Smile

By ShimJaeCho

96.8K 7.4K 418

Jaejoong akan melakukan apapun agar bisa dekat dengan Yunho. Romance, School Life, Hurt/Comfort, Friendship... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
End
Sekuel A
Sekuel B
Sekuel C
Sekuel D

Special Chapter

9.6K 509 28
By ShimJaeCho

Jaejoong menatap kesal namja yang sedang bergumul dengan dokumen yang ada diatas meja, sedangkan dia sudah duduk manis disofa yang ada dalam ruangan itu.

"Hey Jung, kalau aku kesini hanya untuk didiamkan lebih baik aku kembali ke kantor saja. Pekerjaanku juga banyak Jung!"

Namja bermarga Jung itu melirik sekilas dan melanjutkan pekerjaannya yang menumpuk, Jaejoong makin mendengus kesal. Usai rapat yang diadakan di perusahaan Yunho, namja tampan itu meminta Jaejoong untuk tinggal tapi sampai satu jam berlalu Jaejoong malah dibiarkan begitu saja.

"Aish, aku pulang saja" Jaejoong pun berdiri dari duduknya

"Sebentar lagi pekerjaanku selesai, aku mendiamkanmu agar aku bisa menyelesaikan pekerjaanku dengan cepat" Ucap Yunho tanpa menatap Jaejoong

"Tapi ini sudah satu jam"

"Sebentar, kenapa kau galak sekali sih sekarang?"

TWICH!

Jaejoong benar – benar kesal, dia berjalan dengan menghentakkan kakinya kearah Yunho dan memukul belakang kepala Yunho, waw... Satu hal berani yang dia lakukan pada Yunho.

"YA! Pabbo Jung! Memang kau saja yang sibuk eoh?! Aku juga sibuk"

Yunho mengelus bagian belakang kepalanya yang baru saja dipukul Jaejoong, akhirnya dia memundurkan kursi kerjanya yang nyaman dan menatap Jaejoong yang sedang menyedekapkan tangannya didepan dada.

"Sudah menjadi kekasih malah sifat menyebalkanmu itu kembali, kau benar – benar menyebalkan Jung! Kenapa sifatmu yang ini tidak berubah sih, aku se- aww!"

Dengan seenaknya Yunho menarik Jaejoong yang belum menyelesaikan ucapannya hingga Jaejoong ada dipangkuannya sekarang.

"Y-ya!" Jaejoong memberontak namun Yunho menahan pinggang Jaejoong dengan erat

"Sudah, duduk diam. Aku hanya mengerjakan beberapa pekerjaanku yang sudah deadline dan merangkum pekerjaanku agar besok aku bisa menemanimu"

"Eoh?" Jaejoong berhenti berontak dan menatap Yunho

"Bukankah besok kau akan mencari gedung untuk pernikahan kita?"

Jaejoong mengedipkan matanya berkali – kali, ya... Memang benar besok dia dibantu oleh Kyuhyun akan mencari gedung yang akan disewa untuk pesta pernikahannya, tapi dia tidak memberitahu Yunho karena namja itu sibuk bekerja.

Usai malam di bandara itu Yunho tidak menyia – nyiakan waktu, besok malamnya dia beserta keluarganya datang ke keluarga Kim dan membuat Jaejoong terkejut karena tidak tahu bahwa Yunho akan datang secepat itu untuk mengutarakan keingannnya menikahi Jaejoong.

Tentu saja keluarga Jaejoong menyambut gembira keinginan Yunho dan prosesnya sangat cepat, sang eomma-lah yang mendesain pakaian pernikahan Jaejoong, Mrs. Jung bertugas mencari makanan yang akan dihidangkan serta Kyuhyun yang ikut menjadi panitia bersama Junsu. Padahal namja gembul itu belum kembali dari bulan madunya. Dan sekarang sudah dua minggu sejak kejadian itu.

"Darimana kau tahu?"

"Kyunie yang cerita, sudah. Diam dan aku akan mengerjakan tugasku dengan cepat"

Yunho agak susah juga mengerjakan tugasnya dengan Jaejoong yang berada dipangkuannya namun ini lebih baik dari pada mendengar suara marah – marah Jaejoong sedari tadi. Jaejoong akhirnya meghembuskan nafasnya, mengalungkan tangannya dileher Yunho dan menempatkan wajahnya dibahu Yunho, bermanja pada sang kekasih.

Jaejoong tidak pernah membayangkan bahwa dia akan seperti ini pada Yunho mengingat bagaimana dulu Yunho membangun dinding baja agar tidak ada siapapun yang masuk kedalam hidupnya. Jaejoong bersyukur Yunho sekarang membuka diri padanya bahkan sering kali memeluknya walau tanpa kata.

CEKLEK

"Eoh? Maaf, apa kami mengganggu?"

Yunho dan Jaejoong menoleh kearah pintu, disana ada keluarga kecil Changmin. Perlahan Jaejoong turun dari pangkuan Yunho dan berdiri disamping Yunho. Sedangkan Yunho kembali sibuk dengan pekerjaannya

"Kenapa?" Tanya Jaejoong

"Ani, hanya saja Kookie merindukan ahjusshi-nya yang sudah seminggu tidak bertemu" Jawab Changmin yang sedang menggendong Jungkook

"Bukankah Kookie sedang marah dengan ahjusshi?" Kali ini Yunho yang bicara tapi wajahnya masih menatap dokumen yang ada didepannya

Jaejoong mengerutkan keningnya saat melihat Jungkook mempoutkan bibirnya dan matanya terlihat berkaca – kaca. Dengan langkah riang Jaejoong menghampiri Jungkook dan tersenyum.

"Waeyo? Kajja ahjusshi gendong" Ucap Jaejoong kemudian mengulurkan tangannya

"Hum" Jungkook mengangguk pelan kemudian memeluk Jaejoong

"Kalian duduk saja dulu, bagaimana kandunganmu Kyu?" Tanya Jaejoong

"Babies baik – baik saja hyung, hanya kadang sedikit nakal" Jawab Kyuhyun dengan santai

Jaejoong menganggukkan kepala kemudian kembali mendekati Yunho sedangkan Changmin dan Kyuhyun duduk pada sofa panjang yang ada didalam ruangan Yunho.

"Juchi..." Panggil Jungkook dengan lirih

"Hum?"

"Juchi kenapa tidak minta maap eoh? Kookie udah tunggu juchi lama"

Yunho menyunggingkan senyumnya kemudian menatap keponakan tersayangnya, Jungkook mengkerut, dia memeluk leher Jaejoong dengan erat.

"Waeyo? Bukankah Kookie yang bilang tidak mau bertemu ahjusshi eoh?"

"Itu kalena juchi nyebelin! Juchi dateng telat pas Kookie udah tidul padahal Kookie ingin main sama juchi"

"Hah... Mianhae ne? Ahjusshi sibuk"

"Celalu caja" Jungkook kembali mempoutkan bibirnya

"Mianhae?"

"Kookie maapin juchi kalo juchi beliin Kookie ec klim hali ini"

"Arasseo, kita akan pergi makan es krim setelah ini" Ucap Yunho

"Yaaaaayyy! Kookie cayang Uno juchi"

"Tidak sayang ahjusshi eoh?" Jaejoong menggoda Jungkook

"Kookie cayang Jae juchi!" Pekik Jungkook kemudian memeluk erat Jaejoong yang terkekeh melihat kelakuan menggemaskan Jungkook

Dari sofa sepasang suami istri itu tersneyum melihat interaksi anak pertamanya dengan Yunho dan Jaejoong.

"Mereka seharusnya sudah jadi orangtua" Ucap Kyuhyun

"Ya, mereka sudah terlihat pantas menjadi orangtua" Tambah Changmin

"Hum, ayo Min..."

"Oh kajja" Changmin menuntun Kyuhyun untuk berdiri kemudian dia menghadap kearah hyungnya "Hyung, kami titip Kookie ne?"

"Kalian mau kemana?" Tanya Jaejoong

"Kencan, Kyunie mengidam kencan berdua"

"Arasseo"

"Kookie ah, baik – baik bersama ahjusshi ne? Eomma pergi tidak lama"

"Gwaenchana eomma, Kookie akan jadi anak baik" Ucap Jungkook kemudian tersenyum lebar

"Arasseo"

Setelah setengah jam Changmin dan Kyuhyun pergi pekerjaan Yunho selesai dan dia mengajak Jaejoong serta Jungkook untuk makan es krim bersama di sore hari ini. Bermain di taman dan akhirnya mereka makan malam disebuah restoran kecil yang Jaejoong inginkan.

"Mashita!" Pekik Jungkook setelah memakan bibimbab didepannya

"Aigo.. Kookie sudah kuat makan pedas eoh?"

