pearl blue hill under blue sky part 15

125 1 0
                                    

Kikikan tawa itu masih kudengar jelas seiring dengan mata cantiknya yang tertutup saat gadis yang begitu kucintai duduk tenang disampingku "apa yang lucu Hue mee-a? Kenapa kau terus saja tertawa seperti itu?" gadis itu menoleh. Menatapku,

"tidak ada. Aku hanya terlalu bahagia Oppa" aku memberenggut. Berpura-pura merajuk padanya,

"kenapa kau tidak membagi kebahagianmu padaku" rengekku. Sekali lagi, bibir manisnya menyunggingkan senyumnya padaku,

"apa kau mencintaiku Oppa?" tanya Hue mee dengan wajah sarius,

"Mwoya? Pertanyaan macam apa itu?" gerutuku seiring dengan rasa panas yang mulai menjalari pipiku. Hanya mendengarnya bertanya seperti itu saja, rasa hangat sudah menguasaiku,

Gadis itu tidak mengeluh ataupun murung saat lagi dan lagi aku tidak menjawab pertanyaannya. Hue mee mulai beranjak dari duduknya dan melangkah beberapa kali menuju tepian tebing ini,

"YA!!!! LEE HYUK JAE! SARANGHAE!!!!" teriakan itu langsung menyahut satu sama lain seiring gemaan suara merdu Hue mee,

Aku menyusul Hue mee dengan ragu "mwoya? Kau ingin semua orang mendengarnya? Kenapa kau berteriak seperti itu?",

"Eo! Kau benar!. Aku ingin semua orang tahu kalau aku mencintaimu Hyuki Oppa" aku masih bersungut dengan lirikanku lalu sedetik kemudian "YA! TAN HUE MEE! KAU MAU MATI HAH?!" lalu meliriknya sekali lagi dan senyum itu tetap tidak sirna dari wajahnya,

"-na tto saranghae" tuturku dengan lebih pelan,

"aku tidak bisa mendengar itu Oppa. Ayo ulangi sekali lagi" pintanya dengan rengekan manjanya,

"YA! Neo ! ckckckck" aku berdecak kesal mendengar itu. Hue mee masih mengawasiku dengan tatapan memohonnya. "-isshhhh kau ini! baiklah" aku menyerah,

"YA! TA....TA......TAN HUE......HUE ME" ucapku dengan tergagap,

"igo mwoya?" keluh Hue mee,

Aku berdecak sekali lagi mendengar protesnya. Apa dia tidak tahu betapa sulitnya bagiku mengucapkan hal itu dan sekarang dia ingin aku mengulanginya lagi?,

"kenapa kau diam Oppa? Kau hanya perlu berkata "YA! TAN HUE MEE! AKU MENCINTAIMU!" tuturnya setengah mengejekku,

"kau sudah tahu bukan? Jadi aku tidak perlu mengulanginya lagi" aku merajuk. Dan benar-benar merajuk. Aku kesal Hue mee mengejekku seperti itu. Ini benar-benar sulit untukku, tidak bisakah Hue mee sedikit maklum padaku?

"ANDWAE!!" tahan Hue mee,

"-Oppa!" pekik Hue mee saat aku kembali duduk diatas bebatuan yang sebelumnya kami duduki,

"-ayo katakan sekali lagi" bujuk Hue mee dengan menarik-narik lenganku. Aku menggeleng tanpa memandangnya,

"-kali ini aku akan mendengarkan baik-baik. Yaksok" bujuk Hue mee terus,

"andwae" sahutku dingin,

"oppa" keluh Hue mee putus asa,

Teuki Hyeong , Donghae dan Kangin Hyeong tengah duduk mengitari tepian tempat tidurku saat aku membuka mataku. Itu hanya mimpi? Ya Tuhan, bahkan didalam mimpipun aku tidak bisa mengungkapkan perasaanku padanya,

"kau mengigau Hyuki-a, apa kau mimpi buruk?" tanya Teuki Hyeong prihatin. Aku masih belum bisa menyahut apa-apa, hanya sesekali menghela nafas dengan berat,

"demammu masih belum turun Hyuki-a" ucap Donghae setelah mengambil alat pengukur suhu dari tubuhku,

"aku sudah lebih baik. Aku akan kerumah sakit sekarang" ucapku dan berusaha bangkit dari tempat tidurku,

PEARL BLUE HILL UNDER BLUE SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang