When I Open The Door

By Shuu_akina

43.1K 3.2K 766

Ketika kubuka pintu apartemenku pagi itu, aku menemukan sepasang mata biru bulat mentapku dengan binar binar... More

Prolog
The Kitty Girl
Here, Right in Kokoro
Okay
Yamette, nii chan!
Truth on Dare
Anger

Rules For You

5.4K 444 114
By Shuu_akina

Naruto tak berkirim pesan lagi dengan teman kencannya. Sekarang dia lebih konsentrasi pada bangunan bangunan disepanjang perjalanan. Tapi dia tidak mengajakku berbicara. Kuharap dia tidak lupa keberadaanku disini adalah orang yang paling penting, sebagai tempat berlindung dan sebagai orang dewasa yang bisa membimbingnya.

Hey little kitty girl, katakanlah sesuatu apadaku!

"Nii chan?"

Yes!

"Hn?"

"Supermarketnya sudah terlewat lho."

Oh...

Oke.

When I Open the Door

Desclaimer : Masashi Kishimoto

Rated : T

Genre : ComRom

Warning : AU, typos, OOC, genderswitch, FemNaru, humor gagal, romens abal, aneh, gaje, dll

DLDR :)

Atas saran Naruto akhirnya kami pergi ke Yamanaka Market, pasar tradisional yang jaraknya sekitar dua puluh menit dari apartemen jika tidak mengambil jalan memutar.

Yang benar saja, aku sampai lupa dimana letak supermarket tadi hanya karena pernyataan Naruto yang luar biasa diluar dugaanku.

"Hu'um. Shika kun, Gaara, Neji, Chouji dan Genjimayu." Dia menjawabnya dengan senyum yang lebar. "Aku pergi secara bergiliran tergantung hari. Kadang kami pergi berenam sekaligus. Menyenangkan sekali!"

Sudah kuputuskan kegiatan baru di agendaku mulai besok.

Aku mengikuti Naruto. Dia berjalan riang dengan menenteng keranjang belanja di lengan kirinya. Sepertinya dia sudah biasa berbelanja disini, buktinya bibi penjual sayur itu memanggilnya.

"Naru chan!" teriaknya sambil melambai lambaikan tangannya.

"Baa san apa kabar?" Naruto berlari kearahnya. Aku mengikuti saja.

"Aku dalam keadaan bugar seperti yang kau lihat." katanya sambil memilihkan macam macam sayur terbaik yang dia miliki.

"Syukurlah. Baa san lama sekali sakitnya, aku sampai khawatir karena lapak baa san selalu tutup saat aku belanja kemari." Naruto ikut memilah sayur mana saja yang dia inginkan. Tapi perhatianku jatuh pada setumpuk tomat dalam keranjang yang terletak di dekat Naruto berdiri saat ini.

Merah, mulus, besar, kencang dan berkilau. Tomat kualitas super!

"Naru chan kau belanja sendirian?" wanita itu terdengar mencemaskan Naruto. Entahlah, aku masih fokus dengan tomat tomat yang sangat menggoda itu. Aku akan membelinya!

"Aku bersama kakak iparku." jawab Naruto.

"Dimana dia sekarang? Kau harus berhati hati dibelakangmu ada pria mesum yang sedang mengincarmu Naru!"

Gerakanku terhenti.

HOLY SHIT!

Aku yang membungkuk dan mengulurkan tangan hendak memilih tomat tomat seksi ini, nyonya pikir saya akan melakukan apa?!

Naruto berbalik dan menatapku dengan ekspresi aneh. Bibi sialan! Awas saja jika persepsi Naruto tentangku berubah karena tuduhan tak bertanggung jawabmu, akan kuhancurkan lapak daganganmu!

"Nii chan sedang apa?"

Aku berdeham. Sial.
"Tomat didekatmu."

Bibi itu menatapku tak berkedip, Naruto melirik arah yang kutunjuk dan bergumam "Oh." lalu berbalik menghadapi bibi penjual sayur.

"Baa san, kenalkan ini Sasuke nii. Kakak iparku." katanya dengan nada riang.

Rasanya ada sesuatu yang retak didadaku.

"Eh? Dia kakak ipar mu?" Bibi itu tampak terkejut lalu berbisik dengan suara yang masih bisa kudengar. "Dia tampan ya."

