PEARL BLUE HILL UNDER BLUE SKY

By heemye

3.1K 36 10

Lihatlah Lee Hyuk Jae, kau bahkan tidak bisa benar-benar marah padanya. lalu kenapa begitu sulit bagimu untuk... More

Pearl Blue hill under blue sky part 1
Pearl Blue hill under Blue Sky part 2
Pearl blue Hill Under Blue Sky part 3
Pearl Blue Hill Under Blue Sky Part 4
Pearl Blue Hill Under Blue Sky part 5
Pearl Blue Hill Under Blue Sky part 6
Pearl Blue Hill Under Blue Sky part 7
Pearl Blue Hill Under Blue Sky Part 8
Pearl Blue Hill Under Blue Sky part 9
Pearl Blue Hill Under Blue Sky part 10
Pearl Blue Hill Under Blue Sky part 11
Pearl Blue hill Under Blue Sky part 12
Pearl Blue Hill Under Blue Sky part 13
Pearl Blue Hill Under Blue Sky part 14
Pearl Blue Hill Under Blue Sky Part 16
Pearl Blue Hill Under Blue Sky Part 17
Pearl Blue Hill Under Blue Sky Part 18
Pearl Blue Hill Under Blue Sky Part 19
Pearl Blue Hill Under Blue Sky Part 20
Pearl Blue Hill Under Blue Sky Part 21 - Ending

pearl blue hill under blue sky part 15

125 1 0
By heemye

Kikikan tawa itu masih kudengar jelas seiring dengan mata cantiknya yang tertutup saat gadis yang begitu kucintai duduk tenang disampingku "apa yang lucu Hue mee-a? Kenapa kau terus saja tertawa seperti itu?" gadis itu menoleh. Menatapku,

"tidak ada. Aku hanya terlalu bahagia Oppa" aku memberenggut. Berpura-pura merajuk padanya,

"kenapa kau tidak membagi kebahagianmu padaku" rengekku. Sekali lagi, bibir manisnya menyunggingkan senyumnya padaku,

"apa kau mencintaiku Oppa?" tanya Hue mee dengan wajah sarius,

"Mwoya? Pertanyaan macam apa itu?" gerutuku seiring dengan rasa panas yang mulai menjalari pipiku. Hanya mendengarnya bertanya seperti itu saja, rasa hangat sudah menguasaiku,

Gadis itu tidak mengeluh ataupun murung saat lagi dan lagi aku tidak menjawab pertanyaannya. Hue mee mulai beranjak dari duduknya dan melangkah beberapa kali menuju tepian tebing ini,

"YA!!!! LEE HYUK JAE! SARANGHAE!!!!" teriakan itu langsung menyahut satu sama lain seiring gemaan suara merdu Hue mee,

Aku menyusul Hue mee dengan ragu "mwoya? Kau ingin semua orang mendengarnya? Kenapa kau berteriak seperti itu?",

"Eo! Kau benar!. Aku ingin semua orang tahu kalau aku mencintaimu Hyuki Oppa" aku masih bersungut dengan lirikanku lalu sedetik kemudian "YA! TAN HUE MEE! KAU MAU MATI HAH?!" lalu meliriknya sekali lagi dan senyum itu tetap tidak sirna dari wajahnya,

"-na tto saranghae" tuturku dengan lebih pelan,

"aku tidak bisa mendengar itu Oppa. Ayo ulangi sekali lagi" pintanya dengan rengekan manjanya,

"YA! Neo ! ckckckck" aku berdecak kesal mendengar itu. Hue mee masih mengawasiku dengan tatapan memohonnya. "-isshhhh kau ini! baiklah" aku menyerah,

"YA! TA....TA......TAN HUE......HUE ME" ucapku dengan tergagap,

"igo mwoya?" keluh Hue mee,

Aku berdecak sekali lagi mendengar protesnya. Apa dia tidak tahu betapa sulitnya bagiku mengucapkan hal itu dan sekarang dia ingin aku mengulanginya lagi?,

"kenapa kau diam Oppa? Kau hanya perlu berkata "YA! TAN HUE MEE! AKU MENCINTAIMU!" tuturnya setengah mengejekku,

"kau sudah tahu bukan? Jadi aku tidak perlu mengulanginya lagi" aku merajuk. Dan benar-benar merajuk. Aku kesal Hue mee mengejekku seperti itu. Ini benar-benar sulit untukku, tidak bisakah Hue mee sedikit maklum padaku?

"ANDWAE!!" tahan Hue mee,

"-Oppa!" pekik Hue mee saat aku kembali duduk diatas bebatuan yang sebelumnya kami duduki,

"-ayo katakan sekali lagi" bujuk Hue mee dengan menarik-narik lenganku. Aku menggeleng tanpa memandangnya,

"-kali ini aku akan mendengarkan baik-baik. Yaksok" bujuk Hue mee terus,

"andwae" sahutku dingin,

"oppa" keluh Hue mee putus asa,

Teuki Hyeong , Donghae dan Kangin Hyeong tengah duduk mengitari tepian tempat tidurku saat aku membuka mataku. Itu hanya mimpi? Ya Tuhan, bahkan didalam mimpipun aku tidak bisa mengungkapkan perasaanku padanya,

"kau mengigau Hyuki-a, apa kau mimpi buruk?" tanya Teuki Hyeong prihatin. Aku masih belum bisa menyahut apa-apa, hanya sesekali menghela nafas dengan berat,

"demammu masih belum turun Hyuki-a" ucap Donghae setelah mengambil alat pengukur suhu dari tubuhku,

"aku sudah lebih baik. Aku akan kerumah sakit sekarang" ucapku dan berusaha bangkit dari tempat tidurku,

"andwae" Kangin Hyeong menahanku,

"-kau masih belum sembuh Eunhyuk-a",

"aku sudah lebih baik Hyeong" bantahku. Kangin Hyeong menggeleng kuat-kuat,

"kau harus benar-benar sembuh baru aku izinkan kau kerumah sakit menjenguk Hue mee" aku menatap Kangin Hyeong lekat,

"-aku sendiri yang akan mengantarmu kesana. Hmmm?" lebih baik aku mengalah. Menuruti perkataan Hyeongnim mungkin ada baiknya. Sekalipun aku memaksakan diri pergi kerumah sakit tidak ada yang bisa aku lakukan disana, begitu juga saat ini. selain berbaring dan membuat semua orang didorm khawatir, tidak ada lagi yang bisa kuperbuat untuk membuat semuanya menjadi lebih baik. Aku sungguh tidak berguna bahkan untuk gadis yang aku cintai.

