That Sexy CEO Is Mine

By peacyygurls

173K 3.2K 193

Astaga, Omg! Omg! Aku yang masih sekolah ditahun akhir SMA ku harus menikah demi menuruti wasiat kakekku dan... More

CHAPTER 1
CHAPTER 2
CHAPTER 4
CHAPTER 5

CHAPTER 3

33.1K 595 15
By peacyygurls

Azka POV

"Gue terima perjodohan ini." Ucapku sambil menatap lekat kearah matanya

Ya, aku putuskan untuk menerima perjodohan ini.

Gadis manis didepanku langsung mendelikan matanya.

"Maksud lo apa?" Tanyanya disertai wajahnya memerah menahan marah.

Aku tertawa dalam hati. Mukanya sangat lucu dan menggemaskan. Ditambah bibir berwarna merah mudanya yang sedang menerucut itu. Ingin sekali aku menciumnya.

Eh? Sebut aku pedofil. Tapi aku pria normal.

Aku tau bibir itu pasti belum disentuh oleh pria manapun.

"Yaa, gue nerima kalo kita dijodohin. Masa lo gak ngerti juga sih?" Jawabku kesal.

Gadis ini lemot apa gimana sih? Dari tadi dia tanya pertanyaan yang pasti dia udah tau jawabannya

"What? Sekarang gue tanya ya, umur lo berapa? Gue lihat dari penampilan lo kayanya umur lo udah gak belasan tahun lagi." Ujarnya sambil meneliti penampilanku dari atas sampai bawah.

"Emang iya. Gue udah 23 tahun. Kenapa lo liat gue kaya gitu? Gue tampan ya? Emang." Ucapku menggodanya.

"Idihhh hellooooo! Kegeeran banget sih Om? Masih banyak kali yang lebih tampan dari lo. Dan apa yang lo mau harapin dari gue yang masih 17 tahun ini? Gue juga masih sekolah dan itu gak mungkin gue bisa jadi seorang istri!" Cerocosnya.

Hahahahah kenapa gadis ini lucu sekali. Perasaan tadi ia sangat pendiam saat makan malam. Kulihat hanya sesekali ia berbincang dengan adiknya serta Andri dan Ajeng. Tapi kenapa sekarang nyerocos terus?

Dan apa? Aku dipanggil Om? Enak saja. Memangnya perutku sudah buncit dan kepalaku botak?

"Yang gue harapin?" Kupandangi Amanda dari ujung kaki sampai kepala. Pandanganku berhenti didaerah payudaranya.

Seketika, ide jahilku muncul untuk menggodanya.

"Umm, gue suka dada lo. Lumayang berisi untuk ukuran anak remaja seperti lo. Mungkin itu sedikit harapannya. Dan jangan panggil gue Om karna gue gak setua itu." Jawabku asal disertai senyum jahil.

Langsung kutatap wajahnya. Pffffftt dia memelototiku sambil mengepalkan kedua tangannya.

"Dasar Om-om gila!" Makinya kesal sambil berlalu meninggalkanku untuk kembali kemeja.

Aku hanya tertawa lebar sambil mengikutinya kemeja makan.

"Ibuuuuuuu" kudengar ia berteriak saat kembali duduk.

"Ada apa sih? Kok teriak-teriak seperti itu?" Tanya Tante Nesa.

"Pokoknya Manda gak mau" pintanya sambil menatap kearah semua yang berada dimeja.

"Apa sebaiknya kamu gak pikirin dulu cantik?" Ucap Mama.

Kulirik ia masih diam, mungkin bingung ingin menjawab apa. Karena semua orang yang dimeja menatapnya penuh harap.

"Iya. Kamu pikirin dulu saja. Kan masih bisa saling kenalan dulu. Masih banyak waktu kok untuk kalian saling mengenal." Ujar Papa panjang lebar.

Kulihat Amanda hanya membalasnya dengan senyuman.

Aku tau itu senyuman terpaksa. Tapi,
sangat manis.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Setelah acara makan malam itu aku memutuskan untuk pulang ke apartementku. Padahal Mama ingin aku menginap dirumah.

Setelah sampai, aku langsung membasuh tubuhku. Kunyalakan shower dan mulai mandi.

