Cocky & Sassy

De tychilaude

17K 2.1K 678

[✔ | louis tomlinson fanfiction] ❝When cocky and sassy meets.❞ Medyo melirik Louis yang membelakanginya, Medy... Mais

• cast •
• 02 •
• 03 •
• 04 •
• 06 •
• 07 •
• 08 •
• 09 •
• 10 •
• 11 •
• 12 •
• 13 •
• 14 •
• 15 •

• 05 •

1.2K 161 53
De tychilaude

Hari Louis tidak seburuk biasanya, dan yang membuat harinya indah adalah dia tidak mendapati manusia yang selalu menistakannya, sudah seharian Tara tidak menampakkan dirinya baik dihadapan Louis maupun dilayar ponsel Louis. Biasanya jika Louis sudah pulang, ia biasa mendapati Tara berkeliaran di apartemennya dan kali ini tidak.

Louis yang tadinya ingin berjalan ke dapur kembali mundur setelah melihat seorang pria yang sedang duduk di sofa menghadap ke TV. Louis melipat lengannya di punggung sofa sembari melihat temannya yang sedang shirtless. "Kemana Zayn?"

"Katanya dia lapar," jawabnya tanpa menoleh. Setelah mendengar jawaban dari Harry, Louis ikut duduk disampingnya.

"Harry," panggil Louis membuat Harry yang tadi menatap lurus ke depan sekarang menoleh ke samping. Harry mengeritkan keningnya melihat Louis yang memandangi tubuhnya, dan membuat Harry bingung kenapa Louis melihat sekitarnya tampak berjaga-jaga. "Kau tahu 'kan kalau kita hanya berdua sekarang?"

Secara tiba-tiba Harry menyilangkan kedua tangan di depan dadanya dan menggeleng cepat. "Aku belum siap!"

Louis langsung melempari Harry dengan menggunakan bantal sofa. "Kenapa selama aku menyandang gelar single, kalian selalu berpikir yang aneh-aneh tentang aku!"

Harry mendengus sebal, "Lagipula, kau sendiri yang membuat orang curiga. Kenapa kau menatap tubuhku, seolah-olah kau bernafsu melihatku."

Louis mendecakkan lidahnya dan kembali memukul kepala Harry. "Kau lihat aku sedang shirtless dan kau juga shirtless. Lebih baik kau pakai baju sekarang, aku takut Tara tiba-tiba datang dan berpikir macam-macam. Aku tidak mau menjadi bulan-bulanannya."

Harry hanya tertawa mendengar perintah Louis. "Untuk apa kau memikirkan perkataan dari mulut berbisa itu jika kau memang mengaku straight?"

Louis mengangguk membenarkan perkataan Harry, namun tidak lama kemudian ia kembali menggeleng. Harry bisa berkata seperti itu karena dia tidak pernah diejek Tara, mengingat selama ini Harry selalu meneraktir Tara. Sedangkan Louis? Mungkin Tara akan demam jika sehari saja tidak mengejek Louis, kalaupun mereka tidak sempat bertemu, Tara menyempatkan untuk mengejek Louis melalui obrolan di media sosial. "Harry, bagaimana jika Tara-"

"Sudahlah, kau tidak perlu memikirkan perkataannya. Lagipula kalaupun dia berpikir kau gay, setidaknya seleramu tidak buruk."

"Maksudmu aku menyukaimu?" tanya Louis selagi ia mengarahkan telunjuknya secara bergantian ke Harry dan ke dadanya sendiri.

"Aku tidak mengatakan itu."

"Tapi yang tadi?" Harry hanya tersenyum miring seraya menggeleng tidak menanggapi perkataan Louis.

"Louis, lebih baik kau makan. Mungkin kau lapar sampai berpikir yang tidak tidak. Aku sudah membuatkan makanan untukmu," ujar Harry.

Louis tersenyum lalu mengusap pipi Harry pelan. "Kau benar-benar istri idaman, lama-lama aku akan menikahimu."

"Aku jadi istrimu?" tanya Harry tertawa terpingkal-pingkal, Harry memegangi perutnya karena tidak bisa menahan tawanya sedangkan Louis menatapnya aneh karena merasa apa yang lucu dari perkataannya, ia hanya merasa perkataannya barusan menggelikkan bukan lucu. "Ahk. Aku tidak mau jadi istrimu. Masa, aku sebagai istri yang harus menghidupi suamiku."

"Aku batal memakan masakanmu, kau sama saja dengan Tara," ucap Louis berpura-pura marah dengan bergeser menjahui Harry.

Sebenarnya Louis sedang menunggu Medyo yang akan datang ke Apartemen untuk mengajarinya. Louis kembali membuka whatsapp dari Medyo. Tanpa Louis sadari, ia terkekeh pelan setelah kembali membaca percakapannya dengan Medyo, semenjak Medyo mengatakan kalau Louis boleh bertanya apa saja melalui pesan, namun yang ada Louis bukan menanyakan tentang Nadine melainkan memberikan Medyo pertanyaan yang menjengkelkan. Louis menggunakan kesempatan itu untuk membuat Medyo kesal dengan pertanyaan menjengkelkan darinya, Louis menjadikan itu sebagai ajang balas dendam karena menganggap Medyo telah ikut campur akan hubungannya dengan Nadine.

Harry melihat Louis yang sedang terekekeh di sampingnya sambil menatap ponselnya, karena penasaran Harry merampas ponsel Louis. "Woah, dia pacar barumu?"

Louis segera berdiri dan berusaha mengambil ponselnya dari tangan Harry. Louis melompat berusaha menggapai ponselnya. Harry memang lebih tinggi dari Louis, Harry mengangkat tangannya belum lagi ia berjinjit agar Louis tidak dapat menggapai ponsel yang ada di tangannya. "Harry! Kembalikan. Itu privasiku!"

Louis terus berusaha mengambil ponselnya dari tangan Harry dengan cara apapun dan, tanpa Louis sadari sekarang dia memeluk Harry. Karena saling dorong, Harry kehilangan keseimbangannya membuat tangannya secara refleks menarik tangan Louis. Dan adegan tidak diinginkan pun terjadi, Louis jatuh diatas tubuh Harry. "Oh my God!"

Secara bersamaan Louis dan Harry menoleh ke sumber suara melihat tiga orang yang baru saja datang menatap keduanya, ketiga orang itu tampak shock, terlebih Zayn. Zayn menjatuhkan kantong plastik di tangannya secara dramatis. "Ini yang aku takutkan jika meninggalkan kalian berdua di Apartemen. Aku sudah mencurigai kalian sejak dulu dan sekarang-"

"Stop!" pekik Louis lalu mengambil ponselnya dari tangan Harry yang masih menganga, bingung harus menjelaskan apa. Louis dengan cepat menyingkir dari atas tubuh Harry kemudian menghampiri tiga orang yang masih menatapnya. "Ponselku direbut Harry dan aku berusaha mengambilnya. Ini buktinya."

Tara tertawa mengejek, dan pastinya itu untuk Louis. "Astaga. Harry, harusnya kau pilih pilih. Jangan mau dengan Louis, ew. Apa yang kau harapkan dari Louis, wajah kurang, tinggi kurang, uang apalagi-"

"Terserah kalian," jawab Louis acuh, dia sudah bosan menanggapi Tara. Pandangan Louis tiba-tiba fokus pada perempuan yang berdiri di samping Tara, perempuan itu tampak masih tidak percaya. "Kenapa kau bisa ada disini?"

"Aku sama dia," ucap Medyo dengan menunjuk Zayn yang memungut kantong plastik yang tadi ia jatuhkan. "Aku tadi ingin menghubungimu, tapi aku melihat dia yang juga makan di McD. Aku tahu dia temanmu karena aku masih mengingat wajahnya saat di restoran malam itu, dan aku memintanya untuk menemani aku ke apartemenmu, ternyata kalian tinggal-"

"Ayo," dengan segera Louis menarik tangan Medyo, sebelum gadis itu menjelaskan panjang lebar sesuatu yang tidak penting.

"Bagaimana ceritanya seekor Louis mengenal seorang gadis cantik?" tanya Tara pada kedua temannya, sedangkan keduanya hanya mengedikkan bahu dan terus melihat Louis yang berjalan seraya memegang tangan Medyo.

Zayn menepuk bahu Harry. "I know you feel, bro."

"Lama-lama aku akan menciummu jika kau terus mencurigai aku gay," ucap Harry dengan menatap tajam Zayn.