"minum obatmu Hyuki dan kau bisa segera sembuh lalu bertemu dengan Hue mee" Donghae mengulurkan beberapa butir obat dan segelas air untukku tapi aku menolaknya dengan menggelangkan kepalaku pelan,

"obat itu membuatku mengantuk Donghae-a" tuturku pelan,

" karena itu dokter memberikannya padamu, kau harus banyak-banyak beristirahat Hyuki-a" bujuk Teuki Hyeong. Aku menggeleng sekali lagi,

"aku tidak mau Hyeong. Hue mee selalu muncul dimimpiku. Aku takut sesuatu yang buruk terjadi padanya dan pada akhirnya aku hanya bisa melihatnya hanya didalam mimpi saja. Igo na jinja shiroyo Hyeong",

"itu tidak mungkin Eunhyuk-a, perawat disana pasti menjaga Hue mee dengan baik. Hue mee pasti akan segera sembuh" ucap Kangin Hyeong,

"ani Hyeong, aku takut sekali" mereka tertunduk diam untuk beberap saat dan kamarku menjadi sunyi karena itu,

"kalau begitu kau harus makan. Sebelum pergi tadi Ryeoki membuatkanmu bubur, dia sangat mencemaskanmu Hyuki" ujar Donghae,

"aku akan makan nanti Donghae-a" tolakku,

"tidak. Kau harus makan sekarang!" paksa Donghae,

"aku masih belum lapar. Setelah aku lapar nanti, aku akan memakan bubur itu" elakku,

"kalau kau menolak makan dan juga meminum obatmu, bagaimana bisa kau akan cepat sembuh" keluh Teuki Hyeong terdengar lemah,

"aku tidak apa-apa Hyeong. Aku hanya sedikit takut. Cukup temani aku disini dan aku akan segera membaik. Tolong temani aku sampai rasa takutku hilang" pintaku setengah memohon.

슈퍼주니어

"pergilah ke mobil lebih dulu Hyeong, aku akan segera menyusulmu sebentar lagi. Ada yang ingin aku katakan pada Changminssi" aku mendongakkan kepalaku saat Kyuhyunssi berkata ingin bicara pada. Apa yang ingin dia katakan padaku?,

Kyuhyunssi baru memulai bicara saat managernya sudah benar-benar menghilang dari hadapan kami,

"-maafkan aku karena terlalu lancang akhir-akhir ini" aku mengernyitkan dahiku mendengar kalimat Kyuhyunssi,

"-sebenarnya seseorang yang sedang koma, tidak berbeda dengan orang yang sedang tertidur pulas Changminssi. Dia masih bisa mendengar dan juga merasakan yang ada disekelilingnya. Ajaklah Hue mee bercerita saat kau bersamanya. Itu akan membuat Hue mee cepat tersadar" lanjut Kyuhyunssi,

"-sejujurnya aku sangat kecewa padamu Changminssi" Kyuhyunssi segera mendapat tatapan tajam dariku saat mengucapkan itu,

"-awalnya aku sungguh berharap kau akan menjadi seseorang yang kuat saat menghadapi ini, tapi ternyata kau tidak ada bedanya dengan kedua kakakku dan itu membuatku sangat kecewa padamu. Bukan usahamu untuk memenjarakan Soo Tae Joo yang Hue mee butuhkan saat ini, tapi dukunganmu untuk membuatnya bangun kembali" Senyum tulus Kyuhyunssi mengembang setelah mengoreksi kesalahanku,

"-kau masih belum terlambat Changminssi, temui Hue mee dan segera perbaiki. Aku tidak bisa menemaninya kali ini, kau tidak keberatan membacakan dongeng untuknya kan?" aku mengangguk,

"-baiklah, aku harus kembali bekerja" Kyuhyunssi menarik diri. Aku masih termenung mengingat ucapannya sampai aku kembali sadar, aku harus berterima kasih padanya,

"Kyuhyunssi" panggilku sekaligus membuatnya menolehku,

Kyuhyunssi tersenyum sekali "kalau kau ingin tahu kenapa aku tahu banyak hal tentang ini, itu karena aku pernah ada diposisinya. Na kalgaeyo" jelas Kyuhyunssi tanpa kuminta,

"kamsahamnida Kyuhyunsii" ucapku tulus. Aku membungkuk dalam kearahnya sampai bayangan Kyuhyunssi menghilang.

Hue mee. Aku segera menyergah masuk keruangannya saat ingatan tentang Hue mee berkelibat dikepalaku. Melapisi bajuku dengan jubah hijau yang rumah sakit ini sediakan. Aku melepas headset ditelinga Hue mee yang Kyuhyunssi pasangkan tadi dan mulai mengajaknya bicara seperti yang Kyuhyunssi sarankan padaku,

"-kau suka lagunya Hue mee-a?" tanyaku dengan suara hampir berbisik,

"-bagaimana tidurmu? Apa kau bermimpi indah hmmm?" aku mendesah untuk beberapa saat. Tidak tahu lagi apa yang harus aku lakukan sebelum duduk dikursi yang Kyuhyunssi duduki tadi,

"-putri tidur dan 7 kurcaci? Sejak kapan kau menyukai dongeng seperti ini? bukankah kau menyukai anime dan bukan dongeng? Kau sungguh manja akhir-akhir ini Hue mee-a" aku terdiam lagi, mengamit tangannya yang masih tersisa sedikit luka disana. menatapnya nanar mengingat saat pertama kali aku menemukannya. 'maafkan aku karena datang terlambat hari itu Hue mee-a' sesalku dalam hati,

"-apa kau adalah renkarnasi seorang putri dari kehidupan sebelumnya Hue mee-a? Kenapa banyak sekali orang yang bersedia mengorbankan semuanya padamu?" aku mendongak menatap wajahnya yang nampak begitu pucat dengan masih menggenggam tangannya,

"-kau lihat? Bahkan seorang Kyuhyunssipun begitu baik padamu. Kau tahu betapa mahalnya suara Kyuhyunssi? Kau harus bekerja seumur hidupmu untuk bisa membayarnya! Bagaimana bisa kau membuat seorang penyanyi sekelas Kyuhyunssi duduk disini hanya untuk membacakanmu dongeng?" dengusku,

"-apa kau sungguh lelah Hue mee-a? kau sedang apa disana? kenapa kau tidak kunjung kembali?" gumamku lebih pelan. Saat keheningan kembali menguasai ruangan ini, seorang perawat datang menyusup dengan semangkuk besar air dan washlap ditangannya,

"anyeonghasaeyo Sonnim" perawat itu menyapaku ramah. Aku membalasnya dengan anggukanku. Perawat itu tetap menyunggingkan senyumnya entah untuk siapa yang pasti bukan untukku karena dia tidak sedang menatapku. Perawat itu berhenti tepat disisi lain tempat tidur Hue mee. Perawat itu mulai mencelupkan washlap kedalam mangkuk air yang dia bawa lalu memerasnya, membiarkannya setengah kering sementara aku mengawasinya setengah bingung,

"-saya akan membersihkan anda lebih dulu Hue meessi" ucapnya seolah sedang meminta izin pada pemilik tubuh yang sedang terbaring ini sebelum mengelap tangannya. Dengan lemah lembut perawat itu mulai menggosokkan washlap kekulit Hue mee. Sementara aku tetap diam,

