Still Love You

By LenaSalsabila

1.2K 101 94

Jika mencintamu sesakit ini, maka ijinkan aku untuk berhenti mencintaimu. Jika bersamamu membuatku semender... More

Part 2
Part 3
Part 4
STILL LOVE YOU
Part 1

Part 5

173 16 13
By LenaSalsabila

Famela PoV

Aku menatap tubuhku didepan cermin. Hari ini adalah hari pertama direktur pengganti Pak Ryan. Namanya Pak Dana. Tapi aku tidak tau bagaimana wajahnya. Apakah dia seumuran dengan Pak Ryan? Atau justru dia lebih muda dariku? Entahlah aku juga tidak tau. Tapi kalau lebih muda dariku rasanya tidak mungkin. Setelah yakin dengan penampilanku, aku menyambar tas kerjaku lalu berjalan menuju pintu keluar. Hari ini aku menggunakan heels setinggi tujun centi. Sebuah hal yang sangat langka mengingat aku tidak terlalu suka dengan heels.

Aku membuka pintu flatku dan mengambil paper bag yang didalamnya berisi bekal makanan dan juga kartu ucapan. Sepertinya ini sudah menjadi kebiasaan untukku. Aku lumayan bisa berhemat karena tidak mengeluarkan uang untuk sarapan. Terkadang aku berpikir, kenapa tuan misterius ini tidak mengirimkan makan siang dan malam sekalian. Jadi aku bisa menggunakan uang makanku untuk membeli novel-novel koleksiku.

Kurang lebihnya empat tahun lalu, aku mulai mengoleksi novel. Novel adalah pelarian bagiku. Ketika rasa rindu ini semakin sesak dan menyakitkan, aku akan membaca novel untuk sejenak mengalihkan rasa itu.

Pukul sembilan kurang dua menit aku sampai dikantorku. Aku segera menuju lantai tertinggi gedung ini. Setelah pintu lift terbuka, tampak beberapa orang petinggi dari beberapa divisi dikantor ini. Mereka telah berkumpul diruang direktur untuk berkenalan dengan direktur pengganti.

Selesai merapikan pakaian yang kukenakan, Pak Sugi--assisten Pak Ryan datang dengan seorang pria. Kami semua berbaris rapi untuk berkenalan dengannya. Aku menatapnya dari bawah. Dari postur tubuhnya aku rasa dia masih muda. Aku semakin menaikkan pandanganku kewajah direktur pengganti itu.

Tubuhku membeku. Aku seperti disiram seember penuh air es. Dia. Berdiri disana dengan senyum yang pernah membuatku terjerat. Aku mengenalinya walaupun kini wajahnya semakin kurus. Tubuhnya tetap terlihat gagah walaupun tidak sesempurna lima tahun yang lalu.

Dia... Apa dia tidak mengurus hidupnya? Kenapa dia sekurus ini. Setahuku Zian adalah orang yang selalu memperhatikan tubuh dan penampilannya. Dia menatapku tepat dimanik mataku. Senyumnya semakin lebar ketika aku membalas tatapannya.

"Perkenalkan direktur baru kita. Namanya Pak Dana. Beliau memang masih muda, tapi prestasi beliau tidak diragukan lagi dibidang bisnis." Pak Sugi mengenalkan Zian kepada kami.

Namanya Ziandra Ardana. Dia adalah mantan suamiku. Aku menahan napasku ketika Zian berdiri didepanku.

"Ini adalah Famela. Dia yang akan menjadi sekretaris Anda." Aku meremas kedua tanganku dan menundukkan kepalaku tidak berani menatapnya.

"Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik." ucapnya lalu mengulurkan tangannya kearahku. Aku hanya memandang telapak tangan itu. Sampai Pak Sugi menyenggol lenganku dan memintaku untuk membalas jabatan tangan Zian.

Tubuhku semakin dingin ketika aku memegang tangannya yang hangat. Masih sehangat dulu ketika aku terakhir memegang tangannya.

Setelah basa basi dengan beberapa petinggi divisi, ruang kerja Zian kembali sepi. Mereka sudah kembali bekerja seperti biasanya. Dan aku sendiri terduduk dengan lemas dibalik meja kerjaku.

Drrtt ponselku bergetar tanda ada pesan masuk.

Setia : Hai cantik, sedang sibuk?

Akhir-akhir ini Setia memang lebih sering mengirimiku pesan. Sekedar basa basi aku sedang apa, sudah makan belum, dikiranya aku anak abg labil apa ditanyai pertanyaan seperti itu. Bukannya aku sombong atau apa, tapi sungguh aku tidak suka chat basa basi busuk seperti itu. Aku terbiasa dengan to the point selalu mengungkapkan langsung tanpa perlu berbasa basi.

Mela : Lumayan. Kenapa?

Setia : Selalu tidak suka berbasa-basi. >, <

Mela : Untuk apa basa-basi kalau pada akhirnya akan busuk.

Setia : Hahaha... Kenapa kamu selalu judes sepeti itu?

Mela : Aku memang judes. Lalu kenapa kamu masih menghubungiku padahal kamu tau aku judes?

Setia : Karena aku tertarik padamu.

