Love(Hate) In jeju

By L_Choi

4.6K 133 35

Haera ingin menghabiskan waktu liburan musim semi di Jeju. Namun, tanpa seijinnya datang seorang namja yang m... More

who he's?
In a Bad Humour
What happen?
Sungjae Pain
Seongsan Ilchulbong
Yeah, Here Oppa and I Love It
Jealous
END

Resentful of Sungjae

400 13 0
By L_Choi

haihaihai, aku update lagi. sebelumnya aku mau minta maaf kalo gak sesuai dengan part sebelumnya. maaf juga kalo ceritaku ini tambah gaje. kritik dan saran aku tunggu :)

Seperti yang sudah-sudah. Aku merasakan dingin menyentuh kulitku. Minhyuk oppa memang terbiasa memakai pendingin ruangan. Tapi, ini bukan dari pendingin ruangan. Sudah pasti ini ulah namja menyebalkan itu. Aku berusaha membuka mataku untuk memastikannya.

“Hya, sudah ku bilang, jangan membuka jendela kamarku. Dan kau tau, namjaku tidak suka kalau dia dibangunkan pagi-pagi begini.”

“Aku tidak membangunkannya. Aku hanya membuka jendela, agar udara segar dapat masuk.”

“Chagi, jangan berisik. Aku masih mengantuk.”

“Kau dengar itu? Lebih baik kau keluar sekarang!”

“Baik.” Kata sungjae. “Aku kira kau akan tidur satu rangjang dengannya. Ternyata… baguslah.” Sungjae bergumam di ambang pintu, tapi aku dapat mendengarnya.

“Maksudmu?” aku menyamperinya dan menutup pintu kamarku –kamar Minhyuk oppa-. Sepertinya perang akan segera dimulai lagi.

“Ah, aniyo. Tidak usah dipikirkan.” Senyumnya mengembang dengan sempurna. “Aku lapar. Bisakah kau membuatkan makanan untukku?” Ck, apa-apaan ini? Menggunakan puppy eyes? Namja macam apa sih dia ini?

“Kau….” Aku menggeram dan menggertakkan gigiku kesal. “Kau benar-benar tidak tahu malu. Sudah membuatku kesal, dan sekarang kau memintaku untuk membuatkanmu sarapan.”

“Jebal.” Rengeknya dengan menrangkul tangan kiriku serta membawaku ke dapur. Kalau sudah gini, mau bagaimana lagi?

“Ck, baiklah.” Mau tidak mau, aku membuatkan sarapan untuknya.

@@@

Aku sedang duduk disofa bersama Minhyuk oppa. Seperti kebanyakan orang yang tidak lama tak berjumpa, kami saling membagi pengalaman kami satu sama lain. Aku menceritakan tentang hari kelulusanku. Aku memutuskan ke Jeju karena apa. Dan bertemu namja yang menyebalkan itu. Sampai akhirnya Minhuk oppa datang.

“Oppa, aku benar-benar bersyukur karena kau disini.” Ujarku dalam rangkulannya.

“Aku tidak bersyukur karena dia ada disini.” Suara namja yang sangat menyebalkan itu lagi.

“Mau apa kau disini?” Suaraku terkesan dingin.

“Acara cartoon kesukaanku sebentar lagi mulai.” Ujarnya. Ringan sekali kalimat yang dia keluarkan.

Sungjae menaruh gelas yang berisi jus jeruk di meja yang terletak dihadapan kami. Dan menghempaskan bokongnya pada sofa kami. Tapi yang membuatku sebal adalah… dia menyempil diantara aku dan Minhyuk oppa. Dia kira dia siapa? Berani-beraninya mengganggu acara kangen-kangenan adik dan kakak.

“Kau bisa cari tempat duduk lain Sungjae. Disana terlihat lebih lega.” Ujar Minhyuk oppa dengan tenang.

“Kau saja yang pindah. Aku ingin duduk disini.” Ujar Sungjae.

“Oppa, kita ketaman belakang saja. Aku ingin melihat pantai.” Ujarku.

“Baiklah. Kajja.” Minhyuk oppa bangkit dari duduknya dan dia menggandeng tanganku membawaku keluar dari mimpi burukku.

@@@

Kini aku dan Minhyuk oppa sedang berada di taman belakang. Ditemani semilir angin di sore hari dan suara deburan ombak, kita bercengkrama ria. Sampai akhirnya Minhyuk oppa berganti topik.

“Sepertinya dia cemburu padamu.” Ujar Minhyuk oppa.

“Dia siapa?”

“Sungjae.”

“Ah… Oppa jangan bercanda. Dia tak mungkin cemburu padaku.”

“Aku dapat melihat ekspresi wajah jealousnya saat kau berada di dekatku.”

“Oppa…”

“Dia juga selalu mengganggu kita kalau kita sedang berdua.”