Pikiranku melayang ke kejadian tadi ditaman. Kenapa wajah gadis itu ada dipikiranku?
Oh shitt! Hanya membayangkan wajahnya saja kenapa membuat juniorku bangun sih?

Sepertinya aku harus berendam diair dingin untuk menjernihkan pikiranku tentang dia.

Setelah berendam dan berganti pakaian dengan kaus tanpa lengan dan celana pendek selututku, aku merebahkan diri disinggasanaku. Yap! Apalagi kalau bukan kasur.

Aku berlama-lama dikamar mandi karna harus memuaskan hasratku itu. Semua itu gara-gara gadis itu! Hanya membayangkannya saja aku sampai harus menghabiskan waktu 3 jam dikamar mandi.

Tapi sepertinya seru juga untuk membangun rumah tangga dengan anak abg sepertinya. Aku yakin pasti dia sangat polos dan manja. Tapi dengan senang hati aku akan menerima itu semua

Eh? Kok aku inget-inget dia terus sih? Gak gak gak, ini udah gak bener. Masa gue suka sama anak bau kencur? Hahahaha that's impossible.

Semakin lama mataku mulai meredup, mungkin efekku bekerja dari pagi tiada hentinya. Dan akhirnya jatuhlah aku dialam mimpi.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Amanda's POV

"Ayahhhhhhhh, pokoknya aku gak mau ya. Batalin semua yang diomongin tadi."Teriakku saat kami baru saja sampai dirumah.

Kurebahkan tubuhku disofa ruang tengah. Kulihat Ayah dan Ibu duduk dihadapanku.

"Kenapa sih kamu itu? Ibu lihat dia anak yang baik kok. Apalagi pas masih kecilnya dia tuh lucu banget deh. Sampe gemes ibu sama dia." Puji Ibuku.

Itukan pas masih kecil. Ibu gak tau aja sekarang dia berubah jadi om-om mesum. Belom apa-apa aja omongannya udah vulgar banget. Idihh jangan sampe deh gue dijodohin sama dia.

"Ihhh, Ibu kok malah muji dia sih? Ibu tuh harusnya dengerin omongan aku" balasku kesal.

"Udahlah Manda, kamu jalanin aja dulu. Ini tuh udah dibicarain kakek kamu dari kamu masih kecil. Dan udah pasti gak bisa diganggu gugat." Ucap Ayah.

"Memang sih seharusnya Arina yang dijodohin. Tapi berhubung dia sudah menikah lebih dulu, jadi kami putuskan kamu deh." Lanjutnya

"Dih? Gak bisa gitu dong. Seharusnya ka Rina yang dijodohin. Masa aku? Lulus SMA juga belom" sahutku

"Ya gak bisa gitu juga dong sayang. Kan Arina sudah menikah dan sebentar lagi punya anak." Balas ibuku

"Yaudah dong, suruh aja dia yang gantiin aku. Enak aja aku yang dikorbanin. Ka Rina enak menikah dengan pasangan yang dipilihnya sendiri. Ya aku? Kenal juga engga masa langsung dijodohin gitu"

"Lah? Terus Bang Raka mau dikemanain?" Celetuk adikku

Fyi aja, Arina itu Kakak ku dan anak pertama dari Ayah dan Ibu. Sekarang ka Rina sudah menikah dengan bang Raka dan tinggal di Bandung. Mereka menikah muda karna keduanya sudah sangat yakin akan pilihan pasangan masing-masing. Dan bang Raka sudah mapan dan mampu untuk berumah tangga. Sekarang mereka sedang menunggu kelahiran anak pertama mereka alias kakakku sedang hamil.

"Yaudah mereka cerai aja." Balasku asal

"Kamu tuh yaaaa, ngomong ngasal aja" teriak Ibuku kesal.

Sementara Ayah dan Haikal hanya menggelengkan kepala melihat tingkahku.

Aku nyengir dan langsung lari keatas menuju kamarku sebelum Ibu melemparkan remote tv yang ada disebelahnya.

Aku langsung naik kekasur tanpa melepas dress dan sepatu yang ku kenakan tadi.

Masa aku mau dinikahin sama om-om kaya dia? Awalnya aja aku kira dia perfect. Eh, pas diteliti lebih jauh, gak deh. Awal kenal aja udah komentar tentang dadaku. Dasar mesum!

