I Love my BMX Boy

By simartabakk

43.8K 3.5K 607

Cinta membutakan segalanya, apa cinta juga bisa membuat seseorang merubah sifatnya untuk orang yang disukai? ... More

▶️ 1. Stranger
▶️ 2. Mysterious
▶️ 3. Mineral water
▶️ 4. Halloween party
▶️ 5. Want to know you more?
▶️ 6. Janji?
▶️ 7. Festival
Jas Inpoh (Just Info)
▶️ 8. Di bawah hujan
▶️ 9. Siapa dia
▶️ 10. Nembak?
▶️ 11. Kita.. Jadian?
▶️ 12. Day with you
▶️ 13. Perubahan, untuknya
▶️ 14. Awal
▶️ 15. Masalah?
▶️ 16. Kisah masalalu
▶️ 17. Hilang?
▶️18. Kenapa?
▶️ 19. Belum terungkap(?)
▶️ 20. Hujan
▶️ 21. Kembali
▶️ 23. I love you
▶️ 24. Kehilangan adalah kemalangan
▶️ 25. Hai
▶️ 26. Khawatir
▶️ 27. Kita ini apa?
▶️ 28. Apa ya?
▶️ 29.
▶️ 30. Akhir dan awal perjalanan

▶️ 22. Prom(?)

1.4K 124 9
By simartabakk

Veranda tersenyum saat melihat Keenan yang sudah berdiri di depan mobilnya, kacamata hitam juga bertengger di hidung mancungnya.

Veranda melambaikan tangannya pada Keenan, sementara itu Keenan tersenyum dan merentangkan tangannya menyambut datangnya Veranda kepadanya.

"Kamu udah lama di sini?." Keenan menggelengkan kepalanya

"Mau lama pun, aku rela nungguin kamu ini." Ucap Keenan sambil mengusap rambut Veranda.

"Semlekom pak haji! Wadu.. Pelukan sih pelukan, tapi tau tempat juga kalii." Cibir Jeje yang baru saja keluar dari tempat yang sama dengan Veranda

"Sirik aja." Jawab Keenan dan melepaskan pelukannya dengan Ve, merangkul pinggang Veranda posesif.

"Hargain kaum jomblo kek gue dikit lah, Keen.." Kini Frans yang ikut berceloteh, Keenan dan Veranda terkekeh melihat sahabat sahabatnya.

"Anyway, gimana test kalian, lancar?." Tanya Keenan

"Yoi! Pastilah, ogut kan belajar. Ngga kaya si tante noh, bukannya belajar malah molor." Ujar Nabilah melirik Shania

"Heh! Tidur itu manusiawi! Tinggal tunggu hasil aja, nilai gue pasti lebih bagus dari elo!." Ujar Shania pede.

"Udah, berantem ae. Gue beliin tahu bulat lama-lama." Ujar Jeje

"Lah, mau buat apaan, Je?." Tanya Adam

"Nyumpelin mulut mereka berdua, ribut aja lagi. Pala gue aja gue mau pecah mikir test tadi, eh ini ditambah ocehan mereka. Ya Tuhan.. Dede gakuatt." Ujar Jeje mendrama, dah disambut tawa oleh yang lainnya.

"Kamu gimana, bisa?." Keenan menunduk menatap Veranda.

"Bisa dong." Jawab Ve manis.

"Bagus." Keenan mengacak poni Veranda.

"Bubar, bubar! Ada orang mau pacaran ini.." Ujar Boby menengahi Keenan dan Veranda.

"Khodijah juga mau dipeluk dan dikecup mesra begitu, abangg~." Ujar Farish genit pada Keenan.

Keenan bergidik ngeri mendengar ucapan sahabatnya itu, sementara yang lainnya tertawa.

"Udah jam segini, makan siang aja gimana?." Tanya Keenan

"Kuy! Takis.. Duwhh.. Emang pak bos doang yang mengerti dirikuuu~." Ujar Nabilah

"Heh! Kena semprot bidadari tau lu!." Ujar Jeje

"Waaa~ bundadarii ampun."

