Para Penghuni Kampus (Chapter...

By viallena

160K 8.1K 470

setelah lulus SMA aku berpisah dengan arga karena kesalahan komunikasi. disitu aku mulai berpikir mungkin mem... More

♥sambutan 'penunggu' kampus
♥PPSMB horor
♥bisikan setan
♥jangan 'ganjil'
♥ritual
♥pelet khantil
♥parangkusumo
♥horornya fakultas hukum
♥tarot dan sang peramal
♥gadis berbaju merah
♥preman insyaf
♥nyi serah
♥ritual pelepasan susuk
♥lupa diri
♥pancasona
♥ilmu hitam tertinggi
♥twin connections
♥'penguntit dari alam lain'
♥flash back yang terlarang
♥makam gantung
♥mati suri
♥khilaf
♥hadiah terindah

♥perekrutan

5.6K 304 12
By viallena

saat jam kosong aku tak lagi ketempat sarah atau perpustakaan. tp ngobrol sama mereka berdua.

" hueekkk...!". terdengar suara seperti orang mau muntah. kulihat novi dibelakang wajahnya pucat berpegangan pada kursi lipat yg ikut bergeser karena dia terhuyung kedepan. ga seimbang sama berat badannya yg besar itu. aku spontan kebelakang dan  memegang pinggangnya.

'lup dub..lup dub.. lup dub..lup dub..'

aku tertegun.. itu bunyi jantung. kuletakkan satu tangan didadanya dan satu lagi dipinggang yg tadi.

'lup dub lup dup lup dub lup dub lup dub'

terdenngar bunyi itu makin bersahutan. aku tertegun lagi. ada dua detak jantung. kulihat novi makin memucat.

" gpp len... jangan pegang.. aku gpp, cuma masuk angin kayaknya". katanya berbohong.

" beneran gpp?". kataku meyakinkan. dia mengangguk lalu pergi gt aja sambil menutup mulutnya rapat rapat. dia hamil..

" kenapa dia len?". tanya sani mendekat.

" masuk angin katanya..". jawabku menutupi.

setelah itu jam kuliah berikutnya novi gak terlihat lagi. tas nya juga tertinggal dikelas. aku tunggu sampai magrib tp tetep ga ada. kemana ni anak.. aku kok jd kawatir. kubawa tas itu pulang. saat keluar kelas kulihat dipojokan berdiri seorang cewek mirip novi. langkahku terhenti.

aku berbalik masuk kedalam kelas. kulihat dengan seksama. jelas itu novi. ragu aku mendekat. dia mundur beberapa langkah dalam kegelapan dipojokan dan menghilang.

" novvv... ". panggilku menggema diseluruh ruang kelas. perasaanku mulai ga enak. aku langsung berlari kearah saklar lampu dan kunyalakan semua lampu.

" aaaghhh La illa haillallah...!!!". jeritku terkejut melihat novi menggantung dengan tali terikat kuat dilehernya. dibawahnya kulihat seperti kotoran manusia berbau sangat busuk. aku ternganga tak mampu teriak lagi. kulangkahkan kakiku mendekat namun tiba tiba dia berubah jadi sosok hitam besar berayun ayun dan penuh bulu.

" siall..!!". umpatku lalu berlari keluar kelas dan menabrak sebagian pintu. terasa sangat nyeri di bekas retakan tanganku waktu dulu sempat terbanting di ruangan eyang.

" kenapa mbak kok lari". tanya pak satpam. karena takut yg kujumpai bukan manusia kayak td aku ga gubris dan terus berlari kejalanan.

'tttiiiinnnnnnnn!!!!'

terdengar bunyi klakson mengejutkanku diiringi bunyi rem mendadak. aku terhenti dengan nafas terengah engah. seseorang turun dari mobil dengan tergesa.

" ellen...!!! km gpp?!". tanya pandu kawatir. aku memegang kedua lututku karena kecapean berlari. gilaaa lari dr kelas sampai sini lumayan jauh kalo dipikir.

" tolong.. tolongin...". kataku terengah engah. tanpa aku pikir panjang ak masuk kemobilnya diikuti dia masih bingung.

" ayooo cepet!". ajakku ga sabaran.

" kemana?". tanyanya.

" kemana ya..". ak bingung.

" km gpp kan len??". tanyanya kawatir..

" nggak.. gpp.. bentar". kataku masih bingung. aku telfon wijat akhirnya untuk meminta alamat novi. namun dia malah menawarkan diri untuk mengantarku karena aku terdengar panik.

" yaudah kita ketemu di taman makam pahlawan yaa.. deket kok rumahnya dari situ tp yaa jalannya agak masuk lg.. oke.. aku kesana sekarang". katanya menutup telfon. aku meminta pandu membawaku ke daerah yg disebutkan wijat.