Tapi kalo boleh jujur, ia tampan dan sangat sexy. Tipeku banget lagi. Dan Aku yakin banyak wanita yang berebut menjadi pacarnya. Gimana aku ya? Bocah ingusan disandingkan dengan pria mapan, tampan dan sexy. Bisa dihajar penggemarnya aku.

Kubuka tasku dan mengambil ponselku. Ternyata ada beberapa pesan dari Axel teman sekelasku dan yang akhir-akhir ini sedang dekat denganku.

Dan sepertinya, aku menaruh hati dengannya.

From: Axel
Amanda? Udah sampe rumah?

From: Axel
Manda, udah makan belum?

From: Axel
Nda, lo kemana? Kok gak bales

From: Axel
Nda, miss u:*

APA?!? Apa gue gak salah baca? Dia bilang kangen gue? Gue gak mimpikan? Ya Tuhan kalo mimpi jangan bangunin gue, please.

Axel. cowo ganteng, jago main futsal, pintar dan baik. Dia tidak seperti cowok remaja pada umumnya yang mencoba hal baru seperti alkohol, rokok dan sebagainya. Dia menyibukkan diri dengan menjadi kapten futsal disekolah. Selain itu dia juga sempat memenangkan beberapa olimpiade fisika dan kimia.

Dia banyak dikagumi cewek-cewek sekolah. Tetapi Axel mempunyai sifat yang sangat dingin untuk orang yang baru dikenalnya, tapi jika sudah mengenalnya ia merupakan pribadi yang konyol dan easy going.

To: Axel
Hai, maaf baru bales hihi:)

From: Axel
Lo kemana aja,Nda?

To: Axel
Gue abis pergi sama bokap nyokap. Kenapa?

From: Axel
Gapapa, kangen aja hehe:D

To: Axel
Hahahaha, bisa aja lo.

From: Axel
Gak tidur? Udah malem lohh;)

To: Axel
Iya ini baru mau tidur, tapi mau ganti baju dulu hehe

From: Axel
Besok sibuk ga? Nonton yuk? Gue traktir

demi apa dia ngajak gue nonton? Fix banget gue mauuuuuuu!

To: Axel
Boleh, jam berapa?

From: Axel
Jam 1 gimana? Gue jemput yaa:)

To: Axel
Sipp;)

From: Axel
Good night Amanda:):)

wahhhhhhh! Ini kencan pertama gue. Gue gak boleh sia-siain nih kesempatan sama cowo ganteng.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Woi, bangun gila! Ada temen lo tuh dateng." Teriak suara diluar

Ha? Siapa sih bangunin orang pagi-pagi begini, ini tuh hari libur. Ganggu aja!

"Heh cewek males! Bangun gak! Tuh temen lo gue suruh balik aja ya!" Ujar suara itu lagi.

Ck, Haikal ganggu gue mulu sih. Eh, tapi siapa yang dateng? Gue rasa gak punya janji sama siapapun kecuali Axel. Itu juga nanti siang.

Kulirik jam diatas nakas. WHAT? Udah jam setengah dua. Pasti gara-gara semalem gue terlalu senang dan kebablasan menonton film romantis kesukaan gue.

Gue baru ingat kalo tadi gue baru tidur jam 5 pagi.

Astagaa Amanda, lo tuh bego banget sih! Gimana Axel nilai diri lo kalo dikencan pertama aja lo udah malu-maluin diri lo sendiri. Arghhhh

Aku langsung berlari kekamar mandi secepatnya

"Suruh tunggu dulu! Gue lagi mandi" teriakku.

"Begadang mulu sih" teriak Haikal yang kudengar samar.

Aku mandi secepat yang aku bisa. Memilih baju secepat kilat dan keluar.

Kuambil hairdryer lalu kukeringkan rambut  cepat dan ku oleskan bedak tipis serta lip ice yang biasa kugunakan.

Kuturuni tangga dan kulihat Axel sedang berbincang dengan adikku itu

Axel langsung melihat kearahku dan tersenyum.

"Hai. Maaf banget gue ketiduran. Gue baru tidur jam 5 hehe" ucapku dengan tawa maksa

"Salah sendiri, siapa suruh gak tidur.
Dari tadi tuh pintu udah digedor-gedor, untung gak ancur" celetuk Haikal. Kupelototi adik sialanku itu.

