RETROUVAILLES [COMPLETE]

By Lingkyu88

38.9K 5K 1.2K

If there are hellos then there's bound to be goodbyes? More

Intro
Prologue
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 8 (Last)
Epilogue
ENCORE

Chapter 7

2.2K 413 149
By Lingkyu88

.
.
.

-Author POV-

"Ibu! Ibu!" Yura berlari ke kamar ibunya. "Lihat ini!" Dia menyerahkan amplop bewarna coklat.

"Apa ini, Yura?" tanyanya menerima amplop pemberian Yura.

"Barusan ada tukang pos mengirimkan ini. Buka saja, Ibu," kata Yura.

Ibu Yura membuka amplop coklat tersebut. Ternyata isinya adalah uang. "Dari siapa, Yura?"

Yura menggeleng. "Apa tidak ada pengirimnya?"

Ibu Yura kembali merogoh-rogoh amplop coklat tersebut. Ada sebuah surat dari si pengirim. Dia pun bergegas membacanya.

Untuk Ibu dan Yura.

Sejujurnya aku begitu merindukan kalian. Tapi aku tahu kalian pasti tidak mau melihatku lagi. Tapi ijinkan aku tetap menjadi anak yang berbakti untukmu, Ibu. Ini sedikit uang gajiku untuk kalian. Sebagian untuk belanja, sebagian untuk uang bulanan sekolah Yura, dan sebagian untuk membeli obat Ibu. Kalian tidak perlu khawatir, aku baik-baik saja.

Hyena

"Hyena," ibunya menangis setelah membaca surat tersebut. Yura juga memeluk ibunya dan ikut menangis.

"Pulanglah, Nak, Ibu sudah tidak marah padamu. Ibu juga merindukanmu, Hyena. Ibu menyesal, Nak. Ibu menyesal," tangis ibunya semakin keras. Dipeluknya surat dari putri sulungnya itu.

"Percayalah, Ibu. Unnie pasti pulang. Unnie tidak akan tega meninggalkan kita lama-lama, Ibu," Yura mencoba menghibur ibunya.

"Semoga, Yura. Aku sudah tidak tahan ingin melihatnya lagi."

Yura mengusap-usap bahu ibunya mencoba untuk menenangkannya.

---000---

Hyena terbangun tengah malam. Dia merasa lapar. Diusapnya perutnya pelan. "Kamu lapar, Sayang?" ujarnya seolah-olah berbicara dengan bayi di perutnya.

Dengan masih setengah mengantuk dan menguap-nguap dia keluar dari kamarnya. Belum lagi sampai dapur, matanya melihat Minhyuk yang masih berkutat dengan scetchbook-nya. Dia pun berjalan mendekatinya.

"Belum pulang?" tanya Hyena pada Minhyuk.

Minhyuk menoleh dan tersenyum pada Hyena. "Ah, kau terbangun?"

Hyena mengangguk. "Aku lapar. Apa kau lapar juga?"

"Uhm... Sedikit."

"Kau mau sup pangsit? Aku akan memasakkannya untukmu juga. Kau pasti lelah seharian berkutat dengan pekerjaanmu," kata Hyena.

"Kedengarannya lezat. Kalau begitu, ayo aku bantu memasak," Minhyuk menutup scetchbook-nya kemudian menarik tangan Hyena menuju dapur.

Hyena mengeluarkan bahan-bahan yang diperlukan dari lemari es. Setelah mencuci beberapa sayuran, Hyena menyerahkannya pada Minhyuk dan menyuruhnya untuk memotongnya kecil-kecil. Sementara Hyena memanaskan air untuk kuah dan membuat adonan pangsit serta bumbu kuahnya.

Setelah mendidih, Hyena memasukkan bumbu kuah, pangsit, dan sayurannya. Minhyuk mendekati Hyena dan memperhatikan gadis itu yang masih sibuk mencicipi masakannya.