"Ne, Kookie cenang"

Yunho tersenyum melihat interaksi keduanya, dia berharap nanti Jaejoong bisa melahirkan anak – anak yang lucu sehingga momen ini akan terjadi lagi nantinya.

"Wae? Kenapa melamun?" Tanya Jaejoong

"Aniya, aku hanya tidak sabar memiliki anak bersamamu, kau cukup telaten merawat Jungkook"

BLUSH

Pipi Jaejoong merona mendengar ucapan Yunho, aigo... Pernikahannya masih bulan depan dan Yunho benar – benar membuatnya malu.

"Kenapa kita tidak menyewa salah satu hotel milik Junsu saja?" Tanya Yunho

"Aku juga berniat begitu, makanya besok aku dan Kyunie akan bertemu Suie"

"Memang dia sudah pulang?"

"Malam ini harusnya dia sudah sampai"

"Pasti dia kelelahan jika harus bertemu dengan kalian besok"

"Aku pikir juga begitu tapi Suie tidak keberatan. Aku akan menemuinya sebentar dan pergi berbelanja bersama Kyunie"

"Aku akan menemani kalian besok"

"Hum" Jaejoong menganggukkan kepalanya kemudian menoleh kesamping dimana Jungkook sudah menghabiskan porsi makannya

"Kenyang?"

"Ne~~"

"Ayo pulang, sudah malam"

Dalam perjalanan keheningan melanda, karena Jungkook tertidur dalam pangkuan Jaejoong dan Jaejoong mengelus punggung namja cilik itu dengan pelan. Mereka akan pergi kerumah Yunho dulu untuk membaringkan Jungkook dikamarnya sebelum Yunho mengantarkan Jaejoong pulang.

Mrs. Jung menyambut hangat kedatangan mereka dan mengambil alih Jungkook kemudian membawa namja cilik itu kedalam kamarnya. Setelahnya Yunho mengantarkan Jaejoong menuju rumahnya.

"Apa sudah terlalu malam untuk pulang Jae?" Tanya Yunho, Jaejoong melihat jam tangannya, pukul sepuluh

"Kenapa?"

"Aku masih ingin bersamamu" Ucap Yunho tetap memandang lurus kedepan karena dia masih menyetir

Dulu...
Dulu Jaejoong sering menggumamkan kata – kata itu dalam hati, berharap waktu yang dihabiskan bersama Yunho lebih lama. Berharap bisa selalu bersama Yunho. Setelah mendengar apa yang Yunho ucapkan membuat jantung Jaejoong berdesir, apa Yunho merasakan apa yang dulu dia rasakan?

"Baiklah"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Akhirnya Yunho membawa Jaejoong ke apartemennya untuk menginap. Hanyamenginap ya, tidak lebih. Usai mandi mereka duduk didepan televisi dengan posisi Jaejoong duduk didepan Yunho sedangkan Yunho memeluknya dari belakang.

Yunho menyandarkan dagunya pada bahu Jaejoong dan sesekali mengecup tengkuk Jaejoong. Sedangkan Jaejoong? Berharap ini semua bukan mimpi karena jika ini mimpi lebih baik dia tidak bangun. Yunho berbuat manja padanya, oke tekankan sekali lagi MANJA TERHADAPNYA.

Dia gugup karena ini kali pertama Jaejoong menginjakkan kakinya ke aparteman Yunho setelah menjadi kekasihnya dan Yunho langsung bersikap manja. Padahal sejak menjadi kekasihnya Yunho kembali seperti saat sekolah dulu, dingin.

Tapi...
Tidak sedingin dulu juga sih, Jaejoong jadi bingung dengan pemikirannya sendiri. Tapi seperti itu lah... Dingin tapi hari ini Yunho manja padanya, ugh... Jaejoong suka Yunho yang seperti ini! #ck #masokis

"Yu-yun..."

Jaejoong mulai bergerak tidak nyaman saat Yunho mengecup telinganya dan menggigitnya sedikit. Jantung Jaejoong sudah akan meledak jika diperlakukan seperti ini terus.

"Hum?" Gumam Yunho

"Aish... Jauhkan bibirmu, aku sedang berusaha fokus pada acara televisi"

"Fokus saja"

"Tapi kau menggangguku"

"Merasa terganggu eoh? Dulu kau senang sekali menggangguku"

"Tapi tidak menggunakan bibirku juga kan"

"Kau gunakan bibirmu untuk mencerewetiku, membuatku selalu menatapmu saat kau mulai menggerakkan bibirmu karena itu terlihat sensual"

BLUSH

Ish, kenapa juga Yunho pintar menggombal seperti ini? Pasti Yoochun yang mengajarinya! Aigo...

"Kau terlalu banyak bergaul dengan si mesum Yoochun eoh?"

"Aku ingin menjadi diriku yang sesungguhnya jika bersamamu Jae"

"Eoh? Memang selama ini?" Jaejoong mengerutkan keningnya

"Iya, aku mau terus sedekat ini denganmu"

Ck, lama – lama Jaejoong bisa diabetes jika Yunho memperlakukannya terlalu manis! Jaejoong menundukkan kepalanya, percuma saja dia tidak akan bisa fokus pada acara yang sedang ditayangkan di televisi. Dia sekarang lebih menikmati sentuhan lembut yang Yunho berikan padanya.

"Saranghae... Aku akan membuatmu terus tersenyum, aku berjanji hanya kebahagiaan yang akan aku berikan padamu setelah ini" Lirih Yunho

"Hum, aku percaya padamu... Nado saranghae Yun... Bagaimana kalau kita tidur, sudah larut"

"Hum, kajja"

Setelah mematikan televisi Yunho menuntun Jaejoong menuju kamarnya. Perlahan mereka membaringkan tubuh mereka tapi kemudian Yunho mengukung Jaejoong. Walau hanya sampai dada, Jaejoong bisa merasakan kehangatan diseluruh tubuhnya.

Mata mereka saling menatap, Jaejoong tidak bisa mengalihkan pandangannya karena Yunho mengunci mata Jaejoong untuk menatapnya terus menerus. Perlahan tangan Jaejoong naik untuk mengelus pipi Yunho, ah~~ Dia pernah membayangkan bisa mengelus pipi Yunho dulu saat sekolah.

Karena dulu pipi Yunho itu gembul dan menggemaskan, beda sekali dengan sekarang. Terlihat tirus namun menggoda, menggoda dirinya tentu saja.

"Wae?"

"Dulu aku selalu membayangkan bagaimana kalau aku bisa menyentuh wajahmu Yun"

"Kenapa hanya membayangkan?"

"Karena kau dulu cuek dan menyeramkan"

"Tapi kau pernah menciumku di depan semua orang"

BLUSH

Wajah merona itu membuat Yunho terkekeh gemas dan memberikan sebuah kecupan dibibir Jaejoong. Jaejoong ingat waktu itu sepulang sekolah entah apa yang merasukinya dia mencium Yunho di sekolah. Omo...

"Ja-jangan ingat itu, aku malu. Dulu aku agresif sekali ya?" Gumam Jaejoong

"Ya, kau baru sadar?"

"Ne" Jaejoong mengangguk pelan

"Kau bahkan selalu memaksakan kehendakmu"

"Tapi kau diam saja"

"Tentu saja, aku saat itu bingung harus bagaimana. Apa lagi saat anak baru itu menyentuhmu"

"Anak baru?" Jaejoong mengerutkan keningnya "Oh... Hyun Joong maksudnya?"

"Entah siapa namanya aku tidak peduli"

"Ish" Jaejoong memukul pelan lengan Yunho

"Dia mendatangiku setelah upacara kelulusan dan membuatku babak belur"

"Mwo?"

"Ya, dia melakukannya untukmu. Karena aku menyakitimu" Yunho menatap dalam mata Jaejoong

"Yun..."

"Bukan balasan setimpal karena aku sangat menyakitimu "

"Sudahlah, tidak usah dipikirkan lagi. Ayo tidur"

"Yakin tidur?" Yunho menaikkan salah satu alisnya

"Apa maksudmu-ngghh!"

Yunho mencium Jaejoong, mencium namja itu seakan besok tidak akan pernah bertemu. Menyalurkan seribu kerinduan yang masih belum tersampaikan pada Jaejoong, berharap namja cantik itu tahu sebesar apa dia mencintai namja cantik itu.

Jaejoong yang tidak bisa melawan akhirnya mengikuti alur Yunho, membalas perlakuan Yunho dengan mengalungkan tangannya pada leher Yunho dan meremas pelan tengkuk Yunho saat namja itu menuntunnya lebih dalam.

Ketika Jaejoong merasa nafasnsya sudah terputus – putus, dia memukul pelan punggung Yunho dan namja itu menjauhkan tubuhnya.