"Gapapa kok, kita masih ada waktu" Balas Axel

"Sekali lagi maaf ya" ucapku tersenyum

"Gak apa-apa, jalan sekarang?" Ajaknya

"Yukk, Ayah sama ibu kemana?" Tanyaku ke Haikal.

"Pergi. Gak tau kemana" jawabnya datar

"Oh yaudah bilang kemereka, gue pergi" pintaku

Kunaiki motor yang dikendarai Axel. Sepanjang perjalanan kita berbincang tentang banyak hal. Kadang menertawakan orang dijalanan. Sesekali aku bertanya kenapa sih dia sangat pintar? Beda banget sama aku yang belajarnya males-malesan. Dan aku minta tips belajar dari dia hehehehe

Setelah Axel memarkir motornya, aku dan dia memasuki sebuah restaurant di dalam mall. Sengaja aku ajak makan terlebih dahulu karena aku sangat lapar.

Seorang pelayan wanita muda menghampiri kami,sangat terlihat kalo ia tertarik dengan Axel.

"Mau pesen apa mba?" Tanya pelayan itu dengan nada jutek bahkan tidak menatapku

Kulirik sinis pelayan itu.

"Umm, gue mau spaghetti sama burger yang ukuran medium ya, plus extra keju aja deh sama minumnya jus alpukat" balasku malas

"Kalo masnya mau pesen apa?" Tanya pelayan itu dengan nada lembut dan wajah sok manis. Iyuhhh

"Spaghetti aja ya sama minumnya ice choco float" jawab Axel disertai senyum.

Pelayan itu berlalu disertai senyum yang dibuat-buat. Idih gak banget. Ganjen banget sih.

"Kamu laper banget emang?" Tanya Axel diselingi tertawa

"Iyaa, aku belom makan tau. Bodo ah aku laper banget. Kamu pasti ilfeel ya sama aku?" Ucapku disertai tawa

Eh, kok Axel mendadak ngomong aku-kamu ya? Wahh kemajuan nih.

Axel tergelak. "Hahahaha, enggak sama sekali. Aku seneng kok karna kamu apa adanya. Gak kaya cewe diluar sana yang makannya sok sok didikitin. Katanya takut gemuklah, inilah, itulah haha"

"Oh pengalaman ya? Emang biasanya cewek-cewek yang jalan sama kamu begitu?" Tanyaku penasaran.

Axel tampak berpikir sebentar
"Enggak kok, kamu yang pertama"

Demi apa? Cowo sekece dia gapernah ngajak cewe jalan? Emang sih menurut gosip disekolah dia gak pernah dikabarin deket sama cewek manapun. Tapi yakali gak ada cewe diluar sana yang lagi deket sama dia.

Tapi emang ada satu cewe yang terang-terangan suka sama dia. Kalo gak salah namanya Ina dari kelas ips.

"Iya apa? Kayanya cowok kaya kamu pasti yang deketin banyak deh" ujarku

"Apaan sih, engga kok. Ada sih beberapa, tapi udah aku blacklist soalnya dari awal kenal aja udah dibikin ilfeel hehe." Ucapnya sambil nyengir

"Berarti aku diblacklist dong? Pas jalan pertama aja aku udah telat bangun begitu hahahaha" ujar ku tertawa

Axel tergelak "kalo kamu lain urusan" ucapnya

Baru aku ingin membalas, pelayan mengantarkan pesanan kami. Kulupakan pembicaraan tadi karena makanan didepanku lebih menarik perhatian.

Air liurku sampai ingin tumpah ketika pelayan itu menurunkan makanan kami satu persatu.

Nah! Untung bukan cewek tadi yang nganter makanan. Kulihat sekeliling ternyata pelayan wanita itu masih menatap kemeja kami dari bar, tempatnya berdiri. Pandangannya lapar terhadap Axel.

Kalo dia yang anter, udah aku siram pake jus pesanan ku. Eh jangan deng, minuman pesanan Axel saja. Karena aku butuh minumanku hehe.

Aku langsung mengambil garpu dan menyendokan makananku kemulut.

Hmmm rasanya enakk! Aku terus makan tanpa memperdulikan sekitarku.

"Laper apa doyan?" Sindir Axel bercanda

"Hehehehe, dua-duanya" ku angkat kepalaku untuk menatapnya.

