[M]istake

By chocoliar

50.5K 4.4K 391

Mature Content! Cerita ini murni punya @Rie_eunHye / @jiny29 Disini @hyessimi cuman sebagai publisher doang... More

One
Three
Four
Five
Six
Seven
Eight
Nine
Ten
Eleven
Twelve

Two

4.9K 443 54
By chocoliar

6 bulan berlalu begitu saja. Tanpa terasa Seungwan dan Yeri telah menghabiskan hampir satu semester bersama.
Tanpa terasa juga selama 6 bulan ini Yeri telah menyukai Jungkook, walaupun faktanya ia tahu Jungkook sangat mencintai Tzuyu. Namanya perasaan siapa yang bisa mengontrol.

Mungkin jika bisa ia akan memilih untuk berhenti menyukai Jungkook. Tapi apa daya, semakin ia berusaha tidak menyukainya semakin juga ia mencintai Jungkook.

Taehyung-pun demikian, sudah selama ini ia memendam rasa pada Yeri. Sudah selama ini juga, ia memberi perhatian yang lebih kepada Yeri. Berusaha agar Yeri bisa menerimanya menjadi namjachingu-nya nanti.

Dan sekarang adalah waktunya, dengan mantap. Dengan pasti. Taehyung akan menyatakan perasaannya.

Taehyung sedikit berlari mengejar Yeri yang sudah hampir pulang.

"Yeri-ya." Teriak Taehyung saat melihat Yeri sudah berada di ambang gerbang sekolah. Yeri menengok ke arah sumber suara, ia menyipitkan matanya melihat dengan seksama siapa yang baru saja memanggilnya.

"Oh Taehyung-oppa ada apa?" Tanya Yeri saat Taehyung sudah berada di hadapanya.

"Ada yang ingin kubicarakan." Nada suara Taehyung sedikit lebih serius dari biasanya. Taehyung memegang bahu Yeri cukup kuat. Darah Yeri berdesir cukup hebat. Karena Yeri akan merasa geli jika bagian bahu atau lehernya di sentuh seseorang.

"Sebenarnya sudah lama aku merasakan ini, mungkin sejak pertama kali aku melihatmu masuk sekolah."

Kening Yeri berkerut, ia berusaha mencerna perkataan Taehyung. Tapi tetap saja ia tak paham maksud dari perkataanya.

"Lalu?" Tanya Yeri masih dengan ekspresi yang sama.

"Oke aku akan langsung ke intinya saja." Taehyung menegakkan badanya. Matanya lebih intens lagi menatap mata Yeri.

Oke sekarang saatnya. Batin Taehyung.

"Sebenernya aku ... "

"Eh Tae-oppa di sini ternyata. Jung-ssaem tadi manggil, katanya si mau ngomongin masalah pertandingan basket di LA kalau ga salah."

Seungwan tiba tiba saja datang. Dan dengan polosnya ia menghancurkan moment indah Taehyung, Seungwan tidak sadar jika saat ini Taehyung benar benar sedang emosi tingkat dewa. Mungkin jika dirinya tidak bisa mengontrol diri, berbagai macam kata kotor sudah dia ucapkan.

"Eh oppa, ngapain pegang pegang pundak Yeri? Lepas lepas." Seungwan menepis tangan Taehyung agar melepaskan tangannya dari bahu Yeri. Oke, sekarang Taehyung sudah benar benar berada di pucuk kesabarannya. Entah Seungwan bodoh, polos, kepolosan atau kebodohan, kenapa dia harus datang di saat yang tidak tepat!

"Eh? Taehyung-oppa kenapa, kok mukanya merah sakit ya?" Seungwan menempelkan punggung tangannya di dahi Taehyung, mengecek suhu tubuh lelaki ini. Dan dengan cepat Taehyung menepis tangan Seungwan.

"Enggak aku baik baik saja!" Katanya sedikit bernada tinggi, seraya pergi meninggalkan 2 gadis yang sedang mengerutkan dahi.

"Lah Tae-oppa kenapa sewot? Emang aku salah apa?" Seungwan menggaruk garuk kepalanya, ia tidak paham kenapa Taehyung tiba tiba marah kepadanya.

"Kamu mah diem aja udah bikin salah Wan. Eh iya, kamu jadikan nginep di rumah aku?"

"Iya jadi Yer. Nanti sore aku ke rumah kamu ya."

"Sip. Yuk jalan." Yeri mengandeng tangan sahabatnya, berjalan beriringan layaknya sepasang kekasih. Untung saja mereka bukan LGBT.