"Tidur, aku tidak mau kehilangan apapun sebelum menikah" Ucap Jaejoong

"Arasseo"

Malam itu Yunho memeluk erat Jaejoong, tidak melepaskan tubuh Jaejoong dalam dekapannya. Dia merasa sangat bahagia bisa memiliki Jaejoong walaupun terlambat. Tidak apa terlambat dari pada tidak sama sekali, bukan?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hari itu Jaejoong serta Yunho sibuk mendatangi hotel – hotel milik Junsu untuk menentukan tempat pernikahan mereka. Akhirnya dipilihlah salah satu hotel Junsu, Jaejoong meminta desain sederhana namun elegan untuk ruangan itu.

Junsu senang – senang saja membantu sahabat tersayangnya itu, dengan perut yang sudah mulai membesar dia membantu Jaejoong memilih warna yang akan dipakai diruangan itu bersama dengan Kyuhyun juga.

Eomma kini sudah lebih baik, dia sudah mulai berjalan walaupun tidak lama karena masih merasa lemas dibagian kakinya. Sang appa bekerja keras untuk memajukan kembali perusahaan Kim yang dulu hampir bangkrut dibantu keluarga Jung dan Cho.

Yoochun dan Junsu membantu apa yang sekiranya Jaejoong butuhkan, bersama dengan Mr. Kim mereka membuat kerja sama agar pabrik – pabrik tidak ditutup.

"Jae, lihat berita ini"

Jaejoong yang sedang duduk dikursi kerjanya mendongak dan melihat koran yang baru saja Junsu bawa keruangannya. Hari ini memang mereka berjanji untuk bertemu di kantor Jaejoong untuk membicarakan tentang tema yang dipakai pada pernikahan Jaejoong.

'Pengusaha Lee Hongki ditangkap atas tuduhan penipuan dan penggelapan dana'

Jaejoong menaikkan salah satu alisnya melihat judul utama koran itu, dia kemudian menatap Junsu yang sudah duduk disebrang mejanya.

"Appamu melakukan penuntutan terhadap namja itu dan waw... Appamu benar – benar hebat karena bisa membuatnya masuk penjara" Ucap Junsu

"Oh... Baguslah dia sudah tertangkap. Jadi butik eommaku akan kembali padanya"

"Ngomong – ngomong... Appamu sudah berbaikan dengan eommamu?"

"Eoh? Mereka memang sudah berbaikan kok"

"Maksudku... Appamu tidak ingin menikahi eommamu lagi?"

"Hmm... Itu urusan appaku Suie, aku ingin yang terbaik untuk mereka tapi sepertinya appaku belum mengambil jalan kearah sana"

Junsu menganggukkan kepalanya kemudian mengeluarkan sebuah majalah dari dalam tas yang dibawanya. Membuka sebuah halaman dan memberikannya pada Jaejoong.

'Desainer Kim Heechul kembali bangkit dari keterpurukannya dibantu sang mantan suami yang selalu ada bersamanya'

Jaejoong melihat foto dimajalah itu dimana sang eomma dan sang appa berdiri berdampingan, oh tidak... Dia bahkan melihat tangan sang appa melingkar pada pinggang eommanya. Di majalah itu Jaejoong bisa melihat hasil wawancara pihak majalah bersama sang eomma.

'Q : apa yang terpenting dalam hidup anda saat ini?

KH : Keluargaku, kesalahan besar dalam hidupku adalah meghancurkan keluargaku dan aku tidak mau itu terjadi lagi, keluarga menjadi prioritas utamaku sekarang, terutama kebahagiaan anakku, Jaejoong

Q : Apa ada kemungkinan anda kembali pada mantan suami anda?

KH : Aku menunggu hal itu, tapi aku tidak bisa memaksakan kehendaknya, jika dia ingin kembali aku sasngat bersyukur bisa memilikinya tapi jika dia bisa bahagia dengan statusnya yang sekarang kenapa tidak? Dia berusaha membahagiakanku dan aku akan membahagiakan dia juga'

Jaejoong tersenyum membaca kalimat yang ada di dalam majalah itu, eommanya memang mengharapkan appanya tapi sang appa masih senang menarik ulur seorang Kim Heechul yang kembali menunjukkan taringnya didunia desain.

"Mereka pasti bisa bahagia Su... Appaku tidak akan mengecewakan eomma" Ucap Jaejoong pelan
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hari yang ditunggu tiba, Jaejoong dengan gugup mondar mandir diruangannya. Junsu yang jengah tidak menghentikan sahabatnya itu. Biarkan saja. Sedangkan Kyuhyun datang bersama Jungkook yang malah ikut – ikutan mondar mandir dibelakang Jaejoong.

"Lima menit lagi Jae" Ucap Junsu

"Su... Aku gugup, bagaimana kalau Yunho kabur? Bagaimana kalau Yunho mengatakan tidak?"

"Aish, kau dan segala pikiran negatifmu! Duduk dan tenanglah, kasihan babies kami berdua melihatmu seperti itu"

Jaejoong menghela nafasnya, dia kemudian duduk disalah satu kursi sedangkan Jungkook duduk disebelah eommanya.

"Juchi kelen, cantik!" Ucap Jungkook yang mau tak mau membuat Jaejoong terkekeh

"Terima kasih baby..."

"Ung! Telus, Kookie mau ketempat appa ne? Ada Yihan juchi dicana"

Kyuhyun tertawa, anaknya tidak bisa dipisahkan dari Yihan entah kenapa seperti itu tapi Kyuhyun toh senang saja, setidaknya ada yang menjaga anaknya.

"Kajja eomma antar kesana" Kyuhyun kemudian berdiri dan menggandeng Jungkook keluar dari ruangan tapi saat dia membuka pintu seseroang membuka pintu itu juga.

"Eoh?" Kyuhyun membulatkan matanya

"Hey"

Jaejoong langsung tersentak mendengar suara itu, dia langsung menoleh kearah pintu dan membulatkan matanya.

"Hyunie..." Jaejoong berdiri untuk menghampiri Hyun Joong dan memeluk namja itu

"Hey cengeng, kau menikah juga dengan si gunung es itu"

"Aku tidak cengeng seperti dulu" Jaejoong mempoutkan bibirnya, dia masih memeluk Hyun Joong

Kyuhyun tersenyum jahil, sepertinya dia bisa sedikit mengerjai kakak iparnya yang tadi dia lihat sama gugupnya dengan Jaejoong. Hahahaha... Kena kau! Dengan segera Kyuhyun membawa Jungkook dari sana.

"Kau datang juga" Kali ini Junsu yang berbicara

Hyun Joong melepaskan pelukannya dan beralih ke Junsu, memeluk namja gempal itu sebentar kemudian mengelus perut Junsu.

"Hey babies" Sapa Hyun Joong pada Junsu

"Kau tahu anakku kembar?" Tanya Junsu

"Tadi aku bertemu dengan Yoochun didepan" Jawab Hyun Joong

"Oh..." Junsu menganggukkan kepalanya

"Kau membaca emailku?" Tanya Jaejoong

"Yah... Untung saja kemarin aku membuka emailku yang lama karena ada kontak yang aku perlukan disana. Aku membaca emailmu dan langsung kemari" Ucap Hyun Joong

"Salah sendiri kau menghilang seperti Jaejoong tanpa kabar, aku bahkan menuduh kau pergi bersama Jaejoong"

Jaejoong mengerutkan keningnya.

"Memang kau kemana saja Hyunie?" Tanya Jaejoong

"Aku ada di Jepang"

"Jepang?"

"Ya, mengejar yeoja yang aku hamili"

"Eh? MWO?!" Pekik Junsu dan Jaejoong kaget

"Sudah tidak usah dibahas"

"Ta-tapi kau harus cerita pada kami"

"Aigo.. Usai sekolah aku menghamili seorang yeoja dan yeoja itu malah kabur saat aku akan bertanggung jawab. Aku mengejarnya ke Jepang, menikah disana dan sekarang aku memiliki anak"

"Mana dia?"

"Dia diluar bersama anak – anak kami"

"Anak – anak?"

"Ya, dua... Aku sudah memiliki dua anak Jae, Su" Ucap Hyun Joong kemudian tersenyum lebar sementara Jaejoong dan Junsu membulatkan matanya kaget
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Aku bersedia"

Jaejoong menutup matanya saat namja yang ada disampingnya mengucapkan hal itu, tadi dia berjalan dengan gugup menuju altar dimana Yunho sudah menunggunya, berdiri dengan tegap dan terlihat tampan nan bersinar. Menuntun tangan jaejoong sampai disampingnya dan prosesi dimulai dengan lancar.

"Kau boleh mencium pasanganmu"

Perkataan itu membuat Yunho menghadapkan tubuhnya kearah Jaejoong dan menatap tajam pada Jaejoong yang bingung.

