Kamu apa kabar dengan Bastian?" tanya Raka memulai pembicaraan. Mereka kini duduk di kantin rumah sakit.
"hmm kami baik.. "
"Ku dengar kalian menikah?"
"Iyaa.. " ucap Hanna tersenyum mengingat hubungan mereka dulu.
"Akhirnya dia peka juga ya dengan perasaan lo hahaha" ucap Raka sambil tertawa.
Hanna hanya tersenyum mendengar nya dan terus menatap wajah Raka lekat. Kini wajah Raka makin terlihat tirus dan pucat saat dia tertawa.
"Kenapa? Aku aneh ya?" tanya Raka tiba-tiba mengagetkan Hanna yang tertangkap basah sedang memperhatikan wajah nya.
"Ah.. Enggak, mm kamu sakit apa?" tanya Hanna mengingat Raka memakai pakaian pasien.
Raka tersenyum menatap keluar jendela sekilas kemudian kembali memandang Hanna.
"Iyaa, kanker otak.." ucapnya simple.
Hanna langsung terdiam, mencoba mencerna ulang perkataan nya. Apakah dia membohongi Hanna lagi? Raka cukup terlihat sehat hanya wajah nya saja yang terlihat lebih tirus.
"Oh ayolah kau takkan bisa menipu ku lagi Rak.." ucap Hanna sambil tersenyum mengejek.
Raka hanya tersenyum lagi. Entah kenapa senyum nya membuat Hanna takut. Takut bahwa itu semua adalah kebenaran. Dia takut semua ini nyata, dia dan Raka.. Mereka berdua sakit.
"Aku serius Han, seminggu lagi aku operasi.."
Hanna menatap lekat mata Raka, tidak ada kebohongan disana. Hanya ada ketakutan dan kesakitan yang terpancar disana. Hanna langsung menutup mulutnya. Mengapa mereka harus seperti ini? Rasanya bertambah sakit saat ada seseorang yang kita kenal memiliki masalah yang lebih berat dari kita.
"Kamu sendiri.. Ngapain kesini?" tanya Raka masih dengan sikap santai nya, seolah-olah yang sebelumnya dia ucapkan itu hanya lah kebohongan belaka.
"Ah.. Aku..., aku cek up kesehatanku.." ucap Hanna pelan.
"Memangnya kamu kenapa? Sakit?"
"Kanker rahim.." jawab Hanna sambil tersenyum lemah.
Mereka berdua pun terdiam. Raka membulat kan mata nya ketika mendengar jawaban Hanna. Dia tidak bertanya atau pun berkata apa-apa lagi, hanya menunduk sibuk dengan pikirannya. Ketika dua orang sakit bertemu maka semuanya terlihat nyata dan menyedihkan.
****
Hanna sudah mengundurkan diri dari pekerjaan nya. Denny pun menyetujui nya. Denny rasa Hanna perlu menikmati hidupnya sekarang dan melakukan apapun yang ia mau.
Akhirnya Hanna mulai berteman lagi dengan Raka. Yang Hanna tahu tentangnya sekarang ialah kalau Raka belum menikah. Dia mempunyai seorang kekasih yang sangat dia sayangi. 2 hari sebelum hari operasi nya adalah hari ulang tahun kekasihnya dan dia ingin membuat kekasihnya itu bahagia sebelum kepergian nya. Kita tidak bisa memprediksi bukan, apakah operasi nya berjalan lancar atau tidak?.
Raka meminta Hanna membantu nya menyiapkan segala nya, termasuk membuatkan kue yang sangat disukai kekasihnya itu. Dia akan mengadakan acara surprise nya itu di restorant Hanna.
"Dia sangat menyukai chesee cake.. Mmm dia menyukai warna biru.." ucap Raka menjelaskan.
Mereka sekarang berada di restorant Hanna, mendiskusikan rencana surprise nya.Mendengar kata ulang tahun, Hanna langsung teringat 2 hari lagi hari anniversary pernikahan nya dan Bastian yang ke 4.
Aku akan membuat surprise juga untuk nya. Batin Hanna sambil senyum-senyum sendiri.
"Kenapa lo? Senyum-senyum sendiri.. Gue baru tau efek kanker rahim sampai ke otak.." ucap Raka sambil tertawa mengejek.
"Sialan lo.. "
****
"Aku pulang.." ucap Hanna saat memasuki rumah.
"Baru pulang sayang?" tanya Bastian saat melihat Hanna membuka kulkas hendak mengambil air.
