Les Privat! [END] - [REVISI]

By amberegeulemesiyu

32.3K 1.7K 103

Don't Break Your Promises, please. END. Ini lagi masa revisi yaa. More

Part 1. First Meet
Part 2. Izin Les Privat
Part 3. Waktu main di potong
Part 4. Mulai Les
Part 5
Part 6. Daniel Alfaro
Part 7. Bad Dating Good Drama
Part 10. Missing you? maybe.
Part 11. Pramugari
Part 12. Jealous
Part 13. Love?
Part 14. Lost
Part 15. Promises
Info~
Part 16. Problem
Part 17. Gagal
Part 18. Psycho
Part 19
Part 20. Runaway
Part 21. Please
Gak penting
Part 22. Bad News
Part 23. S O R R Y
Part 24. Lucas
Part 25. Last Meet
Part 26. The Wedding
Part 27. Isn't Honeymoon
28. Over
Part 29. The Wedding 2 (END)
EPILOG

Part 9. My Fault(?)

1.1K 76 7
By amberegeulemesiyu

Typo's everywhere

Happy reading
----------------------------------

Sehari setelah hubungannya dengan Daniel merenggang membuat Fe lebih leluasa untuk mendekati Reno lagi meskipun kadang Reno hanya menanggapinya cuek.

"Ren, besok gue ada pr MTK. Lo tau kan gue gak suka pelajaran itu?" Kata Fe sambil mensejajarkan langkahnya dengan Reno.

Reno mengulum senyumnya mendengar ajakan Fe seperti mengajaknya untuk belajar bersama, "Nanti gue bantuin, gue tunggu jam 7 di cafe biasa" kemudian Reno melangkahkan kakinya mendahului Fe yang masih terdiam.

Fe berteriak bahagia setelah punggung Reno tidak lagi terlihat di lorong sekolah, "Kencan yang kedua kalinya yeay!!!" Tanpa memperdulikan tatapan aneh dari beberapa siswa/I yang melewati dirinya, Fe tetap berjingkrak merayakan kebahagiannya.

Semoga gak ada yang bikin bad dating lagi.

***

Fe memakai celana jeans sejengkal diatas lutut dan kaos berwarna hitam polos. Walaupun cuma belajar bareng, seenggaknya harus good looking didepan doi hehe.

"Mami aku mau belajar bareng di cafè sama Reno, ya!" Teriak Fe saat menuruni anak tangga.

"Iya hati-hati pulangnya jangan malem-malem, pulangnya pagi aja" Fe menampakan jejeran giginya yang rapi, "Yeu si mami otaknya gesrek kayak aku hehe"

"Ngomong sekali lagi, nih!" Mami memperlihatkan pisau yang sedang di genggamnya.

Fe memakai flatshoesnya berwarna senada dengan kaos yang ia pakai. Kemudian bergegas pergi menuju cafè.

Tidak memakan waktu yang lama, Fe sudah sampai di cafè biasa saat pertama kali ia dinner dengan Reno.

Matanya mengedar mencari keberadaan Reno yang sudah sampai terlebih dahulu. Tampak Reno sedang membuka isi setiap buku dengan pulpen di tangannya.

"Hai Ren, udah lama?" Fe menarik kursi didepan Reno, "Enggak ko gue juga baru dateng" Reno tersenyum lagi kemudian memesan makanan dan minuman untuk mereka berdua.

Selama belajar bersama tidak ada hal yang canggung untuk di bicarakan, keduanya saling membuka diri dalam hal pelajaran. Reno pun dalam hal seperti ini sangat senang membantu Fe yang kesulitan dalam mata pelajaran MTK.

Reno yang terkadang memberikan candaan saat mengajari Fe agar tidak terlalu bosan membuat suasana belajar menjadi asik sehingga tidak ada yang sadar ada seorang yang menatap benci atas kebahagiaan mereka berdua.

"Ayo Ren kita selfie dulu hehe" Fe mengarahkan kamera ponselnya ke Reno dan dirinya.

Cekrek, cekrek, cekrek

Tiga foto ia ambil untuk dipamerkan kepada sahabat-sahabatnya yang sudah terlalu lama menjomblo, termasuk dirinya. Tetapi tidak mengenaskan seperti para sahabatnya itu.

Saat ingin menekan ikon aplikasi Instagram di ponselnya, sebuah pesan masuk dengan nama Daniel tertera disana berhasil membuat sekujur tubuh Fe menegang seketika.

