Dapur Kepenulisan

By fwc1112

169K 7.5K 461

Mohon maaf banyak part materi yang kami private dan hanya followers saja yang bisa melihatnya. Silahkan follo... More

Kata Sambutan
Pembagian Genre Cerita
Jenis-jenis Fiksi Romance
EYD
DIALOG
PENDALAMAN CARA PENULISAN DIALOG
Tanya Jawab - DIALOG & PREPOSISI
Tata Cara Penulisan Dialog Part 2
Gaya Menulis / Voice
Tokoh, Karakter, dan Penokohan
Point of View
Panggung'nya Story "LATAR"
Alur, Plot & Konflik
Premis
First Line
Klimaks
Ending
KATA DEPAN
PERBEDAAN HORROR & MISTERY
TANDA HUBUNG DAN TANDA PISAH
WRITER'S BLOCK
EVENT BELAJAR MENULIS with GUEST STAR
PLOT TWIST

Kalimat, Paragraf, dan Diksi

3.1K 147 1
By fwc1112

MATERI tanggal 19 Juli 2016 - Part 1

Hello Darla, apa kabar? Hari ini tanggal 19 Juli 2016, kita akan belajar mengenai 3 hal, yaitu : kalimat, paragraf, dan diksi.

Yuk disimak, jika ada pertanyaan silahkan disampaikan di akhir presentasi ya.

Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat berita atau yang bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan dan tanda seru (!) untuk menyatakan kalimat perintah. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat. Di sini kalimat dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya mempunyai satu pola kalimat, yaitu hanya memiliki satu subjek dan satu predikat, serta satu keterangan (jika perlu).

2. Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola kalimat atau lebih. Kalimat majemuk ini terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat. Cara membedakan anak kalimat dan induk kalimat yaitu dengan melihat letak konjungsi. Induk kalimat tidak memuat konjungsi di dalamnya, konjungsi hanya terdapat pada anak kalimat.

Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya. Jenis-jenis kalimat majemuk terbagi menjadi empat, yaitu :

1. Kalimat Majemuk Setara :
Kalimat majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat.

Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk setara terdiri dari lima macam, yaitu :

a. Kalimat Majemuk Setara Penggabungan
Menggunakan konjungsi : dan

b. Kalimat Majemuk Setara Penguatan/ Penegasan
Mengunakan konjungsi : bahkan

c. Kalimat Majemuk Setara Pemilihan
Menggunakan konjungsi : atau

d. Kalimat Majemuk Setara Berlawanan
Menggunakan konjungsi : sedangkan

e. Kalimat Majemuk Setara Urutan Waktu
Menggunakan konjungsi : kemudian, lalu, lantas

2. KALIMAT MAJEMUK RAPATAN
Kalimat majemuk rapatan yaitu gabungan beberapa kalimat tunggal yang karena subjek, predikat atau objeknya sama,maka bagian yang sama hanya disebutkan sekali.

Contoh :

1. Pekerjaannya hanya makan. (kalimat tunggal 1)

2. Pekerjaannya hanya tidur. (kalimat tunggal 2)

3. Pekerjaannya hanya merokok. (kalimat tunggal 3)

Pekerjaannya hanya makan, tidur, dan merokok. (kalimat majemuk rapatan)

3. KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT

Kalimat majemuk bertingkat yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat.

Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk bertingkat terdiri dari sepuluh macam, yaitu:
1. Syarat
Konjungsi : jika, kalau, manakala, andaikata, asal(kan)
2. Tujuan
Konjungsi : agar, supaya, biar
3. Perlawanan
Konjungsi : walaupun, kendati(pun), biarpun
4. Penyebaban
Konjungsi : sebab, karena, oleh karena
5. Pengakibatan
Konjungsi : maka, sehingga
6. Cara
Konjungsi : dengan, tanpa
7. Alat
Konjungsi : dengan, tanpa
8. Perbandingan
Konjungsi : seperti, bagaikan, alih-alih
9. Penjelasan
Konjungsi : bahwa
10. Kenyataan
Konjungsi : padahal

Contoh :

Kemarin ayah mencuci motor. (induk kalimat)

Ketika matahari berada di ufuk timur. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)

Ketika matahari berada di ufuk timur, ayah mencuci motor. (kalimat majemuk bertingkat cara 1)

Ayah mencuci motor ketika matahari berada di ufuk timur. (kalimat majemuk bertingkat cara 2)

4. KALIMAT MAJEMUK CAMPURAN
Kalimat majemuk campuran yaitu gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat.

Contoh:

Toni bermain dengan Kevin. (kalimat tunggal 1)

Rina membaca buku di kamar kemarin. (kalimat tunggal 2, induk kalimat)

Ketika aku datang ke rumahnya. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)

Toni bermain dengan Kevin, dan Rina membaca buku di kamar, ketika aku datang ke rumahnya. (kalimat majemuk campuran)

##POLA KALIMAT
Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.