"-cuaca diluar sudah mulai hangat Hue meessi, sepertinya musim dingin akan segera berlalu." Tuturnya disela aktifitasnya,

"-apa bunga kesukaan anda Hue meessi? Kalau saya, saya suka sekali bunga anggrek. Selain warnanya yang cantik, saya juga menyukai filosofinya, bagaimana dengan anda Hue meessi?" perawat itu memutar tubuhnya lalu mencelupkan washlap itu sekali lagi kedalam mangkuknya, melakukan hal yang sama seperti sebelumnya,

"sakura" aku menyahut singkat. Perawat itu menatapku sebelum mengukir kembali senyumnya,

"-Hue mee menyukai bunga sakura" perawat itu diam sejenak,

"anda tidak keberatan membantuku Sonnim?" perawat itu mengulurkan waslapnya padaku. Aku menerimanya dengan ragu,

"aku tidak pernah melakukan ini sebelumnya" tuturku pelan,

"tidak apa-apa Sonnim. Ini tidak sulit. Anda hanya harus mengusapkan washlap ini ditangannya, sela jarinya, kuku-kukunya dan telapak tangannya" aku mengangguk mengerti mendengar penjelasan perawat itu,

Perawat itu masih diruang yang sama denganku saat aku mulai mahir melakukan ini. aku tidak pernah menyangka jika aku akan melakukan hal seasing ini. saat aku sedang membersihkan sela jarinya, aku melihat sebuah gerakan kecil, aku pikir itu karena aku ternyata tidak. Bukan . saat itu aku menyadari Hue mee mulai menunjukkan tanda-tanda baik. Hue mee tersadar.

슈퍼주니어

"apakah Eunhyukssi tinggal disini?" aku tidak sengaja mendengar itu saat aku akan pergi kekamar kecil. Langkahku segera teralihkan begitu seseorang yang sepertinya pernah kulihat entah dimana berdiri tegak dihadapan Teuki Hyeong,

"-Eunhyukssi" orang itu membungkuk dengan sopan padaku,

"-Changmin Doryeonnim menyuruh saya menjemput anda" jelasnya kemudian. Aku masih trauma dengan hal seperti ini. 4hari yang lalu, Yoossi melakukan hal yang serupa dan berita buruk kemudian yang kuterima. Sekarang apa lagi? Apa sesuatu yang lebih buruk lagi terjadi pada Hue mee,

"Hyuki-a, gwenchana?" Teuki Hyeong bertanya padaku saat lagi-lagi tubuhku berguncang. Aku tidak menyahut hanya menatap kosong Teuki Hyeong dengan tatapan memohon. Seperti biasanya, Teuki Hyeong seolah tahu jeritanku melalui mataku lalu bertanya ada apa pada orang itu,

"Changmin Doryeonnim menyuruh saya untuk membawa Eunhyukssi kerumah sakit, Leeteukssi",

"bisakah jelaskan pada kami tentang yang sebenarnya terjadi disana, adikku sedang tidak enak badan, jadi dia tidak boleh keluar untuk hal-hal yang tidak perlu" tegas Teuki Hyeong,

"Agaessi baru saja sadar Leeteukssi" kalimat itu berhasil membuatku kembali berdiri tegak. Aku hampir tidak percaya dengan apa yang aku dengar baru saja, tapi aku sungguh bahagia mendengar kabar itu,

Sekertaris dari keluarga Shim mengemudikan mobil vannya dengan sedikit tergesa-gesa. Aku, Donghae, Teuki Hyeong dan Kangin Hyeong duduk dikursi belakang kemudi dan sibuk dengan pikiran kami masing-masing. Changminssi sudah mengatur semuanya. Kami harus pergi bersama sekertaris Yoon dengan mobil dari perusahaan Shim untuk menyamarkan kami dari nitizen. Ada dua mobil asing dibelakang kami yang bekerja mengawal kami dan menjaga kami kalau-kalau ada hal buruk yang terjadi. Semua ini Changminssi lakukan untuk kepentingan kami dan keluarga Choi juga Shim. Aku tidak memungkiri semua ini, kami juga membutuhkan perlindungan untuk menghindari berita-berita yang nantinya justru akan memomojokkan kami. Terkadang kami juga butuh privasi yang perlu kami jaga tanpa seorangpun yang perlu tahu meski itu hanya hal kecil.

Sekertaris dari keluarga Shim yang menjemput kami menyuruh kami tinggal sebentar didalam mobil untuk memastikan keadaan diluar cukup aman sebelum mengizinkan kamu masuk kedalam rumah sakit. Kami melewati pintu yang pertama kali aku lewati 4 hari yang lalu. Kakiku sedikit kaku saat aku akan melangkah mendekati ruang gawat darurat. Aku menarikkan nafasku pelan sebelum melanjutkan langkahku,

"gwenchana Hyuki-a?" bisik Donghae. Aku mengangguk sebagai jawaban. Ruangan itu semakin dekat dan aku semakin cemas memikirkan banyak hal. Tenteng kemungkinan yang akan kulihat, tentang keadaan Hue mee,

"kami akan menunggumu disini" ucap Teuki Hyeong,

"-kau masuklah" perintahnya. Aku menurut, meskipun masih begitu takut,

Hanya ada tubuh Hue mee yang berbaring diatas tempat tidur itu. Bagaimana aku menggambarkan keadaannya? Aku tidak pernah melihat Hue mee dalam keadaan seperti itu. Aku masih berdiri kaku disamping pintu, melihatnya dengan tatapan tidak percaya. Benarkah itu dia? Ini pertama kalinya aku melihat Hue mee setelah kita berpisah minggu lalu sebelum aku berangkat ke Thailand dan sekarang aku bahkan hampir tidak mengenalinya sebagai Hue mee andai saja tidak ada namanya yang tertera diruanganya,

Selangkah demi selangkah aku mulai mendekat kesisi tempat tidurnya. Menatapnya sebentar. Matanya masih terpejam. Mungkinkah Hue mee masih tertidur? Tanganku mulai bergerak membelai rambutnya lembut sebelum mengecup keningnya. Aku merindukannya, aku tidak bisa berbohong akan hal itu.

Tanganku mulai meraih tangannya. Menggenggamnya begitu erat lalu mendaratkan sebuah kecupan dipunggung tangannya dan itu membuat Hue mee membuka matanya. Senyumku tersungging begitu saja melihatnya. Gips yang bertengger dilehernya membuatnya tidak bisa menoleh dengan sempurnya dan juga masker oksigen yang masih menutupi sebagian wajahnya membuat Hue mee tidak bisa berbicara dengan leluasa.

"apa tidurmu nyenyak?" tanyaku dengan berbisik. Hue mee memejamkan matanya sekali seolah itu adalah jawaban iya. Hue mee mengalihkan pandangannya menatap langit-langit rumah sakit dengan nafas yang belum normal lalu sekali lagi melirikku, aku menggeleng saat melihat tanda-tanda Hue mee akan membuka mulutnya untuk memulai bicara,

"-tidak apa-apa. Aku sudah memaafkanmu" ucapku. Sekali lagi aku mengecup punggung tangannya dan itu membuat air matanya mengalir dari pelupuk matanya,

"-kenapa kau menangis?" aku menyeka air matanya dengan ibu jariku,

"-aku disini untukmu, jadi jangan sedih lagi, eo?" aku menempelkan tangang Hue mee yang aku genggam di pipiku sembari menatapnya. "saranghae" ucapku yakin dan kali ini Hue mee mencoba untuk tersenyum.

슈퍼주니어

3 jam setelah Hue mee siuman, dia dipindahkan keruang pemulihan. Ini lebih cepat dari pada perkiraan dokter. Hue mee mengalami kemajuan yang pesat. Pasti ini karena Eunhyuk Hyeong, aku tidak tahu apa yang Hyeong lakukan padanya, tapi aku tetap berterima kasih padanya karena sudah membuat Hue mee mengalami kemajuan yang sangat pesat,

Yoon Bisseo dan Changmin Hyeong sudah mengurus semuanya. Mereka memilih kamar vvip untuk Hue mee dengan tempat tidur king size dan membuatnya nampak seperti kamar Hue mee. Aku tidak ingin Hue mee tinggal lama disini tapi aku tidak keberatan mereka melakukan semua itu untuk membuat Hue mee merasa lebih nyaman. Changmin Hyeong mengambil bantal dan selimut yang selalu Hue mee gunakan dirumahnya, semua itu Changmin Hyeong lakukan untuk Hue mee setelah Changmin Hyeong mengetahui bahwa Hue mee tidak akan keluar dari rumah sakit dalam waktu dekat ini,

Sementara kami sedang sibuk dirumah sakit, Yoossi sedang sibuk menjembut Abeoji dan orang tua Hue mee dia bandara. Shim Ajoossi sudah memastikan keabsahan dokumen-dokuman tentang Tan Ajoossi jadi orang tua Hue mee bisa menginjakkan kakinya kembali di Korea,

"kemana saja kau akhir-akhir ini?" tanya Changmin Hyeong,

"Pearl Blue Hill" jawabku sekenanya. Hening sejenak,

"-kau pasti sudah tahu ini sejak awal bukan Hyeong?" tuduhku,

"tentang apa?"

"rencana Hue mee untuk memberikan Pear Blue Hill padaku"

"eo. Aku sudah berusaha membujuknya untuk tidak melakukan itu tapi Hue mee tetap bersikeras akan memberikan itu sebagai hadiah hari kelahiranmu"

"aku tidak pernah berfikir untuk merebut apa yang sudah menjadi milik Hue mee Hyeong, termasuk Pearl Blue Hill",

"ara, lalu?",

"aku akan mengembalikan Pearl Blue Hill padanya. Sejak awal Hue mee adalah pemiliknya bukan aku" ujarku sambil menatap Changmin Hyeong lurus-lurus,

"terserah kau saja tapi tunggu sampai Hue mee benar-benar pulih" aku mengangguk setuju. Didalam kamar Hue mee sudah ramai dengan para member. Sejak tadi Hue mee selalu menanyakan Kyuhyun, tapi Kyuhyun sedang tidak disini. Kyuhyun sedang sibuk sekarang sementara Eunhyuk Hyeong selalu didekatnya tanpa mau melepaskan genggamannya,

"apa Kyuhyun belum sampai Oppa?" tanya Hue mee sekali lagi saat aku dan Changmin Hyeong membaur dengan memberdeul,

"dia sedang sibuk Hue mee-a" sahutku,

"kenapa kau terus mencarinya?" tanya Eunhyuk Hyeong tampak cemas,

" tidak ada. Aku hanya ingin berterima kasih padanya",

"berterima kasih?" ulang Donghae Hyeong,

"hmm. Karena Kyuhyun yang menjemputku dan membawaku kembali Oppa" ruangan ini tiba-tiba menjadi hening saat Hue mee berkata Kyuhyun yang menjemputnya dan membawanya pulang. Apa maksudnya? Kami semua tahu, uri Kyu juga pernah mengalami hal yang sama seperti Hue mee saat kecelakaan 2008 lalu, mungkinkah Hue mee dan uri Kyu..........?.

슈퍼주니어

Kyuhyunssi yang menjemput Hue mee dan membawanya pulang? Aku terus memikirkan itu. Kalimat itu berulang kali terlintas dibenakku tapi aku masih tidak mengerti apa maksud semua itu. Dokter Kim, tengah mengawasiku diruang kerjanya dengan tatapan heran "apa ada yang mengganggumu Changminssi?" ,

"ada yang ingin saya tanyakan Dokter" ucapku sedikit ragu,

"-tentang adikku. Saat Hue mee terbaring koma, apa mungkin dia masih bisa merasakan apa yang ada disekelilingnya?",

"secara psikologis, seseorang yang terbaring koma tidak berbeda jauh dengan orang yang sedang tertidur. Jadi kalau kau bertanya padaku apa Hue mee merasakan keadaan disekelilingnya selama koma, aku rasa jawabannya iya",

"-apa ada yang salah dengan pasienku Changminssi?" aku menggeleng ragu,

"entahlah Dokter . saat Hue mee koma, ada salah seorang temannya yang selalu datang menengoknya dan selalu mengajaknya berkomunikasi dengan membacakan dongeng untuknya. Dan saat Hue mee tersadar, dia merasa temannya itu yang menjemputnya dan membawanya kembali" Dokter Kim menyangga dagunya dengan tangan mengepal,

"secara tidak langsung keberadaan temannya yang selalu mengajaknya berkomunikasi sudah mempengaruhi alam bawah sadarnya. Benar saat itu Hue mee memang sedang koma tapi alam bawah sadarnya merasakan keberadaan orang itu. Hal-hal seperti ini sering dialami oleh para pasien yang mengalami koma. Kami masih belum bisa menjelaskan semua ini secara teori, pada dasarnya pasien yang tersadar dari koma memiliki pengalaman sendiri yang tidak bisa kami jelaskan dengan istilah kedokteran",

"emmm Dokter, apa itu akan memperngaruhi kesehatan Hue mee?",

"secara teori tidak hanya orang yang baru tersadar dari koma tapi mereka yang dalam keadaaan sehatpun jika terlalu memikirkan sesuatu akan berpengaruh pada kesehatannya. Stress adalah pemicu seseorang jatuh sakit",