" cepett yaa.. bisa nggak". pintaku ga sabaran. perasaanku makin ga enak.

" pakai sabuk pengaman!!". katanya yakin. pandu menyetir layaknya pembalab jalanan. aku berpegangan erat dan hanya menutup mata tanpa menjerit saat dia dengan santainya ngebut dan berkelok kelok dijalanan. lampu merah dia trabas. klakson dia mainkan. kayaknya ni anak menang kalo jd pembalab. orang orang sekitar membalas dengan klakson panjang dan sepertinya jengkel. terdengar bunyi sirine mobil patroli dibelakang. 

" mampus dah". kataku melihat kaca spion. mobil patroli mengebut mengikuti kami.

" tenang len.. aku bs lebih cepat lagi". katanya nyengir. ga aku larang dia.. dipikiranku hanya ada novi dan novi. sampai tempat perjanjian sudah ada wijat disana. kami langsung mengikuti wijat dan berhenti disebuah jalan. jalan batikan. kami turun dan berlari menjauh dari mobil. dari jauh terlihat dua polisi mendekati mobil pandu.

" mana rumahnya??". kataku masih panik.

" katanya sih sekitar sini.. aku juga td tanya sani.. terus deh kayaknya.. ". kata wijat yakin.

lalu kami berhenti dirumah bercat hijau dan sederhana sekali. langsung kuketuk berulang kali.

" yaa..??". tanya seorang ibu paruh baya membuka pintu.

" novi nya ada?". tanyaku sopan.

" ada.. lagi istirahat". jawab ibu itu melihat kami bertiga bergantian.

"permisi..". kataku langsung masuk gt aja melewati ibu yg tadi masih berdiri bengong di pintu. kulihat rumah itu ada dua kamar saja. satunya terbuka dan kosong. satunya lagi tertutup rapat juga terkunci dr dalam.

" nov...,novi !!!". panggilku sambil menggedor pintu.

" ini apa apaan.. ga sopan banget". kata ibu itu begitu melihatku menggedor pintu kamar novi.

" nov....!!!". panggilku lg. perasaanku makin ga enak.

" mbak.. jangan seenaknya dirumah orang gedor gedor". katanya lagi kali ini menarikku menjauh dr pintu kamar novi.

" jat.. dobrak!!". pintaku ke wijat. dia hanya memandangku aneh dan berganti melihat ibu td takut.

" pandu, udah dobrak aja... cepetan!!". pintaku lg pada pandu. tanpa pikir panjang pandu mendobrak pintu.

'krakkk'.

terdengar suara pintu rusak dibagian tepi kanan. dalam sekali tendang lagi pintunya terbuka dan satu engsel atasnya ikut terlepas.

" Aaagghhh Ya Allah !!". teriak kami hampir bersamaan. kulihat novi sudah tergantung dengan tubuh masih bergerak gerak. langsung wijat memegang kedua kaki novi biar tidak menggantung bebas diudara.

" potong talinya.. cepetan!!". teriakku panik. aku menarik satu meja deket tempat tidur kesamping wijat. pandu berlari dan kembali membawa pisau.

pandu naik meja dan dengan cepat memotong tali. novi jatuh dipeluk wijat dan dibaringkan ditempat tidur. dia terbatuk batuk dan meronta histeris. ibu yg tadi sangat galak berubah kawatir dan tak lg melihatku judes. kami bertiga saling pandang.

" nduk kenapa?? jangan tinggalin ibu nduk.. ibu janji ga akan maksa km kerja malam lg... maaf ya nduk!!". kata ibu itu mengiba sama novi. kerja malem?? tersimpan banyak pertanyaan untuk novi dikepalaku.

" ayo kita bawa kerumah sakit!!". ajak wijat.

" ga..usah..". kata novi terbata. kuraba nadinya dan kulihat dia tersadar.

" kamu mikir apa sih... jangan gini lg.. ntar kalopun km mati.. diakhirat km masih diadili.. emang km mau??". kataku kesal. dia malah menangis. haduwhhh salah ngomong lg aku kayaknya.

" iyaa ndukk.. ga kasian ta km sama ibu?". kata ibu itu terus terusan memeluk novi. setelah tenang kami pamitan pulang. kusarankan agar novi tak ditinggal sendirian.

" sebentar nak.. tolong temenin novi.. ibu ambil minum dulu buat dia.. takutt kalo ditinggal ntar dia aneh aneh lagi". ucap ibu itu gemeter dan rada bingung lalu pergi kedapur ditemenin wijat.

