IMPOSSIBLE

diviana90

614K 20K 901

⚠ Cerita Completed, silahkan Follow sebelum membaca ⚠ Lucita Maheswari seorang penyiar radio, mendadak mempun... Еще

Bab 1 - Siaran Radio
Bab 2 - Kecelakaan
Bab 3 - Kejadian Aneh
Bab 4 - Penglihatan Aneh
Bab 5 - Siaran Radio
Bab 6 - Depresi
Bab 7 - Wanita Berbaju Merah
Bab 8 - Dia Mengikuti
Bab 9 - Kasus Pembunuhan
Bab 10 - Kerjasama
Bab 11 - Penyidikan Kasus
Bab 12 - Terungkap
Bab 13 - Misi Selesai
Bab 14 - Hantu Sialan!
Bab 15 - Job Tambahan
Bab 17 - Meeting
Bab 18 - Go Green
Bab 19 - Kisah Misteri
Bab 20 - Hantu Tampan
INFO

Bab 16 - Siapa Dia?

9.2K 888 30
diviana90


Bab 16 – Siapa Dia?

-Author POV-

"Ada apa di sana?" tanya Lucita kepo pada Rian yang kembali masuk ke dalam mobil, ia kembali duduk dengan tenang di samping Rian.

"Ada kecelakaan, tapi korbannya sudah di bawa ke rumah sakit kok ..." jawab Rian menyalakan mobilnya dan mulai melaju karena jalanan sudah kembali lancar. "Kamu lapar?" tanya Rian disela-sela perjalanan.

"Hihihi ... makan di rumah aja deh, kasian nanti kamu bangkrut traktir saya mulu" ujar Lucita tersenyum simpul, "Atau ... nanti kamu sekalian mampir ya ke rumah, mama pinter banget bikin kue loh ..." Lucita mengedipkan sebelah matanya. Rian mengangguk setuju sambil tersenyum pada Lucita.

Setelah melewati perjalan yang cukup melelahkan, akhirnya mobil Rian sampai juga di depan rumah Lucita, dari dalam mobil terlihat mama Lucita tengah menyiram bunga di halaman. "Turun dulu yuk!" ajak Lucita pada Rian.

"Saya malu" ucap Rian membuat Lucita kegelian melihatnya.

"Seandainya saja masyarakat tau sikap asli polisi seperti ini mungkin mereka muak" goda Lucita membuka pintu mobil Rian. "Buruan! Mama udah liat ke arah sini loh!" Lucita menakut-nakuti Rian yang segera terburu-buru turun dari dalam mobil dan mengekori.

"Mama ..." teriak Lucita mencium pipi sang mama. "Kenalin ini Rian" Lucita menarik tangan Rian.

Rian mencium tangan mama Lucita, "Mama udah kenal kok, iya gak nak Rian?" ucap Mama dengan wajah menggoda membuat Rian malu. "Masuk dulu yuk!" ajak mama dan Rian mengikuti ucapannya sedangkan Lucita kini melirik ke arah mobil Rian.

"Kaya ada orang tadi?" gumam Lucita mengerak-gerakan kepalanya. "Oh tidak! Jangan mulai lagi!!" ia berlari masuk ke dalam rumah.

Rian duduk di sofa ruang tamu, matanya memandang sekeliling ruangan yang dipenuhi oleh pajangan foto-foto Lucita dari mulai dia kecil hingga besar. Mata Rian terhenti pada vas bunga di samping sofa, di sana banyak sekali mawar merah dari yang masih segar sampai ada beberapa yang sudah layu.

"Hey, liatin apa?" tanya Lucita menyimpan satu tangkai bunga mawar di vas yang tengah Rian perhatikan sejak tadi. Lucitapun duduk di samping Rian.

"Itu bunga dari siapa? Banyak banget?" tanya Rian ingin tahu, entah apa yang ada dipikirannya saat ini.

Lucita melirik vas bunga itu, ia tersenyum. "Oh bunga ini? Entahlah ... setiap siaran pasti ada yang menitipkan setangkai bunga kadang ada coklat juga" ucap Lucita diangguk Rian yang hanya mengangguk mengerti. "Mungkin dia fans ratu baper" kekeh Lucita.

"Kebetulan banget Tante baru bikin kue, Rian belum cobakan?" suara mama Lucita terdengar sangat nyaring, ia berjalan sambil membawa nampan yang berisi minuman dan kue buatannya sendiri. "Nih coba dulu" ucap mama memberikan sepotong Rainbow cake pada Rian.

"Terima kasih Tante, saya jadi ngerepotin" ucap Rian malu-malu, ia mulai menyuapkan kue ke dalam mulutnya.

Lucita hanya memutar bola mata melihat tingkah mamanya pada Rian, ini bukan sekali dua kalinya dia bersikap manis pada pria yang datang ke rumah seolah-olah mama ingin segera Lucita mempunyai pasangan hidup.

'Itu siapa?' tanya Lucita dalam hati melihat ke arah luar pagar.

"Kenapa Luci?" tanya Rian yang melihat gerak-gerik aneh Lucita.

