Dibalik Pernikahan

By Loveyole

291K 12K 284

Namanya Hana, gadis berparas cantik, ayahnya adalah seorang lelaki yang bahkan tidak pantas untuk mendapatkan... More

Sinopsis
1. Kisah Baru yang Telah Dimulai
2. Rencana Mas Adi
3. Rumah Baru Kami
4. Masa Lalu Adi
5. Kecerobohan Hana
7. Mencoba Berdamai
8. Benar - Benar Berdamai
9. Reuni Teman Adi
10. Tentang Liana
11. Dia Benar-Benar Kembali
12. Meet Him Again..
For a Reason..
13. Prepare to Meet Him
14. Sedikit Kebenaran
15. Terungkap dengan Kesakitan
16. Hasil yang Tak Diharapkan
17. Kekuatan yang Terbentuk
18. Menentukan Langkah
19. Keluarga
20. Mama ?

6. Ketika Ia Marah

16.9K 850 7
By Loveyole

6. Ketika Ia Marah

Ini benar-benar di luar kuasa Hana, ia juga tak tahu mengapa kenapa ia sampai lupa menjemput Sanni, dan sekarang Hanna sudah berada di depan gerbang sekolahan Sanni, tapi di sana tak terlihat siapa-siapa kecuali satpam sekolah yang hendak bersiap untuk pulang, dengan segera Hanna berlari menghampiri satpam tersebut dan bertanya tentang Sanni,

"Pak lihat anak kecil yang nunggu jemputan di sini nggak pak ?"

"Terakhir sih tadi neng, udah dijemput."

"Dijemputnya sekitar jam berapa pak ? ciri-ciri anak yang nunggu jemputan seperti apa pak ?"

"Sekitar jam 12 siang tadi neng, ciri-cirinya sih dia kuncir dua neng, namanya Sanni kalau tidak salah, tadi juga anaknya nangis soalnya udah nunggu sekitar satu jam ditemani gurunya, tapi alhamdulillah orang tuanya jemput juga tadi."

"Orang tuanya ?" Hanna benar-benar bingung sekarang, apa jangan-jangan Adi datang menjemput Sanni ? tapi setahu Hanna hari ini agenda Adi dikantor sangat lah banyak, tidak mungkin kan Adi menjemput Sanni, atau jangan-jangan ada orang jahat yang menculik Sanni, yaa bisa saja mungkin lawan bisnis nya Mas Adi melakukan itu, aduh kok malah tambah ngawur sih ? stop Hanna Mas Adi itu baik jadi nggak mungkin ia punya musuh di kantornya.

"Iya neng, itu lho Pak Adi, emang kenapa neng ?"

"Pak Adi ? beneran nih pak ? ah ya sudah kalau begitu terima kasih ya Pak." Ucap Hanna setelah itu ia langsung bergegas menaiki taksinya lagi untuk pulang, ia benar-benar khawatir tentang bagaimana keadaan putrinya itu.

***

Di sebuah kawasan perumahan elit, tepatnya di nomor rumah 45, terdengar suara tangis anak kecil, yap tepat sekali itu adalah suara Sanni, ia sedang menangis sekarang hingga membuat sang Ayah terlihat cemas dengan tangisan sang putri kesayangannya yang tak berhenti-henti itu.

"Papa, Mama mana ? kenapa nggak jemput Sanni ? Sanni nakal ya pa sampai Mama nggak jemput Sanni ? huhuhuhu, Mama juga nggak ada dirumaahh, hhuhuhuh." Tangis Sanni yang tersedu-sedu pasalnya sekarang ia benar-benar tak melihat di mana keberadaan Mama itu.

"Mama lagi pergi jenguk nenek, jadi sekarang diam ya sayang, Papa bakal temenin kamu spesial hari ini." Jawab Adi dengan tersenyum, walau sejujurnya ia sedang menahan emosi atas kelakuan Hana, gadis yang baru ia nikahi 3 minggu itu.

"Papa nggak bohong kan sama Sanni ? Mama bakal pulang kan ? nggak bakalan tinggalin Sanni lagi ?" tanya Sanni sepertinya sekarang ia sedang berusaha menghentikan tangisnya walaupun matanya masih merah dan akan siap kapan saja mengeluarkan air dari mata indahnya itu.

"Iya, Papa nggak bohong kok, sekarang Sanni tidur siang dulu ya nanti Papa dongengin mau nggak ?"