Berdasarkan keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar ialah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami perubahan. Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap. Kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut.

Kalimat Dasar Berpola S P

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:

Mereka / sedang berenang. = S / P (Kata Kerja)Ayahnya / guru SMA. = S / P (Kata Benda)Gambar itu / bagus.= S / P (Kata Sifat)Peserta penataran ini / empat puluh orang. = S / P (Kata Bilangan)

Kalimat Dasar Berpola S P O

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:

Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah. = S / P / O

Kalimat Dasar Berpola S P Pel.

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva. Misalnya:

Anaknya / beternak / ayam. = S / P / Pel.

Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:

Dia / mengirimi / saya / surat. = S / P / O / Pel.

Kalimat Dasar Berpola S P K

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:

Mereka / berasal / dari Surabaya. = S / P / K

Kalimat Dasar Berpola S P O K

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba transitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:

Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari. = S / P / O / K

Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K

Kalimat dasar tipe nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya

Ungu / bermain / musik / di atas panggung. = S / P / Pel. / K

Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:

Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan. = S / P / O / Pel. / K

Kalimat pasi

Subyek sebagai kata ganti orang

Saya memasak nasi goreng. (kalimat aktif)
Nasi goreng kumasak. (kalimat pasif)

Dia memarahi Dita. (kalimat aktif)
Dita dimarahi dia. (kalimat pasif)

Subyek bukan sebagai kata ganti orang

Bapak memasak nasi goreng. (kalimat aktif)
Nasi goreng dimasak (oleh) bapak. (kalimat pasif)

Dina memarahi Dia. (kalimat aktif)
Dia dimarahi (oleh) Dina. (kalimat pasif)

Kalimat negatif

Saya memasak nasi goreng. (kalimat positif)
Saya tidak memasak nasi goreng. (kalimat negatif)

Dia memarahi Dita. (kalimat positif)
Dia tidak memarahi Dita. (kalimat negatif)

Sumber : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kalimat

***
MATERI tanggal 19 Juli 2016, part 2

Pengertian paragraf dan jenisnya –
Paragraf adalah merupakan suatu kumpulan suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi serta lebih luas dari pada kalimat. Atau definisi paragraf adalah bagian yang berasal dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat, yang isinya mengungkapkan satuan informasi/kalimat dengan pikiran utama sebagai pengendaliannya dan juga pikiran penjelas sebagai pendukungnya.

Paragraf dapat terdiri dari satu kalimat/kumpulan kalimat, akan tetapi kalimat yang berhubungan antara yang satu dengan yang lain dalam suatu rangkaian yang membentuk suatu kalimat, dan dapat disebut juga dengan penuangan ide dari penulis melalui kalimat/kumpulan kalimat yang satu dengan yang lainnya, yang berkaitan dan juga hanya memiliki satu tema. Paragraf juga dapat disebut sebagai karangan yang singkat.

Ciri-ciri paragraf, diantaranya sebagai berikut ini:

Yang pertama kalimat pertamanya bertakuk/letaknya agak dalaman, ke dalam lima ketukan spasi untuk jenis karangan yang biasa.

Lalu yang kedua paragraf memakai pikiran utama yang dinyatakan dalam kalimat topik.

Yang ketiga setiap paragraf memakai sebuah kalimat topik dan juga selebihnya merupakan kalimat pengembang yang mempunyai fungsi menjelaskan, menguraikan ataupun menerangkapikiran utama yang terdapat dalam kalimat topik.

Dan yang keempat paragraf memakai pikiran penjelas yang dinyatakan dalam kalimat penjelas.

Kalimat tersebut berisi mengenai detail-detail kalimat topik. Paragraf bukanlah kumpulan kalimat topik. Paragraf hanya berisikan satu kalimat topik dan juga beberapa kalimat penjelas. Setiap kalimat penjelas berisi mengenai detail yang sangat spesifik serta tidak mengulang pikiran penjelas lainnya.

Fungsi paragraf, adalah sebagai berikut ini:

Yang pertama mengekspresikan gagasan yang tertulis dengan memberikan bentuk suatu pikiran dan juga perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam suatu kesatuan.

Yang kedua untuk menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran juga.

Yang ketiga untuk memudahkan pengorganisasian gagasan bagi yang menulis dan memudahkan pemahaman bagi yang mbacanya.

Yang keempat memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan unit pikiran yang lebih kecil.

Yang kelima untuk memudahkan pengendalian variable, terutama pada karangan yang terdiri dari beberapa variabel.

Jenis-jenis paragraf dapat di cermati dan di baca di bawah ini:

Paragraf Narasi adalah suatu jenis paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau suatu peristiwa berdasarkan urutan waktu. Paragraf narasi terdiri dari narasi kejadian dan narasi runtut cerita. Paragraf narasi kejadian yaitu paragraf yang menceritakan suatu kejadian ataupun suatu peristiwa, sedangkan paragraf narasi runtut cerita yaitu paragraf yang pola pengembangannya dimulai dari urutan tindakan ataupun perbuatan yang menciptakan ataupun menghasilkan sesuatu.

Paragraf Eksposisi adalah suatu paragraf yang bertujuan untuk memaparkan, menyampaikan informasi, mengajarkan, menjelaskan dan juga menerangkan suatu topik kepada yang membacanya dengan tujuan untuk memberikan informasi sehingga memperluas pengetahuan si pembaca. Untuk memahami paragraph ini si pembaca harus melakukan proses berpikir dan juga melibatkan pengetahuan.

Paragraf Agumentasi adalah suatu jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, ataupun pendapat penulis dengan disertai bukti dan juga fakta (yang benar terjadi). Tujuannya yaitu supaya si pembaca yakin bahwa ide, gagasan, dan pendapat tersebut adalah benar adanya dan terbukti.

Paragraf persuasi adalah suatu bentuk atau jenis karangan yang mempunyai tujuan membujuk pembaca supaya ingin berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Supaya tujuannya bisa tercapai, penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan menggunakan data dan juga fakta.

Dan paragraf berdasarkan letak dari pikiran utamanya

Paragraf berdasarkan letak pikiran utama atau kalimat utamanya, adalah sebagai berikut:

a. Paragraf deduktif adalah paragraf deduktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama berada di awal paragraph.

b. Paragraf induktif adalah ditandai dengan terdapatnya kalimat utama berada di akhir paragraph. 

c. Paragraf campuran (deduktif-induktif) adalah ditandai dengan terdapatnya kalimat utama berada di awal dan akhir paragraf.

sumber : http://www.pengertianku.net/2014/12/pengertian-paragraf-dan-jenisnya-secara-lengkap.html

***

Materi Tanggal 19 Juli 2016 - Part 3

Pengertian Diksi dan Contohnya Lengkap - Tidak semua orang dapat mengungkapkan perasaan atau gagasan dengan bahasa yang tepat atau baik. Hal ini sangat dipengaruhi oleh penguasaan pembendaharaan kata seseorang. Semakin banyak kosa kata yang dimiliki seseorang maka pemilihan kata dalam bahasa akan semakin baik guna menyesuaikan bahasa yang akan digunakan dalam kehidupan.

Ada begitu banyak kata dalam bahasa indonesia, beberapa kata memiliki makna yang sama seperti aku, sama, gue, dan lain sebagainya. Kata-kata tersebut memiliki makna yang sama namun kesan yang dimiliki sangat berbeda-beda. Tentu pemilihan kata ini dilakukan dengan memperhatikan kondisi dimana ia berbicara atau sedang berbicara kepada siapa. Pemilihian kata ini dikenal dengan istilah diksi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diksi adalah pemilihan kat yang tepat dan selaras dalam penggunaanya sehingga dapat memberikan kesan / makna / efek sesuai dengan harapan. Adapun fungsi diksi ialah:

• Mudah dipahami. Pemilihan diksi yang tepat dan selaras akan memudahkan pembaca atau pendengar lebih mudah dalam memahami arti kata atau makna kalimat atau gagasan yang hendak ingin disampaikan.  Pemilihan diksi dilakukan dengan memperhatikan situasi yang sedang berlangsung.