Mela : Oh.

Aku kembali meletakkan ponselku kedalam laci meja kerjaku dan mencoba kembali fokus pada pekerjaanku. Lima menit aku memandangi layar komputer, aku tidak menghasilkan apapun. Kepalaku rasanya penat dan aku ingin segera pergi dari sini. Lebih tepatnya pergi dari Zian.

Aku kembali membuka ponselku dan menemukan pesan dari Setia.

Setia : Makan siang denganku?

Mela : Sepertinya bukan ide yang buruk, asal kau mentraktirku.

Setia : Fine. Aku jemput di kantormu jam makan siang nanti.

Mela : Ok.

Ya sepertinya tidak buruk makan siang dengan Setia. Selain aku dapat makan gratis, aku juga bisa sedikit melupakan bos baruku itu. Mungkin.

"Mela, bisa kamu kekantor saya?" Zian--oh bukan Pak Prana memanggilku melalui intercom.

Aku memasuki ruang kerjanya yang masih seperti dulu saat Pak Ryan yang menjabat sebagai direktur.

"Bapak mencari saya?" ucapku sambil menundukkan kepalaku. Aku tidak siap untuk menatap matanya.

"Bisa kamu jelaskan kepada saya mengenai laporan penjualan yang ini?" Pak Dana menyodorkan satu map berisi laporan penjualan bulan lalu. Aku tidak yakin kalau dia tidak paham mengenai laporan ini.

Aku mengambil laporan itu lalu mulai menjelaskan padanya. Penjelasanku terhenti ketika mendengar pertanyaan dari yang keluar dari bibirnya.

"Apa kau tidak merindukanku?" ucapnya dengan lirih. Terdapat nada kesakitan diucapannya. Apa dia merindukanku? Aku memutuskan untuk tidak menghiraukan pertanyaannya dan kembali menjelaskan laporan yang kupegang.

"Apa tidak ada kesempatan lagi untukku?" tanyanya lagi. Kali ini disertai dengan tangannya yang menggenggam erat tanganku. Aku menggigit bibir dalamku berharap hal itu dapat menghentikan air mata yang siap meluncur kapan saja.

"Apa kau tau, aku seperti dineraka setelah kau pergi meninggalkanku." Disertai dengan semakin mengeratnya genggaman tangannya.

"Aku selalu berharap kalau kita akan dipertemukan kembali. Dan kini Tuhan menjawab doa-doaku."

Benarkah dia menderita ketika berpisah denganku? Benarkah dia juga merasakan apa yang aku rasakan? Apa itu artinya dia mencintaiku?

Aku terlalu tenggelam dengan pemikiran-pemikiran yang ada diotakku sampai kemudian aku tersentak karena merasakan sesuatu benda kenyal berada di bibirku.

Aku melototkan mataku, tidak percaya dengan apa yang kini kualami. Zian menciumku. Tanpa nafsu seperti yang dulu pernah kami lakukan. Ciumannya lembut seperti menyalurkan semua perasaannya kepadaku. Aku terlalu terlena oleh ciumannya sampai sesuatu dalam diriku menyadarkanku untuk menghentikannya. Tidak. Ini salah. Bagaimana kalau Hanna melihat ini semua, dia pasti akan semakin marah denganku.

Aku mengerahkan semua kekuatanku mendorong Zian agar menjauh dariku. Setelah berhasil melepaskan ciuman itu aku keluar dari ruangannya dan menuju toilet Aku menyalakan air dan membasuh bibirku berkali-kali. Ini salah. Sejak dahulu, Zian adalah kesalahan, kesalahan ketika aku memutuskan untuk melabuhkan hatiku padanya.

Setelah yakin tidak ada bekas bibirnya lagi, aku keluar dari toilet. Menyambar tas kerjaku, aku menuju ruang HRD dan meminta ijin kepala HRD untuk pulang lebih cepat.

Dita menatapku dengan khawatir. Setelah mengatakan aku baik-baik saja tanpa suara, dia mengangguk mengerti. Aku butuh tidur untuk saat ini.

Keluar dari ruangan HRD aku menuju lift dan begitu sampai di depan lobby aku mengehentikan taksi yang melintas lalu naik kedalamnya.

Sesampainya di flat aku mengunci flat dan berjalan menuju kamarku. Aku berbaring diatas kasurku. Air mata yang sejak tadi kutahan kini sudah mengalir dengan lancangnya dikedua pipiku.

Tanpa sadar ingatanku kembali pada masa dimana aku dan Hanna adalah sahabat dekat.

TBC

Hai selamat hari selasa menjelang rabu. Buat yang mau kasih saran tentang nasib Mela, aku dengan senang hati akan menerimanya. Btw aku nunggu kritik dan saran kalian mengenai cerita ini.

Dadahhh sampai jumpa

18 Oktober 2016
Lena

Continue Reading

You'll Also Like

16.3M 608K 35
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
2.3M 255K 45
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
1.2M 48.5K 62
Menikahi duda beranak satu? Hal itu sungguh tak pernah terlintas di benak Shayra, tapi itu yang menjadi takdirnya. Dia tak bisa menolak saat takdir...
4.7M 175K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...