"Wae?" Tanya Jaejoong dengan lembut

"Kenapa kau berpelukan dengan namja itu eoh?" Ucap Yunho dengan berbisik

"Siapa?"

"Namja menyebalkan itu"

"Oh..." Jaejoong tahu siapa yang maksud oleh Yunho "Hyunie?"

"Hentikan panggilan memuakkan itu"

"Cemburu eoh?"

"Siapa yang tidak cemburu jika dia memperlakukanmu seperti itu?"

"Yun..."

"Aku tidak suka kau-"

Ucapan Yunho terhenti saat Jaejoong menarik kerah bagian depan Yunho dan menubrukkan bibirnya begitu saja pada bibir Jaejoong. Hahahaha... Biar namja itu tidak banyak omong! Awalnya Yunho tersentak kaget tapi kemudian dia memeluk pinggang Jaejoong dan menahan tengkuk Jaejoong agar ciumannnya berlangsung lama.

Tepuk tangan riuh dan teriakan penuh kegembiraan menggema didalam gereja tersebut, Junsu dan Kyuhyun bahkan bersiul kencang saat melihat jaejoong menarik kerah bagian depan Yunho untuk menciumnya. Dan teman – teman sekolah Jaejoong datang memberikan selamat padanya karena akhirnya Jaejoong bisa mendapatkan pangerannya meski harus berpisah terlebih dahulu.

Bersyukurlah Jaejoong bisa mendapatkan Yunho setelah tujuh tahun berpisah, semoga saja kebahagiaannya tidak berkurang setelah ini. Benar? Bukankah Yunho berjanji akan selalu membuat Jaejoong tersenyum?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
End ya? Udah ya? Yunpa ga usah jadi mesum? Kkkkk...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bercanda deng...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Uh..."

Jaejoong menggigit bibir bawahnya, usai pemberkatan dan resepsi yang membuatnya lelah, Junsu memberikan hadiah berupa sebuah kamar disalah satu hotel bintang lima milik keluarganya. Kamar yang berada dilantai tiga puluh itu sungguh indah karena pemandangan malam kota Seoul terlihat sangat jelas.

Jaejoong duduk dengan tidak tenang dipinggir tempat tidurnya, sesekali dia melirik pintu kamar mandi yang masih tertutup, Yunho sedang membersihkan dirinya dan Jaejoong dengan pikiran mesumnya tidak bisa berpikir pengalaman yang akan dia dapatkan malam ini.

"Bagaimana ini?"

Jaejoong mengingat – ingat apa yang dikatakan Junsu dan Kyuhyun tentang malam pertama mereka dan itu makin membuat Jaejoong merasa gugup.

"Sakit awalnya saja hyung, setelahnya tidak kok. Malah ketagihan, lihat saja aku yang hamil dua kali karena si mesum Changmin"

Begitu ucapan Kyuhyun.

"Kyunie benar, Chunnie melakukannya dengan lembut saat pertama kali melakukannya denganku tapi setelahnya... Yah... Nanti kau tahu lah"

Ucapan Junsu yang membuat Jaejoong takut, lembut diawal lalu...Lalu...

BLUSH

Jaejoong menangkup wajahnya yang memanas, tidak bisakah pikiran mesuk itu menjauh dari otaknya? Yunho pasti kelelahan dan tidak akan melakukannya malam ini bukan? Iya kan?

CEKLEK

Selagi sibuk dengan pemikirannya pintu kamar mandi terbuka dan menampilkan Yunho yang keluar menggunakan piyama berwarna biru dongker. Jaejoong mendesah, entah itu kecewa atau senang melihat Yunho sudah keluar kamar mandi menggunakan piyama.

"Belum tidur?"

"E-eh?"

Tuh kan...
Jaejoong merasa benar – benar merasa mesum sekarang, Yunho mengatakan hal itu berarti tidak akan ada apa – apa malam ini bukan?

Dengan segera Jaejoong membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur diikuti oleh Yunho. Mereka tidur terlentang menatap langit – langit kamar hotel itu.

"Kau lelah Jae?"

Jaejoong menoleh, dia melihat Yunho menatap langit – langit kamar hotel.

"Wae?"

Yunho menoleh untuk menatap Jaejoong.

"Tidak mau melakukan 'itu'"

"Itu?" Jaejoong mengerutkan keningnya

"Ya... Kau tahu..."

BLUSH

Perlahan wajah Jaejoong memerah, dia tahu maksud Yunho. Melakukan malam pertama mereka bukan? Kenapa Yunho menanyakannya? Kenapa tidak langsung menyerangnya saja? Eoh! Kenapa dia jadi mesum sih?!

"Kau lelah? Kalau lelah besok saja" Ucap Yunho dengan lembut

"Ke-kenapa kau malah bertanya, kenapa tidak langsung saja!" Ucap Jaejoong kemudian memunggungi Yunho

"Yah... Aku pikir kau akan agresif. Ya sudah, selamat malam Jae, mimpi indah" Yunho perlahan medekat, mengecup kepala bagian belakang Jaejoong dan tidur memunggungi namja cantik itu

Jaejoong menggigit bibir bawahnya, memang Yunho masih menganggap Jaejoong seagresif dulu ya? Ugh... Bagaimana ini? Lakukan tidak? Jaejoong malu tapi... Dia mau... Mau merasakannya juga...

"Ish!"

Persetan dengan rasa malu! Dia langsung membalikkan tubuhnya dan memeluk Yunho dari belakang dengan tangannya yang kreatif mengelus perut Yunho dan membuat namja tampan itu membuka kembali matanya yang tadi sudah tertutup.

"Jae... Aku tidak memaksamu" Ucap Yunho dengan nada datarnya

Jaejoong menjadi kesal, dengan cepat dia duduk dan membalikkan tubuh Yunho hingga namja itu menghadapnya. Perlahan Jaejoong naik keatas tubuh Yunho dan duduk diatas perut Yunho.

"Hey"

"Hehehehehe... Ya sudah, aku jadi agresif lagi ya?"

Yunho tersenyum, dia menangkup wajah Jaejoong dan menariknya mendekat wajahnya. Mencium Jaejoong dengan penuh kasih sayang dan lama kelamaan semakin menuntut.

"Nggghhh... Y-yunn..."

Jaejoong mengerang kala salah satu tangan Yunho sudah di dalam piyamanya dan meremas dadanya. Jaejoong melepaskan ciumannya dan mendongakkan kepalanya, mengerang dan mendesah dengan keras.

Tangan Yunho perlahan turun untuk mengelus perut ramping Jaejoong dan terus turun hingga masuk kedalam celana piyama Jaejoong. Jaejoong menahan nafasnya saat tangan Yunho menggenggam miliknya dengan lembut.

Wajah Jaejoong tambah memerah apa lagi saat tangan Yunho bergerak maju dan mundur. Dia mencengkram kedua bahu Yunho dan terus mengeluarkan desahannya.

Tidak tahan melihat wajah penuh kenikmatan yang Jaejoong perlihatkan, Yunho membalikkan keadaan. Dia langsung mendorong Jaejoong dan melepas piyama bagian bawah yang dikenakan Jaejoong.

"Y-yun..." Jaejoong hendak menutup tubuh bagian bawahnya hanya saja Yunho menahan tangan Jaejoong dan mendekatkan wajahnya pada wajah jaejoong

Jaejoong dan Yunho sama - sama mencari kenikmatan mereka, apalagi saat Yunho menggesekkan bagian bawah tubuhnya. Jaejoong tidak tahan, dia melepaskan ciuman Yunho dan menempatkan bibirnya pada pundak Yunho dan menghisapnya kencang.

Tangan Yunho tidak mau kalah, dia membuka seluruh kancing piyama Jaejoong dan memainkan tangannya diatas dada Jaejoong. Membuat namja cantik itu menggelinjang keenakan.

"Yu-yunnh..."

"Aku bahkan hanya bermimpi untuk menyentuhmu seperti ini Jae" Ucap Yunho dengan suara rendahnya

"Ungghh.."

"Suaramu sangat indah"

"Bu-buka... Piyamamu"

Yunho tersenyum, dia berlutut dihadapan Jaejoong untuk membuka piyama dan celananya setelahnya dia kembali menindih namja cantiknya.

Tangan Yunho turun memegangi bagian inti Jaejoong dan memainkannya dengan pelan. Jaejoong meraih pundak Yunho dan meremasnya sampai Yunho menurunkan tubuhnya dan mendekatkan wajahnya pada junior Jaejoong.

"Aaahhhh!"

Jaejoong tidak bisa menahan desahannya saat dia merasakan sebuah benda basah menjilat juniornya, dia menoleh kebawah dan melihat Yunho tengah menjilat juniornya. Kemudian perlahan memasukkan miliknya kedalam mulut Yunho.

"Ssssshhhh..."

