Rooftop To The Sky

By IGGHUT

27.9K 4.2K 1.1K

Choi Yuju merasa tidak mau hidup lagi ketika ia menghadapi kenyataan di depannya. Diputuskan oleh Junhoe, kek... More

PROLOG
1
2
3
4
5
6
8
9
10
11
12 [LAST]
EPILOG

7

1.6K 274 79
By IGGHUT

Bertengkar itu tak masalah. Tapi, kalian harus segera saling berbaikan.

°°°

"Hei, apa Dokyeom sudah menyatakan cinta padamu?" tanya Moonbyul ketika mereka sedang sarapan.

"Unnie, sudahlah," kata Yuju sambil menggelengkan kepalanya.

"Hei, jika kau bersamanya aku setuju saja. Daripada kau terus memikirkan mantan kekasihmu itu," kata Moonbyul.

Mendengar perkataan Moonbyul, raut wajah Yuju seketika berubah. Ia seketika menutup mulutnya, sehingga tak ada percakapan lagi diantara mereka. Ketika sudah menyelesaikan sarapannya, Yuju segera meninggalkan Moonbyul sendirian dan pergi.

"Yuju."

Yuju segera keluar dari rumahnya dan meninggalkan Moonbyul tanpa sepatah katapun. Lalu, ia segera masuk ke mobilnya dan menancap gas seraya menuju ke sekolah. Dalam perjalanan menuju ke sekolah, Yuju teringat perkataan kakaknya tadi.

"Memikirkan mantan kekasih? Aku sama sekali tak memikirkannya," guman Yuju sambil menyetir dengan emosi.

Seketika malah wajah Dokyeom yang tergambar di pikirannya. Dengan cepat Yuju pun menggelengkan kepalanya, seraya menghilangkan pikiran-pikiran yang menganggunya.

***

Seusai memarkirkan mobilnya, Yuju segera masuk ke dalam gedung sekolah dan menyusuri koridor. Kemudian, Yuju menyadari bahwa murid-murid memperhatikannya dan bahkan ada yang berbisik-bisik.

"Apa yang kalian bicarakan?" tanya Yuju menghampiri salah satu murid.

"Kau lihat saja di majalah dinding lantai 4."

Seusai mendengar perkataan itu, secepat kilat Yuju berlari menuju lantai 4. Sesampainya di lantai 4, ia melihat kerumunan yang menutupi majalah dinding. Dengan segera ia berlari ke arah tersebut dan mencoba melihat apa dibalik kerumunan itu.

"Wah, ini dia orangnya."

Mata Yuju seketika terbelalak ketika ia melihat foto-foto dirinya bersama Dokyeom terpajang di seluruh majalah dinding. Ia bahkan tak bisa berkata-kata lagi.

"Kau sudah bisa melupakan Junhoe rupanya," ucap Jihyo yang kebetulan ada disana.

"Meski begitu, seleranya begitu rendah," ejek Nayeon menahan tawanya.

Yuju menghela nafasnya sambil bertanya, "Kalian ingin mencari masalah denganku lagi?"

Para anggota cheerleader tertawa mendengar pertanyaan Yuju.

"Kami sangat ingin. Tapi, kali ini bukan kami, Choi," kata Jungyeon sambil mengemut permen di mulutnya.

Yuju pun terdiam dan berpikir sejenak. Semenjak ia bersekolah di SMA Soumu, yang berani mencari masalah dengannya hanya anggota cheerleader dan tim basket Bangtan yang sudah lulus. Itu artinya, sekarang hanya anggota cheerleader yang ia curigai sebagai pelakunya.

"Jika bukan kalian, lalu siapa?" tanya Yuju.

"Coba tanya saja kekasihmu itu," kata Dahyun.

"Dia bukan kekasihku," kata Yuju menatapnya malas.

"Benarkah? Padahal kalian berdua..."

"Terlihat cocok, 'kan?"

Dokyeom tiba-tiba muncul di sebelah Yuju dan menempatkan tangannya di bahu Yuju.

"Memang terlihat cocok," kata Momo sambil menatap risih ke arah mereka berdua.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Yuju.

"Hanya mencoba membantumu," kata Dokyeom.

"Kau malah semakin menambah masalahku," kata Yuju.

"Masalah? Yang kulakukan hanya menempel foto kita da-"

"Kau yang melakukannya?" tanya Yuju tak percaya dengan apa yang ia dengar barusan.

"Iya," kata Dokyeom sambil mengangguk.

"Menjauhlah dariku!"