Misal dalam menulis buku cerita yang memiliki tujuan anak-anak remaja sebagai sasaran pembaca, maka gunakanlah kata-kata sederhana yang mudah dipahami dengan demikian pesan moral yang ingin disampaikan akan sampai pada hati pembaca. begitupula misalnya saat rapat yang mana suasana adalah formal maka gunakan kata-kata yang baku, sesuai aturan EYD. Dengan demikian, hal-hal yang tidak diinginkan dapat dihilangkan.

• Mendapatkan tujuan. Dengan menggunakan diksi yang tepat, maka peluang untuk mendapatkan tujuan lebih besar. Hal ini karena komunikasi yang berlangsung sangat efektif selain itu pemilihan kata yang sesuai dengan suasana resmi ataupun tidak resmi akan menciptakan ekspresi tertentu yang dapat menyenangkan pendengar atau pembaca.

Kata yang digunakan menunjukkan makna yang ingin diutarakan. Namun demikian, seringkali kata yang digunakan memiliki arti yang berbeda dengan makna itu sendiri. oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk menggunakan diksi yang akan digunakan, maka harus pembicara atau penulis harus memahami makna dan relasi kata. Menurut Chaer, makna kata dapat dibedakan menjadi:

a. Makna denotasi dan Makna konotasi

Merupakan denotasi merupakan makna yang sesungguhnya yang sesuai dengan pengertian kamus besar bahasa Indonesia. Contoh: kata “miskin”, dalam pengertian denotasi artinya ialah keadaan seseorang yang kurang dalam hal finalsial. Sementara itu makna konotasi yaitu makna lain atau makna yang bukan sebenarnya yang mungkin hanya dapat dimengerti oleh beberapa orang saja yang bersangkutan.

Contoh: kata “alarm” dalam kalimat, “ kamu selalu datang tepat waktu,  alarm jam kamu bagus”.  Kata alarm dalam kalimat tersebut merupakan kata konotasi untuk menunjukkan makna kata “disiplin”.  Kata konotasi yang bertujuan untuk memuji disebut knotasi positif sedangkan konotasi yang mengejek atau menyindir disebut konotasi negatif.

b. Makna leksikal dan makna gramatikal

Yaitu makna yang sesuai dengan hasil observasi atau yang memang nyata dalam kehidupan. Contoh: bakteri Salmonella sp. Menyebabkan penyakit tipus. Sedangkan makna gramatikal yaitu makna kata yang menyatakan makna jamak, menunjukkan suatu jumlah. Contoh: ada buku-buku baru di perpustakaan. Artinya ialah banyak buku baru yang datang di perpustakaan.

c. Makna referensial dan nonreferensial

Yang dimaksud dengan makna referensial yaitu kata yang mengacu atau menunjukkan kepada sesuatu. Contoh: buku biologi ada di Rak no. 7. Kata “rak no.&” merupakan frase yang menunjukkan makna referensial. Sedangkan makna nonreferensial adalah kebaikan dari kata referensial. contoh: baru saja aku membaca buku itu, tetapi aku lupa meletakkannya. Kata “tetapi” merupakan kata yang menunjukkan makna nonreferensial.

d. Makna konseptual dan makna asosiatif

Makna konseptual merupakan makna suatu kata yang menunjukkan deskripsi kata tersebut. Contoh: pangeran pergi menunggang unta. Kata “unta” memilki makna konseptual yaitu binatang gurun berkaki empat yang dapat dijadikan sebagai alat transportasi. Sedangkan makna asosiasi merupakan makna kata yang menunjukkan hubungan yang terkait dengan kata tersebut. Contoh: kata merah memiliki hubungan berani sedangkan kata merpati dihubungkan (asosiasi) dengan kesetiaan.

e. Makna kata dan makna istilah

Makna kata akan terlihat jelas ketika kata tersebut digunakan dalam sebuah kalimat. contoh: kata “dingin” dapat berarti mengenai suhu atau cuaca, atau menunjukkan sikap seseorang. Sementara itu makna istilah merupakan makna yang bersifat pasti atau mutlak. Hal ini karena makna istilah hanya digunakan dalam bidang-bidang tertentu. Contoh: kata dingin di atas jika digunakan dalam bidang ilmu pengetahan alam maka memiiki makna pasti menunjukkan suatu suhu.

f. Makna kias dan lugas

Makna kias ialah kata atau frase yang biasa digunakan untuk mengatakan makna secara tidak langsung. Biasa digunakan dalam majas atau peribahasa. Contoh: jangan sampai terjerat lintah darat. Frase lintah darat menunjukkan makna kias yang berarti adalah rentenir. Sedangkan makna lugas adalah kebalikan dari makna kias. Artinya dalam makna lugas terang-terangan menyebutkan makna yang sesungguhnya. Contoh: sepertinya hampir semua pejabat negara adalah koruptor.