“Dia itu hanya mencari perhatian, oppa.”

“Ne, lebih tepatnya, dia mencari perhatianmu.”

“Oppa…”

“Kau jangan terlalu membencinya, chagi. Kalau kau tidak mau jatuh terlalu dalam, kau jangan terlalu membencinya.”

“Oppa…”

“Perbedaan benci dan cinta itu bagaikan benang yang sangat tipis.”

“Oppa, aku lapar.” Ujarku cengengesan.

“MWO?! Selau seperti ini. Kalau aku sedang berbicara serius, kau selalu seperti ini.” Minhyuk oppa mengacak rambutku pelan.

“Aku mendengarnya oppa. Ya, meskipun masuk telinga kanan keluar telinga kiri.” Ujarku. “Oppa, aku benar-benar lapar.”

“Ne, kita akan makan siang diluar.”

@@@

“Kalian mau kemana?” Ujar Sugjae.

“Kita akan pergi makan siang. Kau mau ikut?”

“Apa aku tidak mengganggu acara kalian?” tanyanya sok polos.

Hei, Sungjae aku tau apa yang sedang kau pikirkan. Kau pasti sedang memikirkan cara untuk mengganggu acara makan kami. Benarkan?

Minhyuk tersenyum “Tidak. Kajja.”

“Oppa..”

“Sudahlah.” Minhyuk oppa menggandeng tanganku.

@@@

Sekarang kita telah samapai di sebuah café. Café kecil dengan suasana yang tenang. Sungguh, café ini sangat cocok untuk para pasangan yang sedang berlibur disini. Suasana romantic, music yang merdu dan pelayanan yang baik, membuat pasangan kekasih betah.

“Oppa, bolehkah aku mencicipi makananmu?” Tanyaku pada Minhyuk oppa.

“Ne.” Minhyuk oppa menyuapiku. Senangnya. Kapan ya terakhir kali Minhyuk oppa menyuapiku seperti ini? Ah aku lupa.

“Oppa juga mau makananmu yang itu, boleh?” Aku hanya mengangguk dan menyuapi oppaku. Namun sayang, dia malah mendekatkan wajahnya ke telingaku dan berbisik. “Kau lihat Namja yang ada di depan kita? Dia seperti ingin memakanku. Dia benar-benar cemburu padamu, Chagi.” Ucapnya. Aku melirik takut-takut kearah Sungjae.

“Oppa, sepertinya kau salah bicara. Dia baik-baik saja, tatapannya juga ke makanannya dan dia memakannya dengan santai.” Bisikku pada Minhyuk oppa.

“Jeongmal?” Minhyuk oppa langsung memasukkan sendok yang berisi makananku ke dalam mulutnya. Aku kaget, dan Minhyuk oppa menyuruhku mengarahkan mata kearah Sungjae dengan matanya.

Sungjae melotot. Ini tidak dapat dipercaya. Apakah Sungjae kaget dengan kejadian yang baru dia lihat barusan?

“See.” Ujar Minhyuk oppa dengan suara pelan. Aku hanya menganggukan kepalaku.

“Tapi, mungkin saja dia melihat seseorang yang di kenalnya tapi tidak disukainya disini.”

“Kau ini.”

“Maaf, apakah kalian sudah selesai mengobrolnya?” Ujar Sungjae yang membuat aku dan Minhyuk oppa diam. “Meskipun aku tidak mendengar apa yang kalian bicarakan, tapi aku tidak suka kalau ada orang yang berbicara saat makan.” Suaranya terdengar dingin.

“Bukankah waktu kita makan bersama kau mengajakku berbicara? Lalu kenapa kau tidak suka ada orang yang berbica saat makan?.” Ujarku. Kembali memasukkan makanan kedalam mulutku.

@@@

Aku duduk di tepi ranjang, untuk melihat matahari yang akan bersembunyi di bawah laut dan digantikan oleh rembulan yang ditemani oleh bintang-bintang. Sungguh pemandangan yang indah.

“Sepertinya dia cemburu padamu.” 

“Ne, lebih tepatnya, dia mencari perhatianmu.”

“Kau jangan terlalu membencinya, chagi. Kalau kau tidak mau jatuh terlalu dalam, kau jangan terlalu membencinya.”

Seperti komedi putar, ucapan Minhyuk oppa berputar-putar di kepalaku. Apa benar Sungjae menyukaiku? Ah itu tidak mungkin. Mana mungkin namja menyebalkan itu menyukaiku.

“Kalau sunset tiba, kau akan selalu duduk disini. Aku iri pada sunset. Karena, pesona sunset yang indah, dapat membuatmu merasa lebih tenang.” Tiba-tiba Minhyuk oppa duduk disampingku dan itu membuyarkan lamunanku.

“Oppa.”