" aku tau km hamil.. jadi jangan aneh aneh.. km dah bikin dosa besar masa km mau nyerah ke Allah SWT buat diadili disana.. nabung dulu amalnya.. baru mati!!". bisikku padanya jengkel.

" lennn... ". ucapnya memelas lalu menangis. kupeluk dia biar tenang. ngadepin orang putus asa harus tegas. jangan malah dikasihani ntar dia malah pesimis.

" selamat malam.. bisa tunjukkan surat suratnya.. ".kata salah seorang polisi disamping mobil pandu. dan bs ditebak selanjutnya gmn.

" len.. km pulang bareng wijat aja yaa.. aku gpp". katanya lalu pergi mengikuti mobil patroli didepannya.

dalam perjalanan aku hanya terdiam. kenapa selalu arga pada akhirnya yg kubutuhkan. aku perlu seseorang yg memahamiku. tau gimana aku. rasanya sangat sendirian kalo begini. mungkin dia hanya sebatas kawatir kemarin saat menemui elga. ga lebih dari itu. mungkin dia sudah punya tambatan hati yg lain.

" lenn.. km knp?". tanya wijat yg melihatku hanya diam.

" gpp .. mmmm anterin aku ke kampus lg bisa". pintaku dengan masih termenung.

" ngapain? ". tanya wijat heran.

" ada urusan". jawabku singkat. lebih baik aku trima tawaran kak firgi. selain bisa dapet temen baru yg mungkin sepaham elga tentunya akan menjauh dariku.

" makasih yaa". kataku sambil turun dari mobil.

" len.. habis ini cepet pulang yaa.. jangan malem malem". katanya lalu memundurkan mobilnya dan berlalu pergi. aku menuju gedung MIPA ditempat yg sudah dijanjikan kak firgi. sepi... tak ada siapapun.

" kata sandi..". kata seseorang dibelakangku.

" apaa?!". tanyaku tak mengerti.

" kamu.. kesini.. dan dateng ditempat ini.. kata sandi!!!". bentaknya tak sopan.
" nihhh !!". kataku sambil melempar gelang pemberian kak firgi.

" lohh.. maaf.. ga tau.. yuk ikut". katanya langsung berubah sikap. apaan sih ini.. aneh banget.. kata sandi lahh.. ni anak sp juga.

tempat semula hanya buat jebakan batman aja. kita bergeser kegedung sebelah,fakultas geografi. biasanya anggota baru yg akan bergabung harus memutari gedung pusat sebanyak 7 kali. hal itu dipercaya akan mempertajam dan mengaktifkan cakra orang yg melakukan ritual td. secara sendirinya akan ada seperti medan magnet dan akan saling tarik antara anggota baru dan kelompok yg dituju. aku ga percaya sama hal itu. ga gampang buat muteri gedung pusat karena sangat besar dan harus dilakukan antara tengah malam sampai jam 3 malam. lain halnya dengan anggota yg sudah lama diincar buat direkrut. akan langsung diberi gelang warna hitam dengan aksen kayu dan bertuliskan sebuah lambang yg aneh berbentuk lingkaran ditengah ada sebuah bunga berwarna biru.

" len...!!". panggil kak firgi mendekat.

" eh ..kak.., jadi disini tempatnya?". tanyaku sambil meliat sekeliling.

" iyaa.. kenapa?". tanyanya lirik kanan kiri.

" gpp.. ". jawabku singkat.

" yukk udah ditungguin!". ajaknya lagi menarik tanganku. bukannya apa..digedung ini terkenal sama yg namanya kuntilanak. males kan kalo liat hal begituan. temen kak firgi yg tadi menjemputku mengeluarkan sebuah jubah merah bergariskan hitam. baunya wangi... wangi kemenyan.

" len.. langkahkan kaki kanan dulu ya". katanya menjelaskan. terlihat ada sebuah bayangan dan warna putih menggelantung diatas atap dan bergerak mengikuti langkah kami. aku hanya diam dan berjalan ditengah antara kak firgi dan temennya ga brani mlihat keatas langsung.

lorong didepan kami sangat gelap. tak ada penerangan seperti fakultas lain disini. sengaja dimatikan sepertinya. hanya dua buah lilin yg dipegang mereka menerangi jalan.

' ini ga baik lenn' terdengar seperti suara arga. ntah kak firgi bilang apa aku lg fokus dengerin lg suara yg td.

'balik kerumah!! jangan teruskan!'

" kenapa??!!". tanyaku teriak lepas kendali.

