Nonton video nya sebelum baca ya! Karena part ini terinspirasi dari video musik di atas. Thankyou!
Happy reading!
*****
Aku telah sampai di Bali dari semalam. Aku sedang dilema memikirkan apa aku harus ke pernikahan Vica? Jujur aku kaget begitu mendapatkan undangan darinya. Aku berfikir, setahuku mereka baru berpacaran sebentar dan langsung memutuskan menikah?
Jujur aku kembali ke Indonesia tadinya dengan tujuan untuk berbalikan dengan Vica. Tapi beberapa bulan yang lalu pertemuan pertamaku dan Vica, aku menyadari bahwa Vica sudah move on dariku. Aku memperhatikan perilaku nya yang awalnya tidak nyaman berada di dekatku. Dan Vica bilang dia lagi dekat dengan Kim, aku tidak percaya tadi nya. Sampai akhirnya waktu aku tidak sengaja bertemu dengannya dan Kim di supermarket. Aku sudah memerhatikan mereka dari jauh, cara Vica menatap Kim, sama seperti Vica menatapku dulu.
Sampai akhirnya aku memintanya bertemu dan makan siang bareng denganku. Aku mengatakan padanya bahwa aku ingin kembali, tapi yang mengejutkan ketika Vica berkata bahwa dia berpacaran dengan Kim. Hatiku sangat sakit mendengar penolakannya, dan bahkan dia berkata bahwa dia bersedia berteman denganku.
Aku tersadar dari lamunanku ketika mendengar ponselku berbunyi. Aku melihatnya dan ternyata dari temanku. Kulihat jam, berfikir sebentar dan meyakinkan diriku untuk datang ke pernikahan Vica. Sebagai seorang teman.
*****
Aku sudah sampai di pernikahnya, dan melihat ke sekeliling dan menyadari tema pernikahannya warna turquoise, warna kesukaan Vica.
"Hai bro" sapa seseorang dari samping, aku menengok melihatnya.
"Ah hai Von" Devon, salah satu sahabat Vica.
"Kapan nyampe?" tanyanya sambil memberiku minuman
"Sampe mana maksudnya? Sini atau Bali?" tanyaku
"Bali" katanya singkat
"Semalam" jawabku
"Udah ketemu Vica?" tanyanya
"Belum. Gue baru sampe barusan" kataku
"Hm. Sendiri ke sini?"
"Iya. dateng ke kawinan mantan sendirian, kelihatan banget belum bisa move on nya ye?" kataku
Kami berdua terkekeh.
"Sumpah Vin, lo harus move on" ujar Devon
"I know" jawabku singkat lalu meminum minumanku.
"Tadi gue lihat si Jacob" ujar Devon. Jacob adalah salah satu mantan Vica sebelum denganku.
"Dateng sama siapa dia?" tanyaku
"Sama cewenya" jawab Devon singkat
Aku mengangguk. "Ikram?" Ikram juga salah satu mantan Vica, lebih tepatnya first love nya Vica.
"Ya dateng dia, bareng teman-temannya" jawab Devon
"Bearti cuma gue doang mantannya Vica yang datang sendirian ya" ujarku
Devon tersenyum.
"Vica bilang sebelum sama Kim dia sempat pacaran, sama siapa Von?" tanyaku penasaran
"Chiko, penyanyi." katanya singkat.
"Meraka putus gara-gara apa?" tanyaku
Kulihat rahangnya mengeras "Chiko brengsek"
"Hm?" tanyaku tidak mengerti.
"Dia selingkuh sama mantannya" ujar Devon
Aku menatapnya kaget. "Dia nyelingkuhin Vica?!"
"Ya"
"Oh God. Brengsek banget tuh cowok!" umpatku
"Ya emang. Tadinya bahkan gue mau nyamperin tuh cowok, terus gue kasih pelajaran" ujarnya
"Terus kenapa ga jadi?"
"Vica ngelarang gue. Dia bilang ga ada gunanya. Buang-buang tenaga"
"Terus Vica ngundang dia sekarang?" tanyaku
"Ya enggalah! Gila aja. Kalau Vica ngundang dia, sebelum masuk di depan udah gue habisin sama anak-anak" katanya penuh dendam
"Untung gue sama Vica putus baik-baik ya, kalau engga pasti gue udah babak belur sama kalian" ujarku ngeri
Devon terkekeh. "Iya lo untung Vin"
Ku lihat Alif memanggil Devon. Alif tersenyum ketika melihatku, aku membalas senyumnya.
"Gue ke sana dulu ya. Lo keliling aja, kali aja ketemu cewe" ujarnya menepuk pundakku lalu berlalu.
Aku mengikuti saran Devon untuk berkeliling. Dan kulihat banyak sekali bule di sini, pasti mereka saudara atau teman nya Kim dari Amerika.