Dalam memilih diksi harus mempertimbangkan kesesuaian dan ketepatan kata. Perhatikan syarat-syarat berikut untuk menentukan kesesuaian diksi:

1. Hindari pengggunaan bahasa substandar dalam situasi formal.
Bahasa standar ialah merupakan tutur bahasa yang biasa digunakan oleh  mereka kalangan menengah ke atas,  atau yang mengenyam pendidikan tinggi. Sementara itu, bahasa nonstrandar kebalikannya, biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari orang umum.

2. Menggunakan kata ilmiah dalam kondisi tertentu saja, selebihnya gunakan kata popular. Kata ilmiah merupakan kata yang biasa digunakan dalam tulisan ilmiah atau kata yang jarang digunakan oleh orang-orang awam, hanya kalangan tertentu saja yang menggunakan. Contoh, dalam jurnal ilmiah menggunakan kata ilmiah. Sedangkan ketika berbca maka gunakanlah kata popular, halini karena agar makna yang disampaikan dalam jurnal dapat dimengerti oleh semua pendengar.

3. Hindari jargon yang dapat dibaca oleh publik. Jargon merupakan kalimat atau frase dalam bahasa tertentu yang hanya dimengerti oleh beberapa orang. Oleh karenanya dalam memilih kata hindari jargon karena orang lain belum tentu memahaminya.

4. Hindari pemakaian kata – kata slang. Kata slang merupakan kata non standar yang digunakan dalam percakapan dengan teman sebaya. Pengunaan kata slang saat formal tentu tidaklah baik.

5. Hindari ungkapan-ungkapan yang telah usang

6. Hindari bahasa atau kata artifisial yaitu rangkaian kata yang disusun secara kreatif untuk menimbulkan rasa seni. Contoh: harum bunga mawar terberai terbawa angn sampai ke penciumanku.

7. Hindari penggunaan kata – kata atau kalimat percakapan dalam penulisan.  Hal ini karena kata- kata dalam percakapan merupakan kata nonformal, sehingga tidak baik ketika digunakan saat menulis hal-hal yang bernuansa ilmiah.

Berikut merupakan macam hubungan makna yang terbentuk antar kata:

1. Sinonim. Merupakan kata – kata yang memiliki kesamaan makna. Contoh: Pintar dengan pandai, kurus dengan langsing. Meski memiliki kesamaan makna, kata-kata dalam sinonim memiliki kesan masing-masing seperti halu atau kasarnya.

2. Antonim. Sekelompok kata yang memiliki makan yang berlawanan dengan kata lain. Contoh: tinggi dengan pendek, pesek dengan mancung, dan ainnya.

3. Polisemi merupakan kata yang menunjukkan satuan bahasa yang dapat memiliki banyak makna. Contoh: anak asuh, anak tangga, anak durhaka, anak sholeh. Dan lain-lain.

4. Hiponim merupakan makna kata yang tercakup dalam kata lain. Contoh: melati merupakan hiponim dari bunga.

5. Hipernim merupakan kata yang mencakup kata lain. Kebalikan dari hiponim. Contoh: bunga merupakan hipernim dari melati, mawar, kenanga dan lain-lain.

6. Homonim merupakan sekelompok kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi tapi memiliki arti yang berbeda. Contoh: (1)Hak asuh anak jatuh kepda ibunya;  dengan (2) wanita itu memakai sepatu berhak tinggi. Pada kalimat pertama hak berarti kepemilikian sedangkan pada kalimatkedua artinya bagian sepatu. Atau (1) ular ini mengeluarkan bisa yang sangat berbahaya; dengan (2) kamu pasti bisa menghadapinya. Bisa pada kalimat pertama artinya racun sedangkan bisa pada kalimat kedua artinya kemampuan.

7. Homofon merupakan sekelompok kata yang memilikikesamaan bunyi namun ejaan dan arti berbeda. Contoh: (1) bulan ini saya mendapat bunga bank sebesar 3% ; dengan (2) bang, pesen somay satu piring.