"Gapapa, ambil aja ini paus. Buang sekalian." Ujar Veranda, Keenan mendengus

"Jahat banget." Desis Keenan, membuat yang lainnya tertawa.

***

Aku menatap satu persatu wajah teman temanku, mereka sudah tiga tahun menemaniku dan membantuku.

Menjadi tempat ku berbagi cerita, senang maupun sedih. Masa SMA masa  sekolah terenak, katanya.

Dan ternyata benar, aku merasa sangat senang. Aku bertemu teman, bukan sahabat, emm sepertinya bisa dibilang keluarga.

Yap, keluargaku di sekolah. Kebahagiaanku semakin lengkap setelah hadirnya Veranda di hidupku.

Lebay? Yaa katakanlah. Aku tak perduli.

"Nan, lo ga makan?." Ucapan Jeje membuyarkan lamunanku. Aku hanya tersenyum kearahnya.

"Kamu kenapa?." Tanya Ve sambil memegang lenganku.

Aku melepaskan tangannya dan menggenggamanya, mengusap punggung tangannya lembut.

Gadis ini, dia yang membawa cinta padaku.
Dia yang mengenalkan bagaimana rasanya mencintai pada orang lain. Lebih tepatnya, mencintai dia.

"Aku gapapa." Ujarku lembut dan tersenyum.

"Beneran? Kalau kamu sakit kita balik sekarang aja." Ujarnya.

"Aku gapapa, sayang." Pipinya memerah saat aku memanggilnya begitu.

Sekaraang aku masih bisa memanggilnya begitu, tapi besok. Entahlah.

"Pak haji lagi galau nih kayanya." Ujar Adam

"Apaan deh lu, sotau!." Ujar Jeje melempar sedotannya ke Adam.

"Yawlah.. Nyong salah opo?."

"Jawa, diem!." Ujar Frans dan Nabilah barengan.

"Cieee.. Kalian." Kali ini Frans dan Nabilah bahan cengan aku dan teman temanku

"Temen kamu tuh." Ujarku pada Veranda

"Enak aja, temen kamu juga kali" Ujarnya dengan cemberut.

"Iya iya, jangan cemberut dong." Ia menoleh dan tersenyum kearahku, lalu menggelanyut di lemganku.

Semoga besok aku masih bisa melihat senyummu itu, Veranda.

***

Mobil Keenan sudah berhenti di depan rumah Veranda. Keenan menundukkan wajahnya dan menghela nafasnya.

Menatap Veranda yang terlelap di samping kemudi. Ia memindahkan poni Veranda yang mulai memanjang.

Jempolnya mengusap pipi tembem gadis yang ia cintai itu, turun hingga menyentuh dagunya.

Keenan memiringkan wajahnya mendekatkan ke wajah Veranda, ia dapat merasakan nafas teratur Veranda. Merasa ada gerakan dari Veranda, Keenan memundurkan wajahnya.

Ia kembali meneliti wajah Veranda, tangannya merangkai wajah Veranda dan mencium kening Veranda.

"Aku terlalu menyayangimu, Veranda. Aku tak tau harus berkata bagaimana mengenai hal ini." Ujarnya dengan mengusap pipi Veranda.

"Aku harap kamu tidak akan membenciku." Desis Keenan.

Veranda menggeliat dalam tidurnya, ia membuka matanya dan mengerjabkannya berkali kali.

"Engh.. Lhoh udah sampe?." Tanyanya.

"Iya, kamu tidur sih." Keenan menyentil hidung bangir milik Veranda.

"Emm.. Mau masuk?."

"Lain kali aja, sekarang kamu masuk gih. Istirahat." Ujar Keenan.

Tiba-tiba saja Veranda memeluknya erat, menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Keenan. Membuat Keenan bisa merasakan hembusan nafas hangat di lehernya.

"Berjanjilah untuk selalu di sampingku, tidak akan meninggalkanku." Ujar Veranda.

Tubuh Keenan menengang saat mendengar ucapan Veranda, mungkinkah Veranda mengetahuinya.