Jaejoong meremas kencang helaian rambut Yunho saat merasakan sebuah kenikmatan yang pertama kali dia rasakan. Tubuhnya melengkung hanya karena sebuah kuluman yang Yunho lakukan terhadapnya namun Jaejoong amat sangat menyukai hal ini.

Yunho mempercepat gerakannya saat merasakan milik Jaejoong benar - benar tegang dan butuh beberapa detik kemudian bagi Jaejoong untuk mengeluarkan inti dari tubuhnya. Setelahnya Jaejoong merasa lemas, seakan tubuhnya sudah tidak bertulang. Dia menatap sayu pada Yunho kemudian tersenyum malu.

"Hah... Hah..." Jaejoong mengambil nafas dengan rakus

"Lelah?"

Jaejoong menggelengkan kepalanya, bahkan Jaejoong merasa bahwa dirinya belum memuaskan Yunho. Dengan segera dia bangkit dan duduk berhadapan dengan Yunho, melirik dengan malu benda yang sepertinya belum tegak sempurna milik Yunho.

Perlahan tanpa meminta persetujuan Yunho, Jaejoong memegang benda yang ternyata terasa hangat ditangannya. Dia menggerakkan tangannya naik dan turun, hal yang tadi dilakukan Yunho untuknya.

"Mhhhmm..."

Mendengar geraman tertahan yang dikeluarkan Yunho membuat Jaejoong berani untuk mendekatkan wajahnya pada benda itu. Dia menjilat bagian atas junior sang suami dan dia bisa mendengar desisan penuh nikmat yang dikeluarkan oleh Yunho.

Jaejoong melanjutkan pekerjaannya, penasaran dengan rasa yang ditawarkan oleh junior Yunho. Dia membuka mulutnya dan memasukkan milik Yunho kedalam mulutnya.

"Sshhh..."

Yunho mengelus pelan rambut halus Jaejoong dan membantu Jaejoong untuk 'melahap' miliknya. Mendorong pelan kepala Jaejoong agar miliknya masuk lebih dalam sehingga dia merasakan sebuah kenikmatan yang tidak bisa dia gambarkan dengan kata - kata.

"Lepas Jae..." Ucap Yunho saat merasa miliknya sudah cukup siap

Terdengar nada rengekan dari mulut Jaejoong saat melepaskan milik Yunho dari mulutnya tapi dia tetap melakukan apa yang diminta oleh Yunho.

Yunho kemudian mendorong Jaejoong untuk berbaring dan dia menempatkan dirinya diantara kaki Jaejoong, menempatkan sebuah bantal dibawah bokong Jaejoong dan mengelus sebuah lubang yang Jaejoong yakini adalah hole-nya.

"Aku akan pelan, kau tenang ne?" Ucap Yunho

"Hum" Jaejoong mengangguk ragu

Yunho memberikan senyumnya sejenak sebelum dia memulai aksinya. Perlahan dia mendorong jari telunjuknya pada hole Jaejoong dan dia mendengar sebuah pekikan kaget dari Jaejong namun namja itu memastikan bahwa dia tidak apa - apa.

Yunho menggerakkan jari panjangnya masuk dan keluar dengan pelan sampai dia memasukkan jari tengahnya Jaejoong meringis sakit karena merasakan dua jari Yunho dalam dirinya.

"Sakit?" Tanya Yunho

"Ya, sedikit. Tapi tidak apa - apa"

Jaejoong bergedik juga, baru dua jari tapi rasanya sudah sesakit ini. Bagaimana jika milik Yunho yang jumbo itu memasuk hole-nya?!

"Nggghhh!"

Kali ini Jaejoong merasa benar - benar sakit karena Yunho sudah memasukkan tiga jarinya dan mengerakkannya dengan cepat.

"Pe-pelan Yun, sakit"

"Maaf"

Gerakan Yunho melambat sesuai permintaan Jaejoong sampai tidak lama dia mendengar desahan Jaejoong.

"Disana?"

"Ap-apa?"

"Tidak sakit disana?"

"Ung? Aaahhh"

Jaejoong merasakannya sebuah kenikmatan dikala kesakitan yang melandanya saat ini. Jaejoong mengangguk kemudian Yunho menggerakkan kembali jari - jarinya beberapa kali sampai Jaejoong merasa nikmat.

Yunho mengeluarkan jari - jarinya kemudian menempatkan dirinya diantara kaki - kaki Jaejoong. Memegangi miliknya yang sudah sangat tegang sementara Jaejoong menengguk ludahnya dengan susah payah membayangkan benda tumpul nan besar itu akan masuk kedalam dirinya.

Jaejoong memejamkan matanya kala merasa sesuatu mencoba memasuki hole-nya. Dia benar - benar berdoa dalam hati agar semuanya tidak terlalu menyakitkan untuknya.

"Hey, jangan pejamkan matamu. Lihat aku"

Perlahan Jaejoong membuka matanya dan dia sudah melihat Yunho diatasnya, menindihnya.

"Cakar aku, gigit aku jika kau merasakan sakit. Jangan ditahan sendiri, oke?"

"H-hum" Jaejoong mengangguk

Jaejoong meringis saat Yunho mendorong miliknya pelan, Jaejoong benar - benar kesakitan kala Yunho mendorong lebih dalam miliknya. Dia mulai mencakar punggung Yunho dan membenamkan wajahnya pada leher Yunho guna mengurangi rasa sakit.

"AAAAKKKKHH!"

Oke, ini menyakitkan!
Jaejoong berteriak kencang saat merasakan bagian bawahnya terasa full. Yunho memejamkan matanya, kenikmatan yang dirasakannya benar - benar dasyat. Dia menatap Jaejoong yang saat ini menatapnya dengan mata yang berkaca - kaca.

Airmata Jaejoong turun saat itu juga, rasanya sakit seperti dirinya terbelah.

"Shhh... Maafkan aku. Maaf"

"Aku tidak apa - apa Yun, hanya... Biarkan aku membiasakannya dulu"

"Ne"

Yunho menenangkan Jaejoong, mengecupi wajah Jaejoong dan terus menggumamkan kata cinta untuk Jaejoong. Mengalihkan rasa sakit dengan berbagi ciuman hangat sampai akhirnya Yunho menggerakkan tubuhnya setelah Jaejoong mengizinkannya.

"Akkhh... Ngghhh..."

Suara desahan dan erangan Jaejoong seperti suara musik yang sangat indah ditelinga Yunho dan membuat namja itu menjadi lebih bersemangat.

"Yu-yunnhh ah... Ngghhh... Ahhh"

Jaejoong merasa gila dengan semua kenikmatan yang dia terima, astaga... Dia tidak bisa mendeskripsikan bagaimana rasanya hingga dia hanya mampu menerima ribuan kenikmatan yang diberikan Yunho padanya. Lagi, lagi dan lagi... Yunho menumbuknya dengan cepat dan tepat.

"Jaeehh"

Yunho menunduk, dia mengigit leher Jaejoong saat sesuatu akan keluar dari dalam tubuh intinya. Jaejoong mendongakkan kepalanya, menekan belakang kepalanya kebantal dan tangannya meremas dengan kencang rambut Yunho.

Matanya berkabut, pandangannya berubah menjadi putih saat sesuatu keluar dari bagian intinya.

"Yunnhhh! Ahhh!"

"Ngghh!"

Jaejoong merasakan bagian dalam dirinya penuh dan terasa hangat. Yunho berhenti bergerak dan menjatuhkan dirinya begitu saja diatas tubuh Jaejoong yang berkeringat. Keduanya mengatur nafas walaupun sulit, Jaejoong mengelus punggung Yunho dan membuat namjanya itu menyangga tubuhnya diatas Jaejoong.

"Terima kasih" Lirih Jaejoong, airmata mulai membasahi matanya kembali

"Kau bahagia?"

"Tentu"

"Kalau kau bahagia, tersenyumlah. Karena airmata tidak pantas ada diwajahmu. Saranghae"

Jaejoong tersenyum, dia bahagia, bahagia sampai menangis. Terharu dengan semua perjuangannya dulu dan sekarang dia mendapatkan apa yang diimpikannya dulu. Hati seorang Jung Yunho.

Keduanya saling melemparkan senyum, memberikan kecupan - kecupan penuh cinta dan tertawa disepanjang malam itu. Jaejoong yakin Yunho bisa selalu memberikannya kebahagiaan yang melimpah setelah ini dan dia tidak akan berhenti tersenyum karena Yunho.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
~ END ~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Iya end! Special Chapternya end tapi Jaemma belom punya baby? Hahahahaha... #smirk
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
~ Special for ChangKyu Shipper ~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Aku menyukaimu"

"Uh?"

Namja berambut ikal itu menatap bingung sang sahabat yang tadi baru saja mengutarakan perasaannya di dalam kamar asrama yang mereka tempati.