Aku sudah tahu apa yang seharusnya aku lakukan. Setelah berbincang dengan dokter yang menangani Hue mee sejak awal, membuatku dapat berfikir jernih. Aku melirik arlojiku, pukul 2 siang. 'Seharusnya Tan Sonsaengnim sudah sampai disini' batinku sembari melangkah kekakamar Hue mee. Siwoni dan Super Junior member sudah pulang sejak setengah jam yang lalu, sebelum aku pergi menemui Dokter Kim. Siwoni dan Eunhyukssi sudah kembali kerutinitas mereka. Atas satu minggu yang berantakan, kini saatnya mereka menebusnya. Siwoni, sudah hampir menyelesaikan agendanya yang sempat tertunda sementara Eunhyukssi menyelesaikan lagu yang seharusnya menjadi single terbarunya bersama Donghaessi. Selain itu, kini mereka juga tengah sibuk dengan jadwal tour mereka. Siwoni, mengirimkan semua jadwal aktifitasnya bersama Super Junior member dan menyuruhku menempelkan dibuku agenda untuk Hue mee. Sebelumnya Hue mee selalu menolak. Hue mee bersikeras tidak ingin menyimpan itu tapi saat Siwoni berkata itu akan memudahkannya untuk mengetahui keberadaan Eunhyukssi, tanpa banyak membantah Hue mee langsung menerimanya.

Aku berharap semuanya akan kembali normal. Setelah 2 jam lamanya ayahku menahan Tan sonsaengnim untuk tidak langsung datang kerumah sakit untuk masalah keamanan, kini Tan Sonsaengnim sudah bisa melihat putrinya,

Tan Sonsaengnim sedang duduk di pinggiran tempat tidur Hue mee sekembalinya aku dari ruangan dokter Kim dengan semangkuk sup sarang burung walet buatan Tan Ajooma. Hue mee berulang kali mengembangkan senyumnya saat ayahnya menyuapinya. Sebuah senyuman yang sempat hilang beberapa tahun ini. aku menyapa Tan Sonsaengnim sebentar sebelum duduk mengawasi mereka dari sofa yang aku duduki.

"Baba" panggil Hue mee pelan,

"hmmm?" Tan Sonsaengnim menyahutnya dengan sebuah dengungan. Hue mee berhenti sejenak untuk menelan makanannya sebelum melanjutkan "-Soo Tae Joo bertanya padaku tentang 4 angka. Apa Baba tahu maksudnya?",

Tan Sonsaengnim tersenyum sekilas sambil menyuapkan sesendok sup untuk putrinya lagi "kau memberitahunya?",

"tidak. Aku tidak tahu apa yang dia tanyakan Baba",

"itu kode untuk membuka brangkas. Aku menyimpan beberapa saham dan emas batangan atas nama istrinya. Sebelum melakukan bunuh diri, istri Soo Tae Joo menyuruh seseorang untuk menemuiku dan menyuruhku menyimpan sedikit harta untuk putra satu-satunya",

"bukankah seluruh harta Soo Tae Joo sudah dibekukan Sonsaengnim?" selaku,

Tan Sonsaengnim menggeleng "tidak Changmini, harta atas nama istrinya itu bersih miliknya, jadi harta itu tidak termasuk kekayaan yang harus dibekukan",

"dan kode itu Baba? 4 angka itu apa?" tanya Hue mee,

"angka yang tertulis kalungmu itu adalah angka yang Soo Tae Joo cari" Hue mee meraba lehernya untuk melihat tulisan disana,

"1302? Ini tanggal pertemuanku dengan Hyuki Oppa untuk pertama kali setelah aku mencarinya selama 10 tahun",

"benar. Dan aku meminjam tanggal itu sebagai kodenya, kau tidak keberatankan?",

"aku pikir ini hadiah untukku karena aku sudah berhasil menemukan Hyuki Oppa dan karena Baba juga ingin mengukir tanggal pertemuanku dengan Hyuki Oppa dalam sejarah kebahagianku",

"tentu saja aku melakukan itu untuk mengukir hari terindah putriku saat menemukan laki-laki yang dicintainya, karena itu aku meminjam angka itu untuk membuat orang lain juga mendapatkan kebahagiaanya",

"hmmm, maksud Baba?",

"kita harus segera memberikan wasiat itu untuk putra Soo Tae Joo",

"-Changminssi?",

"ne Sonsaengnim",

"tolong temukan putra Soo Tae Joo dan bawa dia padaku",

"algaeseumnida Sonsaengnim"

"baiklah kurasa setelah ini aku sudah bisa hidup dengan tenang. Changmini?",

"Ne Sonsaengnim",

"kau tahu dimana Soo Tae Joo dirawat?".

"Waeyo sonsaengnim?"

"aku hanya ingin tahu apa mereka memperlakukan Soo Tae Joo dengan baik" ucapnya pelan. Aku menghela nafas pelan. Aku cukup mengenal ayah Hue mee, tidak seperti Abeoji, Sonsaengnim adalah Pria yang dingin sementara Aboji adalah seseorang yang hangat. Setidaknya bagi orang yang belum mengenalnya, tapi begitu Sonsaengnim mengenal orang itu, beliau akan bersikap hangat padanya. Tidak peduli dengan siapapun termasuk Soo Tae Joo, musuhnya,

"anda jangan cemaskan masalah itu Sonsaengnim, saya sudah menyuruh seseorang untuk mencarikan tempat yang layak untuknya",

"hmm" Sonsaengnim mengangguk-angguk,

"Baba" panggil Hue mee sekali lagi,

"-aku ingin mengunjungi tempat peristirahatan terakhir Jang Geum" ucapnya lirih,

"-aku sudah lama tidak mengunjunginya, aku ingin melihatnya Baba",

"baiklah. Saat kau sudah benar-benar pulih nanti kita bersama-sama kesana, Eottae?",

"ne, Geundae Baba...",

"mwo?",

"apa seseorang yang sudah kembali pada Tuhan, dia akan menjalin kehidupan barunya dengan lebih baik? Saat aku terbaring koma, aku bermimpi bertemu dengannya. Jang Geum tampak semakin cantik dan juga Jang Geum sudah memiliki rumahnya sendiri. rumahnya cantik, sama seperti rumah barbie yang Baba belikan" tutur Hue mee. Saat itu aku melihat tubuh Tan Sonsaengnim menegang saat putrinya membahas tentang itu,

"-Baba, apa suatu saat nanti aku bisa bersama-sama Jang Geum lagi?",

Hening,

"jangan bertanya terus" ucapku akhirnya. Aku berdiri mendekati mereka dan berusaha mengambil alih situasi tegang ini. Tan Sonsaengnim sepertinya masih selalu merasa bersalah jika mengingat kejadian itu. Andai waktu itu Tan Sonsaengnim mengindahkan peringatan Soo Tae Joo, putrinya pasti tidak akan kehilangan sahabatnya,

"-sudah saatnya kau beristirahat" aku memaksanya berbaring, lalu menarik selimutnya hingga menutupi sebagian tubuhnya,

"-ayahmu baru saja sampai di Korea, aku akan mengantarnya pulang untuk beristirahat lalu kembali lagi kesini. Kau tidak boleh kemana-kamana, aro?" Hue mee mengangguk tanpa banyak bicara,

"beristirahatlah dengan baik Baba. Wo ai ni".