Lucita menggeleng, "Enggak kok bukan apa-apa" jawab Lucita mengalihkan pembicaraan.

Mereka bertigapun terlarut dalam obrolan yang sangat seru dan menyenangkan, ternyata Rian orangnya humoris juga meski terkadang kaku jika mama Lucita bertanya hal-hal yang luar biasa padanya. Biasalah emak-emak yang sangat kepo dengan teman anak gadisnya bukan suatu yang aneh.

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, hingga Rian pamit untuk pulang. Lucitapun mengantar Rian sampai depan pagar rumahnya. "Hati-hati ya ..." pesan Lucita sambil melambaikan tangannya ke arah Rian yang sudah duduk di bangku kemudi.

Rian membuka kaca mobilnya, "Terima kasih" ucap Rian melambaikan tangannya pada Lucita. 'Astaga! Dia manis sekali ...' batin Rian dan mobilpun mulai meninggalkan rumah Lucita. Hari ini merasa sangat bahagia, ia bisa menjemput Lucita sepulang kerja. Rian terkekeh sendirian jika mengingat kejadian di halte tadi ketika bertemu Lucita. "Saya mungkin terlihat gila! Bagaimana bisa sejak jam lima sore berputar-putar di sekitar radio conexion" ucap Rian menggigit kepalan tangan kirinya sambil tersenyum tak jelas.

Ponsel milik Rian berbunyi, ia meraih ponsel yang ia simpan di sampingnya "Reynold ada apa?" gumam Rian dan segera mengangkatnya dengan loudspeaker.

"Pak Rian, kembali ke kantor bisa sekarang?" suara Reynold terdengar terengah-engah.

"Apa ada masalah di sana?"

"Kasus kebakaran di rumah Pak Handoko, Pak Ibrahim minta kita usut kembali kasusnya ... ada beberapa hal ganjil yang terlihat di rumah itu"

"Oke, segera saya ke sana" jawab Rian menutup sambungan telpon.

***

Hanya butuh waktu lima belas menit untuk Rian sampai di kantor polisi, Rian yang mengenakan pakaian bebas segera berlari ke dalam ruangan Pak Ibrahim yang sudah menunggunya.

"Dari tadi saya menunggu kamu!" ujar Pak Ibrahim sebelum Rian melapor kepadanya, "Tolong usut kembali kasus ini!" Pak Ibrahim menaruh dokumen setebal kamus ke atas meja kerjanya. "Silahkan duduk dan tolong dibaca ulang, saya ingin kasus ini segera diselesaikan!" ucap Pak Ibrahim dan Rian duduk lalu mengambil dokumen yang diberikan Pak Ibrahim.

"Baik Pak laksankan!" ucap Rian tegas, "Kalo begitu saya kembali ke meja kerja saja untuk mempelajari semua data-data dari kejadian itu" pamit Rian diangguk Pak Ibrahim setuju.

Rian keluar dari ruangan Pak Ibrahim sambil memijit kepalanya, "Gimana Pak?" tanya Reynold yang ternyata menunggunya di depan ruangan Pak Ibrahim. "Pak Ibrahim bicara apa? Lalu apa maunya—" ucapan Reynold terhenti karena mulutnya sudah dibekap oleh Rian.

"Diam! Atau kamu saya suruh lari keliling lapangan!" bentak Rian, sontak Reynold terdiam dan kini mengekori Rian yang kembali duduk di meja kerjanya.

Rian membuka lembaran dokumen itu satu persatu dan membacanya dengan seksama, "Warga sekitar sana bilang jika rumah kebakaran itu kini banyak hantunya" ceplos Reynold. Rian meliriknya sinis dan kembali membaca, "Banyak suara-suara aneh yang terdengar ketika malam, membuat para warga ketakutan untuk melewati rumah itu" timpal Reynold lagi membuat Rian sedikit jengkel. "Oke ... oke ... saya kembali ke meja, itu hanya sekedar info jika Bapak mau melakukan penyelidikan malam-malam" ucap Reynold berjalan kembali menuju meja kerjanya.

Rian berpikir sejenak, 'Kasus ini sudah ditutup dua minggu lalu karena terbukti bahwa kebakaran yang mengakibatkan meninggalnya Pak Handoko itu akibat konsleting listrik' batin Rian kembali membaca. 'Apa saya harus meminta bantuan Lucita? Arrghh ... sepertinya ia pasti akan menolak jika berkaitan dengan hantu' ucapnya lagi dalam hati.

Ponsel Rian berbunyi, menandakan ada sebuah pesan masuk untuknya ... Rian meraih dan membuka pesan.

From : Lucita Maheswari

Pak Polisi, jaketnya ketinggalan di rumah ...

Rian tersenyum membaca pesan dari Lucita, sangking asiknya mengobrol Rian sampai lupa jika dia tadi mengenakan jaket. Rian segera membalas pesan dari Lucita,

To : Lucita Maheswari

Saya sampai lupa, tadi keasikan ngobrol

Send.

