Hanya Kamu

By rivera14pambudi

25.2K 1.5K 187

Sampai kapan pun, aku cuma cinta kamu. Dan Hanya kamu ~ More

Episode 1
Episode 2
Episode 3
Episode 4
Episode 6
Episode 7
Episode 8
Episode 9
Episide 10
Episode 11
Episode 12
FINAL WAVE
Info penting dan harus di baca!!
Batavia High School : BELIEVE

Episode 5

1.3K 105 11
By rivera14pambudi

Shani pov

Hay nama ku Shani Indira, panggil aja Shani. Tenang ga bakal bikin bingung antara double Shania temen sekelas ku itu kok, karna yang satu di panggil Shanju dan yang satu lagi di panggil Gre atau Gracia. Akhir-akhir ini banyak laki-laki di sekolah coba mendekati ku, dari adik sampai kakak kelas. Tapi aku memang tidak berminat untuk memiliki seorang kekasih selama aku masih sekolah, tapi kalau ada yang pas ya ga tau deh ya hehehe...

Pagi ini pagi yang membuat ku sibuk karna harus mempersiapkan pemilihan ketua osis yang baru dan salah satu calonnya adalah aku. Sebenarnya aku malas kalau harus jadi ketua, tapi teman-teman ku yang lain menyuruh ku untuk maju jadi calon ketua osis. Bahkan Melody dan Mario yang harusnya adalah saingan ku pun malah mendukung ku untuk jadi ketua osis. Sekarang kami sedang mempersiapkan acara untuk nanti setelah jam istirahat, cukup banyak yang di siapkan. Seperti alat untuk melakukan pemilihan dan sedikit gladi resik. Karna aku terlalu lama di aula yang dingin sedari pagi buta, sekarang aku merasa seperti ingin ke toilet.

"Shan, anterin aku ke toilet yuk." Ajak ku pada si Shania Junianatha itu atau Shanju.

"Males ah liat apa ini lagi asik." Benar saja, dia lagi berduaan sama Boby. Padahal mereka bukan osis tapi aku yang meminta Shania menemaniku dan otomatis Boby pun akhirnya ikut.

"Ajak Gre aja sana." Lanjut Shania.

Aku pun langsung mengarahkan mata ku untuk mencari sosok si Shania satu lagi, dan ternyata ia sedang membantu memotong-motong kertas di ujung aula.

"Gre temenin ke toilet yuk." Ajak ku sambil mendekat ke arahnya.

"Engga ah mager, sendiri aja napa..." katanya yang sedang mager itu.

"Yaudah." Ucap ku sambil manyun-manyun lucu kalau kata si Deva hahaha...

Akhirnya aku pun pergi ke toilet sendiri, karna bosan tidak ada teman aku pun berjalan sambil sesekali melihat-lihat hp ku sampai...

"Aduhhhh..."

Ya, aku menabrak seseorang karna aku terlalu fokus pada hp ku. Aku belum pernah melihatnya. Dan benar saja dia bilang dia anak baru di sini dan sedang tersasar saat mau ke ruang kepala sekolah. Langsung saja aku memberitahu arah kemana ruang kepala sekolah berada. Kami berdua sebenarnya sama-sama tidak enak dan terus-terusan saling minta maaf, tapi ya sudah lah ya. Oiya aku sepertinya belum berkenalan dengan dia? Ah Yasudah ga penting juga sih.

***

Semua persiapan sudah selesai dan aku sebagai Humas di perintahkan untuk memberikan info ke kelas-kelas untuk datang ke acara nanti setelah jam istirahat. Akhirnya tiba aku di kelas XI IPS 2, kelas yang berisikan cwo-cwo idola sekolah seperti Boby, Deva, Vernando, dan Yono. Dari mereka berempat hanya Yono yang jomblo karna sedang pdkt sih sama Gre temen ku itu, aku selalu merasa lucu dan gemas saat mereka sedang dekat kemudian saling malu-malu. Akhirnya aku masuk dan memberi pengumuman di sana, tapi tiba-tiba Deva menyuruhku mengenalkan diri karna ada anak baru di kelas mereka. Saat ku lihat, benar saja itu dia yang tadi bertabrakan dengan ku di toilet. Lucu juga dia saat aku tunjuk malah seperti orang salah tingkah hehehe..

***

Akhirnya pemilihan ketua osis pun selesai, dan sesuai dugaan semua orang aku lah yang akan menang. Cukup senang karna aku bisa di percaya seperti ini, tapi cape juga pastinya nanti karna harus fokus sekolah dan kegiatan osis. Semua rangkaian acara telah selesai dan kami para osis pun sudah selesai membereskan semua peralatan kami.