'Waktu les sudah berakhir bukan berarti hubungan kita ikut berakhir'

'Kamu berhasil bikin aku cemburu, sayang'

'Selesaikan pr mu sekarang juga atau sesuatu yang buruk akan menimpamu nanti'

Fe diam tak bergeming melihat deretan pesan yang dikirim Daniel selang beberapa menit kemudian Daniel kembali mengirimkan pesan yang sukses membuat Rara menjatuhkan ponselnya.

'Mau nyoba nantangin aku ya? Ok aku terima'

Tanpa banyak omong lagi Fe memasukan buku-buku ke dalam tasnya dan segera pamit karena sesuatu yang buruk benar-benar akan menimpa dirinya.

My mami is calling...

Dengan cepat Fe menekan tombol hijau menerima panggilan dari maminya sambil memberhentikan taksi yang melintas di hadapannya.

'Fe kamu dimana? Ayah kecelakaan! Cepet kerumah sakit!' Terdengar isakan tangis dari seorang maminya, baru tadi ia bercanda dengan mami saat sebelum berangkat belajar bersama dengan Reno.

"Iya mi aku lagi perjalanan ke sana"

Fe memutuskan panggilannya dan segera mencari kontak yang bernama Daniel. Sungguh rencananya sangat tidak lucu!

"Sialan, angkat teleponnya kampret!" Ucap Fe karena teleponnya tidak kunjung diangkat oleh Daniel.

Taksi yang ditumpanginya sudah berhenti di rumah sakit dimana ayahnya baru saja mengalami kecelakaan. Pandangan Fe mulai kabur karena cairan bening mulai menghalangi penglihatannya.

"Akhirnya kau datang juga"

Suara khas Daniel terdengar sangat menyebalkan di telinga Fe. Disaat seperti ini Daniel masih bisa mengeluarkan nada yang meledek, padahal sekarang Fe yang tidak ingin bercanda.

"Maksud lo ap--

"Sstt" Daniel meletakan jarinya tepat di bibir milik Fe, "Ini rumah sakit, kita lanjutin debatnya nanti" sambung Daniel lagi.

Daniel menggandeng lengan Fe dan mengajak ke kamar ayahnya sedang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Ada rasa bersalah dibenak Fe, karena kesalahannya membuat ayahnya menjadi terkena cipratan akibat dari kesalahannya.

Tunggu dulu. Lagi pula itu bukan kesalahannya, siapa Daniel? Siapa Fe? Mereka berdua tidak punya hubungan yang membuat mereka berdua terikat, hanya karena sikap Daniel yang selalu memaksa yang membuatnya menjadi lebih rumit.

"Yampun Fe, mami kaget denger ayah kamu kecelakaan untungnya cuma luka sedikit" kata mami sedikit histeris melihat keadaan suaminya yang begitu miris.

"Luka cuma sedikit tapi kok belum sadar, mi?"

"Kata dokter sih katanya ayah shock berat"

Fe menjatuhkan tubuhnya diatas sofa yang tersedia di kamar VIP rumah sakit dan diikuti oleh Daniel yang mendekat kearah mereka berdua.

"Beruntung ada Mr. Alfaro yang nganter kamu kesini" ucapan maminya membuat Fe terbangun dari tidurnya, bukan Daniel yang mengantarnya melainkan supir taksi.

"Kamu besok harus sekolah, Fe. Ayah biar mami yang ngurus"

Fe mendesah pelan menerima semua kejadian yang sama sekali tidak masuk akal, hanya karena rasa cemburu bisa membuat nyawa seseorang melayang. Mengerikan.

"Biar saya yang antar"

Mami memberi isyarat agar Fe segera menyusul Daniel yang sudah keluar terlebih dahulu.

***

'Brugh!'

Fe menutup kasar pintu mobil milik Daniel. Tanpa mengucap terima kasih, Fe melangkahkan kakinya disertai sedikit hentakan karena emosinya yang sudah meluap-luap.

"Fe, tunggu!" Daniel menarik lengan Fe dengan tiba-tiba.

"Apa lagi hah? Mau ngejelasin kalau ini yang namanya cinta? Mr. Alfaro, menurut saya ini namanya bukan cinta tapi cuma sekedar obsesi aja. Cinta itu gak bikin salah satu pihak tersiksa! Dan gue bilang sekali lagi, lo itu cuma guru les gue gak lebih! Stop yang namanya bikin orang lain tersiksa karena rasa cemburu aneh lo itu. Gue masih SMA, masa-masa SMA gue itu indah sebelum datangnya kehadiran lo" tangis Fe mulai pecah mengingat keadaan ayahnya yang sedang terbaring lemah di rumah sakit karena kesalahannya sendiri.

"Feylisa... aku tidak mau kejadian ini kembali terulang di ruang kerjaku tempo hari. Sekali saja kau tidak membantahku, itu sudah cukup bagiku. Ini bukan obsesi semata, melainkan cinta. Aku akan melakukan apapun untuk meredakan rasa cemburuku, dan kau yang membuatku cemb--

"Cemburu? Siapa lo siapa gue? Kita gak punya hubungan apa-apa!" Teriak Fe histeris disertai isakan tangisnya.

"Baik. Akan kujelaskan lagi. Tidak ada yang bisa melarikan diri dari seorang Daniel. Semakin kau menjauh, semakin dekat masalah yang akan kau dapat. Aku, Daniel Alfaro mencintai seorang Feylisa Anastasya yang selalu membantah dan keras kepala. Puas?" Tatapan Daniel berubah menjadi sendu, tapi tetap tidak mengubah hati seorang Fe yang sudah terlalu benci. "Masalah kau mencintai ku atau tidak itu bukan urusanku, yang penting kau tidak dimiliki siapa-siapa selain aku. Im yours, you know it"

Daniel mengecup lembut kening Fe, berusaha menenangkan suasana penuh emosi menjadi penuh kedamaian. Tanpa disangka Fe memejamkan matanya menikmati rasa nyaman yang diberikan Daniel.

Pria memang sangat mahir membuat seorang perempuan menjadi nyaman, sesaat.

"Besok aku yang antar kamu kesekolah"

Fe menatap punggung Daniel yang semakin menjauh kemudian masuk ke dalam rumahnya yang sepi. Hanya tersisa dirinya seorang disini.

Alat-alat masak maminya yang sedang memasak untuk makan malam masih tergeletak berantakan di dapur. Fe menatap miris kearah dapur, melihat beberapa makanan yang masih setengah jadi tertinggal begitu saja.

Apa sikap bandelnya gue harus menghilang gitu aja karena kehadiran Daniel? Ya gue ngerasa semenjak kehadiran Daniel gue jadi jarang ke club, ngumpul bareng temen, ngerjain orang, ngebolos bareng. Karena kehadiran Daniel yang bikin kehidupan gue terkekang. Ditambah sekarang yang harusnya kesalahan gue jadi orang lain yang kena cipratannya. Ah gue gak bisa gini terus, gue bisa gila lama-lama.

"Halo?"

"Ada apa?"

"Gue mau bilang ka--

"Aku kesana"

Daniel memtuskan sambungan teleponnya dan memutar balikan arah mobilnya yang sudah setengah jalan ke mansionnya.

Beberapa menit kemudian suara bel terdengar. Fe setengah berlari membukakan pintu untuk Daniel kemudian mempersilahkannya untuk masuk.

"Kenapa? Kau takut sendirian di rumah?"

"Bukan. Gue mau bikin perjanjian" Daniel mengangguk mengerti

"Eh kalo gue nyari masalah lagi sama lo, lo boleh langsung bunuh gue"

"Maksudnya?"

"Gue gak mau orang lain kena cipratan kesalahan gue sendiri. Kesalahan yang gue buat, gue juga yang harus tanggung jawab. Bunuh gue, jangan orang lain. Cukup sekali lo berusaha nyelakain orang yang gue sayang karena rasa cemburu lo itu"

"Kau takut kalau seandainya aku yang akan membunuh Reno? Atau sahabat dekatmu, Emma dan Iren?"

Mending lo bunuh gue aja. Gue gak punya semangat hidup lagi.



Sebelumnya ini udah prnh w post, tapi gatau knp bnyk yg bilang ga bisa kebuka jd w post ulang:'')

Panjang ya, kyk cinta aku ke km ea.






Maap baru next. Ngaret bngt yaaaaks.


Be smart readers.

Continue Reading

You'll Also Like

950K 43.7K 42
(BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Warning! Mengandung unsur kata kasar! Harap bijak dalam memilih bacaan! Suatu hal yang paling buruk bagi Atlantik...
HOT GIRL 1821 By 555

General Fiction

203K 741 4
21+++ ⚠️ warning ⚠️
MARITARE By Rosesseries

General Fiction

4.4M 118K 37
Alex, CEO berusia 31 tahun, tiba-tiba dijodohkan oleh sang kakek dengan Rosana, seorang pelajar dengan latar belakang yang berbeda jauh darinya. . ...
540K 6.7K 28
Warning konten 21+ yang masih dibawah umur menjauh. Sebuah short story yang menceritakan gairah panas antara seorang magang dan seorang wakil rakyat...