Balas Rian sambil tak henti tersenyum, "Waw ... astaga! Ternyata tadi sore AKP kita ini berdusta!" ucap Reynold yang ternyata sedari tadi berada di belakang tubuh Rian. "Sepertinya ada yang sedang jatuh cinta?" goda Reynold lagi tertawa terbahak-bahak.

"Sejak kapan kamu ada di belakang saya?" bentak Rian menutupi rona merah di wajahnya.

"Ya Tuhan!! Warna wajah AKP Rian berubah seperti tomat matang! Hahaha ... andai saja ini siang hari pasti banyak polisi lain yang melihatnya! Kocak sungguh ini kocak!" cibir Reynold sambil terus tertawa puas.

Rian bangkit sambil membawa dokumen kebakaran itu, "Sialan!" dengus Rian berjalan ke luar dari kantor polisi.

"Pak Rian! Pak Rian ..." panggil Reynold tanpa digubris Rian. "Pak Rian, ponselnya tertinggal ... Lucita telpon nih" teriak Reynold dan ternyata Rian segera berlari masuk ke dalam kembali. Rian celingak celinguk mencari keberadaan ponselnya di atas meja kerja. "Cari apa Pak?" tanya Reynold menahan tawa.

"Ponsel saya mana?"

"Itu yang Bapak pegang apa?" tunjuk Reynold ke tangan Rian yang memang memegang ponselnya sedari tadi. Rian menatap Reynold kesal dan keluar dari kantor. "Jatuh cinta berefek lupa ingatan ... hahaha" goda Reynold lagi.

"Kamu tidak saja ijinkan pulang selama dua hari!" teriak Rian dari depan pintu, membuat Reynold kaget. "Tidak ada penolakan!" ucap Rian lagi.

"Argghh ... sialan!" ucap Reynold kembali duduk di meja kerjanya.

***

From : Polisi Rian

Saya sebentar lagi sampai ke rumah ...

Lucita membelalakan mata ketika membaca pesan untuknya dari Rian, Ia segera berlari ketika mendengar suara mesin mobil di depan rumah. "Tunggu!!" teriak Lucita membuka pintu rumah dan menuju ke pagar.

"Rian? Cepet banget, sini masuk dulu ..." ucap Lucita membenarkan handuk yang masih menempel di kepalanya.

Rian turun dari dalam mobil, "Saya tunggu di sini aja deh ... Cuma mau ambil jaket aja" ucap Rian, Lucita mengangguk namun matanya melihat seorang pria di dalam mobil Rian tengah menatapnya. 'Oh pantes dia bawa temennya, ganteng atulah' batin Lucita kembali masuk ke dalam rumah untuk mengambil jaket Rian yang tertinggal.

"Ini" ucap Lucita memberikan jaket hitam milik Rian.

"Terima kasih, maaf jadi merepotkan ... kamu mandi malam-malam begini?" tanya Rian melihat rambut Lucita yang masih basah, sedangkan handuk yang tadi ia pakai di simpan begitu saja di atas sofa karena merasa malu oleh teman Rian yang tampan di dalam mobil.

Lucita tersenyum, "Gak bisa tidur kalo belum mandi" jawab Lucita, ia kembali melirik pria di dalam mobil Rian. "Temennya gak di kenalin?" tanya Lucita.

Rian mengerutkan kening, "Teman? Teman yang mana?" tanya Rian heran.

"Itu loh yang ada—" ucapan Lucita terhenti karena terdengar teriakan mamanya dari dalam rumah. "Iya Ma" jawab Lucita.

"Ya sudah saya pamit dulu, gak enak sudah malam ... salam sama mama kamu ya" pesan Rian lalu kembali masuk ke dalam mobil.

Lucita tetap menatap pria di dalam mobil Rian, 'Ganteng banget!' batinnya.

"Lucita Maheswari! Handuk basah kamu simpan di sofa!!" teriak mama dari dalam membuat Lucita lari terbirit-birit untuk mengambil handuknya.

***


Selamat siang ... aku update lagi ... gileee ini update minum vegeta kali ya? lancar bener ... hahhaaa ...


Aku selalu berterima kasih buat kalian yang baca cerita ini, apalagi baca semua work aku ... meskipun ceritanya absurd hahahaha ...

Jangan lupa, vote dan commentnya ya aa ganteng dan teteh geulis ...


Love u Full :*

Продолжить чтение

Вам также понравится

Beautiful Rocker francesc indah

Подростковая литература

381K 9.3K 13
[SELESAI] / Part lengkap tersedia di WEBNOVEL dan JOYLADA Keira Azalea tidak suka jadi perhatian. Ia tak peduli pada banyak hal, hanya tertarik pada...
LOVEHOLIC 𝖆𝖈𝖍𝖆★

Любовные романы

6.5M 334K 60
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...
JURAGAN KOS E_Prasetyo

Любовные романы

797K 76.8K 51
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
7.9K 1.3K 42
Katanya cinta sejati sulit ditemukan, apalagi untuk ku yang tidak pernah pacaran. Mengurus hidup sendiri saja sudah susah, tidak ada waktu untuk memi...