Fath.. Why?(ON HOLD)

By fyza_A

891 77 15

Aku tau aku tak sempurna, tapi tolong jangan memberi aku perhatian yang melebihi kata 'sahabat'- Fathiya Azz... More

Prolog
Who?
New School
Sedih atau Senang?
Hari Sial.
Kok bisa?
Makanan aneh.
Murid Baru
'Aku kamu'
kerja kelompok
Familiar
Ulangan
Sepuluh Besar
PENGUMUMAN

Sahabat Gila

56 6 0
By fyza_A

Tak terasa waktu begitu cepat, hampir setengah tahun sudah aku tinggal bersama Oma dan Opa. Begitu berbeda, karna tinggal tanpa orangtua.

Kini aku lagi di suatu mall sama Aldi untuk mencari hiburan, ntah juga kenapa mau kemall, bosan juga dirumah.

"Aldi lo tau ngga masalahnya Tia sama Albi?" Tanyaku. Aldi ngeleng.

Saat ini aku lagi duduk di starbucks hanya untuk santai-santai aja.

"Masa sih ngga tau?" Kataku tak yakin.

"Bener, gue ngga tau" katanya cukup serius.

"Tapi ya ni Di, dari kemaren sih Tia sifatnya beda dari class metting. Waktu kejadian gue jatoh , Ulan ada cerita sama gue kalau sih Faruq ada ngomong 'pasangan bodoh'" ceritaku. Sedangkan Aldi hanya ngangkat bahu sambil makan cake yang di pesan.

"Ayolah Di, coba lo tanya ke Albi masa sahabat sendiri ngga tau urusannya" rengekku.

"Iya-iya gue coba telpon dulu. Tapi lo diem yaa" katanya. Aku ngangguk sambil senyum sumrigh.

"Halo?" Aldi mulai masuk percakapan.

"Ah ya Di, ada apa?" Jawab Albi disebrang telpon.

"Lo dimana?"

"Lagi dirumah ni gue. Kenapa? Tumben banget nelpon"

"Ngga ada apa-apa sih hanya bosan aja gitu"

"Ehh lo dimana? Berisik amat keknya"

"Gue lagi dicafe nemenin nyokap arisan, mangkanya gue nelpon lo"kata Aldi dengan santai. Aku langsung aja menginjak kakinya.

"Wahh, nyokap lo udah pulang? Gue kangen ni sama masakan nyokap lo. Ntar yue kesana ya. Hehe" aku hanya bisa ngeleng.

"Ah ya-ya" kata Aldi sedikit ragu.

Hening.

"Di gue mau ngomong penting ni" kata Albi tiba-tiba. Aku langsung kembali senyum sumrigh.

"Apaan? Ngomongin aja kali biasanya lo main celestus aja tanpa izin-izin gitu" kata Aldi berusaha santai.

"Gue putus sama Tia Di, dia bilang kita break dulu sebentar tapi gue ngga sanggup Di. Rasanya beda banget" Kata Albi yang membuatku terkejut. Aku hanya bisa nganga seperti orang bodoh, Aldi langsung membekap mulutku. Aku hanya memasang muka sebal.

"Serius lo? Kapan? Ahh gila lo. Ngapa bisa putus sih?" Kata Aldi sok khawatir. Aku hanya mencibir lewat muka.

"Gue serius Di, tapi maaf ya Di gue ngga ceritain ke lo tentang ini. Gue udah break dari sebelum ulangan. Plis jangan bilang tentang ini ke Faruq, hanya lo yang bisa gue andalkan dari pada sih Keruk itu. Dia sama sekali ngga ada beruntungnya bukan malah orang senang tapi malah buat orang stress" cerita Albi yang membuatku spontan ketawa. Aldi langsung cepat-cepat matikan telponnya.

"Oke sorry gue ngga sengaja" kataku sela-sela ketawa. Aldi hanya memasang sok sebel gitu. Aku langsung aja mengalihkan mukanya.

"Oke biarin aja dia telpon balik, misalkan dia nanya kenapa mati bilang aja habis pulsa" sambungku berusaha santai. Aldi hanya mutar bola mata.

"Ehh di telpon balik tuh" kataku saat keheningan sebentar.

"Oke, saat ini lo harus diem. Oke?" Aku ngangguk sambil cekikan.

"Halo Bi? Maaf pulsa gue tadi mati. Hehe"

"Santai aja, udah biasa kali. Haha"
Aldi hanya mencibir.

"Eh tadi lo mau cerita apa?" Tanya Aldi to the point.

"Tentang Tia Di, dia kemarin sempat nyeritain cowo yang pernah dia kagum dari pertama dia masuk smp" aku hanya bisa tercengang sambil nutupin mulut.

"Serius? Gilaa jujur amat tu sih Tia. Jadi lo tau siapa cowo yang ceritain Tia?"