8. Homograf yaitu kata yang memiliki tulisan sama namun bunyi dan arti berbeda. Contoh: (1) Saya sudah sampai di Serang, bu; (2) andi diserang kawanan begal.

sumber : http://www.kelasindonesia.com/2015/05/pengertian-diksi-dan-contohnya-lengkap.html?m=1

***

###FAQ###

Nah tiap kali FWC ada kelas materi yang juga dibagikan di dapur kepenulisan FWC. Kami juga membuka kelas tanya jawab dengan member kami. Berikut FAQ seputar materi Kalimat, Paragraf, dan Diksi :

I. Nama : Dena
Pertanyaaan :
1 . Aku kurang mengerti bedanya kalimat majemuk setara dan bertingkat. Maksudnya kalimat setara sama bertingkat gimana ya?

2. Kurang mengerti dengan homofon jg

3. Sama homograf

Jawaban :
1. Kalimat majemuk setara seperti pengertiannya yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya setingkat.
Contoh : Anita membawa pensil dan Farida penghapus. (Setara : penggabungan Farida membawa penghapus).
Sedangkan majemuk bertingkat, dua atau lebih kalimat tunggal tersebut terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat sebagai penjelasnya.
Contoh : Ida menanak nasi ketika fajar sedang menyingsing.
Keterangan : Ida menanak nasi - induk kalimat. Ketika fajar menyingsing - kalimat pengganti keterangan waktu sebagai anak kalimat

2. Selanjutnya Homofon itu persamaan bunyi ketika diucapkan. Dalam contoh:
1)Andi menabung di BANK.
2)Ikhsan menunggu BANG Roni.
Kata dalan font besar tersebut cara menyebutkannya sama. Namun, berbeda tulisan.

3. Homograf berasal dari kata homo = sama dan graf = tulisan. Jadi homograf merupakan kumpulan kata-kata yang memiliki tulisan atau ejaan yang sama tetapi arti dan pelafalannya berbeda. Ragam kata ini bertolak belakang dengan homofon yang memiliki pelafalan yang sama, tapi memiliki penulisan yang berbeda. Tidak seperti hubungan kata yang ada pada ragam kata homonim dan homofon, kata-kata homograf bisa dimengerti atau mudah diidentifikasi meskipun tidak digabungkan ke dalam suatu kalimat yang utuh.
Contoh : Serang
1. Rani pergi ke kota Serang
2. Rani cepat kau serang dia
Tulisan dalam kedua kalimat tersebut sama. Namun, artinya SERANG yang berarti nama kota dan SERANG yang berarti sedang diserbu.

Nah contoh-contoh kata homograf masih banyak lagi, seperti :

Contoh-contoh homograf

Keset = Keset
Memerah = Memerah
Tahu = Tahu
Serang = Serang
Apel = Apel
Teras = Teras
Seni = Seni
Per = Per
Semi = Semi
Seri = Seri
Mental = Mental

II. PENANYA KEDUA
Nama: ellina
Pertanyaan :
1. Kak frasa itu cuma terdiri dari satu kata ya kak? contoh frasa itu sendiri kayak mana kak?

Jawaban :
Frasa itu tidak hanya terdiri dari satu kata namun bisa juga terdiri dari kalimat yang tidak memiliki syarat minimal SP.

Frasa dapat dibagi menjadi 3, yaitu :
Frasa menurut distribusi unsur pembentuknya.

Frasa menurut kedudukan unsur-unsurnya.

Frasa menurut kategori kata yang menjadi unsur pusat.

1. Distribusi unsur pembentuknya
Frasa menurut distribusi unsur pembentuknya ada 2 macam, yaitu frasa endosentris dan frasa eksosentris. Frasa endosentris terdapat 3 macam, yaitu : koordinatif, atributif, dan apositif. Frasa Eksosentri terdapat 2 macam, yaitu : proposional dan nondirektif

A. Frasa endosentris

a. Frasa endosentris koordinatif : frasa endosentris yang terdiri atas konstituen-konstituen yang setara. Kesetaraannya dapat dibuktikan dengan adanya kemungkinan konstituen itu dihubungkan dengan penghubung dan / atau.

contoh : Laki-laki dan permpuan itu berjalan di jalan

b. Frasa endosentris atributif : frasa endosentris yang terdiri atas konstituen-konstituen tidak setara. Konstituen-konstituen itu tidak dapat dihubungkan dengan kata penghubung dan atau atau.
contoh : Gadis manis itu berjalan di jalan.

c. Frasa endosentris apositif : frasa yang mirip dengan frasa endosentris koordinatif dalam masing-masing konstituennya dapat saling menggantikan.
contoh : Andi, laki-laki berjilbab itu berjalan di jalan.
 

