Why Me? (βœ”)

By OctbrNvmbr

131K 11.2K 962

[Ganti Summary] "Aku tahu aku salah, aku tak pernah memperlakukanmu dengan benar. Maafkan aku. Kumohon, mauka... More

Prolog
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sebelas
Sepuluh
Duabelas
Tigabelas
Empatbelas
Limabelas
Enambelas
Tujuhbelas
Delapanbelas
Sembilanbelas
Duapuluh
Duapuluhsatu
Whymeee
Duapuluhtiga
Duapuluhempat
Duapuluhlima
Duapuluhenam
Duapuluhtujuh
Duapuluhdelapan
Duapuluhsembilan
Tigapuluh
Tigapuluhsatu
Tigapuluhdua
Tigapuluhtiga
Tigapuluhempat
Tigapuluhlima
Epilog
Author Words

Duapuluhdua

2.9K 271 17
By OctbrNvmbr

Penyesalan itu selalu datang diakhir. Setiap hal buruk yang dikerjakan pasti yang akan dituainya juga buruk.

Tapi ingatlah satu hal..

Seseorang yang salah tidak akan dapat memperbaiki kesalahannya jika tidak ada orang yang berbaik hati memberikannya kesempatan.

Jadi, maafkan dia.. Dan berikan mereka kesempatan. Memulai segalanya dari awal tidak terlalu buruk juga bukan?
Bahkan mungkin akan indah.

~~~~~~~~~~~~~~ WHY ME ~~~~~~~~~~~~~~

Dokter itu menghela nafas. “Suster Yoon, tolong obati dan bersihkan lukanya. Setelah itu antar dia keruanganku”

Sehun menggeleng. “Hanya katakan padaku bagaimana kabar anak dan istriku”

Sang dokter menghela nafas lemah. “Anak dan istrimu dalam keadaan baik-baik saja. Benturannya tidak begitu keras dan tidak berefek parah pada janinnya. Tapi mungkin ia akan sangat syok”

Sehun mengangguk. “Terimakasih”

“Ya, dan tolong bersihkan dirimu dan obati lukamu dulu. Kau tidak diperkenankan menemui pasien jika keadaanmu kotor seperti itu”

“Ne, saya mengerti Uisanim”

Sehun segera mendudukkan tubuhnya di kursi tunggu didepan ruang rawat Chanyeol. Matanya menatap kearah lantai. Malam ini, dua kali sudah ia membahayakan Chanyeol.

‘Seharusnya semuanya tidak begini’ batinnya menyeruak. Ia menutup seluruh wajahnya dengan kedua tangannya.

Awalnya pernikahan ini hanya sebatas kotrak. Hitam diatas putih. Tidak seharusnya ia melibatkan perasaan.

Ia menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi. Menyerah atas seluruh perjanjian itu. Hatinya yang mengkhianatinya. Hatinya berkata tak ingin mencintai lagi tapi apa nyatanya.

Ia bahkan tak mau melepaskan Chanyeol barang sedetik.

“Bagaimana kabar Chanyeol?”

Sehun menoleh dan meneguk salivanya cepat. “Jongin”

Jongin yang tahu persis keadaan Sehun menepuk bahu Sehun. Memberikannya keyakinan jika semuanya akan baik-baik saja.

Lama mereka terdiam, Sehun memikirkan keadaan Chanyeol sedang Jongin sendiri merasa iba dengan takdir yang tertulis untuk Sehun. Sampai Sehun berdeham. “Ekhm, kau bawa bajuku tidak? Aku ingin menemui Chanyeol”

.

.

.

Kyungsoo terus mengompres luka diwajah tampan Kris dengan telaten. Namja tinggi itu hanya menatap kosong pada langit-langit kamarnya.

“Bukankah sudah kubilang untuk tidak menyakitinya?”

“Bukan aku, tapi Sehun”

Kyungsoo menghela nafasnya. Memang Sehun yang menghempas tangan Chanyeol. Tapi sehun tak akan melakukan hal itu jika Kris tidak memanas-manasinya kan? Ayolah.. Sehun tidak segila itu.

“Hyung, boleh aku minta sesuatu?”

Kris mengangguk. Kyungsoo menghirup udara sebanyak yang ia bisa. “TemuiBaekhyundankatakansesuatupadanya”

Kris mengerutkan alisnya. “Kyungsoo bicara pelan-pelan”

Kyungsoo menggeram. Lalu menundukkan wajahnya merasa tak sanggup bicara. Sampai dirasakannya sebuah tangan besar mengusap rambutnya lembut. Ia percaya ia harus mengatakan ini semua.

“Baekhyun hampir bunuh diri” Kris menatap Kyungsoo. Tak ada ekspressi diwajahnya. Ia hanya menatap kosong. Seolah ia sudah tahu hal ini akan terjadi.

“Hyung temuilah ia..”

“Untuk apa Kyungsoo? Baekhyun memang seperti itu. Begitulah caranya menarik perhatian. Biar saja, bahkan jika ia mati dan jasadnya hilangpun aku tidak peduli”

