Bad Boy

By LatifahNF_23

20.7K 1.5K 130

Stefan William As Stefan Dirga Yuki Kato As Yuki Tafarani Natasha Wilona As Wilona wesley Maxime Boutire As M... More

Pertemuan Pertama
Chapter 1
Chapter 3
Chapter 5
Chapter 9
Chapter 11
NEW STORY
Chapter 13
Bagian cerita tak berjudul

Chapter 7

1.9K 177 20
By LatifahNF_23

Semua sudah kembali seperti biasanya. Dokter berhasil menyelamatkan Yuki dengan metode yang Stefan sarankan.

Kekuatan cinta mamapu mengalahkan segalanya. Stefan menatap tajam gadis yang masih terbaring di ranjangnya itu. Maxime dan Mama Yuki menunggu di luar, memberi ruang untuk Stefan dan Yuki. Mama Yuki baru saja pulang dari Singapura dan mendapatkan kabar buruk jika anak kesayangannya masuk ke rumah sakit karena keracunan.

"Heh bodoh, loe bosen hidup ya?" tanya Stefan tajam

"Jangan ngatain gue bodoh, loe itu lebih bodoh. Loe tau, wajah loe bener-bener buruk sekarang" ucap Yuki tak kalah tajam

"Udah kodratnya laki-laki terluka, loe jangan lakuin lagi hal yang akan menyakiti diri loe sendiri. Apa loe tau apa yang gue rasain saat lihat loe terluka?  rasanya itu lebih menyakitkan dari pada babak belur kaya gini" ucap Stefan tegas

"Lebay" ucap Yuki terkekeh kecil.

Stefan memasang wajah datarnya, dia meraih tangan Yuki dan menggenggamnya erat.

"I love you" ucap Yuki tersenyum, Stefan ikut tersenyum.

Pria itu mendekatkan wajahnya ke wajah Yuki. Dia tersenyum jahil sebelum mendartakan ciuman di kening Yuki. Stefan mencium Yuki dengan sangat lembut. Yuki mencoba merasakan sensasinya, dan Yuki lebih menyukai ciuman di dahi dari pada di bibir. Karena dia merasa di sayang oleh Stefan.

Maxime tidak jadi masuk ke dalam ruangan Yuki, dia tidak sanggup melihat kemesraan yang Stefan berikan kepada Yuki. Dia menutup pintunya lagi, dia yakin baik Yuki dan Stefan tidak ada yang menyadari kehadirannya.

***

Maxime memilih duduk di bangku taman Rumah Sakit. Tiba-tiba seorang gadis cantik datang dan duduk di samping Maxime. Maxime menatap tajam gadis di sampingnya, dia sangat marah dengan gadis itu, gadis yang hampir membunuh Yuki.

"Gue tau loe marah sama gue, tapi gue nggak akan minta maaf" kata Wilona dingin

"Untuk apa loe datang kesini, loe mau nyakiti Yuki lagi?" tanya Maxime tajam

"Gue nggak nyakitin dia, dia sendiri yang meminum racun itu padahal gue sudah mengatakan kalau gue menaruh racun di dalamnya" kata Wilona santai. Maxime tidak mengerti dengan penjelasan Wilona.

FLASH BACK

Yuki berjalan dengan wajah ceriannya, langkahnya terhenti ketika seorang gadis cantik menghalangi jalannya. Yuki menatap datar gadis itu, dan gadis itu menatap tajam ke arahnya.

"Ada apa?" tanya Yuki dingin

"Gue mau ngomong sama loe, tapi bukan di sini" ucap Wilona tegas

"To the point aja, gue nggak punya banyak waktu" ucap Yuki malas

"Gak akan lama, gue cuma mau menguji cinta loe dengan Stefan" ucap Wilona tegas. Yuki menatap Wilona bingung.

"Ikut gue" ucap Wilona tegas.

Wilona berjalan ke arah kantin, dan Yuki mengikutinya. Mereka duduk di bangku yang kosong. Wilona menyodorkan jus kepada Yuki.

"Loe mau ngeracunin gue?" tanya Yuki tajam. Wilona terkekeh sumbang.

"Loe nggak sebodoh yang gue kira ternyata" ucap Wilona tersenyum. Yuki menatap Wilona tajam.

"Jus apel beraroma teh, loe kurang cerdik wilona. Loe menantang orang yang salah" ucap Yuki mencibir

"Loe harus minum jus ini kalau loe emang cinta sama Stefan" ucap Wilona tajam

"Loe pikir gue bodoh, gue akan mati dan loe bisa mendapatkan Stefan dengan mudah jika gue meminumnya" ucap Yuki terkekeh sumbang

"Kalau loe bisa bertahan setelah minum racun ini, gue janji akan melepas Stefan untuk loe" ucap Wilona tegas. Yuki tampak memikirkan kata-kata Wilona.

"Gue rela mati demi Stefan, gue akan melakukan apapaun agar Stefan menjadi milik gue. Gue nggak bisa biarin Stefan jatuh di pelukan orang yang salah" ucap Wilona tegas. Yuki masih diam sejenak.

"Orang yang tidak tulus akan mati dengan racun ini, apa loe bisa membuktikan jika loe bisa bertahan dengan racun ini?" tanya Wilona tajam

"Gue yakin gue akan bertahan dengan racun ini" ucap Yuki tegas. Wilona sedikit terkejut karena Yuki menerima tawarannya.

"Loe akan melihat betapa dasyatnya cinta gue dan Stefan" ucap Yuki tersenyum evil. Yuki menelan jus yang Wilona berikan sampai tak tersisa setetespun. Wilona benar-benar terkejut.

Beberapa menit kemudian, Yuki merasa mual, dadanya mulai sesak dan dia pingsan detik itu juga. Wilona sedikit ketakutan, dia benar-benar panik.

"Tolong!" teriak Wilona, semua datang dan membantu Yuki. Mereka membawa Yuki ke UKS.

"Katakan kepada Stefan jika Yuki keracunan" ucap Wilona tegas, dia menyuruh pria berpenampilan culun itu agar bergegas.

***

Maxime menatap Wilona tak percaya, apa gadis itu benar-benar berkata jujur? Atau hanya mengarang cerita saja.

"Gue nggak minta loe untuk percaya apa yang gue katakan" ucap Wilona seperti bisa membaca pikiran Maxime.

"Loe harus liat betapa dasyatnya cinta mereka. Dan mulai sekarang, gue meminta loe untuk melepas Yuki. Karena gue udah melepas Stefan" ucap Wilona tegas

"Apa loe bercanda ?" tanya Maxime heran

"Apa wajah gue terlihat bercanda?" tanya Wilona tajam.

Maxime menatap dalam mata Wilona, dan dia tidak melihat kebohongan di mata gadis itu.

"Tanpa loe minta pun, gue akan melepas Yuki. Cinta tak harus memiliki, gue akan bahagia jika melihat Yuki bahagia. Meskipun bukan gue sumber kebahagiaannya" ucap Maxime tegas, Wilona tersenyum menatap Maxime.

"Gue baru lihat loe tersenyum setulus ini" ucap Maxime tegas, senyum Wilona memudar

"Sejahat-jahatnya gue, gue masih punya hati Maxime" ucap Wilona kesal, dan entah sejak kapan Maxime senang membuat Wilona menjadi kesal. Maxime tertawa renyah dan Wilona semakin cemberut.

***

Mulai hari ini Yuki di perbolehkan untuk pulang, Mama Yuki sekarang lebih protektive untuk menjaga Yuki. Dia takut jika hal buruk akan terjadi lagi kepada putrinya itu.