Tapi, tunggu! Kulihat seseorang agak dibelakang kursi yang Axel duduki.

Sepertinya aku salah lihat. Tapi, kuteliti lagi meskipun ia duduk membelakangi kami, ternyata benar! Itu om-om gila yang katanya mau dijodohkan denganku.

Aku diam seketika menatapnya. Ia bersama wanita cantik dan sexy yang sedang bergelayut manja dilengannya. Dan si Om itu tampaknya tidak risih sama sekali dengan perempuan itu.

Cih! Katanya sih sok-sokan mau nurutin wasiat kakeknya untuk dijodohin. Kemaren dia bilang apa? Nerima perjodohan ini? bullshit! Buktinya sekarang dia lagi mesra-mesraan sama cewek lain.

Berarti benar, dia tidak serius sama perjodohan kami. Dan itu sama denganku.

Tuh kan, lelaki seperti dia tidak mungkin single. Pasti ceweknya dimana-mana. Dasar om-om playboy.

Glek!
Kok ada perasaan sesak dan sakit didadaku ketika melihat om-om itu bersama wanita lain.

Enggak, gak mungkin aku ada perasaan sama itu om-om.

"Nda, kamu kenapa?" Tanya Axel sambil menggoyang-goyangkan telapak tangannya didepan wajahku

Aku kaget dan mengalihkan pandangan kepadanya "Nghh, engga. Gak apa-apa kok." Jawabku sekenanya.

Entah mengapa nafsu makanku meluap begitu saja ketika melihat pemandangan tadi. Padahal aku baru menyuapkan beberapa sendok spaghettiku dan Burgerku belum kusentuh sama sekali.

Aku melamun sambil mengacak-acak makanan di depanku.

"Kok gak dimakan? Tadi katanya laper?" Tanya Axel.

"Eh iya iya" ucapku

Ketika aku ingin menyuapkan makananku lagi; pandangan mataku dan Azka bertemu.

Kulihat ada raut kaget diwajahnya.

Kuseruput cepat  jus alpukatku dan kutarik Axel untuk meninggalkan restaurant walaupun makanan kami belum habis.

"Eh eh mau kemana?" Tanya Axel kaget karena aku menariknya secara tiba-tiba.

"Udah ayok, nanti aku traktir makanan lagi deh" jawabku.

Axel langsung bangun dan menggandeng tanganku keluar menuju pintu restaurant.

Kutengok kebelakang, ternyata Azka masih melihat kearah kami. Tampak di wajahnya Azka terlihat kaget dan marah. Sementara wanita disebelahnya menyenderkan kepala dibahu Azka.

Hhhhhh, apa peduliku?

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Azka's POV

Hari yang sangat melelahkan.
Tadi aku harus menghadiri rapat para pemegang saham, untung saja semua berjalan dengan lancar.

Aku merebahkan diri disofa dalam ruang kerjaku. Kulepas dasi yang sedari tadi menempel dikerah kemejaku. Lelah.

Ngomong-ngomong apa kabar ya gadis itu? Ada perasaan ingin melihatnya lagi.

"Pak, semua rapat hari ini sudah beres dan bapak sudah menandatangani semua berkas. Jadi setelah ini bapak sudah tidak ada pekerjaan lagi. Ada yang bisa saya bantu lagi pak?" ucap Vina, sekertarisku.

"Ya terima kasih. Tolong buatkan saya kopi" pintaku.

Kulihat Vina berpikir dengan sebelah tangan memegang bahu.

"Gimana kalo kita keluar saja pak. Sekalian makan, bapak kan juga belum makan" ajak Vina

Oh iya, sekarang jam sudah menunjukan jam 1 siang dan aku belum makan. Kebiasaan ku sekali melewatkan makan siang. Kalo Mama tau, pasti dia sudah mencak-mencak.

"Boleh kalo gitu, kamu ikut ya. Saya traktir deh" jawabku.

Lumayanlah aku ajak Vina, dari pada aku sendirian. Apalagi aku tau jika ia menaruh hati padaku ia pasti dengan senang hati ikut denganku.

"Ayok pak ayok" Ujar Vina kegirangan.