“Kapan terakhir kali kau melihat sunset dikamarku ini?”

“Entahlah. Aku lupa.”

“Chagi,”

“Ne?”

“Hhhhhh”, Minhyuk oppa mengehembuskan napas beratnya. ”Kau tahu?”

“Huh?”

“Aku pernah mempunyai seorang yeojachingu.”

“Arra. Lalu?”

“Dia sama sepertimu.”

“Maksudnya?”

“Dia menyukai sunset.” Minhyuk oppa terdiam sejenak dan tersenyum. ”Kau tahu, kenapa dia menyukai sunset?”

“Ani.”

“’Sunset itu sangat indah. Sunset juga akan membawaku ke tempat yang sangat indah.’ Itulah yang selalu dia katakan kepadaku.”

“Aku tidak mengerti.”

“Sama, dulu aku juga tidak mengerti. Lalu aku menanyakannya ‘apa maksudmu?’ ‘ketika sunset datang, itu berarti sang matahari akan kembali keperaduannya dan digantikan oleh sinar rembulan.’ jawabnya”

“Lanjutkan.”

“’Bukan hanya sang rembulan, tapi juga bintang-bintang yang bersinar itu’ yeojaku menujukkan tangannya kearah bintang-bintang itu. ‘mereka indah bukan? Aku ingin bersama salah satu dari mereka.’ Lanjutnya.”

“Mungkin sekarang yeojamu telah bersama dengan bintang-bintang itu.”

“Mungkin.” Mungkin? “kau ingatkan? Dulu, saat ia meninggal aku berharap dia dapat menjadi bintang. Bukan lagi bersama bintang. Tapi dialah yang menjadi bintang. Tapi…” Tapi? Dulu oppa tidak mengatakan tapi. Aku kira oppa-ku yang selama ini sering melihat kelangit, karena dia berharap kalau yeojanya merupakan salah satu bintang itu. Minhyuk oppa kembali menghembuskan napas. “Kata-kata itu selalu berputar-putar dikepalaku –aku ingin bersama salah satu dari mereka (bintang)-. Sejak saat itu aku berusaha untuk menjadi bintang.” Oppa tersenyum miris. “Bukan bintang dilangit seperti yang ia tunjuk waktu itu. Tapi, bintang dibumi, yang dapat menyinari dunia.” Apa ini alasan Minhyuk oppa untuk menjadi seorang bintang?

“Apakah ini alasanmu untuk mejadi bintang yang sekarang telah bersinar. Bahkan mampu menyinari dunia.”

“Mungkin itu salah satu alasannya.” Minhhyuk oppa terdiam lagi. “Tapi, walaupun aku telah bersinar, kita –Minhyuk oppa dan yeochinnya- tidak akan pernah bersama lagi.”

“Aku mengeri perasaanmu.” Jadi ini alasan yang sesungguhnya kenapa oppa menginginkan menjadi seorang bintang.

“Meskipun aku terkenal Playboy, Aku terkenal sebagai penakluk wanita. Hajiman, aku tidak pernah bisa melupakan yeojaku. Hanya dialah yang aku cintai. Hanya dialah yang ada dihatiku. Setelah kepergiannya menghadap sang pemberi kehidupan, aku merasa sedih dan kesepian.”

“Oppa, aku di sini. Aku akan selalu ada untukmu.” Aku merangkul bahunya, mengelus pelan lengan atasnya.

Tak kusangka ternyata Minhyuk oppa menitikkan air mata. Sudah lama aku tidak melihat Minhyuk oppa menitikkan air mata. Dan sekarang, dia menitikkan air mata, karena mengingat yeojachingunya yang telah berpulang. Beruntung sekali yeoja itu.

@@@

Lambat laun aku sudah tebiasa dengan udara pagi. Yap, itu semua karena namja yang menyebalkan itu selalu membuka jendela kamarku saat matahari belum nemampakan sinarnya.

“Sepertinya kau sudah terbiasa dengan udara pagi yang segar, nona Lee.” Terdengar seperti sebuah ejekan.

“Ne, aku sudah lumayan terbiasa dengan udara segar yang kau paksa masuk ke dalam kamarku.”

“Oh ya, aku sudah sering mengatakan padamu untuk menutup jendela kamarmu sebelum matahari terbenam.”

“MWO?! Baru saja aku berbaik hati menjawab pertanyaanmu dengan nada yang tidak ketus. Dan sekarang kau malah membuatku ingin mengeluarkan nada itu lagi?”

“Kau sudah mengeluarkan nada itu lagi.” Sungjae tersenyum kearahku. Lebih tepatnya tersenyum evil.

“Memangnya kenapa aku harus menutup jendela sebelum matahari terbenam?” Tanyaku.

“Kau tidak perlu tahu alasannya. Yang pasti tutuplah jendela kamarmu sebelum matahari terbenam.”