Yuju menghempas tangan Dokyeom dan berlari sejauh mungkin darinya.

"Yuju!"

Ketika Dokyeom berlari mengejar Yuju, sepasang kekasih yang tak jauh dari sana sedari tadi memperhatikan mereka.

"Sudah kubilang ini akan terjadi."

***

Yuju segera memasuki kelas dan berjalan ke arah bangkunya.

"Yuju, kau dan Dokyeom..."

"Jangan bicarakan itu, aku sudah cukup kesal," potong Yuju sambil duduk di bangkunya.

"Tapi, apa benar sekarang kalian adalah sepasang kekasih?" tanya Yerin.

"Astaga, Jung Yerin. Tentu tidak," kata Yuju memandang heran temannya itu.

"Ah, begitu," kata Yerin sambil kembali menghadap ke depan.

"Maaf!"

Mendengar suara dari luar kelas, Yuju pun pura-pura tak mendengarnya. Tentu saja ia tahu bahwa pemilik suara itu adalah Dokyeom. Maka dari itu, sebisa mungkin ia bertekad untuk tak menghiraukan laki-laki itu hari ini.

"Maaf!"

Bel tanda pelajaran dimulai pun berbunyi, namun Dokyeom masih saja berteriak minta maaf dari luar kelas. Bahkan, ia tak menyadari kini Nona Choi berjalan ke arah pintu kelas 3-3 dan melihatnya sejenak.

"Dokyeom? Apa yang kau lakukan?" tanya Moonbyul.

"Noona, aku ingin bertemu dengan Yuju," kata Dokyeom menghampirinya.

"Aish, ini di sekolah," kata Nona Choi memperingatkan Dokyeom.

Sadar akan kesalahannya, Dokyeom pun segera membungkuk 90° sambil berkata, "Aku minta maaf."

"Baiklah. Tapi, kusarankan jangan mendekatinya dulu, moodnya sedang tidak baik hari ini. Aku masuk ke kelas dulu."

Nona Choi menepuk sejenak bahunya dan masuk ke kelas 3-3. Meninggalkan Dokyeom yang kini sendirian di koridor. Dokyeom tentunya tak habis pikir dan ia segera berdiri di depan pintu kelas 3-3 yang terbuka. Setelah memastikan Yuju dapat melihatnya, Dokyeom pun melambaikan tangannya pada Yuju. Bukannya Yuju, malah murid lain yang kini melihatnya.

"Maaf!" kata Dokyeom tanpa bersuara.

Namun, percuma saja. Yuju sama sekali tak melihatnya dan ia hanya fokus ke arah Nona Choi yang sedang mengajar. Sadar Yuju takkan melihatnya, sebuah ide pun terbesit di pikiran Dokyeom.

"CHOI YUJU! MAAFKAN AKU!" teriak Dokyeom sambil berlari ke arah kelasnya.

Aish, memalukan!

***

Ketika jam istirahat berbunyi, Yuju segera ke kantin bersama Yerin. Ia tentunya punya alasan. Yuju tahu bahwa Dokyeom tak pernah ke kantin dan itu artinya dia takkan menemuinya disana. Hanya saja, ia tak tahu bahwa sesuatu yang lebih buruk sedang menunggunya disana.

"Ayo duduk disitu," kata Yerin menunjuk salah satu meja kosong di sudut kantin.

Yuju mengarahkan pandangannya ke arah meja itu dan matanya seketika melihat anggota klub vokal yang makan di sebelah meja itu.

"Tempat lain saja," kata Yuju menarik Yerin sambil mencari meja yang kosong.

Yerin langsung melihat meja kosong lainnya di dekat jendela. Dengan segera, ia menarik tangan Yuju ke arah meja itu.

"Disini saja," kata Yerin memaksa Yuju untuk duduk.

"Baiklah," kata Yuju menurutinya.

Namun ketika Yuju akan memakan makanannya, ia kembali melihat para anggota tim bola basket iKON dan tentu saja anggota cheerleader. Mata Yuju lantas bertemu dengan mata Junhoe dan Donghyuk secara bersamaan. Yuju pun memilih untuk memakan nasinya yang sudah menunggu untuk ditelan.

Ketika Yuju sedang sibuk makan, ia tak sadar kini anggota cheerleader melirik ke arahnya dan saling berbisik. Kemudian, salah satu dari mereka, Nayeon, bangkit dari bangku sambil membawa susu kotaknya. Ia berjalan ke arah meja yang ditempati Yuju dan Yerin sambil menyeringai. Ketika ia akan menumpahkan isi susu kotaknya, sebuah tangan menahan aksinya.

"Donghyuk?" tanya Nayeon.

"Kelompokmu sudah banyak terkena masalah. Apa kau ingin kau dan kelompokmu dibubarkan?" tanya Donghyuk sambil melepas tangan Nayeon.

"Aku..."

Menyadari kini semua perhatian menuju ke arahnya, Nayeon pun kembali ke bangkunya dengan perasaan kesal. Sementara Donghyuk sejenak melirik Yuju, lalu ia meninggalkan kantin tanpa berkata apapun.

Kenapa kau malah melindungiku?

***

"Ayo," kata Yuju sambil merapikan rambutnya.

"Hm."

Yuju dan Yerin keluar dari toilet dan segera menuju ke kelas mereka. Ketika mereka sedang asyik bicara, tiba-tiba Yuju melihat Dokyeom di ujung koridor. Disaat yang bersamaan, Dokyeom juga melihatnya. Dokyeom pun segera berlari ke arah Yuju.

"Maaf!"

Secepat kilat, Yuju berbalik arah dan berlari ke masuk ke toilet. Meninggalkan Yerin yang diam di tempatnya dan melihat aksi kejar-kejaran Dokyeom dan Yuju. Sedetik kemudian, ia pun memilih untuk pergi meninggalkan mereka berdua.

"Maaf," kata Dokyeom sambil menggetuk pintu kamar mandi.

Yuju hanya diam sambil berdiri di balik pintu. Ia kini mengatur nafasnya yang tidak beraturan karena berlari. Sementara Dokyeom terus menggetuk pintu hingga tangannya memerah. Agaknya ia terlalu sibuk menggetuk hingga ia tak menyadari kini Tuan Do berjalan ke arahnya.

"Lee Dokyeom, apa yang kau lakukan disini?" tanya Tuan Do mendekatinya.

"Aku hanya..."

"Cepatlah masuk ke kelas," kata Tuan Do mendorong Dokyeom pelan.

"Tapi..."

"Aku tak mau murid kelasku bermasalah lagi. Entah itu karena berkelahi atau keluyuran pada jam pelajaran," kata Tuan Do terus mendorong Dokyeom menjauhi toilet wanita.

"Tuan Do..."

"Cepatlah."

"Baiklah," kata Dokyeom sambil berjalan ke arah kelasnya.

Untuk kali ini ia pun menunda dulu aksi permintaan maafnya. Sementara di dalam toilet wanita, Yuju kini menempelkan telinganya di pintu toilet. Ia sedang berusaha memastikan tidak ada siapapun di luar. Setelah yakin, ia pun membuka pintu dan melihat sejenak keadaan koridor. Melihat koridor yang sepi, Yuju pun keluar dari toilet dan segera menuju kelasnya.

"Permisi, Nona Jung," ucap Yuju sambil perlahan memasuki kelasnya.

"Apa yang membuatmu terlambat, Choi Yuju?" tanya Nona Jung.

"Aku tadi ada urusan sebentar," kata Yuju.

"Baiklah, segera duduk sehingga aku bisa melanjutkan pelajaran," kata Nona Jung.

Yuju mengangguk dan ia segera duduk di bangkunya.

"Hari ini kita akan belajar sejarah mengenai Korea Selatan. Buka halaman 110."

***

Keadaan kelas 3-3 kini hening bagaikan tengah malam. Siapapun pasti tahu bahwa jika suatu kelas hening, maka pastilah pelajaran Tuan Nam sedang berlangsung. Tuan Nam kini menopang dagu sambil menahan kantuknya. Sementara para murid sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Hanya sebagian kecil dari mereka yang rela menghabiskan tinta pulpen dan tenaga untuk mencatat materi dari proyektor.

Yuju, kini melakukan dua hal sekaligus. Ia mendengarkan lagu melalui earphone sambil mencatat materi. Sesekali ia merenggangkan tangan dan kakinya karena sudah cukup lama duduk.

Ketika ia sedang sibuk menulis, tiba-tiba terlihat balon-balon yang terbang di luar jendela. Balon-balon berwarna biru itu juga membawa kertas bertuliskan maaf. Sontak, semua murid pun melihatnya, tak terkecuali Yuju. Bahkan, ia tersenyum tipis melihat balon-balon itu. Karena keadaan kelas yang seketika berisik, Tuan Nam pun memukul meja dengan keras tanpa membuka matanya. Seketika keadaan kelas pun hening kembali.