" jangam ngomong.. kan aku td da bilang". kata kak firgi menegurku. kapan bilangnya..

makin lama aku sepertinya terlalu terobsesi sama arga. harus kulupakan. dia ga penting lg sekarang. kami tiba diruangan yg tertutup rapat. tiba tiba angin berhembus dan kedua lilin mati. wew.. kok bisa gini yaa.. ahh kebetulan aja ini.

bau kemenyan sangat kuat didepan pintu. aku seperti tertarik kedalam dan harus kedalam. jarang sekali ada yg seperti ini. saat aku menjauh kepalaku terasa pusing. dadaku seperti dijejali banyak udara.

" ehh kemana? sini!!". kata kak firgi melarangku pergi dan langsung ditarik mendekati pintu.

saat masuk disebuah tempat yg cukup besar. dua kali lipat gedenya dari ruang kelas. ada sebuah lcd dan banyak lilin berukuran besar disekeliling ruangan. ditengah tengah lilin warna putih besar berdiameter 5 cm dijejer berbentuk lingkaran. kok bisa mereka dapat fasilitas kayak begini. ada sekitar 20 orang anggota inti yang hadir. seorang cewek melangkah mendekatiku.

" kamu siap?". tanyanya serius. kulihat sekeliling ga ada raut muka bercanda. semua serius. aku mengangguk.

cewek yg td bernama rahma. ketua perkumpulan yg kemarin dibicarakan kak firgi. dia memegang sebuah nampan berisi tiga lilin diputar naik turun mengelilingi wajahku. agak terasa panas saat nampan itu mendekat.

beberapa kalinat mantra ga jelas diucap dalam bahasa sansekerta. biasanya elga mengucap mantra dalam bahasa sansekerta juga. makanya aku ga begitu kaget mereka juga menggunakan bahasa yg sama.

kemenyan dibakar. baunya menusuk dihidung dan menyebar keseluruh ruangan. suara gamelan perlahan terdengar. aku sempat tertegun dan langsung rilex begitu melihat dipojok ruang dibelakang kerumunan orang seorang cewek memainkan gamelan dengan pelan.

sebuah gelas kristal diambil kak firgi. dan diletakkan disebuah meja disampingku.

" ambil !!". katanya pada seorang cewek tak jauh dr tempatku berdiri. dia memegang gelas dan menjunjungnya didepan dada. semua orang maju dan masing masing memegang satu pisau lipat kecil yg sangat berkilau diambil dari masing masing jubah yg mereka pakai. secara serentak mereka melukai ujung jari manisnya sedikit menekannya diatas gelas kristal lalu setetes darah masuk kedalam gelas yg berisi air zam zam. menjadikan gelas itu semerah darah.

" giliranmu..". ucap rahma sambil melirik ke arah saku dijubah yg aku pakai. kuraba perlahan. kuambil sebuah pisau lipat yg masih tersegel. kurobek bungkusnya dan ada namaku tertera diujung pegangan. nama lengkapku..

dengan ragu kugores sedikit ujung jariku kutekan lalu kuteteskan darah kedalam gelas.

ini mitosnya.. yg memegang gelas kristal padaku harus seorang cewek yg masih virgin. dipilih acak oleh ketua kelompok. kalo tidak gelas nya pasti akan pecah dan airnya berubah menghitam. ntah kenapa aku jd seperti berdiri ditengah sekumpulan badut. ayolahh ini ga nyata. pikirku saat itu.

sampai aku melihat dengan mata kepalaku sendiri. anggota baru akan diterima bila tetesan darah kita membuat air itu semakin merah pekat. itu artinya km memang bagian dari mereka meski tanpa ritual kayak td juga akan tetap mengubah warnanya bila km memang orang yg dimaksud.

tp bila warnanya sama aja km bukan bagian dr mereka meski cakramu secara otomatis tajam setelah berkeliling 7 kali dan bisa menemukan tempat mereka berkumpul menunggumu dengan daya tarik seperti magnet dengan dua kutub yg berbeda layaknya yg kurasakan saat memasuki ruangan ini td sebelum pintu dibuka. sepertinya aku salah.. pikiranku kalut.

" jangan ragu lagi.. percayalah.. tak ada yg menyimpang disini.. km ragu.. ". kata rahma saat mendekat.

" oo yaaa.. kita lihat saja..". ucapku tersenyum dan menjabat tangannya. diantara salah satu anggota ada asisten dekan yg aku kenal.