"Jangan bercanda Chwang"

"Ani"

"Tapi..."

"Kau tahu kenapa aku ingin selalu kau ada didekatku? Itu bukan karena aku manja dan bergantung padamu tapi karena aku menyukaimu dan ingin kau selalu ada disampingku"

"Min..."

"Jadilah kekasihku Cho Kyuhyun"

"Changmin..."

Namja bernama Kyuhyun itu menatap sendu sahabat yang sejak kecil ada didekatnya. Namja yang sudah dia anggap keluarganya. Perlahan Kyuhyun menggelengkan kepalanya.

"Aku... Maaf Min, aku hanya menganggapmu sahabatku dan aku menyukai seseorang"

Changmin mundur satu langkah, menatap kecewa namja yang dicintainya, menyukai seseorang? Kyuhyun tidak pernah memberitahukannya.

"Maaf ne?"

Changmin menutup matanya dan menghembuskan nafasnya, mencoba menerima kenyataan yang sedang ada dihadapannya adalah sang sahabat.

"Ya tidak apa – apa Kyu, aku keluar dulu" Ucap Changmin datar

"Kau mau kemana?"

"Taman belakang mungkin? Aku disana dulu, kau tidurlah. Jangan terlalu larut"

"Changmin... Maaf"

"Tidak apa – apa Kyu, tidurlah"

"Maaf ya?"

"Hum"

Changmin mengangguk lemah, dia menunjukkan senyumnya walaupun terlihat berbeda lalu berjalan keluar kamar. Dia pergi ke taman belakang asrama untuk duduk disebuah kursi panjang disana dan tidak lama seorang kakak kelas Changmin duduk bersamanya.

"Sudah kau nyatakan?" Tanyanya

"Hum" Changmin mengangguk lemah

"Gagal eoh?"

"Ya... Dia hanya menganggapku tidak lebih dari seorang sahabat dan ternyata dia menyukai seseorang"

"Benarkah?'

"Ya"

"Ya sudah, malam ini aku akan menemanimu"

"Terima kasih"

Kedua namja itu menatap langit kelam nan indah yang ada diatas mereka, Changmin hanya diam. Begitupun sang kakak kelas yang sudah dianggap sebagai sahabatnya selama dia tinggal di Jepang, Matsumoto Jun.

Besoknya Changmin mencoba menerima keputusan Kyuhyun dengan bersikap seperti biasa, memperlakukan Kyuhyun seperti biasa. Yakin? Tidak... Dia memperlakukan Kyuhyun sebatas sahabatnya saja bukan sebagai namja yang dicintainya.

Awalnya Kyuhyun canggung namun melihat Changmin yang bersikap biasanya Kyuhyun pun menanggapinya dengan biasa. Tapi ada yang lain, entah kenapa Kyuhyun merasakan sebuah perbedaan walaupun tidak mencolok.

Dua minggu sudah dijalani Kyuhyun dan Changmin setelah Changmin mengutarakan perasaannya. Kyuhyun beberapa kali melihat Changmin mengobrol dengan yeoja – yeoja sekolahnya atau malam hari dia pergi entah kemana dengan alasan pergi dengan teman sekolah. Saat Kyuhyun ingin ikut Changmin bilang dia diajak oleh siswi sekolahnya untuk kencan.

Kyuhyun tidak jadi ikut, takut mengganggu. Akhirnya dia pergi ke taman belakang sendirian, biasanya Changmin akan menemaninya dan mereka akan mengobrol sampai tengah malam sebelum kembali kedalam kamar.

"Hah..."

"Hey, sendirian?"

Kyuhyun tersentak kaget saat mendengar suara itu, suara yang yang disukainya. Sungmin sunbae, salah satu kakak kelas dari Korea dan Kyuhyun tengah menyukainya saat ini.

"Iya"

"Dimana Changmin? Biasanya kau bersamanya?"

"Uh? Dia sedang keluar, kencan katanya"

"Waw... Aku kira kau pacaran dengannya?"

"He?" Kyuhyun mengerutkan keningnya

"Kau terlihat sangat dekat dengannya dan aku kira kau pacaran dengannya"

"Ti-tidak sunbae, dia hanya sahabatku"

"Yakin?"

"Memang kenapa?"

"Dia sangat perhatian padamu dan sudah pernah aku bilang untuk memanggilku dengan hyung saja bukan?"

"Ah... Iya, maafkan aku"

"Ya sudah, malam ini biar aku menemanimu. Tidak ada yang marahkan?"

"Eh? Tidak sun-hyung"

"Arasseo"

Malam itu Kyuhyun duduk disamping Sungmin dengan jantung berdebar – debar tidak karuan. Sampai pukul sebelas malam Kyuhyun kembali kedalam kamar dan melihat Changmin sedang mengeringkan rambutnya yang basah.

"Baru pulang?" Tanya Kyuhyun

"Ya" Jawab Changmin kemudian duduk ditempat tidurnya hendak berbaring, Kyuhyun bergerak cepat, sebelum Changmin berbaring dia mengambil alih handuk dalam genggaman Changmin dan mengusap rambut Changmin yang basah

"Malam sekali?"

"Kalau pergi denganmu kan lebih lama. Kau bersama Sungmin sunbae tadi?"

"Kau tahu?"

"Ya..."

"Dia menemaniku di taman belakang"

"Dia... Apa dia orang yang kau sukai Kyu?"

Pertanyaan Changmin membuat Kyuhyun menghentikan gerakannya, dia tersenyum dan menggumamkan kata 'ya'. Changmin menganggukkan kepalanya.

"Dia terlihat orang yang baik" Ucap Changmin

"Ya"

Tidak ada pembicaraan setelahnya, biasanya mereka akan mengobrol hingga mengantuk tapi Changmin memilih diam sampai akhirnya Kyuhyun mengatakan bahwa rambutnya sudah kering. Changmin dan Kyuhyun kemudian berbaring ditempat tidurnya masing – masing. Namun kali ini Changmin membelakangi Kyuhyun.

Kyuhyun merasa kesepian jika Changmin memunggunginya tapi dia tidak berkata apa – apa karena dirinya sudah mengantuk dan akhirnya dia tertidur. Changmin yang mendengar suara nafas Kyuhyun yang teratur membalikkan tubuhnya dan menatap sendu namja itu.

"Aku harap kau bahagia dengan pilihanmu" Lirihnya

Seminggu kemudian saat Kyuhyun masuk ke dalam kamar dia melihat Changmin tengah memasukkan pakaiannya kedalam tas.

"Mau kemana?" Tanya Kyuhyun bingung karena sang sahabat belum bercerita apapu padanya

"Aku akan pulang ke Korea, eomma membutuhkanku" Jawab Changmin tanpa menatapnya

"Tumben?"

"Ya, aku juga sedang merindukan eomma"

"Tumben tidak mengajakku?"

Changmin menghentikan gerakannya kemudian menghadapkan tubuhnya kearah Kyuhyun. Changmin memang sedang tidak ingin mengajak namja itu.

"Kenapa? Kau merindukan eommamu?" Tanya Changmin

"Tidak..." Lirih Kyuhyun "Biasanya kau akan cerita jika kau akan pergi ke Korea dan mengajakku"

"Hmmm... Aku menerima pesan eomma kemarin malam, ada hal penting yang eomma akan sampaikan padaku"

"Biasanya jika Jung ahjumma menelepon kau langsung memberitahuku ada masalah apa"

"Maaf tapi ini penting, masalah pertunangan Il Woo hyung dan yah... Appa bilang dia ingin mengenalkanku pada seseorang"

"Nugu?"

"Molla... Urusan bisnis mungkin, appa bilang sih yeoja" Jawab Changmin kemudian kembali memasukkan pakaiannya ke dalam tas

"Kau dijodohkan?" Kyuhyun mengerutkan keningnya

"Aku tidak tahu"

"Dan kau menerimanya?"

"Mungkin" Changmin menggedikkan bahunya

"Kenapa?"

"Mwo?" Changmin kembali menghadapkan dirinya pada Kyuhyun "Kau dukung saja keputusanku nanti, kau sahabatku bukan? Sahabat harus saling mendukung, bukankah itu yang aku lakukan saat ini padamu?"

"Ne?"

"Mendukung hubunganmu dengan sunbae kesukaanmu itu"

"Jadi... Kau begini karena kau marah aku menolakmu?" Tanya Kyuhyun "Aku pikir kita baik – baik saja sejak kejadian malam itu"

"Tentu saja kita baik – baik saja" Changmin memberikan senyum lembutnya "Sebenarnya sejak dulu appa sudah mengenalkanku dengan keluarga lain hanya saja aku menolak karena aku mencintai seseorang tapi karena orang yang aku cintai menolakku, tidak ada salahnya mengikuti saran appa bukan? Kita baik – baik saja Kyu, kita sahabat dan aku akan tetap disampingmu"

Kyuhyun diam menatap Changmin, kenapa rasanya ada yang berbeda saat ini? Kenapa rasanya berat melepaskan Changmin yang akan bertemu dengan keluarga lain? Kyuhyun tersentak saat Changmin memakai ranselnya.