Yuju kembali melanjutkan kegiatan menulisnya sambil tersenyum. Tanpa ia sadari kini dua orang tengah diam-diam memperhatikannya. Orang yang sejak lama sudah ia kenal dan mantan kekasihnya.

Apa dia menyukainya?

***

Ketika jam menunjukkan tepat pukul 14:00, bel tanda pulang sekolah pun berbunyi. Para murid pun dengan cepat mengemasi barang-barang mereka.

"Baiklah, pelajaran kita sampai disini dulu."

"Terima kasih, Tuan Nam."

Seusai memberi salam, para murid segera meninggalkan kelas. Yuju kini berjalan keluar kelasnya dengan perlahan. Ia tentu melakukannya karena alasan. Siapatahu dia bisa bertemu atau hanya sekedar melihat Dokyeom. Tapi, hingga ia sudah keluar dari gedung sekolah, Dokyeom sama sekali tak terlihat.

Dengan perasaan heran, Yuju pun masuk ke mobilnya yang berada di tempat parkir. Sejenak, Yuju menghela nafasnya lalu ia menyalakan mesin mobilnya. Ketika ia akan memundurkan mobilnya, matanya melihat sosok Dokyeom yang duduk di bangku belakang melalui kaca di dalam mobil.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Yuju sambil menghadap ke arahnya.

"Maaf," kata Dokyeom dengan wajah bersalah.

"Aish, sejak kapan masuk ke dalam mobilku?" tanya Yuju.

"Maaf," jawab Dokyeom.

"Aku tanya..."

"Maaf," potong Dokyeom.

Sadar pembicaraan ini takkan ada habisnya, Yuju pun mengangguk sambil berkata, "Aku memaafkanmu."

Seketika Dokyeom pun tersenyum dan bernafas lega.

"Sekarang, apa yang ingin kau lakukan disini?" tanya Yuju.

"Ayo kita rayakan permintaan maafku yang sukses," kata Dokyeom.

"Rayakan? Kau aneh sekali," kata Yuju.

"Terima kasih. Kau lebih aneh," kata Dokyeom.

Dengan perasaan heran, Yuju pun kembali ke posisi duduknya semula. Sebuah ide pun terbesit di pikirannya. Dengan tiba-tiba ia pun menginjak gas sehingga kepala Dokyeom terbentur.

"Maafkan aku," kata Yuju menahan tawanya.

"Tak apa," kata Dokyeom.

"Heol, kau cepat sekali memaafkanku," guman Yuju.

"Tidak ada gunanya saling marah-marahan. Hanya menguras tenaga saja," kata Dokyeom.

"Lagipula aku tak bisa marah padamu karena aku takut kita akan bermusuhan sehingga kita tak bisa pergi ke langit."

Yuju diam sejenak dan mencerna perkataan Dokyeom barusan. Entah mengapa, ia merasa sedikit menyesal karena membuat Dokyeom susah payah meminta maaf padanya.

Sadar mobil tak bergerak, Dokyeom pun menepuk bahu Yuju sambil bertanya, "Apa yang kau tunggu? Ayo!"

"Baiklah."

"Oh ya, kita juga akan belajar matematika hari ini."

"Ah, aku benci matematika."

"Kalau aku?"

"Aku sangat membencimu!"

"Candaanmu lucu, Choi Yuju."

"Benarkah?"

"Hm."

"Padahal aku serius."

"Hei!"

Mobil Yuju pun segera meninggalkan halaman SMA Soumu dan bergabung bersama mobil-mobil lainnya di jalanan. Sementara tak jauh dari halaman SMA Soumu, seorang laki-laki menatap kepergian mobil Yuju dengan tatapan sinis.

Lihat saja nanti

Continue Reading

You'll Also Like

2.4M 446K 32
was #1 in paranormal [part 5-end privated] ❝school and nct all unit, how mark lee manages his time? gampang, kamu cuma belum tau rahasianya.❞▫not an...
1.3M 18.4K 46
ON GOING SAMBIL DI REVISI PELAN-PELAN. Start 18 November 2023. End? Cerita bertema 🔞, Kalau gak cocok bisa cari cerita yang lain terimakasih. Mars...
1.4K 221 3
cerita bisa bertambah sewaktu-waktu
5M 920K 50
was #1 in angst [part 22-end privated] ❝masih berpikir jaemin vakum karena cedera? you are totally wrong.❞▫not an au Started on August 19th 2017 #4 1...