B. Frasa eksosentris
Frasa eksosentris : frasa yang jika salah satu komponennya dihilangkan, akan menyebabkan frasa tersebut tidak baik

·         Budi makan di.

·         Budi makan dapur.

a. Frasa eksosentris proporsional : komponen pertamanya berupa preposisi, seperti di, ke, dan dari, dan komponen keduanya berupa kata atau kelompok kata yang biasanya berkategori nomina.
contoh : Avin pergi ke pasar.

b. Frasa eksosentris nondirektif : frasa eksosentris yang konstituen perangkainya berupa artikula, sedangkan konstituen sumbunya berupa kata atau kelompok kata yang berkategori nomina, verba, atau adjektiva.
contoh : Para hadirin dipersilahkan untuk memakan hidangan yang telah disediakan.

2. Kedudukan unsur-unsurnya
Frasa menurut kedudukan unsur-unsurnya dibedakan menjadi 2, yaitu setara dan bertingkat.
 

a. Setara
   - Kata benda - kata benda.
   - Kata sifat - kata sifat.
   - Kata kerja - kata kerja.
 contoh :
  => Kata benda - kata benda :
     - Hutan pinus.
     - meja kayu.
     - Sandal karet.
     - Air sungai.
     - dll
  => Kata sifat - kata sifat :
     - Cantik jelita.
     - Tumbuh kembang.
     - Putih bersih.
     - Terang benderang.
     - dll
  => Kata kerja - kata kerja :
     - Maju mundur.
     - Maju jalan.
     - Naik turun.
     - Jatuh bangun.
     - dll
 

b. Bertingkat
 - Kata benda - kata kerja.
 - Kata benda - kata sifat.
 - Kata kerja - kata sifat.
contoh :
 => Kata benda - kata kerja :
     - Gunung meletus.
     - Bunga mekar.
     - Jalan kaki.
     - dll
  => Kata benda - kata sifat :
     - Meja kotak.
     - Kaca bersih.
     - Kursi besar.
     - dll
  => Kata kerja - kata sifat :
     - Duduk manis.
     - Jalan cepat.
     - Lari kecil.
     - dll

3. Kategori kata yang menjadi unsur pusat
Frasa menurut kategori kata yang menjadi unsur pusat terdapat 7 macam, yaitu :

a)      Frasa nominal (kata benda).

b)      Frasa verbal (kata kerja).

c)      Frasa bilangan (numeral).

d)      Frasa adjektiva (kata sifat).

e)      Frasa preposisi (kata depan).

f)       Frasa adverbial (keterangan).

g)      Frasa pronominal (kata ganti).

Contoh :

  1. Frasa nominal (kata benda) : Galang membeli buku tebal.
  2. Frasa verbal (kata kerja) : Galang tetap jalan santai karena masih mengantuk.
  3. Frasa bilangan (numeral) : Imam membeli kapas seberat 3 kg.
  4. Frasa adjektiva (kata sifat) : Raihan mempunyai badan yang tinggi besar.
  5. Frasa preposisi (kata depan) : Dari pagi, Galang hanya berdiri melamun.
  6. Frasa adverbial (keterangan) : Minggu pagi yang cerah.
  7. Frasa pronominal (kata ganti) : Galang selalu disuruh karena hanya dia anak satu-satunya.

III. PENANYA KETIGA
Nama : Annisa Pertanyaaan
Pertanyaan :
1 . Aku kurnang ngerti sama paragraf persuasi.
2. Pemilihan kata-kata yang baik itu gimana ya? Supaya enggak boros kata-katanya.

Jawaban :
1) Kalimat persuasi tujuan utamanya adalah untuk membujuk dan mengajak pembaca.
2) Nah tips agar kata-kata tidak boros adalah sesuaikan dengan fakta. Pertimbangkan dengan baik apa saja kata yang membujuk sekaligus mampu membuktikan.
*tambahan buat anisa..
biar kalimatnya tidak boros, hindari penggunaan kata yg sama dalam sebuah kalimat.

