Women's Final

By Zeeyunisaa

241K 8.9K 144

Gadis lugu itu yang akan menjadi wanita terakhir ku. Gadis lugu itu yang akan menemani ku sampai masa tuaku. ... More

Prolog
Derry Geraldy
Naumi Alsya
Ash
Derry Geraldy POV
Author POV
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Wedding
Percayalah
Chapter 4
READ
Chapter 5
Chapter 6
READ
Chapter 6-B
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
cerita baru

Chapter 7

9.5K 424 20
By Zeeyunisaa

"Apa benar ash?" derry menghampiri ash yang sedang duduk di sofa penthouse nya, "benar tuan, saya yakin kalau itu teman nona naumi yang waktu itu saya temukan di club milik tuan Gerry."

"Kau melihat wanita itu dimana?"

"Saya melihat nya memasuki sebuah penginapan di ibukota tuan."

"Apa kau sudah menanyakan dikamar berapa wanita itu berada?"

"Sudah tuan, nomor 224 lantai 3, nama wanita itu adalah Auri Gabia Dwany bersama suami nya yang bernama Mr. Greyson warga asli belanda tuan."

"Suami?." Derry mengernyit bingung, jika auri sudah punya suami, tidak mungkin kan jika naumi bertumpang hidup bersama mereka? Apa lagi suami nya warga asli negara belanda, sudah pasti auri mengikut suami nya pergi ke belanda.

"Tidak mungkin naumi bertumpang hidup bersama mereka ash." Derry menggelengkan kepala nya kuat kuat.

"Siapa tau saja mereka tau keberadaan nona manis tuan."

Derry mengangguk kan kepala nya, "kau benar, kau harus mencari informasi tentang istriku terus ash, setelah aku pulang dari ny aku akan langsung bertanya dengan teman nya naumi."

"Baiklah tuan, apa kau sudah siap berangkat ke ny?." ash bangkit dari tempat duduk nya dan langung mengambil tas kecil nya yang berisi charger dan keperluan handhphone nya itu, yang disusul anggukan kepala dari derry

"Aku sudah siap, semoga saja aku mendapat pemecahan masalah di ny nanti ash." derry langsung bergegas meninggalkan penthouse nya berharap setelah ini semua akan baik baik saja.

"Semoga saja tuan."

-women's final-

Setelah berada di dalam pesawat pribadi nya selama 4 jam lebih, akhirnya derry sampai di bandara dan langsung menuju ke rumah milik orangtua nya di ny. Sebuah rumah bercat putih klasik namun terlihat elegan, bertingkat 3 dan semua dekorasi nya terlihat berwarna putih, di depan halaman rumah terlihat sebuah taman kecil yang di tanami white rose, gold rose, blue rose, dan silver rose yang diselingi masing masing setiap tangkai nya. Tidak lupa juga di lengkapi batuan batuan alam yang harga nya bahkan sangat fantastis, dan ditengah halaman rumah terdapat air mancur yang berbentuk bunga white rose, sangat indah.

"Kau sudah sampai sayangg." Shofia memeluk anak nya dengan hangat disusul dengan pelukan papa dan adik sepupu nya yang bernama Difa.

"Tapi, naumi mana?" Shofia menatap dibelakang derry berharap naumi ikut serta dalam perjalanan ke ny. Tetapi nihil, naumi tidak ada.

"Kenapa kau tidak mengajak kak naumi sih? Aku kan ingin berkenalan dengan kakak iparku." Difa mengerucutkan bibir mungil nya yang dibalas dengan senyuman paksa dari derry.

"Dia sedang ada bisnis dengan teman nya, maka nya dia tidak ikut serta kesini." derry mengatur suara nya supaya tidak terlihat parau di depan keluarga nya.

"Kakak kan banyak uang, kenapa istri mu kau biarkan bekerja?"

"Istri ku kan mandiri dif, tidak seperti kamuu"

"Masa? Bisa masak gak?" difa menaikan alis nya turun baik disusul dengan senyuman devil nya, derry yang melihat nya langsung tertawa kecil, "masakan mu itu tidak seberapa, enakan masakan istriku." derry menjawil hidung adik sepupu nya yang dulu terlihat sangat tomboy itu, tetapi setelah lulus SMA difa terlihat sangat anggun, dan pandai memasak.

"Benarkah? Apa dia sama seperti wanita wanita mu itu?" Difa menyeringai kecil, pasti wanita yang dimaksud kakak sepupu nya itu adalah wanita satu malam milik nya, eh sudah sudah lagi lah kak kamu itu gak mungkin punya istri yang berbudi baik dan pekerti. Lagi lagi difa memutar bola matanya jengah

"Tidak, dia sangat berbeda, dia istimewaaaa." derry membuka mulut nya lebar lebar lalu beranjak dari sofa dan langsung menuju meja makan dimana sudah berkumpul keluarga nya itu, sedangkan difa menutup hidung nya kuat kuat.

"Ish, kakak jorok nih tann." difa melempar bantal sofa yang ada disamping nya itu, berharap akan mengenai kepala kakak sepupu nya namun gagal.

"Sudah sayang jangan begitu sama difa dia kan masih kecil, hmm untuk urusan naumi mama setuju deh sama derry, bener tuh dif naumi memang benar benar istimewa, kau pasti akan menyukai nya." Shofia tersenyum lembut, "dia sangat cantik natural."

"Aku jadi tidak sabar melihat wajah kakak ipar ku ituu, siapa nama nya tan?"

"Naumi Alsya sayang." shofia menarik kursi yang ada di samping suami nya.

"Sudah sudah makan dulu, nanti kamu pasti akan bertemu dengan naumi."

-women's final-

"Ayo kaakk! Udah ditungguin tantee janee tuhh!"

"Iya sabar, gak bisa sabar banget sih kamu." derry langsung mengambil kunci mobil milik nya yang memang ditinggalkan nya di ny.

"Kaak, tunggu deh." difa menghalangi jalan derry, "apaan sih dif? Kakak udah ditungguin mama. Kakak lagi gak mau becanda deh dif." derry langsung meninggalkan difa yang masih tidak percaya dengan apa yang dibilang kakak sepupu nya itu, pasti dia lagi banyak pikiran nih.

"Kenapa sih sayang?." Shofia melirik kearah difa dan derry secara bergantian, sedangkan derry hanya menatap malas adik ipar nya itu, derry benar benar sudah jengah dengan para bodyguard nya karna belum mendapat informasi apa apa tentang naumi.

"Tau tuh tan, kakak kaya nya lagi banyak pikiran deh, tante perhatiin gak sih? Biasa nya kakak itu gak ada bulu bulu halus di dagu nya kan? Terus sekarang adaa! Terus dia kaya gak semangat gituu tann. Perhatiin tann."

"Masa sih?" shofia melirik ke arah derry, dan menatap difa tak percaya.

"Ah iya nih, kamu kenapa sih sayang kok kaya nya lagi banyak pikiran?"

"Gimana gak banyak pikiran mah, istri ku pergi dan sekarang belum ketemu itu masih jadi beban pikiran ku." ingin rasanya derry berbicara seperti itu, tapi dengan cepat ia mengurung itu semua.

"Tidak mah, aku hanya kelelahan saja." derry melengkungkan senyuman tipis milik nya, sedangkan shofia mengangguk mengerti.

Disisi lain..

"Zayn? Kamu dimana? Aku sudah menunggu di depan pintu kamar mu."

"Iya sebentar naumi." zayn meletakan benda pipih nan canggih itu dan langsung membuka pintu kamar nya, disitu sudah berdiri naumi dengan wajah polos nya yang memakai baju santai, yaitu baju blouse merah muda dan celana jeans biru. Di lengkapi dengan sepatu flat nya yang senada. Rambut sepundak nya dibiarkan tergerai indah.

"Ayo masuk." zayn tersenyum lembut, namun naumi menggelengkan kepala nya.

"Kenapa?" zayn mengernyit bingung, naumi hanya menunduk.

"Aku lebih baik menunggu disini saja zayn."

Naumi POV

Tidak mungkin kan aku masuk ke dalam kamar zayn, lebih baik aku menunggu disini saja, dari pada nanti menimbulkan fitnah yang tidak tidak.
"Tsk, baiklah." zayn tertawa kecil, lalu mengacak rambut ku.

Setelah zayn selesai, aku dan zayn langsung pergi ke sebuah caffe untuk meet and greet bersama restaurant berbintang yang akan bekerja sama dengan rastaurant mr. Grewson. Entah kenapa sedari tadi perasaan ku bercampur aduk, antara gelisah dan deg degan. Semoga tidak terjadi apa apa disana nanti.

