8

1.5K 276 74
                                    

Semua hal yang terjadi setiap hari adalah memori saat kau tua nanti.


°°°

Seiring berjalannya waktu, Dokyeom dan Yuju pun semakin sering menghabiskan waktu bersama. Tentunya mereka lebih banyak menghabiskan waktu bersama di atap. Mereka makan, belajar, bermain dan bahkan tidur siang di atap. Semua hal yang mereka lakukan itu bukanlah lagi kebiasaan mereka, melainkan kegiatan mereka sehari-hari.

Yuju, sekarang menjadi lebih baik dari sebelumnya. Ia tidak lagi memikirkan soal Junhoe, klub vocal ataupun tim cheerleader. Yuju sekarang sudah bisa menjalani hari-harinya seperti biasa. Namun, masih ada satu orang yang Yuju jauhi. Donghyuk, sejak pembicaraan mereka berdua saat piket beberapa waktu lalu, Yuju sama sekali tak berbicara dengannya.

Sementara Dokyeom, kini ia semakin senang karena bisa menjalani hari-harinya dengan Yuju. Senyum di wajahnya semakin cerah saja. Bagi Dokyeom, Yuju adalah energinya. Maka itu, sebisa mungkin ia selalu menghabiskan waktunya bersama Yuju.

Tetaplah bersamaku agar aku bisa tetap hidup

***

"Kau tahu apa yang lebih cerah dari langit biru?"

Yuju memutar bola matanya malas sambil berjalan berdampingan dengan Dokyeom.

"Kau sudah menanyakan hal yang sama sekitar seribu kali," ucap Yuju.

"Aku tak peduli," kata Dokyeom pura-pura tak mendengar.

Yuju menghela nafasnya, lalu ia berkata, "Senyum Lee Dokyeom."

"Hei, kenapa wajahmu tak ikhlas menyebutkannya?" tanya Dokyeom.

"Senyum Lee Dokyeom!" kata Yuju sambil menirukan senyum Dokyeom lengkap dengan eyesmile.

"Nah, begitu," kata Dokyeom memukul pelan bahu Yuju.

"Hei, kau memukulku? Terima ini," kata Yuju membalas pukulan Dokyeom.

"Kau juga terima ini!" kata Dokyeom kembali memukul bahu Yuju.

"Yak!"

"Hei!"

Karena terlalu sibuk memukul bahu satu sama lain, mereka tak melihat jalan dan akhirnya Yuju menabrak seseorang.

"Ma..."

Kata-kata Yuju lantas terhenti ketika ia melihat Donghyuk ada di depannya. Bukannya berbicara, Yuju dan Donghyuk malah saling bertatap-tatapan.

"Dokyeom, ayo ke atap," ajak Yuju sambil mengandeng lengan Dokyeom.

"Tapi, kita baru saja dari sana," kata Dokyeom yang bingung dengan situasi sekarang.

"Cepatlah," kata Yuju membawa Dokyeom pergi menjauh, meninggalkan Donghyuk yang masih menatap ke arahnya.

Yuju terus berjalan menarik Dokyeom hingga ke balkon. Setelah memastikan ia cukup jauh dari Donghyuk, Yuju pun menghentikan langkahnya.

"Sebegitu bencinya kau dengan dia?" tanya Dokyeom.

"Aku tak membencinya," ucap Yuju.

"Lalu?" tanya Dokyeom.

Rooftop To The SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang