The Past and Last

melonanachan द्वारा

60.4K 3.8K 127

Sequel dari My Boy and His Daddy.. Karena cinta tidak melihat apa yang terjadi di masa lalu, tetapi melihat... अधिक

Prolog
The Past 1
The Past 2
The Past 3
The Past 4
The Past 5
The Past 6
The Past 7
The Past 8
The Past 9
The Past 10
The Past 11
The Past 12
The Past 13
The Past 14
The Past 15
The Past 16
The Past 18
The Past 19
The Past 20

The Past 17

1.8K 156 5
melonanachan द्वारा

Semburat oranye mulai terlihat di ufuk timur, yang menandakan sang raja siang sudah terbangun dari istirahatnya. Kicauan burung gereja yang gembira menyambut pagi mulai terdengar. Berbagai suara lain yang berasal dari kendaraan yang mulai memadati jalan raya. Suasana pagi ini luar biasa indah, khususnya bagi dua insan yang sedang dimabuk cinta. Eh...

Adam membuka matanya perlahan tanpa menghentikan ciumannya. Entah sudah berapa lama mereka saling memadukan bibir. Melihat semburat merah di pipi Gladys membuat Adam tanpa sadar melengkungkan senyuman dan membuyarkan mood mereka. Gladys menarik wajahnya menjauh lalu membenamkannya di dada Adam yang mulai bergetar karena tawa. Gladys memukul pelan dan membuat tawa Adam semakin menggelak.

"Kenapa ketawa sih? Jahat!" rengek Gladys tanpa mengangkat wajahnya yang masih tersembunyi di dada Adam.

"Kok jahat? Kamu lucu,hazy. Berapa lama tadi kita ciuman?" Gladys menggeleng dan kembali memukul Adam.

"Gak perlu dibahas kurasa. Udah ah, aku mau mandi!" kilah Gladys sambil beranjak dari ranjangnya meninggalkan Adam yang masih tertawa.

"Aku tunggu disini ya, kamu jangan lupa bawa baju ke dalem,biar gak malu nanti" goda Adam. Gladys melebarkan bola matanya dan melempar Adam dengan sandal kamarnya.

Adam merebahkan tubuhnya di ranjang Gladys dan tersenyum lebar mengingat apa yang terjadi barusan, di kamar ini, di atas tempat tidur ini.

*******

*Gladys POV

Aku segera menutup pintu kamar mandi dan meluruhkan badannya di balik pintu. Tanganku mengusap bibirku, mencecap rasa yang baru saja dia rasakan. Aku merasa wajahku sangat panas, mungkin warna nya juga berubah menjadi merah padam.

"Apa yang baru saja ku lakukan? Oh my GOD!!" rutukku gemas.

Aku menghabiskan waktu setengah jam di dalam kamar mandi. Membayangkan kejadian yang terjadi tadi dan mengingat Adam masih menungguku di dalam kamar membuatku berpikir berkali-kali untuk menyudahi acara mandi pagi ku. Baru saja selesai mengeringkan rambut, pintu kamar mandiku diketuk perlahan.

"Kamu baik-baik aja kan,hazy?" seru Adam dari luar. Reflek wajahku langsung kembali merasa panas dan tanganku menyentuh bibirku.

"Y..ya.. Aku udah selesai kok" jawabku lalu membuka pintu perlahan. Adam menyambutku didepan pintu dengan senyumnya yang mungkin akan menjadi hal terindah dalam hidupku.

"Udah cantik... Turun yuk, nanti mama pikir kita lagi ngapain lagi di kamar kamu lama-lama" goda Adam. Aku mencubit pinggangnya keras-keras.

"Yaaaak, sakit..."

Aku meninggalkan Adam di belakang dan bergegas keluar kamar. Tapi begitu pintu terbuka, wajah mama adalah yang pertama kali ku lihat. Aku terkejut dan reflek mundur lalu menabrak Adam yang juga hendak keluar.

"Ma...?" gumamku kaget.

"Uhmm...?" Mama melihatku, er, tepatnya kami berdua dengan kedua alis terangkat serta tangan di lipat di depan dadanya.

"Aaa... aku gak ngapa-ngapain kok,Ma. Ya kan,Dam?" ujarku sambil menyikut Adam.

"Gak sih,Ma. Tadi kita cuma ci..." PHAKKKK! Aku memukul lengan Adam keras-keras membuat Adam menghentikan ucapannya dan mengaduh.

"Berarti kalian udah sepakat dengan pertunangan yang Adam tawarkan semalam?" tanya Mama.

"What?? Ma...?"

"Adam belum bilang sih,Ma. Tapi Gladys pasti setuju kok" ujar Adam yang tiba-tiba sudah berada di samping Mama. Mama tersenyum dan mengangguk lalu menggandeng Adam turun. Aku masih terpaku di posisiku.

"Mama! Adam! Maksudnya apa ini?? Kalian sekongkol ya?" seruku yang hanya dijawab dengan lambaian tangan Mama yang semakin menghilang di balik tangga. Aku merasa hari ini adalah hari yang luar biasa. Bagaimana tidak? Hari ini adalah hari pertama aku berciuman dengan kekasihku dengan durasi cukup lama. Euh,,, Lalu hari ini juga, Mama dan Adam bersekongkol membuatku menyetujui pertunangan yang bahkan belum di tawarkan secara langsung padaku. Kurang apa coba?

Dengan langkah gontai aku berjalan meuju ruang makan dan menarik kursi di samping Adam yang sudah siap dengan sarapannya. Tangannya langsung menyuapkan sesendok sereal ke mulutku yang dengan bodohnya kuterima begitu saja. Bukankah seharusnya aku masih kesal padanya? Aku menoleh dan melemparkan tatapan kesalku, tapi Adam hanya membalasnya dengan tawa.

"Aku ini kesel sama kamu, Adam!" gerutuku.

"Oh, kesel sama aku ya? Kalo aku cium lagi, kamu masih kesel juga gak?" Aku mendelik mendengar ucapannya barusan.

"Haaahh... capek sendiri kesel sama kamu. Aku mau ke butik. Maa, Gladys berangkat ya!"

"Adam juga,Ma.."

Adam membukakan pintu mobil untukku dan memasangkan sabuk pengamannya. Lalu dia mulai melajukan mobilnya dengan hati-hati. Aku berusaha tidak menatapnya, tapi entah setan dari mana yang mengganjal kepalaku tetap menatap Adam. Adam balik menatapku dan tersenyum lalu mengambil tanganku serta menggenggamnya lembut.

"Aku tampan ya? Terimakasih" ujarnya penuh percaya diri. Aku mencibir dan tertawa. Cairlah sudah suasana.

"Kamu bilang apa sama Mama kemarin?"tanyaku masih sambil menatapnya. Adam melirikku sejenak sebelum menjawabnya.

"Emang Mama cerita apa sama kamu?"Adam balik bertanya. Aku hanya mengendikkan bahu dan memalingkan wajah menghadap depan.

"Kemarin kupikir kamu mau ikut mereka ke Singapura, jadi aku mengajukan diri untuk meminta kamu untukku"

"Emangnya aku barang apa?" gerutuku.

"Kamu lebih berharga dari barang apapun di dunia ini,hazy" Aku tertawa dan mencoba menyembunyikan rona merah di wajahku.

"Terima kasih" gumamku.

*****

Adam menghentikan mobilnya di depan butik dan kantor nya. Setelah mengantarkan Gladys ke ruangannya, Adam menuju ke ruangannya di lantai dua. Billy sudah duduk manis menunggu kedatangannya.

"Hai,bro! Cerah amat mukanya hari ini? Ada apa? Menang tender kah?" tanyanya begitu melihat Adam measuki ruangan.

"Ini bukan sembarang tender,Bil. Ini tender yang bakal gue jalani seumur hidup" jawabnya berapi-api. Billy terdiam sejenak sebelum akhirnya menjentikkan jarinya tanpa mengerti arah pembicaraan Adam.

"Ah, jadi lamaran kamu udah diterima?"

"Lamaran resmi belum sih, tapi udah ada jalan terang menuju kesana"

"hahaha, emang tadinya gelap?" Adam mengangguk dan tertawa.

"Ngomong-ngomong, untuk proyek kita bulan depan aku udah ada sample undangannya,nih" ujar Billy sembari menyodorkan undangan berwarna silver-ungu ke meja Adam. Adam menerimanya dan meneliti dengan seksama. Keningnya mengkerut dan tak lama dia bangkit dari kursinya dan meninju pundak Billy penuh semangat.

"Ini seriusan??"tanyanya yang di jawab dengan anggukan kepala Billy.

"Yahuuu, kamu gak bilang dari awal kalo ini proyek untuk pernikahan kamu sendiri dan calonnya... Ya Tuhan, Billy... Gladys pasti akan mengamuk jika tahu ini bukan dari sumbernya" seru Adam.