Setelah memarkir Lamborghiniku, aku masuk kerestaurant didalam mall. Kulirik Vina disebelahku, ia selalu menempelkan tangannya pada lenganku. Sebenarnya aku sangat risih. Tapi mau gimana lagi aku harus mengajaknya. Lagian juga Vina gak jelek-jelek amat jadi gak malu-maluin lah.

Kalau aku pergi sendiri, sudah pasti banyak wanita-wanita yang terang-terangan menatapku lapar. Mungkin karena ketampananku ini. Bukan,bukannya aku mau sombong ya. Tapi memang seperti itu.

Pernah sekali aku pergi sendiri untuk ngopi dicafe, tiba-tiba seorang wanita datang dengan begitu agresif langsung mencium pipiku. Aihh, aku gak mau kejadian itu terulang lagi.

Setelah memasuki restaurant kami memesan dan makan dalam diam. Cacing diperutku meminta jatah lebih banyak dari biasanya. Maklum, aku tidak sarapan dan tidak terbiasa sarapan.

Sehabis makan kami tidak langsung pulang, Vina memesankan kami dessert yang katanya enak. Tetapi dessert direstaurantku sepertinya lebih enak.

Lagi-lagi tubuh Vina selalu mepet kearahku. Arrghh, dadanya yang seperti mau tumpah itu menempel pas dilenganku. Apa dia sengaja ya?

"Pak sehabis ini kita mau kemana?" Tanyanya dengan suara manja.

"Pulanglah." Jawabku datar. "Dan jangan panggil saya bapak ya kalau diluar kantor." Lanjutku

"Siap pak" jawabnya sambil melakukaan sikap hormat.

Ku edarkan pandangan keselilingku. Tuh kan, banyak wanita dari kalangan muda sampai dewasa menatap minat terhadapku dan memandang pandangan benci kearah Vina.
Mungkin mereka kira Vina itu pacarku.

Kutolehkan pandanganku kebelakang, dan tungu, tunggu. Itukan gadis yang sudah membuatku berlama-lama dikamar mandi semalam. Kuperhatikan seksama, ia makan dengan sangat lahap.

Sebuah senyum terukir diwajahku. Amanda.. Amanda gak dimana-mana nafsu makanmu begitu besar. Ckckc.

Tapi baru kusadari ternyata ia kesini dengan seorang cowok muda. Mungkin seumuran dengannya.

Kenapa aku benci sekali melihat mereka berdua. Apalagi tadi sesekali mereka tertawa dan bercanda.

Dan pandangan Amanda berhenti kearahku. Kulihat ia kaget dengan apa yang dilihatnya. Kutengok lagi, ia buru-buru bangkit dan menarik pria yang bersamanya. Kenapa mereka pergi? Lalu pria itu menggandeng tangannya.

Brengsek! Ngapain dia megang-megang Amanda.

Astaga, baru kusadari ternyata Vina sedang mengelus-elus dadaku dan tubuhnya menempel sempurna didadaku.

Apa Amanda marah melihatku dengan Vina? Lohh? Kok aku jadi memikirkan perasaannya?

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Amanda's POV

Huaaaahhh aku lelah untuk hari ini. Tapi aku sangat senang karena bisa pergi dengan Axel.
Meskipun diawali dengan insiden aku telat bangun, tapi tenang aja.

Keliatannya Axel juga gak keganggu tentanh bangun telatku itu.

Setelah makan yang belum selesai itu, aku melanjutkan untuk menonton film dengannya. Sangat seru, Axel ternyata sangat konyol dan blak-blakan. Pikirannya gak mesum lagi, gak kaya Om-om itu.

Oh iya, bicara om-om itu. Tadi saat makan aku melihatnya dengan seorang wanita yang sexy. Pantas saja Azka mau, puas deh tuh dimesumin. Aku sih ogahhh.

Dan kejadian itu membuatku sedikit tidak mood.
Untung saja Axel tidak bertanya kenapa kami tiba-tiba meninggalkan restaurant itu. Dan karena Axel juga moodku membaik.

Sekarang sudah jam 7 malam. Untung saja aku sudah makan malam dengan Axel tadi.

Aku mendengarkan musik sambil tiduran di kasur kesayanganku sambil memejamkan mata.

Tok tok tok

Karena aku tau pasti itu Haikal mau interogask tentang Axel.

"Masukk" teriakku. Aku tidak melihat siapa yang masuk, lalu tiba-tiba....