"Shani,, kamu pulang di jemputkan?" Tanya Shania pada ku.

"Iya,, nih aku mau jalan kedepan. Kamu di jemput juga atau di anter Boby?"

"Aku di anter Boby, trus Gre juga kayanya mau di anter pulang sama Yono deh. Jadi maaf ya kamu nunggu di haltenya sendiri dulu hari ini."

"Oh Gre mau di anter Yono?? Wah ada kemajuan mereka hehehe... yaudah iya gapapa kok aku bisa sendiri aja nunggunya."

Aku pun mau tak mau harus menunggu sendiri di halte. Karna supir ku bilang dia agak sedikit telat karna tadi harus mengantar ayah dulu ya jadi aku harus menunggu agak lama di halte ini. Tapi tiba-tiba ada seseorang yang datang menghampiri ku menggunakan motornya. Saat membuka helm, ternyata dia si murid baru yang tadi aku tabrak di toilet. Aku sedikit bingung awalnya karna tumben saja ada laki-laki di sekolah ini yang menggunakan motor matic untuk sekolah. Karna biasanya mereka membawa mobil, walaupun motor pun biasanya motor yang tidak murah harganya. Dia mengucapkan selamat pada ku dan menawarkan ku menemaninya, baru saja aku mulai akan sedikit ngobrol tapi supir yang menjemputku sudah datang. Dan selama perjalan pulang aku hanya tersenyum sendiri, entah apa yang membuat ku sedikit merasa senang hari ini.

***

Sudah seminggu aku terpilih jadi ketua osis dan lumayan sibuk juga jabatan ku ini. Istirahat hari ini Shania mengajak aku dan Gre kekantin, kebetulan sekali aku sedang sangat lapar. Saat sampai di kantin aku pun aku melihat Naomi dan Sinka serta para lelaki mereka. Melihat itu tentu saja Shania langsung menggeret kami untuk ikut duduk bersama mereka. Selama di kantin aku dan Vin hanya diam mendengarkan mereka semua saling bercanda, sampai aku pun tersadar hanya di tinggalkan berdua saja dengan si anak baru ini. Tadinya aku ingin pergi ke kelas saja, tapi tiba-tiba ia menahan tangan ku. tentu saja aku kaget tapi dia bilang ingin mentraktir ku mie ayam, yasudah akhirnya aku terima karna kebetulan aku memang sedang lapar. hanya sesekali kami saling bicara, selebihnya hanya ada diam saling fokus dengan makanan kami masing-masing.

"Shaniaaaaaaa,,,, kamu kok ninggalin aku gitu aja tadi di kantin sih??" tanyaku padanya karna jelas saja aku sedikit kesal di tinggal begitu saja.

"Hahahaha... maaf ya Shaniii, tapi akhirnya mau juga kan lu makan berdua aja sama si Vino??"

"Oh namanya Vino toh.."

"emang selama ini kamu taunya siapa?"

"aku taunya Vin-Vin gitu aja karna sering dengar kalian manggil dia gitu ehehehe..."

"jadi gimana?"

"Gimana apanya sih?" tanya ku bingung karna masih tidak tau maksud dan tujuan pertanyaannya itu,

"Itu tadi makan berdua sama Vino hehehe.." katanya sambil nyengir-nyengir penuh arti.

"Ohhhh,, jadi tadi kalian sengaja ninggalin aku berdua sama dia ya??" jawab ku agak sedikit kesal, karna perbuatan mereka aku jadi pusat perhatian seluruh kantin.

"Iya hehehe..."

"Ihhhh aku kesel sama kamu ah." kata ku sambil mengejarnya karna aku ingin sekali menjitaknya hari ini.

***

Tak terasa akhirnya UTS di sekolah ku di selenggarakan selesai untuk hari ini, dan cukup membuat ku sedikit pusing karna harus berhadapan dengan pelajaran kimia. Aku pun juga agak sedikit kesal karna supir ku sedang tidak bisa menjemput, katanya sih dia harus mengantar ayah karna ia ada urusan bisnis. Shania yang searah dengan ku pun dia menolak bareng karna mau bareng dengan Boby katanya, dan mau tak mau aku harus pulang naik taksi atau angkot saja untuk pulang. Tapi Shania melarang ku pulang sendiri, dia bilang akan menyuruh Vino mengantar ku pulang.

"Ih Shan,, jangan ah aku ga enak ah minta tolong Vino. Rumahnyakan ga searah sama aku, masa iya dia harus anter aku pulang?" kata ku yang jelas saja menolak, makan berdua saja sudah membuat gosip tersebar apa lagi harus pulang bareng naik motor yang sudah pasti akan terlihat semua orang.