"Kau pergi sekarang?" Tanya Kyuhyun

"Ya, appa memintaku untuk sampai di Korea malam ini" Jawab Changmin dengan nada santainya

"Kapan kau kembali?"

"Minggu depan mungkin? Eomma sudah meminta izin pada pihak sekolah kok"

"Changmin"

Changmin mendekat dan memeluk Kyuhyun dengan erat kemudian melepaskannya, dia menatap Kyuhyun yang masih terdiam dan membuka suaranya.

"Akan aku sampaikan salam darimu untuk keluargaku dan aku akan bawakan oleh – oleh untukmu" Ucap Changmin dengan senyum lembut andalannya kemudian dia keluar dari kamar itu

Kyuhyun menatap kosong pintu kamar mereka, Changmin berbeda tiga minggu ini dan Kyuhyun tahu Changmin sedang memperlakukannya layaknya seorang sahabat tapi...

"Kau berbeda Min... Kau berbeda"

Sementara diluar kamar, Changmin tengah bersandar pada dinding kamar mereka dan memejamkan matanya dengan erat.

"Kita tidak sedang baik – baik saja Kyu, aku pergi untuk menenangkan diriku dan jantung bodohku yang terus berdenyut sakit saat melihatmu dengan namja itu" Batin Changmin
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Changmin menghela nafasnya, dia sudah sampai digerbang asramanya. Ini sudah seminggu dan Changmin sudah kembali ke Jepang, seperti yang disuruh oleh eommanya jika dia tidak bisa merebut hati Kyuhyun maka ikhlaskanlah. Eommanya terlihat sedih saat Changmin datang ke rumah dengan wajah sendu, dia hanya bisa memeluk erat anaknya dan memberikan beberapa nasehat.

Soal dijodohkan, itu hanya alasan Changmin saja agar dia bisa menjaga jarak dengan Kyuhyun. Nyatanya seminggu berpisah dari Kyuhyun dia makin merindukan namja manisnya itu.

CEKLEK

Changmin menatap kamarnya yang gelap, dia bertanya – tanya kemana perginya Kyuhyun padahal ini sudah larut. Pukul dua belas malam. Kyuhyun tidak pernah pergi sampai selarut ini, tapi Changmin akhirnya masuk dan mandi. Saat dia bersiap tidur, dia tersentak kaget saat melihat Kyuhyun masuk kedalam kamar dengan wajah berantakan.

"Kyu?" Changmin mengerutkan keningnya

"Ch-changmin? Kau sudah pulang?" Ucap Kyuhyun dengan kaget dan matanya berkaca – kaca

"Ada apa?" Tanya Changmin kemudian berdiri

Tidak lama baginya untuk bertambah kaget karena Kyuhyun memeluk erat pinggangnya dan menangis sesenggukkan didadanya.

"Hey ada apa?" Tanya Changmin dengan lembut

"Dia... Hiks... Dia tidak mencintaiku Min... Dia... Hiks... Mencium orang lain Hiks..."

"Kyu..."

"Dia mencium orang lain... Hiks..."

Changmin memejamkan matanya, dia tahu siapa yang sedang Kyuhyun ceritakan. Jadi atas kesadarannya dia balas memeluk Kyuhyun dan mengelus punggung Kyuhyun tapi Kyuhyun tidak juga berhenti menangis, bahkan namja itu sesenggukkan.

Dengan keberaniannya Changmin menarik tengkuk Kyuhyun dan memberikan ciuman dibibirnya, hanya menempel tapi efeknya terasa. Namja manis itu berhenti menangis dan kini dia terlihat kaget dengan mata membulat.

Merasa Kyuhyun sudah tenang Changmin menjauhkan bibirnya namun dia menempelkan keningnya pada kening Kyuhyun, menatap namja itu lekat dan menghapus airmata yang keluar dari kedua mata indah Kyuhyun.

"Hey dengar, aku ada disini untukmu. Kau harus berjanji selalu ada disampingku, oke?"

"..."

"Kau harus mencoba mencintaiku lebih dari seorang sahabat karena aku mencintaimu Kyu... Sangat mencintaimu"

"..."

Masih tidak ada jawaban tapi Changmin menganggap Kyuhyun menyetujuinya. Changmin kembali mengecup bibir Kyuhyun yang masih saja diam.

"Ingat ucapanku, kau harus selalu ada disisi dan aku pun akan ada disisimu. Coba buka matamu untuk mencintaiku dan itu saja sangat cukup untukku Cho Kyuhyun, saranghae"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Usai kejadian itu Changmin kembali bersikap seperti dulu, memperhatikannya, tidak membiarkannya sendirian, kemana – mana selalu berdua. Kyuhyun juga senang dengan keberadaan Changmin yang ada disampingnya apalagi Changmin mulai menjauhi yeoja atau namja uke yang dulu mendekatinya.

Sampai suatu malam kakak kelasnya yang bernama Matsumoto Jun itu masuk kedalam kamar mereka dan menitipkan sebuah botol berwarna putih didalam lemari pendingin yang dimiliki Changmin. Changmin hanya mengangguk saja sedangkan Kyuhyun ada di dalam kamar mandi saat itu.

Dua malam berikutnya saat Changmin dan Kyuhyun tengah asyik mengerjakan tugas, dia merasa haus akhirnya dia menuju lemari pendingin dan baru sadar jika ada satu botol yang tidak dia kenal namun karena warnanya putih dia pikir itu adalah susu.

Jadi dengan segera Kyuhyun menuangkannya didua gelas dan menyerahkannya pada Changmin yang langsung meminumnya tanpa melihat isi dari gelas itu. Namun setelah habis dia langsung bertanya pada Kyuhyun apa yang dia tuangkan.

"Susu? Ada di dalam botol putih di lemari pendingin, tapi kok aku pusing ya Min?" Kyuhyun mengerutkan keningnya

"Ugh..."

Changmin memegangi kepalanya yang berputar, dia tidak pernah merasakan susu yang rasanya seperti ini. Apa susu itu sudah kadaluarsa?

"Apa ini Kyu? Pusing sekali"

"Mo-molla.. Ugh... Changmin..."

Kyuhyun memegang pakaian Changmin dengan erat, Changmin menoleh dan yang dia lihat hanya bibir Kyuhyun yang menggoda, astaga... Kapan terakhir kali dia merasakan bibir merah menggoda milik Kyuhyun? Kenapa malam ini bibir itu sangat menggoda?

"Changmin... Mhhhmm!"

Kyuhyun terdesak, Changmin baru saja menindihnya diatas lantai dengan bibir saling bertautan. Kyuhyun yang merasakan kenikmatan membalas apa yang dilakukan Changmin, malam itu dihabiskan kedua namja yang belum berusia tujuh belas tahun itu dengan menggairahkan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Ungg..."

Kyuhyun mencoba bergerak namun gerakannya terasa terbatas, dia melihat sebuah lengan melingkar pada pinggangnya. Langsung saja dia menatap horor lengan itu apa lagi dia merasa tubuhnya lengket dan astaga! Dia tidak memakai apapun!

Kyuhyun mendongakkan kepalanya mencari tahu siapa yang telah memeluknya dengan erat dan...

"Ch-changmin..."

Namja tampan itu masih memejamkan matanya dan tertidur dengan damai. Kyuhyun mengingat – ingat apa yang terjadi semalam hingga mereka tidur berpelukan dengan keadaan telanjang tapi nihil. Dia tidak ingat apapun namun... dia merasa bagian bawahnya ada sesuatu yang mengganjal.

"Ch-changmin bangun!" Kyuhyun memkul lengan Changmin hingga namja itu merasa terganggu dalam tidurnya dan saat membuka matanya dia kaget karena Kyuhyun ada didepannya

"Ky-kyu? Kau sedang apa? Astaga..."

Changmin menarik tangannya yang melingkar nyaman pada pinggang Kyuhyun kemudian menatap Kyuhyun dengan bingung.

"Ap-apa yang terjadi?" Tanya Changmin bingung

"Aku..." Kyuhyun menggigit bibir bawahnya "Aku juga tidak tahu tapi sesuatu mengganjal ditubuh bagian bawahku Min" Ucap Kyuhyun pelan

"Mwo?"

Changmin dengan cepat menyibak selimut yang dipakai oleh mereka dan menatap horor bagian bawah tubuh mereka masiih dalam keadaan berbarng berhadapan. Bagaimana tidak kaget jika tubuh intinya berada dalam hole Kyuhyun!