"Makanya biarkan mereka, hahahaa"

Sementara itu di ruangan Gladys...

"Ta, ini gaunnya udah jadi. Kira-kira kapan calon mempelainya mau fitting kesini?" tanya Gladys sambil membenahi hasil karyanya.

"Hari ini juga bisa" jawab Chita. Gladys melirik Chita yang masih asyik dengan majalahnya.

"Terus, mau jam berapa?"

"Sekarang juga bisa" jawab Chita lagi masih dengan posisi yang sama. Gladys kesal dan mengambil majalah Chita.

"Yaaa terus mana orangnya??" ujar Gladys kesal.

"Aku" jawaban Chita langsung membuat Gladys terdiam seketika.

"Kamu? Yaaaaaa! Kamu mau kawin sama siapa,Chita?!"seru Gladys sambil menepuk-nepuk lengan Chita gemas.

"Sama Billy"

"Oh,Bil.. What?! Sejak kapan kamu sama Billy? jadi selama ini kamu beneran pacaran sama Billy? Bukan cuma deket donk?!" Chitta mengangguk lucu dan tak lama kemudian mereka tumbang di sofa karena Gladys memeluk Chita tiba-tiba.

"Wait... kenapa kamu gak cerita sama aku?"

"Namanya juga mau buat surprise, masa aku cerita? Makasih ya sayang, gaunnya aku suka banget" ujar Chita sembari kembali memeluk Gladys.

"Oh iya, kemarin ada klien juga kesini, dia minta di buatin gaun juga. Ukurannya semua udah sama aku, cuma untuk modelnya katanya dia pasrahin semua sama kamu" kata Chita setelah mereka selesai dengan acara peluk-pelukan.

"Hemm.. warna nya putih atau boleh warna lain?"tanya Gladys sembari membuka buku sample kain.

"Terserah katanya, pokoknya dia mau yang sebaik mungkin dan seindah mungkin tapi tidak terlalu mewah."

"Untuk kapan?"

"Tenggatnya agak lumayan cepat sih, kira-kira dua bulan lagi"

"Hah? Dua bulan? Aku bahkan belum mendesign polanya" desah Gladys putus asa.

"Kamu gak punya stock design?"

"Chitaa... Itu kan design gaun impian aku, masa mau aku kasih untuk klien?"

"Kan kamu bisa design lagi nanti. Masa kamu mau kecewain klien kita? Dia udah pasrah semuanya sama kita loh, bahkan dia juga mau pake WO nya Adam kalo kamu sanggup bikin gaunnya" Gladys terdiam memikirkan perkataan Chita. Waktu dua bulan bukanlah waktu yang lama. Dan biasanya dia membutuhkan waktu sekitar 2 minggu untuk mencari inspirasi design dan membuat polanya. Dia melirik pada pola gaun setengah jadi yang merupakan gaun impiannya kelak jika dia menikah. Gaun berwarna salem yang rencana nya akan dia selesaikan setelah gaun pesanan mempelai wanita yang ternyata adalah milik Chita itu selesai.

"Hufft... baiklah, tapi aku akan mengenakan biaya yang lebih tinggi untuk gaun itu ya" ujar nya kemudian dan mendapat anggukan dari Chita.

"Kalo gitu aku akan hubungi dia dan mengatakan harga nya"

Gladys kembali menatap gaunnya dan beranjak menuju ruangan Adam di lantai dua. Adam yang masih berkutat dengan proyek nya langsung menghentikan kegiatannya saat melihat Gladys datang dengan wajah sendunya.

"Hei, merindukanku eh?" Adam berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri Gladys yang langsung disambut dengan pelukan gadis itu.

"Eh, tumben peluk-peluk? Kenapa, hazy?" tanyanya lembut sembari mengusap pelan kepala Gladys.

"Gak papa. Butuh moodbooster" jawaban singkat Gladys cukup membuat Adam tertawa dan mengeratkan pelukannya.

Billy yang melihat dari ruangan sebelahnya menggumam, "Yang mau nikah aku, kenapa yang so sweet mereka sih?".


***************************************************************************************

Hai...

Komen dan vote nya please..^^...

Butuh moodbooster kaya Gladys juga nih...haha...

Thankyou.."*"

पढ़ना जारी रखें

आपको ये भी पसंदे आएँगी

346K 6K 16
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
16.4M 656K 38
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
719K 112K 42
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
445K 33.8K 32
"Tanggung jawab lo cowok miskin !!" - Kalka "B-baik, kamu tenang ya ? Saya bakal tanggung jawab" - Aksa