End Of War, Start For Everyth...

By IRVINA

241K 12K 473

Perang dunia ke empat telah usai. Semua kembali ke desa masing-masing. Kegaulaun Naruto tentang perasaan yang... More

Akhir atau Awal (?)
Perasaan yang Tak Ku Mengerti
Posisi Naruto - Sasuke & Sakura
Diakui Jadi Hokage (?)
Akhirnya Bertemu I
Akhirnya Bertemu II
Prasangka Orang Lain
Berhenti Menghindari I
Berhenti Menghindari II
Berhenti Menghindari III
Pilihan dan Keputusan
Apa yang Harus Ku Lakukan
Hari - Diharapkan vs Tak Diharapkan
Berhenti Menunda
Bangkitnya Byakugan no Hime
vers. HURT - End of War, Start for Everything
vers. FRIENDSHIP - End of War, Start for Everything
vers. ROMANCE - End of War, Start for Everything
Corat Coret Tanpa Pena

Terungkap

9.9K 574 41
By IRVINA

Hiruk piuk suara terdengar dari alun-alun kantor Hokage berada. Semua warga Konoha berkumpul untuk menjadi saksi pelantikan pemimpin desa mereka yang baru.

Seorang pemuda yang mereka banggakan. Ya! Seorang pahlawan. Bukan anak terkutuk yang dinaungi monster penghancur desa mereka. Oh! monster itu juga masih ada dalam tubuh pemuda tersebut. Monster yang juga membantu menyelamatkan dunia.

Sayangnya pemuda calon pemimpin desa yang dinanti tidak berada di sana.

"Dimana Naruto?" Tanya Tsunade. Ia datang bersama dengan para tetua.

"Pergi entah kemana.. Tsunade-sama." Jawab Sakura takut-takut.

Aura Tsunade yang awalnya gelap sekarang makin gelap lagi.

"Dia pergi ke kediaman Hyuga." Jawab Shikamaru santai.

"Ck. Dasar anak muda!!" Tsunade berucap.

Lalu Tsunade pun pergi dari tempat pelantikan. Tetua yang melihat semakin geram.

Dari pada mendapat omelan tanpa henti dari para tetua. Beberapa shinobi menyebar. Situasinya sepertinya sedang tidak bersahabat.

Tsunade meloncati atap rumah ke atap rumah. Tujuannya adalah rumah gadis berambut panjang dengan poni rata dan mata rembulan.

Seorang yang lahir dari klan tertua dan terpandang. Sebuah klan yang disegani dan dihormati. Ia lahir dari darah bangsawan yang di sebut souke dalam klan mereka. Bangsawan di atas bangsawan.

Orang mungkin melihatnya bak putri yang memiliki segalanya. Seorang yang beruntung dilahirkan dalam klan itu.

Mereka tak pernah tau kerasnya hidup yang dijalaninya. Tatapan mengejek dari mata yang berwarna sama dengannya. Ucapan-ucapan merendahkan dari orang-orang yang tinggal satu kompleks dengannya.

Dia berlatih cukup keras tapi semua itu tak ada apa-apa di hadapan orang-orang berklan sama dengannya.

Menyalahkan orang-orang itu? Orang yang tak bisa menghargai usaha seseorang?

Tidak.

Dia tau dia memang lemah. Dia bahkan tak bisa melawan adiknya yang berumur lebih muda beberapa tahun dibawahnya. Apalagi mengalahkan kakak sepupunya yang jenius walaupun kasta klan bunke yang disandang. Jadi untuk apa menyalahkan orang lain.

Tak hanya itu. Kebencian yang diterimanya dari kakak sepupu yang selalu dikaguminya. Keberadaannya bahkan tak diakui oleh ayahnya sendiri. Orang-orang terdekatnya.

Ingin kabur dan menghilang. Hisap saja dia ke dasar bumi yang tergelap. Lari dari kenyataan.

Toh tak akan ada yang peduli.