IV. PENANYA KEEMPAT
Nama : Melin
Pertanyaan :
1 . kak, konjungsi kan ada yg fungsinya untuk gabungin dua kalimat atau lebih ya. Nah kata2 konjungsi itu ada beberapa yg gaboleh diletakkan di awal kalimat tapi kadang pas nulis sering ga sadar. Kata yg gaboleh ditulis di awal kalimat apa aja kak? Kalau yg Melin tahu kata dan nggk dianjurkan di awal kalimat.

Jawaban :
Iya, betul Melin, salah satu yang tidak boleh di sebutkan adalah Dan, karena dan tersebut merupakan kata penghubung dari satu kalimat dan kalimat yang lain. Contoh lain pernah disampaikan kamel waktu itu penmem kemarin. Kata 'tetapi' tidak boleh ditaruh di awal kalimat, karena kata tetapi itu merupakan penghubung intra kalimat. Gunakan 'Namun' untuk menghubungkan antar kalimat.
Kata YANG, ATAU, JUGA, tidak boleh di awal juga.

V. PENANYA KELIMA
Nama : Hanifah
Pertanyaan
1. Cara membedakan konjungsi kalimat majemuk bertingkat alat dan cara gimana, Kak?

Jawaban :
Pilih terlebih dahulu berdasarkan benda atau situasi yang akan dijadikan kalimat. Kemudian barulah kepada prosesnya. Cara lebih ke proses pelaksanaan. Sedangkan alat lebih kepada alur penggunaan.

VI. PENANYA KEENAM
Nama : Maydina
Pertanyaan :
Halo ka
1.  aku mau tanya ttg makna asosiasi itu.  Aku masih kurang ngerti ttg itu.  Tlg jelaskan lbh lg Kak!

Jawaban :
Makna asosiasi itu makna yang menunjukkan keterkaitan dengan kata tersebut. Contoh lain : Putih. Putih pasti langsung terpikirkan kata bersih. Berarti putih terkait dengan bersih. Saat mengatakan 'Noda' pasti terpikirkan kata kotor, jadi noda terkait dengan kotor. Tali terkait dengan ikat, dsb.

Contoh lainnya Kak?
Kancing pengait, lem perekat, lukisan cat, mawar berduri, dll

VII. PENANYA KETUJUH
Nama : Aisyah
Pertanyaan :
Syarat menentukan kesesuaian diksi tadi salah satinya "Hindari bahasa atau kata artifisial yaitu rangkaian kata yang disusun secara kreatif untuk menimbulkan rasa seni." Pertanyaanku, kalo bikin kalimat yang diakhiri ejaan bunyi yang sama misal bi-di-mi dsb itu boleh gak kak? Apakah termasuk kata artifisial?

Jawaban :
Kata artifisial yg dimaksud itu kata2 yang dibuat kreatif, misal :

- Aku mendengar resah kaki kuda.
kata resah itu merupakan kata artifisial. kurang lazim kan digunakan untuk dihubungkan dengan kaki kuda.

Harusnya kan, aku mendengar derap kaki kuda.

Atau contoh lainnya :
- Belahan putih abu-abuku kembali terasa menggila.

Kata belahan putih abu-abu itu kan maknanya otak ... nah itu contoh kata artifisial. Contoh kalimat yang indah untuk memberi kesan manis dan tidak kaku. Intinya kata artifisial itu seperti kata samaran supaya lebih indah.

+++++
Kesimpulan :

Kalimat adalah titik awal karya sastra tercermin. Paragraf menunjukkan untaian imajinasi yang selaras, serta diksi adalah perasaan yang mengalir di dalamnya.

Thank you

Indonesia, 19 Juli 2016

Continue Reading

You'll Also Like

8.3K 148 10
Terpaksa menjadi ibu susu agar bisa balas dendam kepada mantan suami? Gadis Nandini, seorang wanita yang selama hidupnya hanya mendapat perlakuan tid...
1.6M 165K 52
- please ini cerita jamet, jadi tolong jangan berkomentar yang menggantung negatif nya. Ini di publish untuk menambah pengalaman di cerita selanjutny...
71.2K 6.7K 31
Jake membesarkan Riki seorang diri tanpa suami. Prinsip hidupnya jika dunia keras maka dia lebih keras.
894K 92.5K 32
#brothership #homo #gay JANGAN SALAH PLEASE !! BACA TAGAR !! JANGAN BERISIK DI KOMENTAR ! PASSATO yang berarti masa lalu Di saat kepercayaan di dala...