슈퍼주니어

Sudah 10 hari aku tinggal disini. Meskipun aku menempati kamar yang cukup nyaman, tapi rumah sakit tetap saja rumah sakit. Ada perawat yang selalu berkeliaran dengan baju putihnya yang selalu mengingatkan aku tentang obat yang harus selalu kuminum dan juga dokter yang setiap hari datang kekamarku untuk menanyakan keadaanku. Aku bosan. Tapi mereka tidak mengizinkanku pulang. Untung saja Baba dan Mama selalu berhasil membujukku untuk tetap menuruti para dokter itu. Baba dan Mama hanya datang sekali dalam sehari dijam makan siang. Changmin Oppa tidak mengizinkan Baba dan Mama tinggal lama dirumah sakit, Oppa tidak ingin Baba dan Mama terlalu lelah,

Sekarang setelah gips dileherku dan dilenganku dilepas, aku mulai sidikit leluasa dan merasa lebih baik "bagaimana perasaanmu Hue mee-a?" dokter Kim selalu mengulangi pertanyaan yang sama padaku,

"sudah jauh lebih baik dokter. Saya cukup kuat berjalan dari kamar saya menuju ruang praktek anda" jawabku tidak serius. Dokter Kim yang merawatku sejak awal. Sejak 4 hari koma dan 10 hari diruang pemulihan dan itu membuatku dan beliau menjadi dekat,

"bagus sekali. Sepertinya kau akan segera pulih",

"apa itu artinya saya sudah boleh pulang dokter?" dokter Kim menggeleng,

"aku berkata SEPERTINYA dan itu belum tentu benar jadi kau harus tetap tinggal disini",

"baiklah, kalau dokter begitu memaksa. Sepertinya anda begitu menyukai saya, karena itu anda tidak mengizinkan saya pulang. Benar begitukan dokter?" aku berusaha menggodanya,

"iya...anggap saja begitu" dokter Kim menyahut ringan,

"geundae Hue mee-a",

"ne?"

"kau tahu bukan ini rumah sakit. Meskipun kamarmu lebih mirip dengan kamar dirumahmu ataupun hotel tapi ini tetap saja rumah sakit" aku memiringkan kepalaku menatap dokter Kim. Apa yang yang sedang dokter Kim katakan, kenapa berbelit-belit,

"museunmaryaeyo dokter?",

"emmm, tentang kakak-kakakmu dan juga teman-temanmu" jawab dokter Kim sedikit ragu,

"-kau tahu ini rumah sakit bukan? Dan mereka tidak boleh menginap dirumah sakit kecuali mereka sedang sakit",

"tapi dokter, bagi kakak-kakak saya dan teman-teman saya mereka akan merasa sakit jika saya sakit. Mereka merasakan apa yang saya rasakan itu sebabnya terkadang mereka menginap disini",

"Hue mee, aku tidak sedang bercanda denganmu" tegur dokter Kim,

"ahh....Jwesonghamnida. sebenarnya saya pernah menyinggung ini sebelumnya tapi mereka tidak mudah menuruti seseorang dokter. Saya dengar salah satu kakak saya pernah mengamuk disini saat saya masih belum sadar" dokter Kim mengiyakan melalui tatapannya,

"-jadi benar ya?" aku menjawab pertanyaanku sendiri setelah itu,

"-saya tidak bisa mengatasi mereka dokter, emm apa anda memiliki cara untuk mengatasi ini?" dokter Kim membuang nafasnya pelan menyiratkan jawaban 'aku juga tidak tahu harus berbuat apa',

"baiklah, kita bahas ini lain kali. Kau boleh kembali kekamarmu sekarang. Jangan lupa minum obatmu. Kakak-kakakmu pasti sudah menunggumu" dokter Kim memutuskan untuk menyerah membahas tentang Siwon Oppa dan Changmin Oppa yang selalu bermalam dikamarku,

"Siwon Oppa baru saja kembali pukul 4 pagi tadi dokter, sekarang Oppa sedang tertidur pulas",

"iya...iya aku mengerti betapa sibuknya kakakmu. Dari mana kau menemukan kakak-kakak seperti mereka Hue mee-a?" tanya dokter Kim syarat dengan keluhan,

Aku tersenyum sekilas lalu menjawab " mereka orang-orang pilihan Tuhan dokter. Tidak mudah mendapatkan kakak seperti mereka",

"-baiklah. Terima kasih untuk pagi ini dokter. Saya akan kembali kekamar saya dan beristirahat sesuai dengan saran anda" dokter Kim mengangguk sebelum aku bangkit dan berbalik memunggunginya,

"eee, Hue mee-a" panggil dokter Kim dari balik mejanya,

"-aku punya 2 selimut yang tidak terpakai. Para Tuan muda itu mungkin tidak terbiasa memakai selimut murahan seperti ini tapi selimut ini bisa menghangatkan tubuh mereka" dokter Kim menghampiriku dan mengulurkan 2 selimut kearahku. Aku menerimanya dengan tangan kiriku karena tangan kananku masih belum pulih benar,

"kamsahamnida dokter. Kakakku pasti senang menerima ini" aku membungkuk dalam-dalam padanya,

"ka",

"ne",

"-emm dokter" dokter Kim menautkan alisnya menatapku saat sekali lagi aku berhenti melangkahkan kakiku tepat didepan pintu,

"-tanganku masih belum sembuh benar. Bisa tolong bukakan pintunya untukku?" dokter Kim melangkah melewatiku lalu membukakan pintunya untukku,

"-kamsahamnida",

"apa aku perlu mengantarmu sampai kamarmu?" aku tahu dokter Kim sedang menyindirku,

"jika anda tidak keberatan dokter" aku mengabaikan sindirannya dan memilih untuk menanggapi dengan serius tawarannya. Segera, dokter Kim mengambil alih selimut dari pelukanku dan berjalan mengiriku menuju kamar inapku,

"aku dengan dari para perawat, kau sudah memiliki kekasih. Benar begitu?" aku melotot mendengar itu,

"para perawat itu menggosipkan saya dokter? Bukankah mereka tidak boleh melakukan itu pada pasien, saya seorang pengacara saya bisa menuntut mereka dengan tuduhan mengganggu ketenangan orang lain",

"sudah jawab saja. Kau pasien disini, bukan pengacara seperti yang kau bilang" potong dokter Kim datar. Aku tersenyum renyah setelah itu. Sesungguhnya, aku selalu merasa senang jika seseorang bertanya padaku tentang Hyuki Oppa dan aku selalu bahagia jika harus menceritakan itu pada semua orang meskipun harus selalu mengulangi kalimat yang sama, aku sungguh tidak keberatan,