"Yuki baik-baik saja ma, tidak perlu memasang wajah khawatir seperti itu" ucap Yuki tegas

Mama Yuki menyentuh rambut Yuki dan mengelusnya pelan. Dia sangat menyayangi Yuki lebih dari dirinya sendiri. Dia tidak akan sanggup melihat anaknya terluka, apa lagi tidak ada dirinya di sisinya.

"Mama melarangmu pergi setelah pulang sekolah" ucap mama Yuki tegas

"Apa?!" kaget Yuki

"Tidak ada bantahan Yuki, kamu harus menurut apa yang mama katakan. Kalau tidak, mama tidak mengizinkan kamu menemui Stefan" ucap mama Yuki mengancam. Hei, jangan melupakan jika Yuki sangat keras kepala, dan itu keturunan dari mamanya. Mereka berdua sama-sama keras kepala.

"Apa kita bisa pulang sekarang?" tanya Maxime yang tiba-tiba muncul. Yuki tampak tidak semangat, berbeda dengan mamanya yang terlihat begitu semangat.

"Apa ada masalah?" tanya Maxime yang terlihat bingung dengan wajah Yuki. Yuki hanya mengangkat bahu acuh.

"Tenang saja Maxime, Yuki baik-baik saja. Kamu kan tau selain keras kepala sahabatmu itu manaja dan suka ngambek" ucap Mama Yuki terkekeh, Maxime hanya tersenyum kecil.

"Dimana Stefan?" tanya mama Yuki mencari seseorang

"Dia masih di rawat, keadaanya belum pulih. Luka yang Stefan dapatkan cukup serius. Dia terlalu memaksa dan akibatnya kondisinya semakin buruk " ucap Maxime tegas.

Ada raut kekhawatiran di wajah mama Yuki. Hei, jangan melupakan jika Mama Yuki sangat menyukai Stefan sejak pertama kali melihatnya. Benar-benar berkarisma. Mama Yuki sudah menyanyangi Stefan seperti anaknya sendiri.

"Stefan bodoh" umpat Yuki kesal.

"Hei, kenapa kamu menyalahkan Stefan Yuki?" tanya mama Yuki heran, bukannya bersedih karena kekasihnya sakit, gadis itu justru menyumpahi kekasihnya.

"Dia membiarkan dirinya terluka hanya untuk menyelamatkan Yuki dan cintanya kepada Yuki" ucap Yuki sendu, Mama Yuki seperti mengetahui apa yang Yuki rasakan. Dia meraih tangan Yuki dan menggenggamnya erat.

"Dia orang yang baik, mama setuju jika kamu bersamanya" ucap mama Yuki mantap

"Terima kasih ma" ucap Yuki tulus.

Yuki memeluk mamanya erat, dia menangis di sana. Dia tidak menyangka jika mamanya sangat menyanyanginya.

***

"Apa ada yang sakit?" tanya Yuki sedikit khawatir

"Ada" ucap Stefan tegas

"Mana yang sakit?" tanya Yuki khawatir

"Di sini" ucap Stefan menyentuh dahinya, Yuki tersenyum kecil. Lalu perlahan mencium kening Stefan.

"Sudah sembuh" ucap Yuki terkekeh, Stefan menggeleng.

"Yang ini juga sakit" ucap Stefan menyentuh bibirnya, senyuman tak lepas dari bibirnya.

"Apaan si loe, ini itu rumah sakit" ucap Yuki kesal

"Oh, jadi kalau bukan di rumah sakit boleh dong?" tanya Stefan menggoda. Wajah Yuki jadi merah.

"Dasar mesum!" teriak Yuki memukul Stefan.

"Mulai deh mukulnya, gue kan lagi sakit. Bukanya di sayang malah di pukulin" ucap Stefan dengan muka yang di buat-buat.ngambek.

"Lebay banget deh" ucap Yuki menatap geli Stefan. Stefan menatap Yuki dengan senyum evil. Tiba-tiba saja tanganya menarik tubuh Yuki.