"Iya, Paa, Sanni mau soalnya kemarin Mama beliin Sanni banyak banget buku cerita." Ujar anaknya itu sambil tersenyum dan mengajak sang ayah ke kamarnya untuk menunjukkan betapa banyak buku yang ia beli kemarin bersama sang Mama.

"Cerita ini aja ya pa." Ucap Sanni sambil memberikan buku cerita yang berjudul Si Kancil dan Kura-kura.

"Lho bukannya ini sudah Papa beliin dulu, kok Sanni beli lagi ?" tanya sang Ayah sambil mencermati judul besar buku cerita tersebut, seingatnya ia pernah membelikan Sanni buku ini, bahkan seingatnya juga ia sudah pernah 3 kali mendongeng kan cerita ini.

"Mama yang mau beliin Sanni buku itu pah, kata mama itu buku ceritanya bagus, nanti Mama bakal bacain buku cerita ini kalau Sanni mau tidur, jadi Sanni mau deh di beliin buku yang udah Sanni punya."

"Ya ampun Sanni..,,," Adi benar-benar tak menyangka anaknya memiliki pikiran seperti ini

"Maafin Sanni ya Pah, Sanni tahu itu pemborosan, tapi Sanni nggak mau Mama kecewa sama Sanni dan pergi lagi ninggalin Sanni sama Papa." Dan lihat sekarang mata Sanni sudah memerah kembali sepertinya hari ini ia ta akan pernah bosan untuk mengeluarkan air matanya itu.

"Nggak kok, Papa nggak akan marah sama Sanni, sini papa peluk Sanni, papa sayang banget sama putri kesayangan Papa satu-satunya ini." Ucap Adi sambil merentangkan tangannya dan memeluk putri kesayangannya itu, dan tanpa mereka sadari ada seseorang yang melihat kebersamaan mereka.

"Sanni juga Sayanggg bangett sama Papaa." Jawab sang putri sambil menyambut pelukan sang Ayah.

"Nah sekarang ayo papa bacakan lagi ceritanya." Ucap Adi sambil membuka lembaran pertama buku tersebut.

"Nggak usah deh pah, Sanni langsung mau tidur aja."

"Benerannih, nggak mau Papa dongengin ?"

"Iya Papah Sanni yang paling ganteng, tapi Papa harus janji ya kalau Sanni bangun tidur nanti Mama harus sudah ada di samping Sanni, okee ?"

"Oke, Papa janji sekarang selamat tidur tuan putri." Ucap Adi sambil mencium kening putrinya dan keluar dari kamar sang putri yang didominasi dengan warna pink itu.

***

Di lain tempat, tepatnya didepan kamar Sanni, Hana masih betah melihat kemesraan ayah dan anak itu, ia benar-benar merasa bersalah karna kecerobohannya yang lupa menjemput Sanni, sehingga membuat Adi cemas dan terpaksa pulang untuk mengurus Sanni , ya walaupun seingat Hana bahwa hari ini Adi akan pulang terlambat karna akan menghadiri pertemuan penting di perusahaannya, tapi lihat sekarang semuanya berantakan karna kecerobohannya.

"Puas dengan hari ini ?" terdengar suara Adi sehingga membuat lamunan Hana terpecah.

"Mak..sud..Mas ?" Dan bagus sekali mulut Hana ini, padahal ia jelas-jelas tahu kesalahannya.

"Kamu pura-pura lupa atau tidak tahu ? kan saya sudah bilang jangan lupa untuk menjemput Sanni, tapi apa kamu malah tak menjemputnya."

"Maaf Mas, aku tahu aku salah, maaf mas." Hanya itu yang dapat dikatakan oleh Hana, karna ia juga tak tahu kata-kata apa yang pantas diucapkannya setelah dengan bodohnya ia lupa dengan kewajibannya untuk menjemput Sanni.

"Maaf kata kamu ? kamu tahu Sanni nangis gara-gara kamu, ia menunggu kamu selama satu jam, tapi apa kamu tidak datang menjemput Sanni, bagaimana tadi kalau ada apa-apa sama Sanni ? kamu mau tanggung jawab hah ? saya tahu kamu pasti masih terkejut dengan keadaan kamu yang sudah menikah dengan duda beranak satu seperti saya, saya tidak mempermasalahkan kekagetan kamu, tapi tolong pikirkan Sanni, anak saya masih kecil untuk mengerti masalah kita, Sanni juga sudah menganggap kamu sebagai ibunya, tidak bisakah kamu menganggap anak saya sebagai orang yang kamu sayangi ?"