Mungkin dia sudah lama masuk kegelapan jika tidak menemukan cahaya. Petunjuk arahnya.

Orang yang lebih menderita darinya. Dia dibenci seluruh warga desa tapi tak menyerah jadi kenapa dia yang hanya di benci keluarganya harus menyerah.

Orang yang dikagumi dan berakhir dicintainya itu akan tumbuh semakin kuat. Dia percaya itu. Dan berbeda dengannya, dia akan selalu lemah. Ya. Biarkan saja begini. Menjadi dirinya sendiri.

Paradigma berubah. Pandangan orang berubah.

Kenapa mereka gampang sekali menilai seseorang?

Jika pemuda itu tak berakhir menjadi pahlawan, apa mereka tetap kagum dan memandangnya?

Tapi kasusnya berbeda dengan pemuda itu. Pemuda itu pantas untuk mendapatkan segala pujian dengan usaha yang dilakukannya.

Bagaimana dengannya?

Dia tetap lemah. Kenapa para tetua klan hyuga memilihnya menjadi ketua? Tiba-tiba melihat keberadaannya yang selama ini terabaikan? Kenapa?

"Hinata!!" Teriak Naruto. Dia berhasil mengalahkan orang-orang yang menyeretnya. Mendekat kembali kepada gadis yang dicintainya.

"Arrgh!!" Kepalanya sakit sekali. Hinata meringkuk. Bersujud sembari memegang kepalanya. Sakitnya tak tertahankan.

"Apa yang terjadi? Hinata!" Naruto sangat khawatir dan terkejut.

Awalnya dia berlari cepat meninggalkan pelantikan Hokage karna mendengar Hinata akan menikah dengan pemuda lain. Ketika dari kejauhan ia malah melihat gadis yang dicarinya melakukan tanding dan makin buruk karna jurus itu akan menghantam jantung sang empunya jurus. Naruto berhasil mencegah hal buruk itu terjadi. Berhasil mengeluarkan segala unek-unek yang selama ini dipendamnya. Bahkan berhasil mengungkapkan perasaannya.

Semuanya terjadi begitu cepat.

Naruto menyingkirkan poni Hinata. Dan dia bisa melihat tanda yang sama dengan punya Neji berada disana.

"Hentikan! Apa yang kau lakukan pada Hinata!?! Hilangkan tanda ini padanya! Hentikan!!" Naruto berusaha menghajar orang tua bangka yang dari tadi menggumamkan mulutnya membuat Hinata semakin tersiksa.

"Kau bukan orang dalam! Kau tak punya urusan disini!" Ujar Tetua.

"Bukk" bunyi pukulan.

Naruto kah yang berhasil menghajar tetua?

Bukan.

Disana Hyuga Hiashi berdiri tegap. Tangannya baru saja menghantam orang yang selama ini dihormatinya.

"Apa yang anda lakukan?" Tanya Hiashi tegas.

"Berani sekali kau menaruh tangan mu pada ku Hiashi!!" Tetua geram.

"Apa yang anda lakukan pada Hinata melanggar peraturan!" Ucap Hiashi tegas.

"Hinata kalah! Dan dia menjadi bunke adalah takdirnya!!" Ucap tetua.

"Pertandingan belum selesai! Dan anda tadi tidak mengarahkan segal pada Hinata tapi pada ku!!" Suara Hiashi makin naik.

"Ck. Kau menyadarinya Ha?!" Balasnya lagi dengan suara yang tinggi.

"Aku membuat kesepakatan dengan Hinata!" Balas tetua.

"Kami tau kesepakatan itu!" Balas Hiashi lagi.

"Bukan kesepakatan yang kalian tau. Kesepakatan yang hanya Hinata dan aku yang tau!" Ujar tetua meremehkan.

Suasana semakin tegang. Perdebatan yang biasanya dilakukan kalangan kelas atas Hyuga adalah dengan pertemuan tertutup dengan aura dingin dan tenang. Tapi kali ini semua anggota klan bisa melihat dan mendengar atasan mereka sedang adu mulut dengan nada-nada tinggi yang penuh emosi.