BUGH!

Yuki bisa merasakan jantung Stefan, begitupun sebaliknya. Yuki merasa sangat gugup, padahal ini bukan pertama kalinya Stefan memeluknya.

"Gue ngantuk, gue mau tidur" ucap Stefan masih memeluk Yuki.

Yuki tak bisa berkata apa-apa. Yuki membiarkan Stefan memeluknya seperti itu, posisi Yuki berada di atas Tubuh Stefan. Telinganya tepat berada di dekat jantung Stefan. Yuki tersenyum kecil, ternyata jantung Stefan berdetak tak karuan seperti jantungnya sekarang.

"Stefan, loe adalah satu-satunya orang yang paling berarti di hidup gue. Please, jangan nyakitin diri loe seperti ini lagi" batin Yuki sendu

"Gue akan ngelakuin apapun agar loe jadi milik gue" ucap Stefan tegas. Yuki terkejut, apa Stefan benar-benar bisa membaca pikiran? Entahlah...

***

Hari ini lebih baik dari sebelumnya, Yuki merasa bersemangat untuk berangkat ke sekolah, karena Stefan sudah sembuh dan akan berangkat sekolah hati ini. Hari ini Yuki di antar oleh mamanya ke sekolah. Dan hari ini juga tidak akan ada lagi yang mengganggu hubungannya dengan Stefan.

"Selamat pagi" ucap Yuki kepada semua orang yang dia temui. Semua orang tampak heran dan merasa ada yang aneh dengan Yuki.

"Apa racun itu membuat loe jadi gila?" tanya Seseorang menghentikan langkah Yuki. Yuki menoleh dan tersenyum menatap pria itu.

"Maxime" ucap Yuki semangat. Maxime tersenyum melihat wajah Yuki yang terlihat bahagia sekali.

"Apa loe merasa bahagia hari ini?" tanya Maxime heran. Yuki terkekeh kecil.

"Tentu, Max gue pinjem catatan loe ya. Udah lama banget gue nggak berangkat Sekolah, sepertinya Sekolah ini ada sedikit yang berbeda" ucap Yuki semangat. Maxime hanya mengangguk, dia bahagia melihat Yuki yang bahagia.

FLASH BACK

Maxime menemui Stefan di kamar rawat Stefan. Dia mengatakan jika dokter berhasil menyelamatkan Yuki.

"Gue mau bikin perjanjian sama loe" ucap Maxime tegas

"To the point" ucap Stefan tajam

"Gue akan melepas Yuki untuk loe" ucap Maxime tegas. Stefan tampak biasa saja, tatapanya masih tajam.

"Tapi, jika loe membuat Yuki menangis dan menderita. Gue akan ngerebut dia dari loe" ucap Maxime tegas. Tak ada respon, Stefan tampak tidak perduli.

"Kenapa loe diem aja?" bingung Maxime

"Gue nggak butuh kesepakatan, kalau loe ngerebut dia dari gue, gue nggak perduli. Toh, gue yakin kalau dia bakal milih gue. Sedalam dan sesakit apapun gue nyakitin dia, gue yakin dia tetap berada di sisi gue" ucap Stefan tajam

"Loe terlalu percaya diri" ucap Maxime tak kalah tajam

"Loe nggak sadar jika Yuki gadis yang bodoh? Dia bahkan rela minum racun demi gue, dia hampir mati agar tetap di sisi gue. Dan jika gue adalah Yuki, gue nggak akan melepas orang yang udah gue perjuangin senekat itu" ucap Stefan tegas

"Ya loe emang benar, tapi ingat Stefan. Gue juga manusia dan gue juga punya ke egoisan, gue juga bisa lakuin apa yang loe lakuin kepada Yuki" ucap Maxime tegas

"Tapi gue nggak sejahat itu, gue akan bahagia kalau Yuki bahagia. Dan gue percaya jika loe adalah alasan Yuki untuk bahagia" ucap Maxime tegas

"Sekeras-kerasnya batu jika di tetesi air terus menerus akan hancur juga" ucap Maxime tegas, lalu pergi meninggalkan Stefan.