"Aku benar-benar minta maaf mas, aku tahu aku salah, aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi mas, aku juga menyayangi Sanni seperti anakku sendiri mas, aku tak pernah berpikir untuk melakukan hal-hal kejam yang membuat Sanni menangis." Ucap Hana menjawab ucapan suaminya itu, ia benar-benar menyesal sekarang.

"Dan nyatanya kamu sudah berhasil membuat anak saya menangis, kamu tega membiarkan anak saya menunggu begitu lamanya, kamu tega mengecewakan saya, awalnya saya berpikir kamu adalah orang yang baik-baik, kamu tidak mungkin mengecewakan saya, ternyata saya salah menilai sikap lugu dan penurut kamu, saya benar-benar salah mengira bahwa kamu perempuan yang taat beragama, perempuan yang akan mengurus anak saya dengan baik, tapi apa ini kenyataannya kita baru menikah tiga minggu dan kau sudah membuat anak saya menangis."

"Mas aku benar-benar minta maaf, aku tahu aku salah, tapi bisakah mas tak mengatakan hal yang menyakitkan seperti itu, aku tahu aku bukan perempuan yang sempurna untuk menjadi ibu untuk Sanni, tapi aku , manusia mas aku wajar punya kesalahan, maaf belum bisa menjadi istri dan ibu yang baik, aku akui mas pada awalnya aku memang sangat sulit menerima kenyataan ini, usiaku masih 20 mas, belum ada impianku untuk menikah diusia ini, apalagi mengurus anak, tapi ternyata seiring berjalannya waktu aku mulai sadar bahwa ini takdir hidup yang kupunya, aku harus bertanggung jawab saat mas sudah mengucapkan saya terima nikahnya di depan waliku, dan sekarang aku sudah mulai mencintai Sanni seperti anakku mas, aku bahkan berharap bahwa ini adalah pernikahan pertama dan terakhirku mas." Jawab Hana sambil menangis, ia sudah lelah karna memiliki kehidupan pernikahan yang tak semanis ia bayangkan, tapi setelah mengeluarkan unek-unek yang mengganggu pikirannya Adi malah menatap Hana sebentar dan langsung pergi keluar rumah tanpa mengucapkan sepatah kata apapun. Dan kontan saja setelah suaminya pergi keluar rumah tangisan Hana semakin kuat ia benar-benar menyesal kenapa suaminya seperti tak memberikan kesempatan untuk menjelaskan apa alasannya sehingga ia telat menjemput Sanni.

***

Setelah insiden kemarin berlalu, sifat Adi masih sama saja, tetap tidak banyak bicara dan Hana pun masih merasakan aura kemarahan dari suaminya itu, Hana benar-benar merasa seperti istri yang kurang ajar kemarin, ia dengan bodohnya menjawab ucapan sang suami, padahal waktu itu ibu mertuanya sudah pernah mengatakan bahwa jika Mas Adi marah jangan pernah menjawab apa yang sedang diucapkannya, karna jika ucapannya dijawab maka suaminya itu akan makin emosi, Ibu mertuanya juga menyarankan saat Suaminya marah lebih baik Hana diam dulu, tidak usah menjawab, biarkan Suaminya tenang dulu dan baru membicarakannya dengan baik-baik.

Hai saya baru update, Vote dan komentar ditunggu, yaa..

terimakasih buat yang sudah membaca, yang vote, yang komen di cerita ini..

salam hangat, Loveyole..


Continue Reading

You'll Also Like

998K 109K 46
[PRIVATE ACAK! SILAHKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "NENEN HIKS.." "Wtf?!!" Tentang kehidupan Nevaniel yang biasa di panggil nevan. Seorang laki-laki yan...
116K 237 12
hai gays cerita ini khusus menceritakan sex ya, jadi mohon yang pembaca belom cukup umur skip saja☺️🗿, sekumpulan cerita dewasa 18++
Cafuné By REDUYERM

General Fiction

62.2K 6.3K 28
(n.) running your fingers through the hair of someone you love Ayyara pernah memiliki harapan besar pada Arkavian. Laki-laki yang ia pilih untuk menj...
657K 7.5K 29
Warning konten 21+ yang masih dibawah umur menjauh. Sebuah short story yang menceritakan gairah panas antara seorang magang dan seorang wakil rakyat...