'tok tok tok'. beberapa kali pintu diketuk. salah satu anggota mendekat dan membuka pintu. tak ada siapapun. kejadian itu berulang sampai 4 kali. aku tinggal memilih mau pakai gelang atau kalung leher sebagai tanda anggota.

keluarga elga adalah musuh bebuyutan turun temurun selama kelompok masih ada meski berganti anggota. menurut mereka ada hal yg aneh dengan anak cucu keturunan keluarga elga karena memiliki wajah yg mirip. gimana gak mirip.. satu orang yg sama ketemu beberapa generasi dari suatu kelompok yg orangnya sudah berbeda beda.

hadehhh.. mereka menjadikan hal ini sebagai penelitian dan kecurigaan mereka memang bener adanya. aku ga akan ikut campur dan buka kartu elga, bukan urusanku. masuk kelompok ini bukan berarti semua yg kulakukan bisa disetir oleh mereka.

kunikmati alunan musik gamelan. acara selanjutnya setelah resmi jd anggota adalah ngobrol santai dan perkenalan diri. lalu perkenalan alat alat detector yg macem macem banyak banget yg dari awal aku masuk sudah berbunyi terus. mereka biasa aja karena fakultas ini memang banyak 'penghuninya'. yg kulihat sering dipakai kak firgi itu belum seberapa. itu alat paling kecil dan paling sederhana.

" itu mainan gamelan terus apa ga capek?". tanyaku ke rahma. dia langsung terdiam dan menatapku aneh.

" km denger juga ya.. memang sering sih saat perekrutan terdengar bunyi gamelan". katanya santai seolah ga ada cewek yg main gamelan dipojokan.

" maksudnya apa.. la itu.. ada yg main dipojokan!!". kataku masih blom paham juga.

" seriuss?? ga ada lo anggota kita yg main gamelan dan ga ada gamelan disini!!". katanya tertegun lama melihatku.

" jadi, itu siapa?". tanyaku sambil melirik kearah pojokan.

'deg' dia menoleh kearahku.

aku sempat menahan nafas sejenak. kulihat dia terus main dan menoleh kearahku. sayup sayup kudengar suara rintihan diikuti suara gamelan.kulihat pemain gamelan memakai baju khas keraton. memang dulunya kampus ini berdiri diatas tanah yg masih milik keraton.

" lenn udah cuekin.. hari ini kita ga ngejar hantu". kata rahma santai. gila ni anak. sudah berapa sering dia kayak gini. tp asik juga punya temen kayak dia. ga jadi nyesel deh masuk kesini. setidaknya aku ga terlalu inget arga.

" iyaa.. tenang aja..". kataku berlagak santai. padahal udah dag dig dug ga karuan.

"aaagghhhh!!!". jerit mereka serentak.

kulihat dengan jelas yoga menusukkan pisau lipat kepahanya berulang kali. darah merembes dicelana nya yg berwarna putih malah menambah kengerian. rahma mendekat.

"Walaqad zayyannaa ssamaa a ddunyaa bimashaabiiha waja'alnaahaa rujuuman lisysyayaathiini wa a'tadnaa lahum 'adzaaba ssa'iir". ucap rahma sedikit ragu. menekan kepalanya kelantai.

" Fa'tarafuu bidzanbihim fasuhqan li ash haabi ssa'iir". sambungku. aku dan rahma saling melihat.

" loo len..?". katanya ragu.

" ehh kok gini yaa.. ".kataku tau maksudnya. ntah knp ak tiba tiba blank.

"La hawla wa laa quwwata ila billahil aliyhil adziim. Ya Allah ya jabbar! hasbiyallah!". kutekan tangannya dengan jari telunjuk dan ibu jari.

"La Hawla wala quwwata Ila billahil aliyhil adziim". rahma menekan kening yoga kelantai dengan kuat dan melafalkan kalimat yg sama.

" panassss!!". teriak yoga ga tahan dan terus berontak.

" aku pengen sma km .. kita harus sama sama.. salah satu harus berkorban kan.. dulu aku.. sekarang aku.  kamunya kapan??". kata yoga dengan suara yang berat. aku dan rahma saling pandang.

"kayaknya.. km deh yg dimaksud...". kata rahma yakin.

"knp aku?". jawabku mengelak.

" len... aura orang kembar itu terlihat lain.. aku ga tau keadaan sodaramu itu gmn.. tp aku lihat dr km dateng... aku tau km anak kembar kan". katanya menjelaskan. percuma kayaknya bohong sama dia.

" saudara kandungku udah meninggal... jd ini ga mungkin...". kataku jujur.

" pergiii nggak!!". bentak rahma sambil menekan telapak tangan yoga kelantai. yg lain membantu menekan luka dipaha yoga. dari pangkal paha darah bukan merembes tp mengalir deras karena tusukan td mengenai pembuluh darah besar.

" udah kita bawa kerumah sakit... ini bahaya kalo sampai dia kehilangan banyak darah!!". kata salah seorang anggota. yang lain juga menyetujui. akhirnya kami bawa dengan kondisi yoga masih belom sadar sepenuhnya.