"Gapapa dah aku yang bilang ke dia entar kalau ini aku yang suruh."

"Ih jangan ah." kata ku masih menolak.

Tanpa ku sadari ternyata Shania sudah memanggil Vino dan meminta tolong untuk mengantar ku, aku yang bingung hanya diam saja karna malu. Awalnya Vino agak sedikit ragu aku lihat, tapi akhirnya dia mau juga walau sepertinya ada sedikit paksaan dari Shania. Kami pun jalan berdua, tapi saat sampai di depan gerbang Vino berhenti karna ada Maul yang sepertinya mengajak dia berbicara. Kemudian Maul mengajak ku untuk pulang bersama dia, bukannya menahan ku Vino malah menyuruh ku pulang bersama Maul yang jelas-jelas aku sangat tidak mau. Aku pun tiba-tiba sangat kesal saat itu dan langsung meninggalkan mereka berdua. Maul mengejar ku saat itu, padahal aku sangat berharap Vino lah yang mengejar ku saat ini. Dengan sangat emosi aku mengusir Maul dan langsung naik ke taksi yang kebetulan sedang berhenti sehabis menurunkan penumpang di depan halte sekolah ku. Selama perjalanan aku hanya diam dan tiba-tiba mata ku menitihkan air mata, aku pun bingung apa yang membuat ku sampai menangis seperti ini. Sebenarnya apa yang aku tangisi?? apa iya aku menangisi Vino?? tapi kenapa??

Lamunan ku pun tersadar karna taksi yang ku naiki berhenti mendadak di dekat sebuah taman. Tiba-tiba ada yang mengetuk jendela ku, ternyata Vino. Aku pun hanya membuka jendela tanpa melihat ke arahnya, tapi kemudian dia membuka pintu dan mengajak ku untuk turun dari taksi. Setelah turun aku hanya diam tanpa mempedulikannya, tapi sepertinya dia tau aku sedang menangis. Secara tiba-tiba ia menarik ku kedalam pelukannya, tapi tanpa di sadari aku pun membalas pelukannya dan menangis begitu saja. Entah perasaan apa yang sedang ku rasakan ini, tapi sepertinya aku merasa nyaman di peluk olehnya. Akhirnya dia pun mengajak ku duduk dan mengusap air mata yang masih ada di pipi ku, sampai akhirnya bibir ini tersenyum akibat perlakuannya itu. Ia bingung dan menanyakan ada apa dengan ku, tapi aku sendiri pun tidak tau apa yang membuat ku sampai menangis seperti ini dan akhirnya ia memutuskan untuk mengantar ku kerumah.

***

Beberapa hari kemudian Shania pun menanyakan kepada ku apa yang sebenarnya terjadi, karna tersebar gosip Vino telah membuat ku menangis dan aku pulang sendirian. Tentu saja aku menceritakan semua yang terjadi dan Shania pun langsung mengerti apa yang terjadi.

"Tapi kamu kok sampai nangis gitu?" tanya Shania pada ku.

"Aku sendiri pun ga tau kenapa Shan aku bisa sampai nangis, cuma karna hal itu."

"Terus pas Vino meluk, kok kamu mau? biasanya ada cwo deket aja langsung menjauh tapi ini malah di peluk balik." tanya Shania tersenyum penuh arti sambil naik-turunkan satu alisnya.

"Aku ga tau kalau soal itu." kata ku yang langsung tertunduk karna malu.

"Kayanya kamu suka deh sama Vino." yang membat ku langsung melihat ke arahnya.

"Apaan ah kamu Shan ah."

"Ya abis kamu sama cwo lain begitu, tapi aku perhatiin kalau sama Vino tuh sifat kamu beda. kaya ada yang lain dari sifat kamu ke Vino." kata Shania yang dari tadi terus tersenyum penuh arti.

"Lagian kamu kenapa sih selama ini kalau di deketin cwo langsung kaya ngindar?" tanya Shania yang memang selama ini aku tidak pernah memberi tau kepadanya alasan ku ini.

"Aku cuma mau fokus sekolah aja Shan." jawab ku santai.

"Jangan boongin aku ya Shani Indira." kata Shania yang kali ini dia sungguh serius.

"Iiiiii,,,iya oke aku jujur sama kamu. Sebenarnya aku sedikit trauma pacaran, jadi dari pada aku di anggap php sama orang yang deketin aku ya mending aku ngindar aja sekalian" jelas ku yang terus menunduk.

"Aku ga sepolos itu juga yang ga tau mana cwo yang cuma mau berteman dan ada kepentingan dengan cwo yang mau deketin aku dan berminat buat jadi pacar aku." lanjut ku menjelaskan.