😻😻😻

Dengan sangat malasnya, Seungwan melangkah menuju kediaman nyonya Jeon. Ia membanting tasnya sembarang. Tidak ada orang disini, kedua orang tua Jungkook sedang ada urusan di luar kota. Dan Jungkook ...
Entah mungkin dia belum pulang sekolah.

Seungwan menyeret tubuhnya menuju dapur, berniat untuk mengambil air dingin. Saat ia ingin membuka pintu kulkas, matanya tertuju lada secarik kertas yang tertempel di pintu kulkas.

'Eh wan! Kayaknya hari ini aku ga pulang, soalnya mau ada big party. So, jaga rumah baik baik. Jangan bakar rumah. Awas kalo sampe rumah kenapa-napa. Satu lagi, jangan ngadu sama eomma appa. kalo mereka nelfon bilang lagi belajar. Kalo sampe ngadu nyawa kamu ga akan selamet!

Jungkook tampan'

Ingin rasanya Seungwan memuntahkan isi perutnya saat melihat 14 huruf yang berjejer di paling bawah. 'JUNGKOOK TAMPAN' pede sekali dia mengatai dirinya tampan, dan juga apa ini sebuah ancaman? lagi pula siapa juga yang ingin mengadu. Seungwan dengan mualnya meremas kertas tersebut dan membuangnya di tong sampah, ia melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda tadi. Mengambil minum.

.
.
.

Seungwan melirik ke arah jam tangannya, 10.00 PM KST. Ia menepuk nepuk kakinya, berdiri menunggu Yeri keluar dari cafe. Udara malam yang cukup dingin membuat Seungwan menggesekan kedua tangannya. Ia terus menengok ke arah dalam cafe, berharap sesosok Yeri muncul disana. Tak lama Yeri keluar dari tempatnya bekerja.

"Lama nunggu ya? sorry. Yuk ah langsung ke rumah aja keburu malem."
S

eungwan dengan cepat mengangguk.

Mereka berjalan ke arah rumah Yeri yang memang tidak terlalu jauh dari tempat Yeri bekerja.

Sepanjang jalan mereka dihiasi oleh tawa yang membahagiakan sampe akhirnya tidak terasa mereka sudah sampai di depan kediaman rumah Kim.

Seketika raut wajah Yeri berubah. Wajahnya seketika murung saat melihat dua mobil mewah terpakir di halaman rumahnya. Ia tahu pasti mobil milik siapa itu. Yeri berlari kecil memasuki rumahnya, Seungwan hanya bisa mengikutinya dari belakang. Benar saja saat ini ada kedua sepasang suami istri yang sedang bertengkar di ruang tengah.

Selalu saja seperti ini. Setiap kedua orang tua Yeri pulang selalu saja keributan yang terjadi. Sungguh ia lebih memilih agar kedua orang tuanya tidak pulang sekalian. Dari pada harus bertengkar setiap pulang.

"Yer?" Seungwan merasa iba kepada sahabatnya, ia paham sekali perasaan sahabatnya saat ini.

"YAUDAH KALO GITU. KITA CERAI!" Teriak ibu Yeri dengan sangat jelas. Yeri sudah benar benar tidak bisa menahan tangisnya lagi. Sungguh ini benar benar membuat hatinya sakit. Yeri membalikan badanya. Berlari menjauh dari rumahnya. Ia tidak peduli dengan Seungwan yang terus memanggilnya. Yang ia inginkan berlari sejauh mungkin.

Sampai kaki Yeri sudah mulai lelah, ia terjatuh. Terjatuh seraya menangis tersedu. Seungwan dengan sigap memeluk Yeri, memberi ketenangan baginya. Memberi kenyamanan seorang sahabat. Menenangkan Yeri agar ia bisa lebih tenang.
.
.
.

Yeri sudah bisa lebih tenang sekarang ia sudah bisa tersenyum mendengar candaan Seungwan yang berhasil menghiburnya.

"Yaudah Yer, sekarang mending kamu nginep di rumah aku. Lagi pula seisi rumah lagi pada di luar ko."

Yeri menimbang nimbang tawaran Seungwan. Ia ragu untuk mengiyakan, tapi ia juga tidak tahu harus tidur dimana. Karena ia tidak ingin kembali ke rumah.

"Yaudah yuk, lama." Seungwan menarik tangan Yeri, menyeretnya agar ikut dengannya kembali ke rumah.

Tapi sialnya, beberapa meter sebelum mereka berdua sampai di kediaman rumah Jeon. Air hujan turun begitu deras membasahi tubuh mereka. Tapi moment ini mereka sempatkan untuk bermain hujan hujanan.