***


"Hei bodoh" panggil Stefan kepada Yuki, sebenarnya Yuki sangat kesal jika Stefan memanggilnya seperti itu.

"Ish, gue nggak bodoh" ucap Yuki tajam

"Nggak usah masang wajah garang kaya gitu, gue nggak takut sama loe" ucap Stefan asal

"Loe ngapain ke sini?" ketus Yuki.

Stefan tak menjawab, dia hanya duduk di samping Yuki.
Sekarang mereka sedang berada di kelas Yuki. Bel istirahat baru saja berbunyi.

Stefan mengulurkan tanganya kepada Yuki. Semua menatap iri melihat kemesraan mereka berdua.

"Loe minta sesuatu?" tanya Yuki bingung, semua merasa kecewa dengan jawaban Yuki

"Iya, gue minta tangan loe" ucap Stefan tegas. Yuki tersenyum kecil, karena kelamaan Stefan menarik tangan Yuki.

"Kelamaan mikir, ayok!" ucap Stefan tegas. Yuki hanya menurut mengikuti langkah Stefan.

Mereka berdua berjalan bersama menuju kantin, tangan mereka masih bertautan. Yuki merasa risih karena semua menatap Yuki dengan tatapan tidak suka, mungkin mereka iri kepada Yuki.

"Hei, kalian pikir ini tontonan gratis apa!" teriak Stefan kesal, dan semua murid yang menatap mereka mengalihkan pandangan.

BUKK!

Yuki memukul lengan Stefan dengan kesal.

"Aduh!" ringis Stefan

"Siapa suruh teriak-teriak kaya gitu, itu nggak sopan tau" ucap Yuki tajam

"Bodo amat" ucap Stefan asal, Yuki memanyunkan bibirnya.

"Nggak usah manyun kaya gitu, loe pengen gue nyium loe di sini?" tanya Stefan Stefan menggoda Yuki

"Dasar otak mesum!" teriak Yuki kesal

***

Yuki berjalan menuju ke kelasnya, tiba-tiba seorang gadis cantik datang dan menghalangi jalannya. Gadis yang selama ini menjadi penghalang antara hubungan Stefan dan Yuki.

"Ada apa? Loe masih belum puas?" tanya Yuki sinis

"Selamat" ucap Wilona mengulurkan tangannya, Yuki terkejut, apakah gadis yang di depan nya memang Wilona?

"Untuk?" tanya Yuki bingung, Wilona menelan ludahnya susah payah

"Seperti janji gue, gue kan melepas Stefan untuk loe. Gue yakin kalo loe mampu membahagiakan dia" ucap Wilona tegas, Yuki tersenyum dan menjabat tangan Wilona.

"Terima kasih" ucap Yuki tulus

"Sama-sama" ucap Wilona tegas

"Sekarang kita teman" ucap Yuki mantap, Wilona tersenyum, senyum paling tulus yang pernah Yuki lihat.

"Aneh ya, awalnya kita musuh dan sekarang kita berteman" ucap Wilona sedikit canggung

"Terkadang kawan bisa menjadi lawan, dan lawan bisa menjadi kawan" ucap Yuki tegas.

Yuki dan Wilona saling tertawa, Yuki tidak pernah membenci Wilona, dia bisa merasakan jika dia berada di posisi Wilona, mungkin dia akan melakukan hal yang sama. Wilona terlalu mencintai Stefan dan sekarang Yuki senang karena Wilona mau menjadi temannya.

***

Maxime dan Ailona berpapasan di jalan, hampir saja mereka bertabrakan. Mereka berhenti dan saling menatap. Maxime bergerak ke kiri, Wilona juga bergerak ke kiri. Maxime bergerak ke kanan, Maxime juga bergerak ke kanan. Mereka berdua jadi merasa canggung.