Tidak, hanya dia dan Alex yang mengetahuinya.

"Keenan, berjanjilah!." Ujar Veranda

"Iya, Veranda. Aku janji." Ujar Keenan.

Ve mencium pipi Keenan lalu kembali tenggelam di ceruk leher Keenan.

"Kamu kapan mau masuk rumah?." Tanya Keenan, perlahan Veranda melepaskan pelukannya dan menatap kesal pada Keenan.

"Kamu ngusir aku?." Ujar Veranda menghembungkan pipinya.

Keenan memiringkan tubuhnya mencubit pipi Veranda yang menggembung.

"Uluhh.. Siapa yang ngusir sih, aku nanya, Ve." Ujar Keenan.

"Iya iya, aku bercanda. Yaudah aku masuk rumah yaa." Keenan tersenyun dan mengangguk.

Veranda menarik knop pintu mobil Keenan namun sebelumnya

"Keen." Panggil Veranda

"A-." Ucapan Keenan terhenti saat bibir Veranda mendarat sempurna di bibirnya.

Keenan melihat Veranda yang memejamkan matanya, entah siapa yang memulainya kini Keenan mulai membalas ciuman Veranda.

Ia melumat bibir mungil Veranda, ciuman mereka semakin menuntut. Bahkan AC mobil Keenan seperti tak berfungsi.

Veranda melingkarkan lengannya di leher Keenan, sementara tangan Keenan menangkup pipi kanan Veranda. Ibu jarinya mengusap pipi Veranda.

Tersadar hal ini bisa menjadi buruk Keenan melepaskan ciumannya dengan Veranda, melihat wajah Ve yang memerah dan masih memejamkan matanya.

Keenan melepaskan lingakaran tangan Veranda di lehernya dan menggenggamnya, tangannya yang satunya bergerak mengusap bibir Veranda yang basah karnanya.

"Maaf, aku kebawa suasana, Ve." Ujar Keenan.

Veranda membuka matanya sedikit mendongak melihat wajah Keenan, ia tahu karna ulahnyalah Keenan terpancing.

"Masuk rumah gih." Ujar Keenan lalu mengecup kening Veranda.

"Kamu hati hati ya." Ujar Ve sebelum keluar mobil, Keenan mengacungkan dua jempolnya ke atas.

Setelah itu Keenan kembali menjalankan mobilnya meninggalkan rumah Veranda.

***

"Kak, Keenannnn!." Sapa Sinka

"Haloo, oh iya tadi kakak beliin cake kesukaan kamu nih." Ujar Keenan menyodorkan sebuah kantung plastik

"Tumben, beli sama siapa?."

"Kak Veranda dong. Hehe." Ujar Keenan dengan cengirannya. "...Kakak masuk dulu ya." Ujar Keenan, Sinka mengangguk.

Keenan menatap kosong pada sebuah kertas di tangannya, ia menghela nafasnya dan menyimpan kertas itu kembali.

"Kamu sudah pulang?." Tanya Alex masuk kedalam kamar Keenan

"Udah, Pa." Sahut Keenan

"Papa dengar dari Mrs. Melody, katanya besok malam kamu ada promnite, bener?." Tanya Alex duduk di ranjang Keenan.

"Iya." Sahut Keenan tanpa menoleh

"Kalau gitu, sekarang kita harus belanja buat cari baju buat kamu." Ujar Alex.

"Ap- apa?." Keenan memutar kursinya menghadap Alex yang sedang melihat kamar putranya.

"Kenapa, yuk ah. Keburu macet." Ujar Alex. "..Papa tubggu di bawah." Ujar Alex lalu keluar kamar Keenan.

...

Keenan sudah siap dengan celana pendeknya dan kaus hitam miliknya, sebuah sepatu sneakers merk ternama juga ia gunakan, tangannya menggenggam sebuah snapback dan ponsel pintar miliknya.

"Emm.. Pa?." Panggil Keenan.

Alex mengalihkan pandangannya dari televisi ia melihat ke arah Keenan, tak lana senyumnya merekah. Ia berdiri dan menepuk punggung Keenan

"Sudah siap? Yuk." Ajak Alex.