"-jadi pria seperti apa dia?" desak dokter Kim,

"sebenarnya anda sudah tahu siapa pria itu bukan dokter?" dokter Kim mengangguk kecil,

"tidak banyak. Ayo, ceritakan sedikit tentang pria itu" desaknya persis seorang ayah yang sedang menggoda putri kecilnya,

"ahhh, anda membuatku malu dokter",

"kau bukan tipe gadis pemalu Hue mee-a" sangkalnya,

"baiklah, anda tidak perlu menyinggung tentang itu" aku bersungut,

"10 kali dia menolakku" ucapku ringan tapi berhasil memancing tatapan dokter Kim yang nampak Shock,

"-iya 10 kali" ulangku,

"-emm Hyuki Oppa, aku memanggilanya seperti itu. Dia hangat dokter, meski kadang begitu dingin. Seorang pria yang tidak pandai mengungkapkan perasaan cintanya, tapi dia pandai berdansa dan begitu menyayangi keluarganya. Saat tubuh kami masih berukuran 120 cm, kami sudah menghabiskan waktu bersama. Entah karena terbiasa atau apa, aku mulai tergantung padanya. Aku bahkan ikut program percepatan kelas untuk bisa sekelas dengannya. Itu sebabnya aku tetap mengejarnya meskipun sudah 10 kali ditolak" dokter Kim menolehku dengan kagum,

"-usahaku sungguh mengesankan bukan dok?" dokter Kim mengangguk,

"lebih tepatnya bodoh",

"heeeii, carilah kata-kata yang lain dokter. Orang lain sudah sering mengataiku bodoh" sekali lagi, dokter Kim tersenyum,

"babo" ucap dokter Kim sekali lagi,

"Nuna!!!!!" panggil sebuah suara setelah itu. Hanya ada seseorang yang selalu memanggilku seperti itu dan aku mengenalinya sebagai Henry. Aku dan dokter Kim menoleh dan mencari sumber suara itu. Dan benar Henry dan Kyuhyun sedang berjalan kearah kami,

"selamat pagi dokter" sapa Kyuhyun ramah sebelum mengambil alih selimut dari pelukan dokter Kim. "-maaf sudah merepotkan anda dokter" sesal Kyuhyun sebelum dokter Kim memutuskan untuk kembali keruangannya dan mengurungkan niatnya untuk mengantarku sampai kamarku,

"-kau tampak lebih cantik mamakai baju itu Hue mee-a" Kyuhyun mengawasiku dari ujung rambut sampai ujung kakiku,

"-kau tidak perlu membeli gaun mahal untuk terlihat cantik, kau hanya perlu manjadi pasien dan menginap disini. Baju rumah sakit sangat cocok untukmu",

"pantas saja akhir-akhir ini Hyuki Oppa sering mengunjungiku. Aku tidak tahu kalau aku begitu mempesona memakai baju ini" aku menunduk melihat baju rumah sakit yang 1 ukuran lebih besar yang ku kenakan,

"Babo" Kyuhyun memukul kepalaku pelan dan Henry terkikik karena itu,

"kau sudah makan Nuna?" aku menggeleng,

"masakan rumah sakit sungguh membosankan" sungutku,

"kebetulan sekali aku membawakan bubur abalon, ayo kita makan bersama",

"-dan juga ini" Henry mengeluarkan sebuah CD dari dalam tasnya,

"-mini albumku sudah rilis" ucapnya tampak begitu bahagia. Aku menerimanya dengan senyum mengembang,

"Chukahae" aku mengacak rambutnya, membuat mata Henry terpejam dan senyum bahagia lagi-lagi tersungging dari bibirnya,

"aku sudah memberikan tanda tanganku di cover albumnya Nuna, tapi Kyuhyun Hyeong ikut membubuhkan tanda tangannya disana. sungguh mengganggu" gerutu Henry,

"YA!" pekik Kyuhyun yang membuatku terkejut,

"-ada namaku juga disana. jadi tidak ada salahnya aku membubuhkan tanda tanganku disana bukan?" protes Kyuhyun,

"tentu saja salah Hyeong" debat Henry,

"gwenchana" selaku pelan,

"andwae Nuna!" tegas Henry.

"-kau tidak lihat ini Hyeong?!" Henry mengambil Cdnya kembali dari tanganku,

"-Henry mini Album" Henry mengeja tulisan di cover Cdnya,

"-kalau kau tidak suka, aku bisa memberikan satu lagi yang baru Nuna" Henry mengembalikan Cdnya padaku,

"MWO!!!" pekik Kyuhyun semakin keras,

"Kyu ini rumah sakit, kau tidak boleh bicara sekeras itu" omelku tertahan,

"bocah ini sudah keterlaluan Hue mee-a" Henry menunduk mendengar omelan Kyuhyun,

"gwenchana. Aku suka dengan ini. aku suka ada tanda tangan kalian, jadi kau tidak perlu memberikanku yang baru. Ini saja sudah cukup",

"Nuna" keluh Henry, aku menggeleng,

"gwenchantago",

"baiklah" sahut Henry akhirnya,

"jangan kesal seperti itu Kyu. Kurasa kau sedang mendapat karmamu sekarang" godaku,

"karma?" ulang Kyuhyun,

"kau selalu membuat kakak-kakakmu kesal dan sekarang kau merasakan apa yang mereka rasakan. Bagaimana rasanya berdebat dengan orang yang lebih muda denganmu? Eo?".

슈퍼주니어

Tidak peduli selelah apapun aku, kakiku selalu melangkah seringan ini saat aku memasuki lorong rumah sakit yang mulai akrab denganku. Melihat Heu mee adalah satu-satunya hal terbaik yang selalu ingin aku lakukan akhir-akhir ini. seperti biasanya, aku melewati pintu khusus yang rumah sakit ini sediakan seperti sebelumnya, jadi tidak banyak orang yang aku temui dalam perjalanan menuju kamar Hue mee. 10 meter dari hadapanku, tepat didepan pintu kamar Hue mee, Ayah Hue mee, Changminssi, Choi Ajoossi, dan ayah Changminssi, Shimssi mereka tengah berdiri tegang disana. aku masih belum tahu apa yang sedang mereka lakukan tapi yang pasti itu membuatku mengurungkan niatku untuk membaur dengan mereka,

"Sonsaengnim, tolong pikirkan sakali lagi" suara Changminssi memecah kesunyian. Lorong ini sangat sepi, jadi suara sekecil apapun bisa terdengar dengan jelas,

"Adeul, Geumanhae" Shimssi memegangi pundak putranya tapi cara itu tetap tidak berhasil membuat Changminssi menuruti ayahnya,

"andwaeyo Aboojji, Sonsaengnim tidak bisa melakukan itu. Ajoossi, tolong bujuk Sonsaengnim. Sonsaengnim tidak boleh melakukan itu" kali ini Choi Ajoosssi yang menggelang pelan. Aku tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan, aku hanya menatapnya dari kejauhan dengan kebingungan yang menggelayuti hatiku,