Aku tahu banyak yang memuji ketampananku. Tapi aku tidak suka mereka berteriak, berbisik bisik atau menggila saat melihatku. Asal tahu saja aku benci diusik!

"Ha ha ha baa san bisa saja.." wah wah Naruto, kau ikut tersipu karena aku?

"Tapi Itachi nii, suami Kyuu nee lebih tampan lho!"

Apa?!

"Ah yang rambutnya panjang itu? Aku pernah melihatnya beberapa kali. Aih, Kyuubi beruntung ya bisa menjadi istri pria setampan itu."

Bibi...

Stay cool, aku mengambil beberapa tomat dan memasukkannya kedalam kantung plastik yang sudah disediakan. Kukumpulkan bersama sayuran yang sudah dipilih Naruto yang berupa lobak berukuran kecil, lobak putih besar lalu KENAPA SEMUANYA LOBAK?!!

"Naruto..." aku memanggilnya dengan suara rendah tak lupa dengan tatapan tajamku.

"E he he he..." dan dia mengeluarkan cengiran lebarnya dengan wajah tak berdosa. Ingin kusentil dahinya keras keras! Tapi nanti.

"Dobe."

Ya itu panggilan yang cocok untukmu!

"Apa!"

Aku tak memperdulikan protesnya. Ku pilih berbagai sayuran yang tadi sempat bibi itu tawarkan. Ternyata sayuran disini lebih bagus dan segar dari yang biasa kubeli di supermarket. Disebelahku Naruto mengerucutkan bibirnya, kurasa dia kesal. Tapi terlihat imut.

"Terimakasih baa san, sampai jumpa." kami pun pergi tapi tiba tiba dia kembali ke lapak sayur itu dan bertanya "Ne baa san, orang mesum itu masih mengikuti ku?"

Ha-ah. Bersabarlah Sasuke!

Selanjutnya kami pergi membeli daging. Lagi lagi mereka kenalan Naruto dan kami beruntung mendapatkan bonus satu kilo daging babi sebagai ucapan selamat atas pernikahan Kyuubi nee san dengan aniki. Ternyata mereka populer sekali disini.

Suasana pasar yang ramai namun tertib, lama aku tidak merasakan berbelanja dengan prosesi tawar menawar. Aku bisa hemat hampir tiga puluh persen dari budget yang biasa aku keluarkan jika berbelanja di supermarket. Naruto juga membantu. Aku tampan dan dia manis, kami dapat banyak bonus dari pedagang karena meramaikan lapak mereka.

Sekembalinya dirumah Naruto membantuku menata belanjaan bahan makanan kami. Setelah itu aku memintanya duduk diseberangku.

"Peraturan?"

"Hn."

Lalu kuberikan dia selembar kertas putih dan dia terbelalak melihatnya.

"Nii chan tapi ini lembar kosong?!"

Lalu kuberi dia sebuah bolpoin "Catat."
Dia hampir protes, tapi melihatku yang memasang mimik dingin andalanku dia hanya bisa cemberut.

"Pertama, kau harus sudah siap pada pukul tujuh dan kita akan sarapan bersama. Kedua, urus barang barang mu sendiri dan kau harus menjaga kebersihan rumah ini. Kertiga, jangan pernah melakukan sesuatu didapurku kecuali untuk bersih bersih. Aku melarangmu memasak.

"Keempat, pulang pergi sekolah aku yang akan mengantarmu. Kelima, setiap malam kau akan belajar dibawah bimbinganku. Keenam, saling membantu dalam segala hal termasuk kebersihan apartemen. Ketujuh, jam malammu adalah pukul sembilan. Delapan, jangan sungkan bertanya padaku jika ada yang tidak kau mengerti. Sembilan, beritahu aku jika ingin pergi ke suatu tempat. "

Dia terus menulis apa yang kukatakan. Lalu dia membacanya lagi dari awal sampai poin kesepuluh dimana peraturan tertulis "Perintah nii chan adalah mutlak jika dilanggar akan mendapat hukuman."

"Hukuman?" dia mengernyit.

"Hn."

"Hukuman seperti apa yang akan aku terima jika melanggar peraturan?"