Kyungsoo menatap Kris yang menarik selimut dan tidur memunggunginya dengan tatapan terluka. Bagaimanapun Baekhyun bukan satu-satunya orang yang salah disini.

“Baiklah, selamat malam Hyung”

.

.

.

Chanyeol membuka matanya. Saat indra penglihatannya belum menangkap jelas dimana ia, bau obat-obatan yang menusuk membuatnya tersenyum getir. Rumah sakit.

Ia membawa tubuhnya bersandar. Tangannya menjalar menuju perutnya. Ia tak tahu apa disana masih ada anaknya, ia sangat takut sampai wajahnya tak dapat berekspressi apapun.

Cklek

Maniknya menangkap kedatangan Sehun namun ia tidak peduli. Sampai Sehun sudah duduk disisi ranjang sempitnya ia masih diam acuh. Bukan karna tak peduli, tapi sekali lagi.. ia takut menghadapi kenyataan jika..

“Hunyeol baik-baik saja”

Chanyeol menoleh. Menatap kedalam manik Sehun dalam. Sangat jelas goresan penyesalan disana. Membuatnya menghembuskan nafasnya pasrah.

Tangannya merambat menuju wajah Sehun, bermaksud memeriksa lukanya. Namun Sehun menangkap tangan itu dan mencium telapak bagian dalam Chanyeol. Membuat Chanyeol terperangah dengan manik membola dan pipi yang memerah.

“Kau mungkin sudah bosan mendengarnya, tapi aku sungguh menyesal” ucap Sehun. Ia masih menciumi telapak tangan bagian dalam milik Chanyeol. Sungguh, ia begitu menyesal.

“Bagaimana dengan lukamu? Kau sudah mengobatinya?”

Sehun mengangguk. Ia sudah meminta suster untuk mengobati lukanya yang tidak begitu parah. Maniknya menatap manik Chanyeol. Manik yang seolah menenggelamkannya.
Menenggelamkannya kedalam lautan dalam tak berdasar.

“Chanyeol bolehkah ku minta sesuatu?”
Chanyeol mengangguk. “Katakan apa yang kau inginkan Sehun”

Sehun menggenggam tangan Chanyeol yang lain. Membuat Chanyeol benar-benar menghadap kearahnya dan menatapnya dalam.

“Ayo ulangi semuanya.. berikan aku kesempatan untuk menjadi suami yang baik untukmu”

Chanyeol terperangah entah untuk yang keberapa kalinya. Maniknya mencari kebohongan namun tak ada. Ia menghembuskan nafasnya.

“Kau selalu baik untukku Hun”

Sehun menyesal dalam hatinya. Menyia-nyiakan Chanyeol adalah hal bodoh terakhir yang dilakukannya. Ia tak akan melakukannya lagi.

GREP

“Gomawo, Chanyeol”

Chanyeol tersenyum dalam pelukan hangat yang diberikan Sehun. Sampai efek obat bekerja lagi pada dirinya membuatnya tertidur dalam pelukkan hangat menenangkan Sehun.

.

.

.

Tao menangis dibalik pintu. Mendengar ocehan Baekhyun di dalam kamar yang terdengar sangat sama seperti orang gila. Ia tak bisa mendengarnya lagi.

Ya, Baekhyun berhasil dibawanya pulang.
Dan namja kerdil itu memaksa ingin menemui Sehun. Membuat Tao muak dan melemparnya kedalam kamar. Menguncinya disana.

TOK TOK TOK

“TAO BUKA!”

Tao menggeleng keras dengan air mata yang terus mengalir melewati pipinya. Hatinya sakit dan teriris mendengar tangisan dan pekikkan Baekhyun.

“Aku ingin Sehunku! Ku mohon Tao... hiks... SEHUN!!”

Tao menggeleng lemah. Dirinya bahkan tak kuasa untuk bangkit sekedar pergi kekamarnya. Ia hanya disana. Duduk bersandar pada pintu kamar Baekhyun. Mendengar namja kerdil itu berteriak menangis dan melemparkan barang kearah daun pintu.

‘Selalu kupikir bahwa aku tegar, aku tak pernah menyangka akan begini..’

.

.

.

Chanyeol membuka matanya. Merasakan berat pada perutnya membuatnya menoleh dan saat itu barulah sadar jika Sehun tengah memeluknya saat ini.

“Hun-ah”

Sehun membuka matanya. Menatap wajah Chanyeol yang begitu dekat dengannya. Ia mengerjapkan matanya berulang-ulang.

“BabyYeol”

Chanyeol merona hebat. Baby? Sehun memberikan panggilan istimewa untuknya? Oh Tuhan.. ia sangat bahagia.
Sehun terkekeh menyadari wajah merona Chanyeol lalu menyentuh dagu itu agar mengangkat dan menatap wajahnya.