"dokk... tolong!!!". teriak yg lain saat sampai di ugd rumah sakit deket kampus. semua membantu. satu dokter jaga dan dokter yg lain mendekat. terlihat yoga diam tak bergerak  satu perawat memanggilnya berkali kali. meraba nadi karotis dan tiba tiba melakukan RJP sambil yg lain menyiapkan berbagai alat.

rahma menarikku menjauh. kami melihat dari jarak beberapa meter. RJP dan cek jalan nafas. memegang nadi carotis lagi dileher. mereka melakukan itu beberapa kali. aku menyesal.. ada rasa bersalah. 

seorang perawat memasang alat dan melekatkan beberapa alat yg direkatkan didada. aku tau ini tak baik. aku hanya bisa berdoa. dan beberapa saat muncul gambaran di monitor. kalo menurutku yg belom bisa baca dan oleh temen temenku sekelas disebut 'sandi rumput'. lalu seorang dokter memegang alat diolesi jeli diatasnya dan diratakan.

" every body clear!!". teriaknya tegas.

" cleaarr!!". jawab serentak para petugas disekitar bed pasien dan mundur selangkah. dokter itu menekan kedua alat ke dada yoga. membuatnya terlonjak terkejut namun dia tetap diam. hal yg sama diulangi untuk kedua kalinya. namun kali ini ada perubahan. ekspresi dokter dan perawat membuatku lega. aku mendekat perlahan.

"dokterr!!! lihat!!". teriak seorang perawat.

" kita ulangi!!". jawabnya. para perawat terlihat panik lg. mereka melakukan hal yg sama satu kali lagi. terlihat dada yoga agak sedikit lecet. terlihat dengan jelas sosok hitam berdiri dan membungkuk menatap yoga lekat lekat.

" pergii kamu... !!". kataku histeris. dokter dan para perawat memegangiku dan menyuruhku keluar.

" leennn!!!, ayo keluar". ajak rahma sambil menarikku keluar UGD.

aku dan rahma menunggu diluar UGD. beberapa anggota yg td ikut mengantar melihatku aneh. kak firgi hanya diam, aura penyesalan terlihat. menyesal mengajakku gabung mungkin. beberapa saat kemudian dokter mengatakan yoga perlu masuk ICU. karena pendarahan yg banyak harus transfusi juga.

"len.. km pulang aja yaa.. biar dianter firgi". kata rahma.

"kenapa??!". tanyaku melihatnya.

" gpp.. aku pengen km pulang". jawabnya tak jujur.

" kenapa dulu??". tanyaku ngeyel.

" denger len.. aku gatau apa yg terjadi.. tp semakin km deketin yoga dia semakin memburuk.. km boleh bilang sama aku apa yg aku ga tau.. ada sesuatu yg mengikutimu.. bagi yang ga kuat ga kan bisa. km liat sendiri gimana yoga... please nurut padaku kali ini". katanya setengah aku ga percaya. semua ini omong kosong.

" ini... ". kataku sambil menarik kalung yg kupakai dan kukembalikan ke rahma.

" ga bisa len.. km dah jd anggota.. ga segampang itu keluar". jawabnya tegas memegang bahuku. ntah knp aku merasa rahma begitu dewasa dan aku hanya merepotkannya.

" aku pulang yaa, kabari aku soal yoga". jawabku sambil melangkah pergi.

" tunggu... diam dulu disini, firgi... km anter elen pulang". katanya melihat jauh kejalan raya. aku melihat kearah yg sama, kulihat elga berdiri dikegelapan. aku yakin itu dia.

" kok aku?.. ga km aja yg nganter ta". kata firgi menolak. dia juga mulai takut mendekat denganku.

" aku bisa pulang sendiri!!". kataku sambil melangkah pergi.

" ellen.. tunggu len!!". panggil rahma berlari mendekat.

" stop.. udah ma.. aku gpp...nanti aku kabarin". kataku menjauh menyeberang gt aja tanpa melihat kiri kanan banyak kendaraan berlalu lalang dan mengklakson karena aku tak lihat lihat.

aku berjalan menjauhi tempat elga berdiri. kumohon jangan ikutin aku ... aku pengen sendiri. lebih baik tak sama siapapun  drpd terus dipersalahkan.

tak ada taksi yg lewat biasanya banyak. kulihat ponselku kehabisan batrei. dari habis kuliah sampai malam gini aku blom ngabarin eyang. mau pulang tp ragu. takut aku malah nyakitin orang sekitarku. kulihat jam tanganku, pukul 23.30

haris..yoga.. terbayang semua dikepalaku. kejadian kejadian janggal disekitarku. hanya rahma yg berani bilang langsung padaku. kulihat dompetku hanya ada 50 ribu.