"Gue ngga tau. Dia hanya cerita waktu dia tamat smp, dia ngga pernah lagi ketemu sama cowo si kagumnya itu"

"Terus sudah dia bilang gitu, dia bilang breakan dulu?" Tanya Aldi.

"Iya Di"

"Pasangan bodoh" Albi hanya bergumam.

"Di?" Panggil Albi. Aldi hanya gumam.

"Mau ikut gue ngga?" Sambung Albi.

"Kemana?" Tanya Aldi bingung

"Boker, haha" dan sambungan mati.

"Sialan" ketus Aldi. Aku hanya bisa ketawa.

"Fath, lo tau yang diceritain Tia ke Albi siapa cowo itu? Gue yakin lo pasti tau" selidik Aldi. Aku hanya ngangguk ragu antara mau jujur atau tidak.

"Siapa?" Tanyanya.

"Emm.. siapa ya?" Tanyaku pura-pura mikir. "Udah lupa gue Di. Hehe" dustaku.

"Bohong, lo pasti tau"katanya serius.

"Ishh, oke-oke cowo itu Iqbal tim basket lo" kataku sedikit santai.

"SERIUS?" Kata Aldi toa. Aku langsung aja nginjak kakinya.

"Awww.. sakit Fath" ringisnya.

"Mangkanya jangan toa gitu, malu kali" kataku sebal.

"Yahh gimana coba orang namanya terkejut gitu" katanya sambil mutar bola mata. Aku hanya ketawa lihat mukanya sok sebel gitu. Yaudah aku ngangu aja dengan colet dagunya.

"Aldi, jangan ngambek dongg" kataku dengan genit.

"Geli gue" katanya dengan menopang dagu dan mengalihkan mukanya dari aku.

"Oke-oke gue minta maaf" kataku berusaha santai. Aldi hanya bergumam

"Em Di, gimana kalau kita liburan bersama?" Ajak aku saat kehingan sebentar.

"Kemana?" Tanya Aldi.

"Bandung? Emangnya lo ngga kangen apa sama nyokap lo? Gue juga kangen kali"

"Boleh tu"

"Okee, tapi ajak siapa ya? Tia sama Ulan pasti ikutlah ke Bandung. Coba lo ajak Faruq sama Albi? Tapikan Albi lagi breakan sama Tia?" Kataku.

"Seterah lo aja" kata Aldi cuek.

"Duhh ayolahh Di, ajak siapa gitu"

"Yaudah ajak Tia sama Ulan aja kenapa? Ribet banget"

"Okelahh" kataku setuju.

*

Aku masuk kekamar Ulan dengan sedikit menjingkit. Untung saja Ulan udah pulang dari jalan sama pacarnya.

Aku membuka pintu kamarnya dengan perlahan, dan segera masuk. Rupanya Ulan lagi main gitar.

"Lo ngapain masuk kedalam kamar gue pakai ngendap segala gitu? Kek maling" cibir Ulan. Aku hanya bisa mengangkat jari telunjukku ke mulut mengisyaratkan suruh diam.

Aku berjalan ke arah tempat tidur Ulan. Ulan hanya menatapku bingung.

"Ada apa?" Suaranya begitu seperti bisikan

"Gue tau masalah Tia, kenapa dia uring-uringan akhir ini" kataku cukup dengan serius. Dia malah ketawa dengan ekspresiku. Aku langsung aja membengkap mulutnya. Dia hanya minta maaf.

"Oke, ceritain" kata Ulan.

"Kemarin--" belum juga aku cerita tiba-tiba pintu kamar Ulan terbuka begitu saja dan pampanglah Tia dengan matanya berkaca-kaca.

"Guyss" katanya berlari ketempat tidur Ulan dan langsung menghamburkan pelukannya ke aku dan Ulan. Tia menangis dipundakku dan Ulan.

"Kenapa?" Tanya Ulan. Aku langsung aja ngeloyor kepalanya.

"Lo ngga lihat dia lagi nangis?" Kataku sedikit jengkel.

"Gue tau kali Za, maksud gue itu apa" kata Ulan dengan mutar bola matanya. Tia yang masih nangis di pundakku dan Ulan tiba-tiba ketawa yang membuatku bingung, Ulan begitu juga.

"Tia lo ngga gilakan?" Tanya Ulan sambil menegakkan Tia untuk duduk didepan kami.

"Lo berdua lucu" katanya sambil menyeka air matanya.

"Aneh" kataku sama Ulan barengan.

"Tia, lo beneran putus sama Albi?" Kataku penasaran.

"Ha? Jadii.. Tia lo putus sama Albi?" Kata Ulan setengah terkejut. Tia ngangguk.

"HAHAHA RASAIN LO" Tawa Ulan begitu saja dan yang membuatku terkejut Tia juga iku ketawa.

"Sedeng lo berdua" kataku.

"Ehh Tia tapi lo beneran putus sama sih Albi?" Tanya Ulan lagi dengan serius. Tia ngangguk.

"Ceritanya?" Tanya Ulan penasaran.