"Hah trauma? kapan kamu pacaran emang?" tanya Shania sedikit kaget.

"Dulu pas akhir kelas 3 Smp." jawab ku sambil memejamkan mata menahan tangis karna harus mengingat kejadian masa lalu itu.

"Lalu yang buat kamu sekarang trauma?"

"Aku cuma di jadiin bahan taruhan Shan." kata ku yang mulai tak kuat menahan air mata ku, untung saja waktu itu kelas sedang sepi karna seluruh penghuninya sudah pulang jadi aku tidak perlu malu karna aku tiba-tiba menangis.

"Taruhan gimana maksudnya?" tanya Shania sambil coba menyeka air mata ku yang telah mengalir di pipi ini.

"Dia taruhan sama temennya siapa yang duluan bisa 'nidurin' aku, dia lah yang menang.. hiks...." jelas ku pada Shania yang tanpa ku rasa sepertinya air mata ku semakin deras.

"Astaga maaf ya aku jadi bikin kamu inget masalah ini lagi, tapi kamu gapapa kan waktu itu?" kata Shania yang merasa tidak enak pada ku.

"Iya aku gapapa kok. Tadinya aku cuma di ajak main kerumah, dia bilang ibunya yang ngundang aku buat minta di kenalin. Pas sampai sana ternyata ga ada siapa-siapa, dia bilang sebentar lagi juga pulang. Tapi pas aku ke toilet ternyata dia ngikutin aku dari belakang, dan saat aku baru keluar dari toilet dia langsung nyeret paksa aku ke sebuah kamar gitu." jeda ku untuk menyeka air mata yang makin membanjiri pipi ku.

"Aku teriak sekenceng-kencengan pas di geret, tapi dia lebih kuat jadi tiba-tiba aku sudah masuk di dalam kamar dan ia kunci dari dalam. Dia juga udah nindih aku di bawah dia, dan parahnya beberapa kancing baju ku juga entah di mana. Saat itu aku udah pasrah dah bingung mau apa lagi, tapi untung ada satpam rumah dia yang berhasil dobrak pintu kamar dan nolong aku." lanjut ku bercerita ke Shania.

"Maaf ya selama ini aku ga tau jadi aku selalu asal comblang-coblangin kamu gitu aja." kata Shania yang masih tidak enak pada ku.

"Gapapa kok Shan, salah aku juga ga jujur sama sahabat aku ini." kata ku yang coba memasang senyum.

"Terus kalau aku boleh tau nasib cwo itu gimana sekarang?"

"Nasib dia baik-baik aja, malah satpam rumahnya yang di pecat begitu aja karna dia berhasil bohong sama orang tuanya. Karna aku kasihan dan sekaligus ucapan terima kasih jadi satpam rumahnya dia sekarang jaga di komplek perumahan aku karna rekomendasi ayah."

"Oh jadi ayah kamu udah tau?? terus kok dia baik-baik aja?"

"Belum, tapi aku bilang dia satpam sekolah Smp aku yang kontraknya udah habis. Iya cwo itu baik-baik aja dan dia juga sekolah di sini......"

Haduh ga kerasa udah ngetik sampai 5 part hehehe..Oiya maaf kalau feelnya agak kurang, dan terkesan buru-buru. tapi engga kok, ini ceritanya cuma mau nyimpulin cerita dari part 1 dari sudut pandang si Shani dan lanjutan dari Episode 4 hehehe... Di tunggu komentarnya, vote juga boleh sih hehehe.. Makasih...

Continue Reading

You'll Also Like

1.9M 85.4K 192
"Oppa", she called. "Yes, princess", seven voices replied back. It's a book about pure sibling bond. I don't own anything except the storyline.
210K 6K 73
Daphne Bridgerton might have been the 1813 debutant diamond, but she wasn't the only miss to stand out that season. Behind her was a close second, he...
79.7K 2.8K 49
"𝐓𝐫𝐮𝐭𝐡, 𝐝𝐚𝐫𝐞, 𝐬𝐩𝐢𝐧 𝐛𝐨𝐭𝐭𝐥𝐞𝐬 𝐘𝐨𝐮 𝐤𝐧𝐨𝐰 𝐡𝐨𝐰 𝐭𝐨 𝐛𝐚𝐥𝐥, 𝐈 𝐤𝐧𝐨𝐰 𝐀𝐫𝐢𝐬𝐭𝐨𝐭𝐥𝐞" 𝐈𝐍 𝐖𝐇𝐈𝐂𝐇 Caitlin Clark fa...
128K 6K 35
"I can never see you as my wife. This marriage is merely a formality, a sham, a marriage on paper only." . . . . . . She was 10 years younger than hi...