, saya yakin ini tim terbaik ... semoga kalian bertiga dapat bekerjasama. Dalam acara ini, kita akan mempersilahkan pendengar bercerita tentang kisah-kisah mister yang pernah mereka alami dan kamu Lucita, buatlah seolah-olah kamu itu bisa merasakan apa yang mereka rasakan di sana" pesan Pak Andra.

"Maksud bapak?" tanya Lucita kurang paham.

Pak Andra membetulkan posisi duduknya, seperti biasa tangan pak Andra ditaruh diatas meja. "Jadi buatlah keadaan semencengkam mungkin, atau kamu bisa mewawancari para pendengar yang menelpon kesini" jelas Pak Andra, Lucita mengangguk mengerti.

"Tapi Pak, kalo siaran misteri gini berarti saya gak usah masukin lagu-lagu dong?" tanya Alif.

Pak Andra berpikir sejenak, "Sepertinya tidak usah, karena acara inipun hanya berlangsung dua jam jadi tak perlu pakai lagu-lagu yang terpenting adalah musik-musik horor yang akan menambah citra rasa misterinya saja" saran Pak Andra. "Bagaimana Bunga? Masih adakah yang belum dimengerti?" tanya Pak Andra menatap Bunga.

Lucita dan Alif saling bersikut melihat tingkah Pak Andra pada Bunga, "Enggak Pak cukup, saya paham kok" jawab Bunga mencubit paha Lucita kecil.

"Kalo begitu saya minta Bunga untuk menyiapkan topik dihari pertama siaran ya, Lucita dan Alif ... persiapkan diri kalian! Minta ijin pada orangtua jika setiap malam jum'at kalian akan pulang tengah malam" pesan Pak Andra lagi. "Kalo begitu silahkan kalian lanjutkan meetingnya, saya keluar karena masih banyak yang harus saya kerjakan" pamit Pak Andra bangkit dari kursi lalu keluar dari ruang rapat.

Kini mereka bertiga mulai fokus menyusun topik cerita yang akan dibawakan kamis malam nanti, Bunga segera sibuk browsing mencari pencerahan dari mbah google sedangkan Alif berpikir sekeras mungkin tentang musik yang harus ia persiapkan nanti. Sedangkan Lucita ia malah asik membalas pesan dari Rian.

From : Polisi Rian

Saya ingin meminta bantuan lagi apa bisa?

Lucita segera membalas pesan dari Rian,

To : Polisi Rian

Soal apa dulu?

Send.

Bunga melirik Lucita, "Ngapain loe?" tanya Bunga membuat Lucita terperanjat. "Pacaran lagi? Gue punya ide, gimana kalo topik hari pertama itu adalah indra ke-enam?"

"What?" tanya Lucita shock dengan ide Bunga.

***


Jam makan siang nihhhh ... hahhaa aku update menemani jam makan siang kalian semua ... 

Hayoooooo gimana ya Lucitaa bawain siarannya?


Ini aku cepet banget updatenya, kalo gini ceritanya pasti tamat bentaran lagi hahhahaha ....


Tetap! aku butuh vote sama commentnya ...


Tengkyuuu Love u Full :*

Continue Reading

You'll Also Like

3.8M 280K 42
[[Follow sebelum membaca]] -- Kinan, gadis ceria penyimpan banyak rahasia. Di balik senyum indahnya, Kinan menyimpan beribu luka terpendam. Kinan cum...
13.8M 1M 88
Menikah? Dengan teman seangkatannya sendiri? Orang yang biasa dijuluki bad boy? Dikenal banyak orang? Disegani wanita? Bahkan beberapa guru pun ada y...
15.3M 217K 8
Sudah terbit
3.3M 102K 11
"Menikah dengan saya, atau kamu tidak akan pernah bertemu dengan anak kita lagi," desis Pandu tegas dan mengintimidasi. Bintang menatap Pandu dengan...