“Enak saja. Siapa dirimu? Berani-beraninya mengaturku?”

“HYA!! Kalian bisa tidak sih, tidak bertengkar sehari saja.” Minhyuk oppa berteriak dengan mata yang masih tertutup dan rambut yang masih berantakan.

“Mianhae oppa. Kami akan keluar.” Keluar untuk melanjutkan perang dingin antara aku dan Sungjae. Lanjutku dalam hati.

“Kajja.” Aku menarik tangan Sungjae.

“Hei, ternyata kau sudah berani tarik-tarik tanganku ya.” Senyum itu terlihat menjijikan.

“Neo…” Aku melepaskan genggamanku dari tangan Sungjae.

“Mwo?”

“Berikan alasan mengapa aku harus menutup jendela kamar sebelum matahari terbenam.”

“Sudah aku bilang, kau tidak perlu tahu alasannya. Yang jelas kau harus menutup jendela kamarku saat matahari terbenam.”

“Kalau aku tidak mau, bagaimana?”

“Kau harus mau.”

“Aku TIDAK MAU.”

“HYAAAAAAA………. Sudahku bilang jangan berisik. Kalian malah berisik.” Minhyuk oppa keluar dengan mata sangarnya dan kilatanya matanya yang menandakan bahwa dia benar-benar marah.

“Oppa, dia memaksaku untuk menutup jendela saat matahari terbenam.”

“Ya sudah turuti saja keinginanya.”

“Oppa, kau kan tau…”

BLAM

Minhyuk oppa masuk ke dalam kamar lagi.

“Kau dengar apa barusan? Namjachingumu menyuruhmu untuk menuruti keinginanku.”

“AKU TIDAK AKAN MENURUTI KEINGINAMU.” Aku menekan setiap kata yang aku ucapkan.

“Sekarang aku yang bertanya, kenapa kau tidak mau menuruti keinginanku?”

“Kau tidak perlu tahu alasannya. Yang pasti jendela itu akan terus terbuka sampai matahari benar-benar telah tenggelam.”

“Wae? Namjamu saja menyuruhmu untuk menuruti keinginanku. Kenapa kau tidak mau menuruti keinginanku.” Sungjae mulai mendekatkan dirinya kearahku.

Aku mundur dan terus mundur hingga dinding menyentuh punggungku. Sungjae mengunciku dengan kedua tangan yang ditaruh pada dinding.

Gawat apa yang akan dilakukannya padaku?

Aku hanya menutup kedua mataku.

“Apakah dengan cara ini kau akan menruti keinginanku untuk menutup jendela sebelum matahari terbenam?” dia berbisik dengan suara yang sedikit serak. Dan aku hanya mampu menggelengkan kedua kepalaku.

“Benarkah?” Hembusan napas kami saling beradu. Aku menelan salivaku dengan susah payah.

“Apa yang ingin kau lakuakan padaku?” susah payah aku mengucapkan kalimat itu.

“Aku? Aku hanya ingin memberi tahumu, kalau di matamu itu ada kotoran.” Ucapnya, dengan santai. “ Kalau bangun tidur segeralah ke kamar mandi dan cucilah wajahmu itu jangan lupa sikat pula gigimu.”

Hya aku malu.

Malu sekali. Sungjae telah mempermalukan diriku. Aku yakin wajahku telah memerah karena malu.

Aku berlari meninggalkan dirinya yang puas menertawaiku.

“Cucilah wajahmu dengan facial foam jangan dengan detergen ne…. Wahahahahaha….”

“Apa kau bilang? Coba ucapkan sekali lagi.”

“Ani hmmpppfffttt.” Aku tahu dia sedang menahan tawanya. “Basuh wajahmu dengan air lalu gunakankanlah facial foam, ok.” Dengan kesal aku memelototinya setelah itu aku meninggalkannya.

“Bwahhahahhahahah….” Aku masih bisa mendengar suara tawanya sebelum…

BLAM

Pintu kamar tertutup. Yah, kamar mandi itu berada dalam kamar.

Tao Baekhyun Chanyeol

Continue Reading

You'll Also Like

7.4M 227K 46
Beberapa kali #1 in horror #1 in thriller #1 in mystery Novelnya sudah terbit dan sudah difilmkan. Sebagian cerita sudah dihapus. Sinopsis : Siena...
655K 47.4K 43
[Brothership] [Not bl] Tentang Rafa, hidup bersama kedua orang tuanya yang memiliki hidup pas-pasan. Rafa tidak mengeluh akan hidupnya. Bahkan ia de...
289K 21K 30
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
30.4M 1.9M 103
COMPLETED! MASIH LENGKAP DI WATTPAD. DON'T COPY MY STORY! NO PLAGIAT!! (Beberapa bagian yang 18+ dipisah dari cerita, ada di cerita berjudul "Private...