"Kau kenapa naumi?." zayn mengernyit bingung.

"Aku gelisah zayn."

"Tidak apa apa, semua akan baik baik saja." zayn mengelus puncak kepala ku sambil tersenyum lembut, sebenar nya aku sedikit tidak suka saat zayn selalu mengacak rambutku. Entahlah, aku selalu ingat derry saat zayn melakukan itu semua. Dan aku akui jika aku sangat merindukan derry, merindukan saat saat derry menangkup kedua pipi ku dan di saat derry mengacak rambut ku asal. Aku sangat merindukan itu semua.

"Ayo turun, kita sudah sampai." zayn membuka kan pintu mobil untuk ku, "zayn, lebih baik kau tidak usah terlalu berlebihan, aku jadi tidak enak dengan mu." aku tersenyum tipis, lalu menghembuskan nafas gusar.

"Hm, tidak masalah bagiku naumi. Apa kau sakit?" aku menoleh ke arah zayn yang saat ini punggung tangan nya sudah menyentuh dahi ku. Aku dengan cepat melepas tangan nya sambil tersenyum kecut. "Tidak, aku tidak sakit zayn."

"Serius?" zayn masih menatap ku tak percaya.

"Ya, aku serius zayn. Ayo nanti mereka sudah menunggu."

Setelah sampai di tempat yang sudah di janjikan, mr. Grewson tersenyum lebar menyambut kedatangan kami berdua. Tapi, disini belum ada siapa siapa, hanya ada mr. Grewson sendirian.

"Hallo, mr. Grewson kenapa hanya ada kau saja? Dimana yang punya restaurant berbintang itu?" zayn menatap mr. Grewson dan langsung mendudukan diri nya di jejeran kursi putih yang sudah tersusun rapih

"Sebentar lagi mereka sampai, aku tidak sendirian. Aku bersama adik ku dan istri nya. Tapi mereka sedang membeli cemilan untuk istri nya yang sedang hamil muda. Maklum, pengantin baru yang langsung diberi momongan." mr. Grewson tertawa lebar, aku yang sudah mengerti sedikit tentang bahasa inggris langsung tersenyum lembut. Setidak nya nanti aku akan ada teman wanita untuk berbincang bincang. Tapi, jika adik mr. Grewson sudah menikah, kenapa dia belum menikah? Padahal umurnya sudah hampir 28 tahun. Kalah dia sama adiknya. Aku pun tertawa kecil membayangkan nanti adik nya sudah punya anak tetapi dia belum menikah sama sekali.

"Kau kenapa naumi?" zayn menatap ku bingung, disusul dengan tatapan mr. Grewson yang sama percis dengan zayn.

"Oh, tidak apa apa." aku berusaha tidak tertawa lagi, tapi ini benaran lucu. Lucu sekali.

Mereka berdua pun mengangguk mengerti, tiba tiba suara kaki muncul di belakang ku, mr. Grewson pun tersenyum menyambut tamu tersebut, apa yang datang itu pemilik restaurant berbintang? Aku pun berbalik berniat menjabat tangan, namun baru saja aku melayang kan tangan ku, dan aku sangat terkejut, yang datang ternyata..

"Auri!?" aku menatap auri tak percaya, bilang kalo suami auri adalah adik nya mr. Grewson yaitu bos satu bulan ku? Yatuhan, terimakasih kalau itu benar!

"Naumi? Yaampun ternyata lo di restaurant milik mr. Grewson? Gua kira lo bukan disini karna aina gak ngasih tau gua sih."

"Iya aku disini dikasih kepercayaan sama aina untuk jadi chef satu bulan di restaurant nya mr. Grewson, aku gak tau kalo ternyata adik nya mr. Grewson itu ya suami kamu." aku pun tertawa riang, akhirnya aku bisa ketemu sama auri lagi, auri pun tak kalah bahagia nya.

"Iya, suami ku itu adik dari mr. Grewson, mereka punya restaurant di ny, karna itu aku dan suami ku kesini, padahal kami kemarin ke ibu kota, niat nya sih ingin bertemu kamu, tapi kata aina kamu udah di ny." aina pun memeluk ku, dan aku pun membalas pelukan dari auri.

