I Love my BMX Boy

By simartabakk

43.8K 3.5K 607

Cinta membutakan segalanya, apa cinta juga bisa membuat seseorang merubah sifatnya untuk orang yang disukai? ... More

▶️ 1. Stranger
▶️ 2. Mysterious
▶️ 3. Mineral water
▶️ 4. Halloween party
▶️ 5. Want to know you more?
▶️ 6. Janji?
▶️ 7. Festival
Jas Inpoh (Just Info)
▶️ 8. Di bawah hujan
▶️ 9. Siapa dia
▶️ 11. Kita.. Jadian?
▶️ 12. Day with you
▶️ 13. Perubahan, untuknya
▶️ 14. Awal
▶️ 15. Masalah?
▶️ 16. Kisah masalalu
▶️ 17. Hilang?
▶️18. Kenapa?
▶️ 19. Belum terungkap(?)
▶️ 20. Hujan
▶️ 21. Kembali
▶️ 22. Prom(?)
▶️ 23. I love you
▶️ 24. Kehilangan adalah kemalangan
▶️ 25. Hai
▶️ 26. Khawatir
▶️ 27. Kita ini apa?
▶️ 28. Apa ya?
▶️ 29.
▶️ 30. Akhir dan awal perjalanan

▶️ 10. Nembak?

1.5K 120 2
By simartabakk


Veranda duduk di kursi dalam ruangan kepala sekolah. Di hadapannya sudah ada guru yang siap menerkamnya kapan saja, maksudnya siap memarahinya. Hehe.

Ia menggerakkan kakinya gusar, menunggu seseorang yang juga harus bertanggung jawab. Karna ulahnya ia harus duduk di hadapan kepala sekolah.

Cklekk

Pitu itu terbuka, munculah sosok Keenan dengan rambut basahnya. Ia duduk di samping Veranda.

"Keenan, Veranda. Kalian tau kan, maksud dan tujuan saya memanggil kalian ke mari?." Tanya Mr. Tomy.

"Ya, saya akan menjelaskan semuanya. Bapak tolong dengarkan baik baik." Kata Keenan santai dan dingin. Sementara Ve hanya menundukkan kepalanya taj berani mentaap kedua laki laki dalam ruangan ini.

"Waktu itu, Veranda hampir di lecehkan oleh Nabil. Bapak percaya atau tidak, itu urusan bapak. Bapak bisa cek juga di rekaman CCTV sekolag di bagian taman belakang. Waktu itu saya kebetulan lewat, dan memang rutinitas saya ke taman belakang. Saya melihat Nabil yang memaksa Veranda agar mau menuruti kemauannya." Jelas Keenan

"... Bukan maksud saya sok pahlawan. Sebagai teman saya hanya mau melindungi teman saya." Lanjutnya.

"Baik, lalu kenaoa kamu membawa Ve pergi dari sekolah?." Tanya Mr. Tomy

"Bukan salah Keenan, saya yang meminta dia mengantarkan saya ke runah pak. Saya waktu itu benar benar tertekan dan shock." Jawab Veranda

"Ok, nanti saya akn liat di kamera CCTV. Kalian sekarang bersihkan ruang pertemuan dan gedung olahraga." Titah mr. Tomy.

Veranda menggerakkan alat pel yang sejak tadi ia pegang. Ia melakukan hal itu sambil mengucapkan kata kata kesalnya karna hukumanyang Mr. Tomy berikan. Hanya ruang pertemuan saja sudah sangat besar apalagi gedung olahraga?

Ia tak habis pikir dengan Keenan. Pria itu dengan santainya tidur pada kursi yang ia tata menjadi satu sebagau kasur. Tangannya ia buat menutupi wajahnya.

"Keen! Ck! Bantuin!." Ujar Ve kesal. Keenan hanya menggeliat namun tidak terbagun. ".. Ayo dong! Inikan hukuman kita, bukan gue doang." Desis Veranda.

"Gue udah bilang kan, kalau lo capek istirahat aja. Gausah khawatir, gue akan beresin nanti. Sekarang biarin gue tidur." Ujar Keenan.

Veranda melihat perban luka yang ada di sikut Keenan, ia menyentuh dan menekannya keras. Membuat Keenan mengaduh kesakitan dan menjauhkan sikutnya dari Veranda

"Sakit! Lo apaan sih?!."

"Ohh beneran sakit. Kirain boongan. Itu kenapa sih Keen?." Tanya Ve penasaran

"Buka urusan lo kan?." Ucap Keenan ketus. "Ck! Bodo amat, nih kerjain! Masa gue doang yang ngerjain hukuman?." Protes Ve

"Siapa suruh lo mau ngerjain?."

Ve mendengus kesal dan melemparkan alat pelnya ke lantai begitu saja, ia kemudian meninggalkan Keenan menuju kantin. Tak bisa di pungkiri kerongkongannya sudah meminta untuk di basahi dengan air, ia tak memperdulikan tentang Keenan dan hukumannya.