“Morning kiss”

Chanyeol tersenyum malu lalu memejamkan matanya dan mengecup singkat bibir Sehun. Sangat singkat sampai Sehun tak merasakannya dengan benar. Namun mau apa lagi? Chanyeolnya memang polos.

“Jadi, kita pulang sekarang?” tanya Sehun membawa Chanyeol duduk dengan perlahan. Chanyeol tersenyum lalu mengangguk.

“Call”

#skip!

“Baby kenapa kau selalu ingin ice cream? Karna kau Mommymu ini menjadi gemuk”

Chanyeol berhenti memakan ice creamnya. “Hun, apa aku sangat gemuk?”

Sehun tersenyum lembut. Mengusak rambut Chanyeol entah untuk yang keberapa kalinya. Kini mereka tengah berada ditaman ditepi sungai Han.

Chanyeol mengajak Sehun untuk membeli ice cream dan menikmatinya di taman sebelum pulang. Dan siapa yang dapat menolak Chanyeol jika ia sudah merengek dan mengembungan pipinya? Sehun yakin bahkan Tuhan pun tak akan tega dengannya.

Hari libur membuat taman itu ramai namun tidak ditempat mereka. Bahkan hanya beberapa orang saja yang terlihat.

“Tak apa, aku suka kau yang gemuk seperti ini”

Chanyeol kecewa. Gemuk itu jelek. Itu yang dipikirkannya.

Sehun tersenyum manis menyadari wajah Chanyeol. Ia lalu membawa Chanyeol duduk dihadapannya dan memeluknya dari belakang. Membiarkan dadanya menempel dengan punggung Chanyeol. Membiarkan Chanyeol mengetahui detak jantungnya yang menggila.

“Aku menyukaimu apa adanya”

Chanyeol terperangah dan entah keberapa kalinya ia bersyukur. Entah apa yang membuat Sehun berubah. Ia harap, perubahan Sehun adalah hal yang baik. Karna tak dapat dipungkirinya jika ia bahagia dengan Sehun. Ia mencintai Sehun.

Sehun mengecup tengkuk Chanyeol, membuat tubuh dalam pelukkannya itu bergetar. Sehun tersenyum dalam angannya.

‘Kau bisa memegang ucapanku Tuhan. Aku tak akan membuat Chanyeol menangis lagi. Terimakasih telah menjaganya dan memberikanku kesempatan’

Chanyeol menoleh. Membuat wajahnya begitu dekat dengan Sehun. Sehun tersenyum dan perlahan mengikis jarak antara mereka. Membuat Chanyeol menutup kedua matanya sadar apa yang akan terjadi setelahnya.

Chu~

Bibir itu telah menyatu dengan sempurna. Tak lama karna Sehun segera membuka bibirnya dan meraup bibir tebal Chanyeol dengan rakus. Rakus namun tetap dengan lembut.

Tangannya menarik tengkuk Chanyeol agar semakin merapat dengannya. Jantungnya berpacu dengan cepat membawa darahnya mengumpul pada kepalanya membuat kepalanya pening.

“Nggh”

Sehun tersadar dari ciuman memabukkan itu. Matanya menatap bibir Chanyeol yang membengkak. Ia mengusap bibir basah itu dengan halus.

“Maaf aku tak bisa mengendalikan diriku”

Sehun merasa menyesal. Ia tak ingin Chanyeol beranggapan jika ia bersikap baik hanya untuk seks. Seks dengan Chanyeol bagi Sehun hanya sebuah hadiah kecil. Hadiah besarnya adalah dengan Chanyeol yang selalu berada disisinya.

“Sehun”

“Eum?”

Lama Chanyeol menatap Sehun sampai akhirnya ia menghirup udara dengan rakus.
“Aku ingin melakukan ‘itu’ Sehun. Sekarang”

#Tbc

Haihaihai
Semoga masih pada minat baca ff ini.
Sempet mindblock tapi yah... Lanjut ajalah 😁

Besok Author ulang tahun loh,
Mind to say 'Happy birthday' to me ?

Continue Reading

You'll Also Like

8 letters By Isa

Fanfiction

11.7K 961 22
BΓ—B | Mpreg Park Wonbin adalah pria dingin dan misterius yang tidak memberikan prioritas yang lebih mengenai simbol bernama cinta itu. namun persepsi...
573K 52.3K 64
Kyungsoo, si irit ngomong, sadis, tapi imut ngangenin. Jongin, si bawel, manja, tapi so sweet. Kalo mereka berdua pacaran kek gimana ya? Warning : GS...
186K 17.3K 30
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
32.8K 2.2K 19
Perjalanan cinta hingga menikah... Please jangan jadi silent reading πŸ™‡ Baca+Vote and Share the story!!! Thanks for your Time