Aku terhenti melihat ke arah salah satu pasangan yang sedang berdansa. Aku menyenderkan badanku ke kusen di samping. Aku melihat bagaimana Kim menatap Vica penuh cinta. Semua orang tau dari dulu Kim sudah jatuh cinta sama sahabat perempuan nya itu. Bahkan dulu ketika aku perpacaran dengan Vica, aku sempat cemburu melihat kedekatan mereka. Tapi Kim berkata padaku kalau dia ga akan merebut Vica dariku, dan berkata kalau jodoh ga kemana. Dan ternyata itu benar, dia berjodoh dengan Vica, perempuan yang di cintainya bertahun-tahun.
Kim menatapku, aku tersenyum dan kulihat dia membalas senyumku lalu dia menyurukuhku mendekati nya. Aku mengangkat salah satu alisku, lalu berjalan mendekati mereka.
Vica berbalik dan melihatku "Oh hai" katanya
"Hai. Congrast for you wedding" ujarku memberi selamat ke mereka
Mereka mengucapkan terima kasih yang ku jawab dengan senyuman.
"Kenapa baru datang?" Vica bertanya padaku
"Baru sampai tadi siang" jawabku berbohong padanya
Vica menganggung "Oh"
Kulihat Kim berbisik pada Vica, lalu berkata bahwa dia akan menemui Brian.
Aku tau maksudnya, dia memberikan ku kesempatan untuk berdua dengan Vica. Kim melihatku tersenyum dan aku mengucapkan terimakasih tanpa suara padanya, lalu dia meninggalkanku dengan Vica berdua.
Kami berdua terdiam setelah di tinggalkan dengan Kim.
"Hm, dance with me?" ajakku mengulurkan tangan padanya
"Ya" Vica tersenyum lalu menyambut tanganku
Aku memeluk pinggangnya dan dia memeluk leherku.
"You beautiful" ujarku
"Thankyou" jawabnya tersipu
"You happy?" tanyaku
"Ya. Sangat bahagia" ujarnya
Aku tersenyum, aku juga bahagia melihat dia bahagia.
"Makasih ya udah dateng Vin" ujarnya
"Iya" jawabku singkat
"Kamu sendiri?" tanyaku
"Ya. Sama siapa lagi aku" ujarku
"Kali aja kamu bawa pacar" ujarnya
"Gimana mau punya pacar kalau hati aku aja masih penuh sama kamu" kataku
Kulihat dia terkesiap, aku terkekeh.
"Tenang aja, abis dari sini aku berusaha untuk move on dari kamu" ujarku
Vica mengangguk "Kamu memang harus move on. Masih banyak perempuan yang pasti bisa balas cintamu"
"Ya. Aku berharap"
Aku dan Vica terdiam.
"Aku mau kamu janji Vi" pintaku
"Janji apa?" tanya Vica bingung
"Janji kamu akan bahagia sama Kim selamanya" ujarku
"Ya, aku janji. Kamu juga harus janji bahagia nanti sama jodohmu" pinta Vica
"Ya aku berjanji" janjiku
Lagu berhenti, aku dan Vica juga ikut berhenti.
"Mau nyari Kim?" tawarku
"Boleh" jawabnya tersenyum
Aku dan Vica berjalan menghampiri Kim yang sedang mengobrol dengan Brian.
"Hai" sapa Vica
"Hime" Kim tersenyum menatap Vica
"Hm, gue harus pulang" ujarku
"Lho cepat banget sih" kata Vica
"Besok harus balik ke jakarta. Ada kerjaan" jawabku. Memang benar besok aku ada yang harus aku kerjaan.
"Ga makan dulu Vin?" tawar Brian
"Engga deh. Thanks" jawab Gavin tersenyum.
"Oh okay. Hati-hati ya" ujar Kim
"Ya"
"Main-main ke restaurant gue lah Vin" kata Brian tersenyum
"Ya nanti gue mampir" kataku tersenyum
Aku terkejut Vica memelukku. Aku menatap Kim dan kulihat Kim mengangguk dan tersenyum. Aku balas memeluk Vica
"Be happy okay?" bisikku.
Vica mengangguk. "Always be my best friend, okay?" pintanya
"Okay" jawabku
Aku memang akan selalu menjadi sahabatnya.
Aku melepas pelukannya. "Gue harus balik"
"Hati-hati Vin" ujar Vica
"Ya" jawabku tersenyum
Aku bersalaman ala laki-laki dengan Kim "Jaga Vica" pintaku
"Pasti" jawabnya singkat dengan senyuman.
Lalu beralih ke Brian "Kapan-kapan gue akan makan siang di tempat lo Ian"
"Gue tunggu bro"
"Okay. Gue balik ya" Aku tersenyum kepada mereka lalu berbalik melangkah pulang.
Okay Vica, sebagai janjiku. Aku akan berusaha move on, dan mencari perempuan lain yang bisa balas mencintaiku seperti katamu.
Aku tersenyum lalu memasukkan kedua tanganku ke saku. Aku melapasmu dengan Kim, karena aku tau Kim bisa menjaga dan mencintaimu selamanya.
Love you, goodbye.
TBC
*****
Thankyou for reading. Please vote and comment😁