"iya Bas.." ucap Hanna sebelum meminum air dari botol nya langsung.
"Tadi aku melihat mu di restorant.." ucap Bastian.
Hanna langsung berhenti minum dan memasukan botol tadi ke kulkas. Apakah dia melihat nya dengan Raka?
"Oh ya? tadi aku ada client.."
"Ooh.."
"Oh iya, Nava mana?" tanya Hanna saat merasakan rumah begitu sepi.
"Dia lagi jalan sama mama.." ucap Bastian sambil berjalan menuju ruang keluarga dan menyalakan TV.
"Ooh.."
Mungkin mereka lagi belanja keperluan bayi, mengingat 1 setengah bulan lagi Nava melahirkan.
Tiba-tiba terdengar suara mobil di depan rumah.
"Kurasa mereka sudah pulang.." seru Hanna.
Bastian pun bergegas ke depan, Hanna meletakkan tas nya dulu kemudian menyusul Bastian. Hanna berhenti Sebelum sampai di tempat mereka. Dilihatnya mama mencium pipi Nava dan mengelus perut nya sebentar dan langsung pamitan pulang kepada Bastian.
Apakah mama tidak pamitan denganku atau pun menanyai kabar ku?
Hanna langsung mengusap pipi nya kasar saat tanpa sadar air matanya jatuh. Dia akhirnya menghampiri mereka di pintu depan dan melihat banyak belanjaan peralatan bayi berserakan.
"Habis memborong kayak nya mama.." ucap Hanna tertawa.
"Iya mba.. Semua di beli hahaha" balas Nava.
Beruntung kamu Nav...
"Dasar mama.. Ya sudah ayo bawa semua nya kedalam.." ucap Bastian.
Mereka pun langsung membawa belanjaan tadi masuk. Karna belum ada kamar buat bayi Nava nanti, jadi barang-barang tadi mereka letakkan di ruang keluarga.
"Aku keatas dulu ya.. Capek banget" pamit Nava
perutnya nya yang sudah sangat buncit itu membuat Nava cepat lelah dan harus Ekstra hati-hati.
"Sini aku temani sayang..hati-hati." ucap Bastian sambil bergegas menuju Nava yang kewalahan menaiki tangga dengan kandungan nya.
Hanna hanya bisa terdiam sambil meremat jemari tangan nya.
"Sayang, malam ini aku tidur di atas ya nemenin Nava.. Takut kalau dia perlu apa-apa.." ucap Bastian yang membuat Hanna makin meremat kuat jarinya hingga kini kulitnya memutih.
"Hmm.." ucap Hanna akhirnya sambil mengangguk pasrah. Malam ini sebenarnya adalah jadwal Bastian tidur di kamar nya. Hanna tau dia tidak boleh egois, dia mencoba berpikir positif mungkin Bastian lebih baik sekarang tidur dengan Nava mengingat kandungan nya yang sudah sangat besar. Lagi pula dia sekarang harus lebih ekstra menutupi efek samping penyakit nya yang mulai terlihat.
Dia pun segera masuk kamar dan mengirim pesan kepada Bastian.
To : my ❤
Bas, kupikir sekarang sebaiknya kmu tidur d kmar Nava aja sampe Nava mlhirkan.. Aku takut dia kenapa-napa
Sent...
From :my ❤
Iyaa sayang, kamu gak papa?
Hanna tersenyum sebentar saat membaca nya.
Aku keberatan Bas, tapi ini adalah salah satu alasan yang bagus untuk menghindari mu.
To : my ❤
Yaa.. :)
Hanna pun segera meletakkan hp nya dan pergi ke kamar mandi untuk gosok gigi. Saat sampai depan pintu kamar mandi tiba-tiba kram menyerang perut nya.
Hanna terjatuh di lantai. Rasa sakit itu kini mulai menjalar ke pinggul nya.
"Akhh..ah "ringis Hanna kesakitan. Peluh mulai bertitikan di dahi dan leher nya. punggung nya pun mulai panas dingin.
Hanna mencoba merangkak menuju tas yang dia letakan di atas kasur untuk mengambil obat pereda sakitnya.
Hanna merasa tak sanggup lagi saat merangkak baru setengah jalan. Ia meringkuk di atas lantai mencoba menahan rasa sakit nya. Tubuh nya kini gemetaran dan mengigil hebat. Air mata nya pun turun, kini Hanna menangis ketakutan.
"Bass..." desah nya sebelum menutup mata.
Jangan lupa kunjungi cerita ku yang lainnya yaa.
You can see me in
IG : @ratnadilao