" pakk taksi!!". teriakku, sebuah taksi berhenti didepanku.

" ya neng.. mau kemana?". tanya bapak setengah tua.

" timoho pak!". kataku singkat. sopir taksi langsung mengegas namun taksi tak bergerak sama sekali. roda belakang berputar dan berdecit karena bergoresan dengan aspal. bau gosong tercium.

" looo.. ini kenapa yaa.. kok aneh??". tanya bapak itu kebingungan. aku hanya diam. selama 5 menit terus begitu. bapak itu turun lalu mengecek kebelakang.dan naik lagi lalu mengegasnya lagi. sama... masih saja ga mau jalan. seperti taksi ini tersangkut oleh sesuatu yg kuat.

" udah pak ga jadi!!". kataku langsung turun dan berjalan menjauh.

" neng!!!". teriak nya memanggilku. aku terus berjalan menjauh ketempat yg lebih terang disisi jalan raya. saat kumenoleh taksi itu sudah ga ada. aku menahan tangis. rasanya ntah... susah dijelasin. dari jauh terlihat mobil elga berjalan pelan. kenapa ini.. biasanya sekitar sini masih rame. kenapa ini begitu sepi.. kemana semua orang.

saat kamu bingung malam malam dan ga tau mesti kemana.. satu tempat paling aman adalah ke stasiun kereta api.

sampai stasiun banyak orang menunggu diruang tunggu. saat itu sudah tak ada lg loket yg beroperasi. aku mendekat kekursi tunggu yg kosong. rasa capek dan ngantug membuatku merebakan diri. kulihat sekilas dilantai ada sepasang kaki tanpa alas dan hitam dengan kuku panjang berjalan perlahan. suara kuku dan lantai beradu mebuat bergidik bila mendengarnya  terasa ngilu. langsung aku terduduk. tak ada siapapun kulihat dengan kaki seperti yg tadi.

" lohh ndukk... ngopo iki!!". teriak seorang ibu ibu dengan panik. orang sekitar mendekat. seorang cewek tiba tiba kejang lalu meraung raung seperti ketakutan. sorot matanya sering melihat kesampingku.

" tolong... tolonginnn!!". teriak ibu itu ketakutan.

aku menundukkan kepala. sudah cukup.. ini membuatku bingung. kulihat cewek itu kejang lagi dan meraung raung dengan suara seorang lelaki. aku tertegun.

" Bada'tu bibismillahi ruhii bihih tadat. ilaa kasyfi asroori bibathinihin thowat. washolaitu fis sani 'ala khoiri kholkih. muhammmadin man zachad dzolalaata wal gholat....". kulafalkan doa yg dulu diajarkan seorang kyai saat aku ditempatkan ke pesantren ketika SMP karena ulahku yg kelewat batas. masih kuingat dan kulafalkan diam diam tanpa eyang tau. karena aku merasa saat seperti ini akan terulang.

kubaca lagi sampai lengkap 60 bait. kali ini aku begitu sembarangan membacanya. aku hanya ingin ga diganggu.

" len..., hentikan..". kata elga melemah tiba tiba udah dikursi belakangku.

" ngapain km kesini?". tanyaku langsung berdiri menjauh. saat kuhentikn doa dia langsung berdiri mendekat.

" ayo ikut". langsung ditarik tanganku. pegangannya kuat dan terasa panas

" ni mau kmn??!". tanyaku berkali kali tp ga dijawab.

elga terus menarikku ke arah kegelapan. semakin menjauh dr keramaian. aku berontak dan berbalik arah. aku tertegun. mulutku tak mampu berucap. tak berani berbalik melihat siapa yg menarik tanganku dr td di ruang tunggu.

kulihat dengan jelas elga berdiri beberapa meter didepanku. dia juga tertegun bergantian melihatku dan kearah belakangku. tanpa pikir panjang lagi kupukul dengan tangan kiriku saat aku berbalik arah dengan cepat dan kutarik tangan kananku. seperti seseorang tanpa baju dengan kulit menghitam dan kuku kakinya sangat panjang. rambutnya seperti tak pernah dipotong. terurai gimbal.

" aaagghhhhhh!!!!". jeritku histeris karena sudah ga tahan lg dengan semua hal seharian ini. langsung elga mendekat dan menarik tanganku kuat kuat. kami menjauh menuju tempat yg lebih terang. kulihat dr jauh dia masih berdiri dalam gelap. diam melihatku menjauh.

" udah kita ke blitar... km mau kan?". katanya tiba tiba.aku hanya diam. otakku capek buat mikir. ini ga nyata ini ga nyata. mending jd gila sekalian.