"Gue masih punya perasaan sama Iqbal, biarpun gue dengan dia ngga lama ketemu tapi ntah kenapa waktu gue ketemu dia dicafe sama cewe hati gue rasanya sakit" cerita Tia kembali dengan muka sedihnya.

"Tapi waktu gue nelpon Albi pakai handphonenya sih Aldi, Albi ada cerita kalau lo ada cerita ke Albi tentang sih Iqbal. Beneran tuh Tia?" Tanyaku. Tia nganguk.

"Tapi gue ngga bilang kalau itu sih Iqbal, gue hanya bilang teman waktu di smp dulu" tambah Tia. aku ngangguk.

"Terus, kapan lo putus sama sih Albi?" Tanya Ulan.

"Sebelum ulangan kemarin sih" jawab Tia.

"Lah, terus waktu lo izin sama gue itu lo jalan sama siapa berarti?" Tanya Ulan penasaran.

"Kapan Lan?" Tanyaku penasaran.

"Waktu habis ulangan, kan hari minggunya dia izin sama gue kalau dia mau jalan" cerita Ulan. Aku memandang Tia, dan Tia ngangguk.

"Hehe, waktu itu gue jalan sama Iqbal" nyengir Tia.

"Lahh, serius?" Tanyaku. Tia ngangguk sambil mengalihkan muka. Ohh myy dia blushing rupanya.

"Aduhhh ada yang blushing nii" cibir Ulan. Aku hanya ketawa.

"Udah ah gue mau tidur dulu" katanya hendak diri.

"Ehh tunggu" kataku sambil nahan tangan Tia yang udah hampir berdiri tegak. Tia hanya menaikkan alisnya.

"Gue rencananya sama Aldi mau ke Bandung. Lo berdua pasti ikutkan?" ajakku.

"Wahh yowess itu mahh, gue ikutlah" kata Tia lalu duduk lagi tempat semulanya.

"Kapan Za? Kenapa kita ngga liburan tempat lain aja?" Tanya Ulan.

"Ahh ide bagus tu Lan, kita ke Yogya aja. Gimana?" Usul Tia.

"Ahh gue udah pernah kesana" sahut Ulan.

"Sombong yee yang udah pernah kesana" cibirku.

"Emm, kemana ya? Singapur?" Ajakku.

"Za, bagus lo minum obat tidur dulu dengan banyak terus sebelum lo tidur lo mandangin foto objek-objek yang di Singapura udah dehh sampai ke Singapuranya" kata Ulan datar.

"Sialan lo"

"Bagus kita kemana ya?" Tanya Tia sambil mikir.

"BALI" Kata kami dengan kompak lalu ketawa barengan.

"Oke, kapan kita perginya?" Tanya Ulan dengan semangat.

"Lusa?" Tawar aku.

"Ahh kelamaan, besok aja" kata Tia dengan tidak sabar.

"Setuju dengan Tia" kata Ulan dengan tanganya mantap.

"Okee, gue nelpon Aldi dulu" kataku sambil beranjak dari kasur.

"Ehh ngga usah pakai handphone guelah, Ulan aja" sambungku kembali duduk dengan semula.

"Maaf pulsa gue habis" kata Ulan datar.

"Pelit" cibir Tia.

"Sebentar doang Lan, ya ya ya" kataku sambil ngedipin mata sebelah.

"Huhh, okelah" katanya pasrah. Aku langsung aja mencari kontak Aldi dann klik.

"Hallo? Siapa?" Kata Aldi dari sebrang telpon dengan suara khas habis baru bangun tidur. Aku memberi isyarat kepada Tia dan Ulan, mereka berdua ngangguk. Dari kehitungan mundur, 3...2...1...

"ALDIII , BESOKK KITAA KEE BALII" toa kami bersama. Habis itu baru kami sama-sama ketawa.

"Gila lo semua" ketus Aldi. "Apaan sih? Ngangu pangeran tidur aja" katanya.

"Geli guee" ketus Ulan

"Jijayy, ishh" kata Tia dengan sok menjijikan. Aku hanya ketawa.

"Okelah, Di besok kita ke Bali ya? Nanti habis pulang dari Bali batu kita ke Bandung" ajakku.

"Siappp kaptenn" kata Aldi semangat.

"Deall ya berarti? Sekarang lo boleh tidur" kataku.

"Yeayy, pangeran tidur duli yaa kapten. Daa" kata Aldi dengan menjijikan menurutku dan sambungan terputus.

"Kenapa Aldi kek gitu ya? Aneh bener" kata Ulan penasaran.

"Mungkin gara-gara mimpi indah kali sih Aldinya" kata Tia sambil ketawa.

"Mungkin" kataku ikut juga ketawa.

*

Continue Reading

You'll Also Like

5M 920K 50
was #1 in angst [part 22-end privated] ❝masih berpikir jaemin vakum karena cedera? you are totally wrong.❞▫not an au Started on August 19th 2017 #4 1...
3.4M 163K 62
[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK M...
6M 476K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...