"Loe duluan" ucap mereka kompak, mereka terkejut dan kemudian tertawa.

"Kok bisa barengan ya?" tanya Wilona sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal

"Mungkin jodoh" ucap Maxime asal, Wilona tersenyum kikuk.

"Ya udah, loe duluan aja" ucap Wilon tegas

"Cewek duluan aja" ucap Maxime tegas

"Ya udah, bye" ucap Wilona canggung, Wilona pergi dan Maxime tersenyum kecil, entah apa arti senyuman itu.

***

"Apa loe merasa jika Maxime dan Wilona sangat cocok?" tanya Yuki kepada Stefan, Stefan menatap Yuki tidak perduli

"Iya atau tidak?" tanya Yuki lagi

"Terserah loe" ucap Stefan mantap

"Kok terserah gue si?" tanya Yuki heran

"Loe kan pacar gue" ucap Stefan menggoda, mendadak pipi Yuki menjadi merah. Dasar Yuki, seperti baru pertama kali pacaran saja.

Tiba-tiba seorang pria asing datang dan menghampiri Yuki. Pria itu menatap Yuki tanpa berkedip, senyuman tak lepas dari pria asing itu. Stefan merasa kesal melihat pria itu.

"Yuki" ucapnya kembut, Yuki menoleh, wajahnya sedikit terkejut

"Verrel" ucap Yuki tercekat

"Yuki, aku merindukanmu" ucapnya tersenyum.

Yuki menatap Verrel dengan tatapan yang sulit di artikan. Verrel memberanikan diri menyentuh tangan Yuki dan menggenggamnya pelan.

Stefan sudah mengepalkan tanganya, siap memukul siapa saja yang berani menyentuh kekasihnya. Memang terdengar sangat egois, tetapi itulah Stefan.
Stefan menunggu apa yang akan di lakukan Yuki.

"Lepaain gue!" sentak Yuki

"Tidak akan, sebelum kamu dengerin penjelasan aku" ucap Verrel tegas, Stefan memasang wajah membunuhnya

"Lepasin tangan kotor loe dari cewek gue!" ucap Stefan tajam, Verrel menoleh, dia tidak sadar jik sedari tadi Yuki bersama dengan seorang pria.

"Gue nggak punya urusan sama loe" ucap Verrel tegas

"Cewek gue udah minta loe untuk ngelepasin dia, loe nggak tuli kan?" tanya Stefan mencibir

"Cih, jangan terlalu percaya diri. Gue masih berstatus cowok dia, dan loe berarti selingkuhan cewek gue" ucap Verrel tajam

"Cukup, kita itu udah putus. Gue dan loe nggak akan jadi kita lagi, loe ngerti kan?" tanya Yuki tajam

"Aku nggak pernah bilang mau putus sama kamu Yuki, please don't let me go" ucap Verrel sendu, Yuki tertawa sumbang

"Everything has changed" ucap Yuki mantap, Yuki pergi meninggalkan Verrel dan Stefan, Verrel hampir saja mengejar Yuki jika Stefan tidak menahanya.

"Gue ingetin sama loe, jauhi Yuki atau loe kan menyesal karena berhadapan sama gue" ucap Stefan tajam

"Loe pikir gue takut? Gue lebih kenal Yuki di banding loe" ucap Verrel tak kalah tajam

"Kita liat saja nanti, loe apa gue yang akan dia pilih" ucap Stefan mantap

Bersambung...

Continue Reading

You'll Also Like

186K 18.5K 70
Freen G!P/Futa • peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan. Becky Armstrong, wanita berusia 23 tahun bekerja...
64.2K 3.2K 8
meskipun kau mantan kekasih ibuku Lisa😸 (GirlxFuta)🔞+++
215K 19.4K 33
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
410K 33.2K 58
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.