" lenn... udah deh.. km bikin kawatir aja.. yukk aku antar pulang". katanya memaksa. elga mengantarku pulang sampai depan rumah eyang dan yang lainnya juga barusan kembali mencariku.

" kemana aja km.. bikin semua orang kawatirr saja!!".

"ellen!! denger nggak sih!!". bentak sarah yg saat itu juga habis ikut mencari.

" ellen... kalo diajak ngomong tuh dijawab... dr mana saja km?!". tanya eyang membentak.

" diammmm!!!!". bentakku tanpa melihat mereka. aku terus saja jalan masuk kerumah. lalu langsung masuk kamar. tanpa mandi ganti baju atau makan. yg kuingin hanya tidur.

aku haruss ke blitar.. ga bisa aku kayak gini terus. mending mereka membenciku dan menjauh drpd knp np kayak temen kampusku. aku pengen tidur. rasa bersalah terus saja menghantui.

" ndukk... bobo ta udahan?!". terdengar suara eyang mengetuk pintu kamar. aku hanya diam.

" eyang masuk yaaa..?". katanya meminta izin.

eyang mendekat dan duduk disamping tempat tidurku. memegangku perlahan dan tiba tiba menarik tangannya menjauh. beliau memundurkan kursi beberapa langkah kebelakang. aku membalikkan badan kearah beliau.

" besok.. atau lusa kita ke blitar yaa.. sudah km tidur.. maaf eyang tadi kawatir..". kata beliau paham dengan apa yg terjadi. ada suara mendesis dibelakangku. eyang terhenyak mundur dan berdiri.

"sarahhhh!!!". panggil eyang dari kamarku 

" iyaa..., eh.. itu apa..?". kata sarah mundur beberapa langkah.

" sarah.. suruh semua pulang.. retno sama arif juga.. astri juga... suruh semua pulang... lalu kamu juga". kata eyang serius.

" sekarang!!". kata eyang membuat sarah terkejut.

" i.. iyaa.. kusuruh mereka pulang". jawab sarah sambil setengah berlari keluar kamar. terdengar eyang mebacakan doa doa.

malam ini terasa linu dan dingin seluruh badanku. eyang selalu berdoa dengan tasbih kesayangannya disampingku. kami ga berdua dalam kamar itu... tapi bertiga.. berempat..lalu berlima.. lalu berenam.... bertujuh. seseorang seperti terlihat berdiri dipojok.. bersimpuh disamping kaki eyang.. dan dibawah ranjang... ada sesuatu yg bergerak dan menimbulkan bunyi layaknya badan diseret dan terkena kulitnya.

suasana hening... sangat hening hingga aku hanya mendengar doa eyang dan lantunan bait bait jaljalat sugro. mataku mengabur.. telingaku mulai samar samar tak mendengar eyang. aku dibuat buta dan tuli. namun bayang bayang bergerak masih bisa terlihat. seseorang mendekatkan mukanya beberapa sentimeter tepat didepan mukaku yg berbaring miring. tak kurasakan hembusan nafasnya. namun berbau anyir dan berganti busuk.

"perrgiiii!!!!". bentakku. dia perlahan mundur dan menghilang.

aku mual dan muntah muntah. eyang dengan sabar membersihkan badanku dari muntahanku sendiri.

" ini apa?". tanyaku namun tak kudengar lg suara eyang, hanya aku bisa melihatnya menyodorkan sesuatu ditangannya. aku mengambilnya perlahan. masih terlihat buram disekitarku.

" obat tidur lagi?". tanyaku sambil ragu ragu memasukkan obat kemulutku. eyang sedikit mendorong tangan kananku untuk segera meminum obat tidur yg biasanya disediakan eyang buat jaga jaga bila dalam keadaan kayak gini. setelah beberapa saat aku mengantug dan terlelap.

Continue Reading

You'll Also Like

136K 7.5K 159
Tatang seorang supir ambulan yang mengambil pelajaran hidup dari pasien dan jenazah yang dia antarkan.
4K 331 50
Kecil, putih, terbang melesat? Apa lagi kalau bukan Naci (nasi kecil) seorang hantu yang tinggal di pohon pete bersama keluarganya. Ini kisah tentang...
3.2K 730 60
Title: I Became a God in a Horror Game Status: 589 Chapters (Complete) Author: Pot Fish Chili Genre: Action, Adventure, Horror, Mature, Psychological...
8.2K 774 54
Title: To Be a Heartthrob in a Horror Movie Status: 156 Chapters Author: Jiang Zhi Yu 姜之鱼 Genre: Adventure, Komedi, Horor, Misteri, Romantis, Shounen...