Dan benar saja rumah masih sepi.

Sudah pukul 11.23PM tidak ada tanda tanda manusia di sini. Yeri sedikit bersyukur karena ia tidak harus bertemu dengan Jungkook sepupu Seungwan, karena jika mereka bertemu mungkin Yeri akan merasa canggung dan tidak nyaman. Serumah sama gebetan cuy.

Yeri dan Seungwan membersihkan tubuhnya yang basah kuyup karena hujan tadi. Ia memakai baju Seungwan, walaupun hanya sebuah T-Shirt kebesaran, dan celana pendek yang tertutup kaosnya. Yeri tidak peduli, toh di rumahnya hanya ada Seungwan dan dirinya. Kalo ada Jungkook baru itu bahaya. Lagi pula pakaian Seungwan lebih ekstrem. Hanya sebuah tengtop dan hotpans yang nyaris kependekan.

Seungwan dan Yeri sedang menonton tv seraya memakan snack yang selalu tersedia di dapur keluarga Jeon. Saat mereka asik mengemil. Seungwan dikejutkan dengan suara pintu terbuka. Refleks kedua gadis ini menoleh ke arah pintu.

Jantung mereka berdegup sangat kencang. Siapa yang datang malam malam seperti ini? Perlahan pintu mulai terbuka, memperlihatkan seorang lelaki dengan kulit putih pucat, memopong namja yang lebih tinggi darinya. Seungwan sempat kaget karena awalnya ia mengira seorang vampire telah masuk ke rumahnya. Dan Jungkook baru saja menjadi korbannya. Tapi selang beberapa detik ia sadar, jika lelaki putih pucat itu ternyata Yoongi sahabat Jungkook. Yoongi segera menjatuhkan Jungkook di sofa panjang tak jauh dari tempat Yeri duduk. Dan saat ini jantung Yeri masih berdetak ribuan kali lebih cepat.

Apalagi saat melihat Jungkook yang berusaha untuk duduk dengan rambut acak acakannya, wajahnya yang seksi dan menggoda, jangan lupakan bibir merahnya yang ia basahi dengan lidahnya. So fucking hot!

"Buset, kook. Kenapa mereka bisa disini." Yoongi menunjuk ke arah dua gadis di sebelahnya. Dengan kesal Jungkook melirik gadis asing yang berani masuk ke rumahnya. Lancang sekali Seungwan membawa temannya tanpa izin dahulu.

"Kalo Seungwan sepupu gue. Tapi kalo dia ... " Jungkook menunjuk Yeri yang masih terduduk diam dengan perasaan campur aduk.

Yoongi mengangguk paham. Jadi itu sebabnya hampir satu semester ini Jungkook tak menginzinkannya untuk bermain ke rumahnya. Yoongi melirik sekilas ke arah Seungwan, tanpa orang sadari bibirnya sedikit tertarik ke atas. Sejujurnya ia senang. Karena sebenarnya sudah lama Yoongi menyukai Seungwan. Hanya saja tidak ada yang tahu. Kalo tidak salah Yoongi menyukai Seungwan saat tidak sengaja menubruknya di toilet.

"Dasar emang pembawa sial, bisa ga si gausah bawa orang asing ke rumah!" Lamunan Yoongi seketika sirna, jantung Yeri berubah haluan menjadi takut, begitupun dengan Seungwan.

"Ya ... ya emang kenapa? Yeri kan sahabat aku." Ucapnya menahan tangis.

"Shit? Kamu mau pamer ke semua temen kamu kalo kamu serumah sama JEON JUNGKOOK? Inget ya pembawa sial, kamu itu cuman numpang! Jadi jangan berbuat senaknyaknya. Ini rumah AKU!"

Deg! Jantung Yeri seketika tercekat. Apa yang baru saja ia dengar membuat amarahnya memuncak. Ia benar benar tidak menyangka seorang Jungkook yang sangat ia puja, berani mengatakan hal kotor seperti itu hanya karena masalah sepele. Apalagi melihat Seungwan yang tertunduk menangis, membuat hati Yeri semakin geram.

"Stop!" Teriak Yeri.

"Maaf ya sebelumnya. Anda ini adalah seorang pelajar, bisa tidak bahasa anda tidak sekotor itu. Kau ini memang tampan, tapi sayang kepribadianmu itu benar benar sangat tercela. Kurasa tzuyu-eonnie sudah salah menilaimu." Yeri menatap mata Jungkook geram. Ia memang sangat kesal, tapi ia masih bisa sopan untuk tidak mengeluarkan kata kasar. Mengingat Jungkook senior 2 tahun.