+

Louis tidak bisa berkonsentrasi mendengar penjelasan dari Medyo, semua itu karena ada Tara di Apartemen, yang dia takutkan Tara akan datang menghampirinya dan mempermalukan Louis. Ia tidak suka dipermalukan didepan orang yang bukan sahabatnya, terlebih didepan seorang gadis. Louis terus melirik Tara yang sedang tertawa bersama Harry dan Zayn di depan TV.

"Nah, bagaimana. Kau mengerti?" tanya Medyo setelah menjelaskan panjang lebar pada Louis. Balasannya, Louis menggaruk tengkuknya sambil tersenyum atau yang lebih tepatnya menyengir karena pertanyaan Medyo.

"Umpp. . . t-tadi bagaimana?"

Medyo menggembungkan pipinya setelah mendapat respon dari Louis. Medyo memiringkan kepalanya menatap Louis yang pandangannya fokus pada ketiga sahabatnya. "Apakah dia pacarmu?"

"Bukan!" jawab Louis cepat. "Siapa yang mau dengan perempuan seperti dia."

Medyo terkekeh pelan karena jawaban Louis yang menurutnya tidak sesuai dengan pertanyaannya. "Bukan, maksudku pria itu."

"Sialan! Selama aku menyandang gelar sebagai single, orang-orang berpikir kalau aku gay. Aku bisa membuktikan kalau aku bukan gay, aku bahkan bisa menunjukkannya padamu."

Medyo mengerit jijik. "Dari tadi aku bicara kau tidak memperhatikanku, kau justru sibuk menatap mereka. Belum lagi tadi aku mendapatkan sesuatu ketika aku baru datang."

"Aku mengerti apa yang kau jelaskan," ucap Louis.

Medyo menaikkan sebelas alisnya, ia kemudian menutup semua bukunya. "Oh ya?"

"Oh. . . jadi ini yang menyebabkan uangmu habis," ucap Tara yang baru menghampiri Louis. Tara kemudian duduk di pada sofa yang sama dengan Louis. Tara melemparkan buah apel yang ada ditangannya pada kepala Louis. "Kau pacar Louis?"

Medyo langsung menggeleng cepat. "Bukan."

"Kupikir kau pacarnya. Lagipula tipe wanita idaman Louis itu seperti aku."

"Pergilah Tara, sebelum aku menabur garam disekitarmu." buah apel yang tadi mendarat di kepalanya kembali ia lemparkan di kepala Tara, membuat Tara mengerang dan membalasnya dengan menendang Louis. "Sejak kapan aku mengatakan kalau kau tipeku!"

Tara menggigit buah apelnya sebelum menjawab pertanyaan Louis. "Sejak kau bertambah tinggi."

Medyo menggigit pipi bagian dalamnya merasa senang bisa melihat orang yang ada di hadapannya kesal. "Ngomong-omong, kita tadi belum berkenalan"

"Namamu Medyo. Harry yang mengatakannya padaku, kau mantan pacar Harry," jawab Tara santai dengan masih menggigit buah apelnya, Medyo hanya mengangguk dan menggumamkan kata oh sebagai responnya, berbeda dengan eskpresi dari Louis yang bisa dibilang berlebihan, ia terlihat shock.

"B-bagaimana ceritanya kau pernah pacaran dengan Harry?"

"Itu gampang," jawab Tara, padahal harusnya pertanyaan Louis dijawab oleh Medyo. "Harry bisa berpacaran dengan siapapun. Dia punya banyak uang."

"Excuse me," ucap Medyo merasa tersinggung sekaligus tidak terima.

"Maaf, aku tidak bermaksud."

Louis membulatkan mata dan mulutnya heran mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh sahabatnya. "Oh kau juga bisa meminta maaf."

"Kecuali untukmu. Kata maaf itu haram aku ucapkan untuk seorang Louis Tomlinson."

"Aku pacaran dengan Harry bukan karena uangnya, menurutku dia pria yang baik dan juga manis, sehingga aku mau pacaran dengannya," kata Medyo tanpa menatap mata salah satu dari orang yang ada di depannya. Tara dan Louis saling melirik satu sama lain.

"Lalu, kenapa kalian putus?" tanya Louis mewakili isi otak Tara yang sebenarnya juga penasaran.