"Woww.. Ini cowo cowo pada mau kemana?." Tanya Vania.

"Boys night out. Yuk ah!." Jawab Alex

"Keenan pergi dulu." Pamit Keenan.

***

Keenan dan Alex memasuki sebuah toko ternama, Keenan hanya mengikuti kemana kaki Alex melangkah.

Alex berbicara pada seorang petugas di toko itu, tak lama Alex menghampiri Keenan dan tersenyum.

"Kamu pilih sesuka kamu terus kamu coba." Ujar Alex, Keenan mengangguk dan mulai mencari baju yang akan ia gunakan.

Setelah memilih pakaiannya ia masuk ke dalam ruang ganti, mencoba pakaiannya

Keenan keluar dengan baju pilihanya sendiri, Alex yang melihatnya melotot. Bukan karna keren tapi karna dia terlalu samtai memilih baju

"Kamu itu mau ke promnite, bukan main. Ganti baju!." Ujar Alex, Keenan menghela nafasnya dan kembali masuk.

"Nih, rapi kan?." Ujar Keenan pada Alex.

"Ck! Nggak, ganti!." Titah Alex.

Lagi, Keenan mengganti bajunya. Ia masih menyimpan satu baju. Yang ia yakini Alex akan menyukainya.

"Tadaaa! Keren kan, Pa?." Ujar Keenan sambil menyilangkan kakinya dan mengangkat sebelah tangannya.

Alex bangun dari duduknya dan menghampiri Keenan.

"Adaw!." Ringis Keenan karna Alex menjitak kepalanya. "...Sakit." Lirih Keenan

"Ck! Udahlah papa pilihin bajunya. Diem di sini." Ujar Alex.

Tak lama setelah itu, Alex kembali dengan baju yang ia pilihkan untuk Keenan.

"Cobain deh." Keenan mngangkat bahunya lalu masuk kedalam ruang ganti.

Keenan kembali keluar dengan baju pilhhan sang ayah. Sebuah celana jeans, kemeja putih dan juga jas berwarna biru.

Simple dan terlihat keren di tubuh Keenan.

"Nah, gini kan bagus!." Puji Alex

"Iyasih, yaudah ini aja deh, Pa." Ujar Keenan.

Setelah membeli baju, ayah dan anak ini berniat memotong rambutnya. Lebih tepatnya Keenan yang memotong rambutnya agar terlihat lebih tampan saat promnite nantinya.

...

Keenan dan Alex kini sedang duduk di halaman belakang rumahnya.

Keenan merasa ada yang aneh, karna tiba tiba Alex menjadi baik padanya, ia takut jika ini hanya bersifat sementara, dan ia takut jika ayahnya akan kembali menjadi dingin dan tak perduli padanya.

"Pa, Keenan mau tanya."

"Kenapa?."

"Papa kenapa tiba tiba ngajakin Keenan belanja sama jalan berdua gini?." Alex meletakkan ponselnya dan menghela nafasnya

"Maaf, selama ini papa sibuk dengan keerjaan papa. Ninggalin kamu sama Sinka di rumah. Papa minta maaf, Keenan." Ujar Alex

"Papa nggak sempet ngelihat kamu tumbuh dari kecil, tiba tiba kamu sudah sebesar ini, papa nggak bisa ngasih kamu kasih sayang seperti anak lain." Keenan diam dan menatap sang ayah.

"Terlebih untuk Sinka, papa merasa ini sudah waktunya papa mulai memberikan kalian waktu bersama. Dimulai dari kamu, sebentar lagi kamu akan pergi kuliah. Papa pasti akan jarang melihat kamu. Ini adalah ganti untuk semua waktu yang papa lewatkan dengan kamu, meski belum sepenuhnya. Tapi papa janji, papa akan ganti semua waktu itu." Keenan tersemyum ia memeluk Alex.

"Kenapa kamu menutupi semuanya dari papa, Keen?." Keenan melepaskan pelukannya menatap dengan penuh tanda tanya.