"K-kyu... Su-sungguh aku ti-tidak tahu" Ucap Changmin gugup

Kyuhyun yang merasa malu menyembunyikan wajahnya pada dada Changmin.

"Le-lepas saja dulu Min, pinggangku sakit"

"Ar-arasseo"

Dengan amat sangat perlahan Changmin bergerak perlahan, menarik bagian inti tubuhnya dan itu membuat Kyuhyun mencengkram lengan Changmin dengan kencang.

"Nghhh..."

Astaga!
Changmin segera duduk setelah pelepasan itu dan menatap Kyuhyun yang telungkup menutupi wajahnya. Changmin mengambil kembali selimut dan menutupi tubuh polos Kyuhyun.

"Sumpah Kyu, aku tidak tahu kejadian tadi malam. Ak-aku..."

"Mandilah Min, jernihkan pikiran baru kita bicara"

Changmin menganggukkan kepalanya, dia akhirnya berdiri dan melihat pakaiannya berserakkan dimana – mana bahkan menutupi meja belajar mereka yang ada di dekat tempat tidur. Dia mendekatkan kepalanya dan mengecup kepala bagian belakang Kyuhyun.

"Maafkan aku Kyu, tapi sungguh aku tidak ingat apapun" Ucap Changmin penuh penyesalan dan Kyuhyun hanya mengangguk sebagai balasannya

Setelah mendengar suara kamar mandi yang tertutup Kyuhyun mendongakkan kepalanya, menetap kosong pintu kamar mandi dan menghela nafasnya.

"Apa yang sudah terjadi..." Lirihnya

Usai membersihkan diri dan berpakaian Changmin keluar dari kamar mandi dan melihat Kyuhyun masih berbaring telungkup.

"Kenapa Kyu?"

"Sakit" Jawab Kyuhyun masih dengan wajahnya di atas bantal

"Ayo aku bantu"

Mau tak mau Kyuhyun menerima bantuan Changmin yang memapahnya menuju kamar mandi, malu memang tapi mau bagaimana lagi. Kyuhyun merasa badannya benar – benar remuk. Changmin dengan sabar menyabuninya dan membersihkan dirinya didalam kamar mandi kemudian memakaikan pakaian simpel untuk Kyuhyun pakai.

Setelahnya dia membawa Kyuhyun keluar dan membantu Kyuhyun duduk dilantai namun sebelumnya Changmin menaruh bantal agar tidak terasa keras untuk Kyuhyun duduki. Changmin lalu melepas sprei yang digunakan pada tempat tidurnya.

Sempat terhenti saat melihat noda darah disana namun dia kembali melanjutkan pekerjaannya, setelah mengganti sprei mereka duduk berhadapan dengan Kyuhyun yang menunduk dengan wajah merah.

"Jadi... Kita... Tadi malam belajar seperti biasa dan kau mengambil susu untuk kita" Ucap Changmin

"Ya..."

"Botol susu yang biasakan"

"Eh?"

Kyuhyun mengangkat kepalanya, menatap Changmin dengan kaget kaerna dia mengingat hal yang sangat penting.

"Bukan, aku mengambil botol putih yang ada disebelah botol susu yang biasa kita minum"

"Mwo?"

Changmin langsung bangkt dan membuka lemari pendinginnya, astaga... Botol itu yang dititipkan Jun bukan? Changmin mengambil botol itu dan membukanya, tercium bau menyengat dari dalam sana tapi Changmin masih belum tahu isi dari botol itu.

"Ini maksudmu?" Tanya Changmin sembari menunjukkan botol yang digenggamnya

"Ya"

"Astaga... Sebenarnya apa yang dititipkan Jun senpai"

"Mwo? Ada apa?"

"Jun senpai menitipkan botol ini dua hari yang lalu tapi aku tidak bertanya isinya apa. Aku akan mencarinya sekarang" Changmin pun beranjak menuju pintu kamar

"Aku ikut Min!"

"Dengan keadaanmu yang seperti itu? Tidak Kyu, kau disini saja. Aku yang akan mencarinya"

Akhirnya Kyuhyun menurut, Changmin berlari menuju kamar kakak kelasnya dan mendapatkan jawaban yang tidak dia inginkan. Botol itu berisikan sake, Changmin tercengang mendengarnya. Tapi sang kakak kelas itu mendatangi Kyuhyun untuk meminta maaf dan menjelaskan semuanya, Kyuhyun diam sembari menatap tajam kakak kelasnya itu. Mau apa lagi, semua sudah terjadi.

"Kyu..."

Setelah Jun pergi dari kamar Changmin dan Kyuhyun membawa botol sake sialannya itu Changmin duduk berhadapan dengan Kyuhyun dan menggenggam tangan Kyuhyun. Kyuhyun tersentak saat suhu tangan Changmin menjalar ketubuhnya, dia menatap Changmin.

"Aku tidak akan kemanapun. Aku akan bertanggung jawab untuk selalu ada disampingmu walaupun kau mengusirku, aku akan selalu ada kapan pun dimana pun untukmu. Aku berjanji"

"Janji?"

"Ne" Ucap Changmin kemudian tersenyum

"Walaupun aku belum membalas perasaanmu?"

Changmin menaikkan tangannya dan mengusap lembut puncak kepala Kyuhyun.

"Tidak usah dibahas, kau hanya belum membuka hatimu untukku. Aku percaya suatu saat kau akan membalas perasaanku"

"Terima kasih, aku pegang janjimu Min"

"Ne"

Changmin mendekatkan kepalanya, menempelkan keningnya dengan kening Kyuhyun dan memejamkan matanya, Kyuhyun melakukan hal yang sama memejamkan matanya sembari merasakan jari – jari Changmin menggenggam erat jari – jarinya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Namja tampan itu menoleh kesamping tempat tidurnya, dimana sang istri tidur dengan lelap dengan tangan diatas perutnya. Namja bernama Changmin itu tersenyum, dia terbangun tengah malam dan malah bernostalgia dengan masa lalunya.

Tidak diragukan lagi bagaimana cinta Changmin pada Kyuhyun hanya saja namja manisnya itu baru menjawab perasaan Changmin setelah mereka lulus sekolah dan Changmin tidak membuang waktu, dia langsung menikahi Kyuhyun dan kuliah sembari bekerja diperusahaan sang appa untuk menghidupi Kyuhyun.

Menikah muda adalah tantangan tersendiri bagi Changmin namun semua terasa mudah karena Kyuhyun selalu ada disampingnya. Tidak saat ada seseorang yang sesaat bisa menggeser perasaannya pada Kyuhyun, Jaejoong.

Namja itu sempat masuk kedalam hidupnya dan hatinya. Tapi tidak lama karena Changmin tahu dia hanya merasa jenuh dan lelah menunggu Kyuhyun. Tapi dia sadar jika cintanya hanya tertuju pada Kyuhyun dan tidak pernah berubah.

Mendapatkan Jungkook dalam kehidupannya adalah hal terindah karena awalnya Kyuhyun menolak untuk memiliki anak tapi karena kelicikan Changmin, Kyuhyun hamil dan akhirnya dia menerima Jungkook bahkan sekarang Kyuhyun sangat menyayangi Jungkook dibanding dirinya.

Cup

Sebuah kecupan mendarat pada kening Kyuhyun dan Changmin yang melakukannya, kemudian wajahnya turun dan mencium perut Kyuhyun.

"Hai babies... Bagaimana kabar kalian eoh? Tumbuhlah dengan sehat ne?"

"Ughh... Changmin..."

"Maaf membangunkanmu Kyu"

"Kau kenapa?" Tanya Kyuhyun sembari mengusap pelan kedua matanya dan duduk

"Aku terbangun"

"Mau aku buatkan susu?"

"Aniya, bagaimana kalau aku menyusu saja padamu?"

"Aish mulutmu Min"

"Wae? Aku rindu Kyu..." Ucap Changmin memeluk Kyuhyun

"Arasseo... Ingat! Jangan berlebihan, besok kita harus bangun pagi untuk pergi ke pernikahan Jae hyung"

"Ne!" Pekik Changmin dengan senang

Ugh...
Senangnya bisa berduaan lagi dengan Kyuhyun padahal kemarin – kemarin istrinya itu tidak mau dia sentuh sedikitpun! Hahahaha... Tidak ada ruginya dia bernostalgia ditengah malam kalau mendapatkan jatah seperti ini...

"Pelan Chwang... Ughh..."

"Ne baby..."

Continue Reading

You'll Also Like

57K 6K 21
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
380K 4.1K 83
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
603K 60.3K 47
Bekerja di tempat yang sama dengan keluarga biasanya sangat tidak nayaman Itulah yang terjadi pada haechan, dia menjadi idol bersama ayahnya Idol lif...
40.6K 3.9K 41
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...