"Karena kami tidak cocok," jawab Medyo membuat Tara tidak bisa menahan untuk tidak memutar bola matanya, jawaban Medyo adalah jawaban khas yang dijadikan orang sebagai alasan hubungan berakhir. Meskipun kurang puas, Tara tidak mau bertanya yang lebih jauh lagi, lagipula apa manfaatnya bagi Tara jika ia mengetahui mengapa hubungan Harry dan Medyo berakhir.

"Tapi, kenapa kalian bisa sesantai tadi saat bertemu?" tanya Louis lagi.

"Memangnya kenapa? Aku harus menghindar, begitu. Bagaimana jika mantanku ada dimana-mana dan aku selalu menghindar ketika aku melihat mantanku, aku tidak bisa melihat dunia jika aku seperti itu," pungkas Medyo.

"Aku salut padamu," ucap Louis.

"Pertanyaan kalian itu seperti pertanyaan orang yang tidak pernah memiliki mantan," kata Medyo seraya membereskan bukunya.

"Aku punya-"

"Hanya satu," potong Tara.

"Hey! Itu tandanya aku tidak sembarang pacaran," ucap Louis membela dirinya, merasa tidak terima karena perkataan Tara menyudutkannya.

"Oh Louis," Tara menjeda kalimatnya seraya mendecakkan lidahnya tampak kagum dengan jawaban Louis. Tara menggeleng pelan, "Kau bukanlah orang yang pemilih, kau memang tidak laku."

"Aku suka denganmu, mari berteman," ucap Medyo dengan nada candaan, bahkan perkatannya seperti orang yang sedang bergumam.

Tara mengulurkan tangannya, membuat Medyo menatap tangan Tara. Medyo awalnya ragu, namun pada akhirnya ia menempelkan telapak tangannya pada telapak tangan Tara. "Aku Tara. Aku sahabat Louis."

Louis bergidik ngeri mendengar pengakuan dari Tara. "Ew."

"Kau harusnya bersyukur punya sahabat seperti aku," kata Tara selagi ia mengaitkan lengannya pada bahu Louis, sedangkan balasannya Louis memegang tangan Tara lalu dengan cepat menyikirkan tangan Tara dari bahunya, seperti menganggap tangan Tara adalah sesuatu yang menjijikkan yang harus segera ia pindahkan dari bahunya.

"Kau dalam bahaya," bisik Louis ditelinga Medyo, ia lalu bangkit dari duduknya. Yang ia takutkan Tara akan mengatakan hal yang macam-macam pada Medyo membuatnya semakin disudutkan. Mengingat Zayn yang dulunya tidak seperti sekarang, akibat terlalu sering bergaul dengan Tara, salah satu sahabat Louis itu jadi mirip seperti Tara.

"Kau tidak berotot Louis, untuk apa kau shirtless," ucap Medyo.

Louis kembali memutar tubuhnya. "Kau cocok dengan Tara. Kalian buat saja kelompok untuk menindas aku. Ngomong-omong terima kasih telah menyempatkan untuk datang disela sela kesibukanmu."

"Aku tadi menjelaskan apa saja yang menjadi favorit Nadine. Tapi karena kau tidak memperhatikannya, jadi aku tidak mau menjelaskannya lagi."

"Apa?!"

"Nadine?" ucap Tara, gadis itu menaikkan sebelah alisnya menatap Louis. Louis mengumpat karena perkataan Medyo, itu akan dijadikan Tara sebagai bahan olok-olokan lagi.

"Astaga Louis, aku turut prihatin. Kau sangat mengenaskan."

"Ya, kau bisa menghinaku semaumu jika itu yang membuatmu bahagia."

"Dengan senang hati," ucap Tara tidak menunjukkan wajah bersalahnya sama sekali.

"Ayo Medyo, aku akan mengantarmu sampai ke bawah. Kuharap kau mengurungkan niatmu untuk berteman dengan ular itu."

[29 Desember 2017]

Continue lendo

Você também vai gostar

15.5M 876K 28
- Devinisi jagain jodoh sendiri - "Gue kira jagain bocil biasa, eh ternyata jagain jodoh sendiri. Ternyata gini rasanya jagain jodoh sendiri, seru ju...
500K 37.2K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
108K 18.1K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
245K 36.7K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...