"Semua piala kamu, semua prestasi kamu di sekolah." Ujar Alex.

"Maaf, Pa." Ujar Keenan

"Dulu papa nggak perduli banget sama Keenan, Keenan selalu salah di mata papa. Dan Keenan pikir semua piala dan prestasi itu ga penting buat papa." Gumam Keenan.

"Sebenarnya, setiap Keenan mau bilang ke papa pasti papa nggak dengerin dan papa selalu sibuk. Tapi, papa tau darimana?." Tanya Keenan

"Mrs. Melody, dan Veranda." Jawab Alex

"Ve- Veranda?." Keenan mengernyit

"Iyaa, pacar kamu yang cantik itu." Goda Alex

"Kok bisa."

"Beberapa hari yang lalu papa mampir ke sekolah kamu, dan ga sengaja ketemu Mrs. Melody dan Veranda. Terus Veranda cerita ke papa soal semua prestasi kamu, papa awalnya ga percaya. Tapi karna Mrs. Melody juga bilang begitu jadi papa percaya, dia juga menyimpan banyak sekali piagam atas nama kamu." Jelas Alex

"Papa bangga sama kamu." Ujar Alex tersenyum.

Keenan menggaruk belakang kepalanya malu dan terkekeh.

Drrrt

Suara ponsel Keenan membuat Alex ikut melirik ke araj ponsel anaknya.

"Veranda, angkat gih." Ujar Alex, Keenanmemgangguk danmenekan icon hijau pada ponselnya

"Haii... Iya, udah kok... Hehe, kok kamu tau... Lagi sama papa nih, abis belanja buat promnite lusa... Okee, bye." Keenan tersenyum melihat ponselnya.

"Orang jatuh cinta mah bedaa. Senyum senyum mulu." Ujar Alex.

"Papa apaan deh."

"Ohiya, kamu udah bilang ke Ve soal kuliah kamu?." Senyum Keenan menghilang mandengar ucapan Alex.

"Keenan gabisa bilang itu sekarang, Pa." Ujar Keenan

"Gapapa, masih ada waktu beberapa bulan. Manfaatin waktu itu." Keenan mengangguk. "...Papa masuk duluan ya, kamu buruan tidur." Ujar Alex

Keenan menatap punggung ayahnya hingga tak terlihat, ia menatap labgit yangmemperlihatkan gemerlap bintang.

"Bantu aku, Tuhan." Gumamnya.

****

Holllaaaaa~
Long time no see yes! Wkwk
Apakabar ceman ceman semuaa?

Ohiya, sebelumnya
Mohon maaf lahir dan batin yaaw!
Walau telat(banget) tapi gapapa kan ya?

Akhirnya sempet nulis, dan beginilah hasilnya.
Maafkan kalau tidak sesuai keinginan hati kalian..
Tapiiiii, semoga suka ya! Amen!

Ehe.
Jadi, lebaran tahun ini dapat THR beraapa?
Atau sudah berapa orang yang nanya
'Kapan nikah?'
Wkwkwk.

Sudah sudahh...
Ehe. Kepanjangan. Ini. Ehe.

Silahkan kalau berkenan anda bisa mem vote cerita ini, dan comment mau gimana selanjutnya? Saran mungkin?

See you on next paaaaarttt gais!

Chaw!

Continue Reading

You'll Also Like

416K 13.3K 35
Aku percaya jika tuhan pasti akan memberi kita teman hidup. Hanya tinggal menunggu kapan waktu itu akan datang dan berpihak pada kita. -Deva- Deva Ke...
7.8K 492 23
Sebuah operasi pemebebasan sandra yang dilaksanakan oleh satu pasukan khusus RI yang harus menyelesaikan tugasnya dalam waktu 48 Jam ================...
936K 13.5K 26
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
Trouvaille By Haran

Teen Fiction

714 75 11
[On going] --- Gantungan kunci itu sangat berharga, bahkan tidak bisa tergantikan oleh apa pun. Itulah yang terjadi dengan Michell, anak baru di seko...