"Bagaimana menurutmu?" Hyena meniup sesendok kuah sup dan menyodorkannya pada Minhyuk.

Minhyuk menunjukkan kedua jempol tangannya setelah mencicipi sup pangsit buatan Hyena. "Ini enak sekali," pujinya.

Hyena tersenyum. Setelah dirasanya matang sempurna, dia mematikan kompornya dan memindahkan sup tersebut ke dalam mangkuk besar.

Mereka berdua makan dengan lahap. Beberapa kali Hyena menggoda Minhyuk dengan berniat menyuapinya tapi pada akhirnya dia makan sendiri. Hyena hanya tergelak setiap kali Minhyuk cemberut kesal padanya.

"Kenyang!" kata Minhyuk sambil mengusap-usap perutnya. "Terimakasih, Hyena."

Hyena tersenyum. "Sudah pukul 3 pagi. Kau tidak pulang?"

"Kau mengusirku?"

"Tidak. Bukan begitu. Kau pasti lelah bekerja sehari semalam. Jangan terlalu diforsir otak dan tenagamu. Kau juga perlu energi untuk besok."

Minhyuk mengusap-usap kepala Hyena. "Rasanya lelahku hilang setelah melihatmu dan menikmati masakanmu."

Hyena tertunduk malu.

"Ada sedikit lagi pekerjaan. Apa kau mau menemaniku?" tanya Minhyuk.

Hyena mengangguk. "Pergilah dulu ke depan. Aku buatkan kau teh lemon hangat untuk penghangat badanmu."

Minhyuk tersenyum. "Kutunggu," jawabnya kemudian pergi meninggalkan Hyena.

Hyena membuatkan segelas teh lemon hangat kemudian membawanya ke ruang depan. "Oppa, ini tehnya," ujarnya sembari menyerahkan segelas teh hangat pada Minhyuk.

Minhyuk menerima teh tersebut dan meminumnya beberapa sipan. "Terimakasih, Hyena," ujarnya kemudian meletakkan gelas teh tersebut di sampingnya. Dia memang hanya duduk di lantai dan bersandar pada kaki sofa menghadap meja yang penuh dengan kertas-kertas berisi rancangan baju.

"Adikku juga suka mendesain baju-baju seperti ini," kata Hyena sambil memandangi salah satu desain baju buatan Minhyuk.

"Benarkah?"

Hyena mengangguk. "Dia bilang dia ingin menjadi perancang baju."

"Umm... Bagaimana kalau kapan-kapan aku melihat hasil rancangannya?"

Hyena terdiam. Baginya itu hal mustahil karena ibunya telah mengusirnya dari rumah.

"Hyena, kenapa?"

Hyena menggeleng.

"Oh ya. Ada hal yang ingin kutanyakan padamu," kata Minhyuk.

"Apa?"

"Benar kalau... kau sedang hamil?"

Kedua mata Hyena terbelalak. Darimana Minhyuk tahu kalau dia hamil?

"Sora memberitahumu?" tanya Hyena panik.

Minhyuk menggeleng. "Kehamilan bukan hal mudah untuk ditutupi Hyena. Karena perubahan badanmu akan semakin kentara walaupun kau memakai baju sebesar apapun," jawab Minhyuk.

Hyena diam. Memang sebulan terakhir ini selera makannya menguat dan tubuhnya semakin berisi. Beda dengan saat masa ngidamnya yang justru malah kehilangan nafsu makan.

Minhyuk menggeser tubuhnya mendekati Hyena. "Benar kau sedang hamil?" tanyanya lagi.

Hyena mengangguk.

"Boleh aku tahu siapa ayah dari anak yang kau kandung?"

"Itu... mantan pacarku."

"Dan dia meninggalkanmu saat tahu kau hamil?"

Hyena menggeleng. "Aku yang meninggalkannya. Dia tidak tahu kalau aku sedang mengandung anaknya."

"Kenapa? Kau tidak meminta pertanggungjawaban darinya?"

"Dia anak majikanku dulu. Orangtuanya tidak setuju kami bersama dan menjodohkannya dengan gadis lain yang sederajat dengan mereka," jawab Hyena lemah. "Aku yang dari golongan bawah bisa apa?"

"Tapi kalau kondisimu sedang hamil seperti ini, apa mereka juga masih tidak mau mengerti?"

Hyena tersenyum miris. "Bahkan ibuku sendiri tidak menerimaku dengan kondisiku saat ini. Itu sebabnya aku memilih tinggal di sini. Aku butuh ketenangan, Oppa."

"Jadi ibumu tidak mengijinkanmu pulang?"

Hyena mengangguk. "Dia tidak mengijinkanku pulang sampai aku membawa ayah dari bayi yang kukandung," jawabnya sambil mengusap-usap perutnya.

"Kenapa kau tidak berterus terang saja siapa ayah dari anakmu pada ibumu?"

"Hal mustahil, Oppa. Bukan hanya aku, ibuku juga pasti akan terkena imbasnya. Akan ada banyak pihak yang terluka kalau aku jujur tentang ayah anak ini."

"Hyena..."

"Hm?"

"Bagaimana kalau... kau pulang ke rumahmu-."

"Ibuku tidak akan menerimaku, Oppa."

"Bersamaku. Aku akan bilang pada ibumu kalau anak yang kau kandung adalah anakku," kata Minhyuk.

Hyena memandang kedua mata Minhyuk yang nampak serius dengan kata-katanya.

"Aku tidak akan mempermasalahkan siapa ayah dari anak yang kau kandung. Asal kau mau menerimaku, aku akan bertanggungjawab terhadap anak itu."

"Tapi, Oppa-"

"Hyena... Aku menyukaimu apa adanya. Oke, kau mungkin hanya tahu aku playboy dari Sora. Tapi aku juga memiliki perasaan terhadap seseorang. Dan seseorang itu kau. Terlepas kau hamil atau tidak, aku hanya menyukaimu, Hyena."

Mata Hyena berkaca-kaca mendengar pengakuan Minhyuk. Dia tidak menyangka pria itu berani memberikan keputusan sebesar itu.

"Kau yakin, Oppa?"

Minhyuk mengangguk. "Aku tidak pernah seyakin ini sebelumnya, Hyena."

Hyena mengangguk-angguk. Air matanya menitik. Tapi kali ini bukan air mata kesedihan, melainkan air mata kebahagiaan.

"Aku menerimamu, Oppa," kata Hyena.

Minhyuk tersenyum kemudian memeluk Hyena erat-erat. "Jangan pernah bersedih lagi, ya. Aku akan selalu ada di sampingmu untuk menenangkanmu."

Hyena mengangguk-angguk. Dia melepaskan pelukan Minhyuk dan menghapus air matanya.

"Boleh aku menyentuh perutmu?" tanya Minhyuk.

Hyena mengangguk.

Minhyuk mengusap-usap perut Hyena. "Sudah berapa bulan?"

"Empat bulan jalan lima bulan," jawab Hyena.

"Anakku, jangan nakal ya di dalam sana. Kasihan ibu kamu pasti capek kalau kamu nakal," Minhyuk berbisik di perut Hyena.

Lagi-lagi air mata Hyena menetes. Dia terharu oleh kebesaran hati Minhyuk yang sudah mau menerima dia apa-adanya.

"Nanti aku akan bilang pada ayah dan ibuku jadi kita bisa menikah secepatnya. Sebelum kandunganmu benar-benar besar."

"Ah, iya. Apa mereka tidak apa-apa?" tanya Hyena.

"Ayah dan ibuku mengajariku tentang tanggungjawab dalam hal apapun itu, Hyena."

"Oppa..."

"Hm?"

"Terimakasih banyak. Aku selalu merepotkan kau dan Sora, juga keluargamu."

"Justru aku senang kau repotkan. Mulai sekarang jangan sungkan-sungkan untuk meminta sesuatu padaku apapun itu."

Hyena mengangguk-angguk.

"Sekarang kau tidurlah. Besok kerja kan?"

Hyena mengangguk.

"Tapi setelah kita menikah nanti, aku tidak akan mengijinkanmu bekerja."

Hyena mencubit hidung mancung Minhyuk. "Iya, Bawel."

-Author POV End-

---000---

-Min Yoongi POV-

Hari ini Taehyung mengajakku, Jungkook, Jimin, dan Namjoon ke rumah June. Ada hal yang perlu dia selesaikan dengan pria itu.

Kami berdiri di depan rumah supermegah mereka. Tentu saja, sebagai anak pemilik Paraiso, June mempunyai fasilitas super bagus.

Awalnya June benar-benar tidak mau menerima kedatangan kami. Tapi Taehyung terus berusaha meyakinkan pembantu June untuk bisa ketemu. Dan akhirnya June mau mengalah menemui kami.

"Tidak berani datang sendiri, huh?" ujar June dengan nada mengejek saat menemui kami di ruang tamunya.

"Mana Ara?" tanya Taehyung.

"Untuk apa kau menemuinya? Kau tidak mencintainya kan?"

"MANA ARA?!" tanya Taehyung lebih keras.

"Taehyung?"

Kami semua menoleh ke tangga. Kami melihat Ara tersenyum dengan wajah yang sedikit pucat.

"Ara!" Taehyung berusaha mendekati Ara namun ditahan oleh June.

"Jangan sentuh dia!"

"APA URUSANMU?!" bentak Taehyung.

"BERHENTILAH MEREBUT ORANG-ORANG YANG AKU CINTAI!" seru June.

"Aku tidak merebutnya! Mereka mencintaiku! Kami saling mencintai!"

Bugh! Sebuah pukulan mendarat di wajah Taehyung.

Bugh! Taehyung membalas pukulan June. Mereka berkelahi.

Jimin, Jungkook, dan Namjoon berusaha melerai tapi aku menghalangi mereka.

"Hyung, Taehyung bisa mati!" seru Jimin. Wajahnya begitu emosi melihat Taehyung yang hampir babak belur dipukuli oleh June.

"Aku tidak membela siapa-siapa. Biarkan mereka menyelesaikan urusan mereka secara jantan," jawabku. "Kalian tidak memiliki urusan apa-apa dengan mereka jadi diamlah."

Jimin, Jungkook, dan Namjoon memejamkan mata mereka dan mencoba tenang. Aku memandangi Taehyung yang wajahnya mulai penuh dengan lebam dan darah akibat pukulan June. Sementara Ara hanya diam tidak bergerak di tangga tapi wajahnya menunjukkan ekspresi ketakutan.

"Aaaaaaarrggghhh!" June bersiap meninju kembali wajah Taehyung yang sudah tak berdaya. Tapi tiba-tiba tangannya terhenti.

"Aku tahu. Aku tahu rasanya kehilangan. Sama sepertimu- yang kehilangan Minri. Aku juga- kehilangan Eunjin," ujar Taehyung terbata-bata.

June diam saja.

"Aku meminta maaf. Untuk Minri. Apa kau tahu? Aku tersiksa selama ini karena... Aku terus menyimpan perasaan untuknya. Sesering apapun aku bermain wanita, aku hanya mencintai dia," ungkap Taehyung dengan nafas putus-putus.

Kami semua terdiam.

"Dan Ara. Apa kau menyukainya?"

June tidak menjawab.

"Kalau kau menyukainya, aku merelakannya untukmu. Tapi kumohon jangan sakiti dia. Dia gadis yang baik."

Tidak ada suara. Hanya nafas putus-putus Taehyung yang terdengar keras.

"Jaga dia untukku, June."

Pada akhirnya air mata June keluar. Aku hanya bisa diam dan berusaha menahan yang lain agar tidak emosi.