"Jangan sebut yeojachingu-gue! Hei, lu ga pantes sebut sebut nama pacar gue!" Jungkook semakin menaiki nada bicaranya. Semua orang menjadi diam dan hening, ini benar benar menyeramkan melihat Jungkook marah.

"Benar, ternyata aku salah pernah mengidolakanmu. Salah, tidak sadar jika Taehyung jauh lebih baik darimu dalam segala hal." Sedetik kemudian, air mata terjun bebas dari mata Yeri.
Sungguh saat ini ia menyesal telah menunggu Jungkook. Ia menyesal mempertahankan perasaanya. Andai ia tahu jika Jungkook bukanlah orang yang seperti di pikirannya, mungkin saat ini yang ada di hatinya adalah Taehyung.

"Apa?" Entah kenapa mendengar nama Taehyung membuat Jungkook semakin geram. Apalagi saat Yeri membeda-bedakan dirinya dengan Taehyung.

Sebelah bibir Jungkook tertarik. Entah pikiran bodoh mana yang datang secara tiba tiba. Jungkook mendekat kearah Yeri, dengan smirk yang membuat Yeri semakin takut.

"Apa kamu yakin Taehyung baik dalam segala hal." Jungkook menarik tangan Yeri agar mendekat ke arahnya. Ia menyelipkan rambut Yeri kebelakang telinga. Mendekatkan wajahnya di telinga Yeri. Dan mulai berbisik dengan suara sexy-nya.

"Apa Taehyung lebih baik dariku saat berciuman di atas ranjang? Atau saat membuat dirimu berteriak di bawahku."

Matanya membulat seketika. Ia menelan salivanya depan paksa.

Jantung Yeri berhenti berdetak selama beberapa detik. Darahnya berdesir sangat hebat. Di lubuk hatinya terdalam, ia terus berdoa'a agar dirinya masih di lindungi oleh iblis kelinci ini.

"AAAA!" Teriak Yeri saat dirinya diangat oleh Jungkook di pundaknya. Yeri terus memukul mukul punggung Jungkook, memberontak agar dirinya di lepaskan. "Lepasss!"

"Yoongi, lu jaga Seungwan." Teriak Jungkook sebelum memasuki kamarnya.

"Lah gue harus apain dia?"

"Terserah lu aja mau diapain, ga peduli gue! Gue sibuk." Jungkook membanting pintunya kasar membuat Seungwan tersadar dengan kejadian yang terjadi. Ia berniat untuk menghampiri kamar Jungkook. Tapi langkahnya terhenti saat sebuah tangan melingkar di perutnya.

Dan Seungwan merinding seketika saat sebuah kepala menadarat di bahunya.

"Udah jangan di ganggu." Suara berat lelaki itu menusuk tepat gendang telinganya.

"Biarin mereka main. Gimana kalo kita main juga?" Seungwan menelan salivanya, seluruh tubunya menggigil seketika. Tanpa ia sadari Yoongi telah menyungingkan senyumnya. Tanpa pikir panjang Yoongi menarik tangan Seungwan menuju kamar Seungwan.

God please help!

To be continued

Story line by Rie_eunHye
Writer and cover by chocochips_

Continue Reading

You'll Also Like

7.7K 738 30
Perasaan ini sangat dalam, sehingga aku memilih untuk memendam.
33.5K 2.8K 33
โ๐˜๐˜ฐ๐˜ธ ๐˜ญ๐˜ฐ๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ธ๐˜ช๐˜ญ๐˜ญ ๐˜บ๐˜ฐ๐˜ถ ๐˜ด๐˜ต๐˜ข๐˜บ ๐˜ต๐˜ฉ๐˜ช๐˜ด ๐˜ต๐˜ช๐˜ฎ๐˜ฆ?โž [21+] [M] [โš ๏ธ] [VERY EXPLICIT] [๐Ÿ”ž] - Min Yoongi adalah anak ketiga seorang pemilik per...
26.1K 3.6K 34
Jungkook bertaruh dengan mantan Jihyo, Yugyeom, bahwa ia dapat menidurinya. Jihyo bertaruh dengan sahabatnya dan memutuskan untuk menjerat Jungkook s...
468 80 7
Short story Kwon Yungi harus di hadapkan dengan seorang gadis remaja yang sangat menggilainya bahkan mengikuti kemana pun ia pergi. Dengan senyum ce...