"Cowok yang tadi siapa?" Tanya suara itu.

Wait,wait,wait aku seperti mengenali suara itu.

"Ngapain Om disini? Kok bisa masuk? Siapa yang izinin?" Bukannya menjawab aku malah bertanya balik.

Ia berjalan kearah kasur dan duduk disana, disebelahku.

Ia tak menjawab pertanyaanku dan bertanya
"Aku tanya lagi ya siapa cowok yang tadi?" 
Ia tak menjawab pertanyaanku dan bertanya kali ini lebih lembut.

"Urusan sama lo apa?"jawabku sinis.

"Jadi kamu gak mau jawab?" Ucapnya sambil menatapku

"Bukan urusan lo" ujarku sambil mendelikan mata padanya.

"Urusan akulah, kamu kan udah dijodohin sama aku. Jadi aku harus tau dong" ujarnya dengan suara lebih tinggi.

"Lah, tadi siapa yang lagi nempel-nempel sambil elus-elus dada gitu?" Tanyaku sewot.

Ia tersenyum samar "kok kamu kesel gitu?"

"Idih siapa yang kesel lagi"jawabku malas

"Jadi kamu gak mau kasih tau aku?" Tanyanya lagi sambil mengelus kepalaku.

Sementara aku masih diam dan tetap memejamkan mataku.

Deg! Kok perasaanku beda ya? Kenapa jantung aku loncat-loncat gini? Padahal kita belum ada ikatan apa-apa. Dan sejak kapan dia jadi lembut dan ngomongnya aku-kamu.

"Dan lo gak mau jelasin siapa cewek plus-plus tadi?" Tanyaku kesal

Ia tergelak "plus-plus?" Tanyanya

"Iyalah plus-plus. Dadanya plus, bokongnya juga plus. Puas kan lo sama cewek kaya gitu?" Ujarku sewot.

Ia tertawa, tawanya menggelegar didalam kamarku "Kamu jangan sewot gitu, dia ituu...."

Belum sempat menjelaskan aku langsung memotong ucapannya.

Aku berdiri dan kutarik lengannya untuk keluar kamarku.

"Udah keluar, gua gak mau denger omongan lo" ucapku didepan pintu kamar.

Tetapi bukannya menuruti perkataanku untuk keluar, ia masih berdiri disana dan menatapku diam.

"Udah sana! Malah diem disitu" teriakku

Ia tetap diam dan menatapku. Aku bingung dan ikut menatap diriku.

ASTAGAAAAA!?!?!? Aku lupa jika aku hanya menggunakan bra dan hotpants. Tadi memang aku malas pakai baju setelah mandi. Dan tadi memang tubuhku tertutup selimut jadi dia tidak melihat.

Aku reflek menutup bagian dadaku dan Azka masih menatapku tanpa berkedip.

Ia langsung masuk kekamar lagi dan menarikku ke dinding. Disudutkannya aku didinding, aku tau karena punggung polosku merasakan dinginnya dinding.

Tubuhnya menghimpit tubuhku kedinding.

Aku coba berontak tapi ia malah menaruh tanganku diatas kepala. Ia tersenyum menatapku.

"Kamu cantik" bisiknya ditelingaku.

Aku coba untuk menghindar, tetapi tenagaku kalah kuat. Sementara bibirku hanya diam dan tidak bisa berkata apapun seperti terhipnotis.

Dan kurasakan benda kenyal dan basah dibibirku.

Kyakkkkkk! Ia mengambil ciuman pertamaku. Teriaku dalam hati

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Halloooo, maaf baru update soalnya kemarin-kemarin sibuk sama acara sekolah. Semoga suka ya chapter 3nya TSCIM😊

Semoga suka yaaa

Keep voting and comment☆

Love,

Amanda❤

Continue Reading

You'll Also Like

4.8M 177K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...
349K 31.1K 31
Arvi dan San adalah sepasang kekasih. Keduanya saling mencintai tapi kadang kala sikap San membuat Arvi ragu, jika sang dominan juga mencintainya. Sa...
1.6M 130K 28
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
716K 139K 46
Reputation [ rep·u·ta·tion /ˌrepyəˈtāSH(ə)n/ noun, meaning; the beliefs or opinions that are generally held about someone or something. ] -- Demi me...