Rasa sakit yang awalnya telah mereda kini kembali menghantamnya. Kepalanya kembali seakan mau pecah. Tapi tetua Hyuga sedang tak membaca segel itu jadi ada anggota lain yang berstatus souke yang juga membaca segel kutukan tersebut. Begitu dibenci kah ia?

"Hinata!" Naruto memegang pundak Hinata. Matanya menyusuri semua anggota klan Hyuga. Mencari siapa yang kembali mengaktifkan segel tersebut.

"Jelaskan!!" Ujar Hiashi tegas.

"Hukum souke dan bunke akan tetap berlaku Hiashi! Hinata sangat bodoh menerima syarat dari ku untuk membantai manusia padahal dia yang lemah tak akan pernah mampu melaksanakannya. Padahal jika iya langsung maju menjadi pemimpin klan hal ini akan lebih mudah untuk dilaksanakan!" Usai mengucapkan kalimatnya yang gantung tetua menjentikan jarinya.

Beberapa orang yang mengerti kode tersebut langsung bergerak keposisi mereka.

"Hinata tak membantai mereka! Hinata memalsukan hasil misi! Dia gagal! Lemah! Tak berguna! Darah Souke mungkin mengalir dalam tubuhnya tapi jiwanya lebih buruk dari pada Bunke!" Jelas tetua.

Naruto baru saja menghajar orang yang diketahuinya mengaktifkan kembali segel terkutuk pada Hinata.

"Cukup!! Hentikan!! Persetan dengan Souke dan Bunke!! Lepaskan tanda terkutuk itu dari Hinata! Dia tak akan menjadi Souke atau pun Bunke!! Dia akan menjadi Uzumaki!!" Teriak Naruto. Habis sudah kesabarannya. Melihat Hinata yang tersakiti seperti ini membuat darahnya mendidih.

*Naruto baru aja ngelamar Hinata tu. Tapi ngga sadar sepertinya. Suasananya juga ngga romantis. Ish~ Naruto payah deh :p *

"Hinata tidak memalsukan hasil misi!! Aku mengetahui semua detail misi solo yang dilakukannya!" Tsunade mengintrupsi. Tsunade datang bersama beberapa orang.

"Kalian tak ada hubungannya dengan hal ini. Kau melanggar batas kekuasaan teritorial mu Hokage-sama!" Jawab Tetua angkuh.

"Ow.. begitukah?? Tapi kurasa tidak! Karna kau masih berada di Konoha dan artinya aku berhak atas segalanya yang berhubungan diwilayah kekuasaan ku ini!" Jawab Tsunade lebih angkuh.

Tetua memberi kode lagi. Dan secara serentak shinobi hyuga menyerang sesamanya. Membaca segel pada anggota-anggota klan tersebut. Yang belum memiliki tanda akhirnya memiliki. Dan yang telah memiliki tersengat ucapan segel yang dibaca. Semua meringkuk sakit.

Lagi-lagi semuanya dilakukan dengan gerakan cepat.

Seseorang mendekat ke arah Hanabi berniat memberi segel pada putri kedua Hiashi.

"Jyuken!" Hinata berdiri disana dengan posisi bertarung. Kepalanya masih sakit tapi ia memaksakan diri.

"Jangan sentuh Hanabi!" Ucap Hinata tegas.

"Hahhahahaha!!" Gema tawa dari tetua.

Semua mata menuju kearah tua bangka yang telah memiliki uban itu.

Naruto bergerak cepat ke depan Hinata melindunginya.

"Hinata! Rencana ku berubah karna kau tak mau diangkat langsung! Kau tau seharusnya revolusi Hyuga dilakukan secara halus dan tersembunyi dengan kau sebagai boneka dan pion ku." Ujar Tetua.