"Taehyung," kulihat Ara berjalan menuruni tangga dan mendekati mereka. Tangannya terus saja memegangi perutnya.

"Ara? Kau baik-baik saja?" tanya Taehyung.

Ara mengangguk-angguk.

"Maaf selama ini aku tidak bisa menjagamu dengan baik. Tapi percayalah, June akan menjagamu dengan baik. Kalau dia menyakitimu bilang saja padaku," ujar Taehyung.

Ara mengangguk-angguk.

Tiba-tiba aku teringat Hyena. Apa dia baik-baik saja juga? Walaupun aku berusaha menepis perasaan khawatirku padanya, tetap saja perasaan itu selalu muncul.

"Kuharap kau juga baik-baik saja, Hyena," ujarku dalam hati.

-Min Yoongi POV-

---000---

-Choi Hyena POV-

Aku tidak percaya saat ini aku duduk santai di ruang tunggu salah satu butik terkenal milik teman Minhyuk Oppa bersama dengan Sora dan ibunya. Kami sedang menunggui Minhyuk Oppa yang tengah fitting pakaian pernikahannya.

Hal yang begitu membahagiakanku adalah kebesaran hati mereka menerimaku apa adanya. Walaupun Minhyuk Oppa tidak jujur pada orangtuanya kalau anak yang kukandung bukan anaknya, tapi aku begitu bahagia dia mengakui anak yang bukan anaknya dan bisa diterima di tengah-tengah keluarga mereka.

Agak sulit memilih gaun pernikahan untukku karena perutku yang mulai membesar. Tapi Minhyuk Oppa yang memang seorang desainer selalu memiliki cara untuk menyiasatinya.

"Sudah?" tanya ibu Minhyuk Oppa. "Sekarang giliran Ibu dan Ayah," ujarnya dengan senyum lebar. Aku begitu terharu melihat kebahagiaan mereka menyambutku.

Minhyuk Oppa duduk di sampingku dan merangkulku. Diusap-usapnya perutku penuh kasih sayang. "Aku tidak sabar menunggu kau lahir, Sayang."

"Aku juga," Sora ikut-ikutan mengusap-usap perutku.

"Lebih baik kau bikin saja sendiri," Minhyuk Oppa menepuk tangan Sora yang memegangi perutku.

"Aku mau bikin sama siapa?"

"Cari suami makanya."

"Kau pikir mencari pacar semudah mencari kutu?"

"Mencari kutu susah, Bodoh."

"Itu dia. Mencari pacar lebih susah."

"Dasar kau aja tidak laku."

"Sudah-sudah. Kalian ini tidak pernah bisa akur sebentar saja," komenku yang merasa terganggu karena aku berada di antara mereka.

"Ibu hamil sensitif," ujar Sora kemudian tertawa. Dia meraih tangan kananku dan tangan kanan Minhyuk. "Aku senang kalian bersama. Aku sudah menganggap Hyena sebagai saudaraku sendiri dan akhirnya kita benar-benar bisa menjadi saudara."

Aku tersenyum dan menoleh Minhyuk Oppa sekilas. "Terimakasih ya Sora, Oppa. Bersama kalian aku merasa seperti mempunyai keluarga baru."

Kami saling tersenyum satu sama lain.

-TBC-

Continue Reading

You'll Also Like

62.9K 7.5K 21
Ibarat masuk isekai ala-ala series anime yang sering ia tonton. Cleaire Cornelian tercengang sendiri ketika ia memasuki dunia baru 'Cry Or Better Yet...
85.6K 16.7K 181
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
62K 6.2K 20
Romance story๐Ÿค Ada moment ada cerita GxG
46.7K 4K 84
#taekook #GS #enkook "Huwaaaa,,,Sean ingin daddy mommy. Kenapa Sean tidak punya daddy??" Hampir setiap hari Jeon dibuat pusing oleh sang putra yang...