"Kalian saling kenal ya?" mr. Grewson angkat bicara, auri pun mengangguk riang, "iya kak, ini sahabat ku dan sahabat nya ms. Aina."

Aku pun tersenyum, "dia masih single kan ri?" aku dan zayn pun spontan melebarkan kedua mata ku, ah yang benar saja. Walaupun hubungan aku dan derry memang sedang tergantung kaya cabe di keringin.

"Tidak kak, dia sudah menikah"

"Oh maaf ms. Naumi. Saya tidak tau" terdengar suara penyesalan disana, namun aku tidak ambil pusing, karna niat aku berada disini untuk berkerja bukan untuk bermain main.

Aku pun tersenyum kecut, auri pun mengelus punggung ku.

"Nah ini dia ms. Jane sudah datang." mr. Grewson menyambut uluran tangan wanita yang ada dibelakang ku.

"Maaf mr. Grewson kami terlambat, dimana chef yang akan berkerja sama dengan restaurant mama saya?."

Suara nya, seperti suara derry. Aku pasti menghayal. Tidak mungkin itu derry. Aku pun berbalik badan.

"Naumi?"

"Derry!?" aku menegang di tempat ku, jantung ku berhenti berdetak untuk kesekian kali nya. Kaki ku berubah seperti jelly yang tak kuat menopang berat badan ku sendiri. Kemudian semua nya gelap.

-women's final-

Aku terbangun saat merasakan punggung tangan ku basah dan suara tangisan yang tidak asing dikepala ku, aku berusaha mengingat semua yang terjadi tadi, derry. Ya derry kembali. Aku mengangkat kepalaku dan menjauhkan tangan ku dari genggaman derry.

"Kau sudah sadar?" derry terlihat sangat kacau dan keringat yang mengucur deras, padahal ac di kamar ini sudah sangat dingin.

"Maaf kan aku, ku mohon jangan pergi lagi" derry mengenggam tangan ku dan langsung mengecup nya berkali kali sambil memohon, lalu aku mengusap air matanya.

"Lelaki tidak perlu menangis." aku mengamati wajah nya, wajah yang selama ini sangat aku rindukan. Senyuman nya, tatapan nya, kebiasaan nya yang selalu aku rindukan. Aku mencintai nya, dia suami ku. Walaupun hubungan kami sudah retak. Tak terasa air mata ku sudah meluncur di kedua kelopak mataku, beban yang selama ini ku pikul sendiri, kesepian yang selalu ku rasakan sendiri, perasaan rindu yang selalu ku tahan, kini ku tuangkan semuanya bersama tangisan ku.

Tangan besar nya menyentuh kedua pipi ku, mengusap air mata yang sudah jatuh membasahi pipi ku, aku terisak saat ia memeluk ku, sangat lama. Disana kami menumpahkan semua perasaan rindu yang selama ini sudah ku tahan.

"Jangan menangis, hatiku tambah sakit jika melihat istriku menangis."

"A-aku mi-minta maaf sa-ma ka-mu derr-ry"

"Tidak perlu sayang, aku yang harus minta maaf sama kamu." derry mengecup puncak kepalaku, "kita mulai dari awal lagi ya? Tapi kamu harus janji, jangan pernah tinggalin aku lagi." aku pun mengangguk lalu tersenyum



Hay Author balik lagii^^
Maaf yaa telat post soalnya lagi disimpen di draff, maaf juga author udah gantungin kalian kaya ikan asin dikeringin:p:p
Next Chapter 120++ janjii langsung di nexttt.
Maaf juga kalo misalnya feel nya gak dapet karna jujur author gak bisa buat adegan sedih nya lama lama:(

Karna author aslinya banyak becanda dan moody, jadi kalo buat cerita sedih author sedikit berfikir keras buat lanjutan nya.
Makasih ya yang masih setia sama lapak nya Derry-Naumi
Laffff❤❤❤❤

Continue Reading

You'll Also Like

1M 49.5K 66
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
541K 51.8K 30
Lily, itu nama akrabnya. Lily Orelia Kenzie adalah seorang fashion designer muda yang sukses di negaranya. Hasil karyanya bahkan sudah menjadi langga...
2.4M 19.8K 43
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
666K 1.3K 15
WARNING!!! Cerita ini akan berisi penuh dengan adegan panas berupa oneshoot, twoshoot atau bahkan lebih. Untuk yang merasa belum cukup umur, dimohon...