"Rahasia." jawabku dengan sebuah seringai. Aku tahu Naruto bergidik mendengarnya.

Sejujurnya aku ingin anak ini melanggar aturan, maka aku bisa bermain main dengannya.

What a beautifull moment~

Hari sudah cukup siang, Naruto sedang sibuk membereskan barang barangnya ketika aku melewati kamarnya yang terbuka. Setelah memasukan baju bajunya dilemari pakaian serta menata buku buku sekolahnya dia membaringkan diri diatas ranjang.

Sayangnya kau belum boleh istirahat, dobe chan~

"Ekhem!"

Dia menoleh kearahku. "Ada apa nii chan?"

Aku memberikan isyarat agar dia mengikutiku. Aku mengajaknya ke ruang tengah dan menyuruhnya menungguku sebentar. Dia terlihat penasaran dengan apa yang akan kulakukan.

Tenang saja dobe chan, kita hanya akan bermain sebentar.

"Pakai ini." Kuberikan padanya apron kuning berenda, sapu, kemoceng, kanebo dan cairan pembersih kaca.
"Bersihkan apartemenku."

"Apa? Tapi-"

"Kau lupa peraturannya? Aku sibuk, ada pekerjaan yang harus kuselesaikan dan kau bantu aku bersihkan apartemen ini."

"Aku sendiri?" Dia melotot kearahku dan berkacak pinggang. "Aku tidak mau!"

"Tidak ada penolakan, peraturanku adalah mutlak!"

"Cih."

Dia mendecih!

-CTAK

"Itte!"

Aku benar benar menjentik dahinya. Anak ini.
"Membantah lagi?"

Lalu dia berlalu sambil memegangi dahinya yang kemerahan. Bibirnya bergerak gerak, mungkin mengumpat dalam gumaman. Awas saja kalau sampai aku mendengar kata kata kurang ajar dari bibir merahmu, kau akan kucium!

"Dengar ya Sasuke, kalau kau macam macam denganku akan kulaporkan pada Kyuu nee!" dia mengancamku, huh?

Salah besar!

Kudatangi dia yang sedang menyapu bagian paling depan apartemen. Dengan cepat kutarik lengannya, kusudutkan tubuhnya di dinding, kedua lenganku menghadangnya disisi kanan dan kiri agar dia tidak bisa melarikan diri. Dia menatapku yang menjulang tinggi didepannya, matanya melebar. Kabe-don sempurna.

"Dengar kucing kecilku yang manis, aku tak akan takut dengan ancamanmu. Asal kau tahu saja Kyuubi nee san sudah menyerahkanmu padaku." Aku menyeringai senang melihatnya ketakutan.

"Kuingatkan sekali lagi, jangan pernah membantahku. Atau," ku sentuh dahinya dengan ujung jari telunjukku. "Aku kan menghukummu disini," lalu kugerakkan jariku turun menyusuri hidungnya yang bangir perlahan hingga bibir plumnya yang menggemaskan. "Disini, atau..." jariku kembali bergerak menuruni dagunya yang kecil, dengan gerakan sensual menyusuri bagian tengah lehernya yang jenjang dan berakhir di tengah dadanya dengan sedikit tekanan.

"Disini...?" Kukatakan dengan suara berat dan sedikit menghembuskan nafas.

Dia mematung, wajahnya memerah. Biar kutebak bulu romanya sedang meremang. Aku kembali dibuat menyeringai oleh reaksinya.

Manisnya...

"TEME MESUM!"

-JDUAK!

Aku merunduk dengan wajah memucat. Kedua tanganku berpindah kebawah.

Dia mendang masa depanku...

KUSSOOOO!


tbc♥


Maaf kalau nistah dan garing :'v
#kabur

See ya!

:D

Continue Reading

You'll Also Like

33.8K 3.6K 15
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
378K 39.2K 35
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ° hanya karangan semata, jangan melibatkan...
61.1K 5.5K 33
° WELLCOME TO OUR NEW STORYBOOK! ° • Brothership • Friendship • Family Life • Warning! Sorry for typo & H...
80.4K 14.2K 22
Kecelakaan pesawat membuat Jennie dan Lisa harus bertahan hidup di hutan antah berantah dengan segala keterbatasan yang ada, keduanya berpikir, merek...