"Tapi tak ku sangka kau menolak kesempatan emas yang kau dapat. Karna memikirkan orang lain Ha? Kau tak ingin adik tersayang mu berakhir menjadi bunke. Dan malah bermain dengan api. Kesepakatan baru kita. Jika kau kalah maka Hiashi ayah mu yang akan memiliki tanda penuh berkah milik klan kita."

"Dan kau berhasil menggagalkan rencana ku lagi. Menjadi tameng ayah mu? Keh. Kau ini benar-benar anak yang berbakti. Tapi.. tidak untuk yang kali ini." Tetua mengakhiri pidato panjangnya dengan memasang segel pada Hiashi.

"Tou-sama!!" Teriak Hanabi.

"Pertunjukan selesai! Kalian yang bukan dari klan Hyuga bisa kembali ke acara kalian yang tertunda! Oh ya! Hokage-sama dan calon Hokage-sama.. Tenang saja..Hyuga tak akan membuat kudeta yang akan menghancurkan Konoha..untuk saat ini" ujar Tetua santai.

"Hanabi kau bisa bergabung dengan kami. Akan ku ajarkan bagaimana menjadi Souke dan ketua klan untuk mengatur para bidak-bidak yang lupa jati diri mereka." Tetua akan beranjak pergi.

"Sialan!" Naruto menghajar tetua tersebut.

Tapi walaupun tetua sudah tua kemampuannya jangan diremehkan. Dia masih mampu bergerak cepat dan menggunakan ninjutsuny untuk melawan Naruto.

"Lepaskan segel itu dari mereka!! Segel itu membuat mereka menderita!!" Naruto berucap sambil menyerang tetua.

"Kalian ini senang sekali ikut campur. Kau melakukannya karna peduli dengan mereka kan?" Tetua berbicara sambil menangkis serangan dari Naruto.

"Ku beri tahu satu hal tentang segel itu. Jika segel yang tersemat dihilangkan itu artinya menghilangkan nyawa mereka!!" Ujar tetua. Naruto terkejut.

"Boom!!" Terjadi ledakan cakra. Cakra berwarna biru gelap terlihat keluar dari tubuh seseorang. Ya. Tokoh utama perempuan dari cerita ini sekarang telah diselimuti cakra.

Cakra yang begitu banyak keluar dari tubuh Hinata. Mengarah ke langit biru yang mendadak menjadi Hitam.

Fokus mereka berubah. Dari pertarungan antar Naruto dan tetua menjadi kearah sumber kekuatan yang tak pernah dikira. Orang-orang yang awalnya berada disekitar Hinata terhempas.

Naruto mencoba mendekat.

Tetua melihat lebih teliti dengan byakugannya.

"Tak mungkin!! Segelnya menghilang!!" Ucapan tetua cukup nyaring.

Segel di dahi Hinata menghilang.

"Yang bisa melakukan hal tersebut hanya... Byakugan no Hime." Ucap tetua.

Yo! Yo! Yo!

Entar lagi ceritanya habis loh..
Makasih sudah dibaca sampai chapter ini...

Tunggu Next chapternya ya..

Bocoran judulnya "Bangkitnya Byakugan no Hime"

Hehehe..

Jaa nee~

Continue Reading

You'll Also Like

10.7K 827 18
Uzumaki Boruto, seorang anak yang memiliki banyak kelebihan dan kekurangan di hidupnya. Ia mencintai seorang wanita yang notabenenya adalah sahabatny...
25.4K 4K 20
Teruntuk yang tersayang... Aku mencintaimu.
35.1K 3.8K 11
Tidak tau mengapa, Naruto Namikaze tertarik pada gadis biasa macam Hyuga Hinata. Yang mana sama sekali tidak sepadan dengan seorang pria sekaya Namik...
5K 833 9
Kalau masih ada yang tertinggal, bisakah kita berbalik dan berbaikan? Rumor itu tiba-tiba mencuat ditengah kesuksesan Jisoo Kim sebagai seorang Aktr...