"-Sonsaengnim, saya mohon. Kalau Sonsaengnim membawa Hue mee kembali ke China, bagaimana dengan Siwoni dan Eunhyukssi?",

"mwo!!" pekikku tertahan. Aku tidak percaya dengan apa yang baru saja aku dengar,

"-Hue mee akan dibawa pulang ke China? Ige maldo andwae!" tanganku mengepal mendengar itu. Aku tidak mau Hue mee kembali ke China. Aku tidak mau jauh dari Hue mee. Aku tidak mau Hue mee meninggalkan aku sendiri disini. Ige jeongmal mottae!,

"Nak!" suara berat Hue mee Baba kembali menyita perhatianku,

"-tolong biarkan aku menunaikan kewajibanku sebagai ayah",

"anda tetap bisa melakukannya disini Sonsaengnim. Tinggalah di Korea bersama kami. Kabahagian Hue mee ada disini. Jaebalyo" Changminssi mengiba,

"tapi ibu Hue mee sudah memutuskannya. Kau tahu betapa sulitnya aku? Aku tidak bisa hidup jauh dari 2 wanita yang begitu aku cintai. Istriku tidak bisa tinggal dinegara ini lagi. Kau lihat sendiri bukan, istriku merasa tidak nyaman disini?",

"lalu bagaimana aku harus menjelaskan ini pada Siwoni dan Eunhyukssi Sonsaengnim.?Mereka pasti tidak akan mudah menerima keputusan ini",

"serahkan urusan itu padaku Changmini" sela Choi Ajoossi,

"Sonsaengnim, tolong pikirkan sekali lagi" Changminssi terus memohon, sementara aku hanya mengawasi mereka dari kejauhan,

"sudahlah Adeul" Shimssi berusaha menghentikan rengekan putranya. Akhirnya Changminssi menyerah dan menuruti ayahnya dan mulai bergerak menujuku. aku tidak ingin mereka tahu aku sudah mendengar pembicaran mereka, maka saat aku berada selangkah dihadapan mereka aku memasang wajah senatural mungkin. Setelah membungkuk memberi salam, aku tersenyum dengan susah payah. Sungguh ini tidak mudah untukku. Aku bukan aktor, jadi untuk menutupi perasaanku saat ini, sangat sulit tapi aku harus lakukan ini. memikirkan Hue mee akan meninggalkanku membuat hatiku terasa nyeri. Apa yang bisa aku lakukan untuk menahan Huee tetap disisiku? Memeluknya? Atau menggenggam erat tangannya?,

"kau datang menjenguk Hue mee, Eunhyuki?" Tanya Hue mee Baba,

"ne, Hue mee Baba",

"dia sedang sindirian dikamarnya. Tolong jaga Hue mee sementara kami makan siang. Kau tidak keberatan kan Eunhyuki?",

"ne, Hue mee Baba",

Tanganku terhenti sebentar memegangi kenop pintu. Melihat wajah Hue mee, mengintipnya dari balik pintu sama sakitnya. Hue mee sedang duduk bersandar ditempat tidurnya dengan buku bacaannya. Wajahnya masih pucat tapi dia tetap cantik seperti biasanya. Aku menghela nafas sejenak sebelum memutuskan untuk masuk kedalam. aku meletakkan tasku di sofa sebelum membaringkan tubuhku ditempat tidur Hue mee,

Hue mee menatapku sedikit kesal saat kepalaku tiba-tiba muncul dihadapannya dan menindih buku dipangkuannya. Itu hanya terjadi beberapa saat, setelahnya Hue mee meletakkan bukunya lalu kembali sibuk denganku,

"bagaimana harimu Oppa?",

"Lelah" Hue mee tersenyum sekilas mendengar jawabanku, lalu tangannya mulai menyentuh rambutku,

"kau belum menghilangkan gel dirambutmu Oppa" ucapnya ringan sembari membelai lembut rambutku. Aku sadar berada didekatnya, aku merasa begitu hangat dan berbaring dipangkuannya seperti ini adalah hal yang selalu ingin kulakukan saat aku merasa lelah,

"biarkan saja. Aku punya waktu 2 jam sebelum kembali Shooting" aku mengambil sebelah tangannya, menggenggamnya lalu meletakkan diatas dadaku,

"bolehkah aku tidur disini?",

"tidurlah",

"tapi kau harus berjanji, kau tidak akan pergi meninggalkanku",

"janji" sahut Hue mee. Sebenarnya aku ingin memintanya untuk tetap tinggal disini. Entahlah. Hue mee sudah tahu tentang rencana ayahnya itu atau belum tapi aku ingin sekali Hue mee tetap tinggal disini. Disisiku,

"Hue mee-a?",

"Hmm?" sebelah tangan Hue mee tetap sibuk membalai rambutku,

"-mwo?",

"saat kau menikah nanti kau akan tinggal bersama suamimu atau orang tuamu?",

"kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu Oppa?",

"sudah jawab saja. Kau akan tinggal bersama suamimu atau orang tuamu?",

"tentu saja dengan suamiku" sahut Hue mee setelah itu,

"meskipun harus berpisah dengan ayah dan ibumu?",

"mmm...." Hue mee berhenti sejenak,

"-Eo. Meskipun harus berpisah dengan Baba dan Mama. Karena setelah menikah, entah seperti apa kehidupan kami nanti, seorang istri adalah tanggung jawab suami",

"kalau begitu kita menikah saja",

"hmmm? Wae?" 'karena aku ingin menahanmu disini. Disisiku' jawabku dalam hati,

"-bukankah kau sangat mencintaiku? Apa kau tidak ingin hidup bersamaku Hue mee-a?" aku berbalik bertanya sebelum mengecup punggung tangan Hue mee yang ada digenggamanku. Hue mee membalasnya dengan kecupan dibibirku sekilas,

"tidurlah. 2 jam akan segera berlalu" perintahnya mengalihkan pembicaraan kami. Hue mee tidak tahu betapa seriusnya ucapanku dan Hue mee tidak memberiku jawaban atas itu. Hue mee hanya memberiku kecupan kilat yang berhasil menenangkanku untuk sementara ini.

슈퍼주니어

Continue Reading

You'll Also Like

7.4M 227K 46
Beberapa kali #1 in horror #1 in thriller #1 in mystery Novelnya sudah terbit dan sudah difilmkan. Sebagian cerita sudah dihapus. Sinopsis : Siena...
6M 703K 53
FIKSI YA DIK! Davero Kalla Ardiaz, watak dinginnya seketika luluh saat melihat balita malang dan perempuan yang merawatnya. Reina Berish Daisy, perem...
1.2M 17.3K 44
ON GOING SAMBIL DI REVISI PELAN-PELAN. Start 18 November 2023. End? Cerita bertema 🔞, Kalau gak cocok bisa cari cerita yang lain terimakasih. Mars...