Keenan banguj dari tidurnya dan membersihkan ruang oertemuan. Menggantikan pekerjaan Veranda yang belum rampung. Ia mengepel semua ruangan dan sudah ia bersihkan juga gedung olahraga. Ia tak mau makin lama terkena hukuman bersama Veranda, ia tak mau jantungnya berdegup kencang lagi saat bersama Ve.

***

Aku membuka pintu gedung olahraga, tunggu dulu harusnya masih kotor. Kenapa sudah bersih? Aku mengedarkan pandanganku dan yap, aku menemukan Keenan yang sedang duduk dan tertidur dengan alat alat yang ia gunakan membersihkan di hadapannya. Wajahnya ia tenggelamkan di lemgannya, sepertinya ia kelelahan membersihkan gedung ini. Eh tapi tunggu.., bukannya ini hukuman kami? Ohh aku paham makanya dia tadi asyik tidur, biarlah. Itung itung kerjaanku sudah selesai.

"Keen, bangun." Aku brjongkok di depannya. "Keen." Ulangku.

"Enghh.." Lenguhnya, ia merenggangkan otot ototnya dan membuka matanya. "Eh? Elo." Katanya saat melihatku.

Aku tersenyum dan mengangguk, ia menggeser duduknya agar tak tepat di hadapanku.

"Makasih yah." Kataku sambil tersenyum.

"Buat?."

"Yaa karna lo mau bgerjain hukuman gue, lo bersihin gedung olahraga ini sendirian, dan ruang pertemuan. Padahal harusnya kita ngerjain berdua kan?."

"Iya, abis lo ngomel dari tadi. Dari pada seragam lo bau keringat juga, kan sayang cantik cantik bau keringat." Ujar Keenan lirih.

"Apa?." Tanyaku. Ia tercekat dan menggelenh. "Ngga, gue duluan." Ia beridri dan menyaut jasnya kemudian meninggalkanku.

Apa yang Keenan katakan tadi? Aduh Veranda.. Kenapa jadi budek sih lo. Aku merutuki diriku sendiri.

**

Hari hari Keenan jalani seperti biasa, bedanya sekarang ia dan Ve sudah semakin dekat. Ve sering menemaninya bermain BMX dan mengerjakan tugas bersama. Namun, sikap dinginnya masih ia gunakan untuk menutupi rasa gugupnua tiap bersama gadis itu.

Hari ini ada pelajaran tambahan untuk anak anak kelas duabelas. Keenan dan Veranda sepakat setelah selesai mereka ingin pergi menonton kembang api perayaan tahun baru berdua.

*

Keenan mengetikkan pesan singkatnya untuk Veranda, ia sudah siap dengan kemeja berwarna putih dan celana pendek selutusnya, ia juga menggunakan sebuah jas berwarna abu abu, sepatu sneakers berwarna putih miliknya juga sangat cocok di kakinya.

KeenanA : Ve, jadi kan? Gue jemput lo jam sembilan nanti.

Ia mengirimkan pesan itu lalu kembali memainkan game yang ia pause. Ponselnya kembali berdering,

JVeranda : Emm, jadi lah. Gue gue tunggu. Jangan telat ya:)

Ia meletakkan kembali ponselnya, ia mengambil jam tangannya dan memakainya di tangan kirinya, sudah jam delapan. Ia menyaut kunci mobilnya dan keluar dari kamar.

"Kak, mau kemana?." Tanya Sinka melihat kakaknya sudah rapih dan tampan. "Keluar sama temen, kamu di rumah aja ya. Oya happy new year Sinka adeknya kakak yang paling lucu." Keenan mencium gemas pipi adiknya dan mengusap puncak kepalanya.

"Hati hati kak." Ingat Sinka.

Keenan melangkahkan kakinya gusar, kenapa tiba tiba ia merasa gugup. Ada apa dengannya, belakangan memang ia tak bisa jauh jauh dari Ve. Ia bahkan selalu mengantar Ve pulang dan berangkat sekolah. Ia juga tak suka melihat beberapa anak lelaki yang mendekati Ve, jika ada yang mesekati Ve ia selalu mencari cara agar pria iti menjauhi Ve. Ia merasa hidup kembali saat bersama Ve.

Ia berdiri di depan pintu rumah Ve, menunggu sang empunya membukakan pintu. Ia juga sempat membeli sebuah bunga yang ia letakan di mobil. Tak lama pintu iti terbuka, munculah sosok yang ia tunggu sejak tadi.

Veranda, gadis itu cantik dengan dress selututnya yang berwarna putih, rambutnya ia gelung ke atas, make up tipis semakin membuatnya sempurna. Keenan sempat menganga saat melihat Veranda malam ini, entah apa ia tiba tiba menggembangkan semyumnya.

"Emmm, eh udah? Yuk." Ajak Keenan. Veranda berjalan di belakang Keenan.

"Loh? Bunga siapa ini?." Tanya Ve saat melihat bunga di jok mobil samping kemudi. "Punya lo, itu buat lo." Kata Keenna dingin dan kembali menetralkan degup jantungnya.

"Makasih." Keduanya diam selama perjalanan, hanya ada suara yang verasal dari radio mobil yang menggema.

***

"3... 2... 1... Happy new yearrr!!!." Teriak semua orang bersama sama. Veranda tampak antusias dan ikut betepuk tangan saat melihat kembang api yang meluncur di langit dan mewarnai langit hitam tersenut. Di sampingnya Keenan hanya duduk diam dan tersenyum saat melihat wajah samping Veranda.

Keduanya sudah berada di sebuah restaurant terbuka, semua pengunjung mengabadikan moment moment mereka bersama kekasih, sahabat, ataupun keluarga mereka.

Suara dering twlepon Keenan membuatnya mengalihkan oandangannya dan merogoh ponselnya di kantunh celananya.

Grup line

FarishG : yoww! Happy new year guys! *mgirim foto dia di kasur dengan muka bantal*

BobyC : happy new year gais! Hooo.. *kirim fotonya sama Shania*

AdamR : selamat tahun baru teman teman. Haha masih jaman jomblo? Hahah

FransD : eh Farish kebo. Kasian amat ya, tahun baru molor. Wkwkwk. Happy new year. ;)

KeenanA : happy new year guys,

FarishG : sialan! Keenan awuwuw, asik bat yaa bedua duaan nongston kembang api, HAHAHA

KeenanA : ah sialan! Apaan deh

BobyC : takis pak bos! Gausah lama lama laa~

AdamR : iyo bener kui, wes gak usah kesuen Keen, tak rebut kui nek koe rak gelem karo kesuen. *translate (Iya bener itu, udah gausah lama lama Keen, nanti gue rebut iti kalau lo gamau dan kelamaan)

Keenan mendengus kesal dan menutup aplikasinya kemudian memasukkannya ke kantunh, ia melihat ke sampingnya. Kosonh, kemana Veranda pikirnya. Ia  mencari keberadaan gadis tersebut. Tak butuh waktu lama ia melihat Ve berdiiri di tepian balkon restaurant ini, ia tersenyum dan melihat kembang api yang meletus. Perlahan Keenan menghampirinya dan beridir di sampingnya. Hatinya menghangat saat melihat Ve tersenyum ke arahnya,

"Suka banget Ve?." Tanya Keenan, Ve mengangguk cepat. ".. Gue juga suka sama lo." Ujar Keenan

"Apa?." Tanya Ve karna saat Keenan mengucap kata kata itu bertepatan dengan suara kembanh api yanh meletus. "Gapapa, hehehe." Jawab Keenan,

Benarkah ia baru saja menembak Veranda dan memintanya menjadi kekasihnya? Benarkaj ia mengatakannya?

"Udah jam segini balik yuk, tar orang tua lo khawatir." Ve mengangguk. ".. Nih pake, dress lo kebuka gtu dingin kan?" Keenan melepaskan jasnya dan memasangkannya di bahu Veranda.

"Lo suka banget sih makein jas, jaket lo ke gue?." Tanya Ve di tengah perjalanan pulang. "Gatau, daripada lo sakit." Kata Keenna sambil menyetir.

"Emm, Ve. Gue mau ngomong, gue gatau kenapa saat bareng lo rasanya gue idup lagi, beda kalau gue di rumah. Cuma lo yang deket dan kenal gue banget selain temen temen cowok gue yang gajelas itu. Cuma lo yang bisa bikin hati gue hangat saat liat lo senyum. Gatau gue selalu ngrasa pengen deket dan nglindungin lo." Kata Keenan masih fokus pada jalanan. Di depannya.

"... Dan jantung gue ga karuan tiap deket lo. Gue.. Emm gue suka lo Ve, kayanya." Ujarnya. Ia rasanya sangat malu dan ingin melompat dari dalam mobil. Lama tak ada jawaban ia memanggil Veranda.

"Yatuhan, gue udah pidato panjang malah tidur. Yaudah lah, belom saatnya kali." Ujar Keenan pasrah. Ia kembali menjalan kan mohilnya ke rumah Ve untuk mengantarkannya.

Setelah selesai dengan semua urusannya dengan Ve ia kembali memacu mobilnya, kali ini ia tak berniat pulang ke rumah, ia sudah menghubungi Andrew. Ia memutuskan untuk menginap di rumha sahabatnya tersebut. Ia tak mau kembali mendapat amukan atau apapun lahi dari Alex karna pulang saat pagi dini hari speerti ini.

*

Keesokan paginya Veranda terbangun dan langsunh di sambut oleh pemandangan El yang duduk di samping ranjangnya. Ve duduk bersandar di kepala ranajng tangannya memeluk sebuah boneka di kamarnya.

"Kenapa kak El?." Tanya Ve penasaran. "Kamu semalam pergi sama cowok itu lagi Ve?." Tanya El. Ve sediikit mengerutkan dahinya, oh Keenan maksudnya

"Keenan namanya kak, iya, dia temen sekolahnya Ve. Kenapa?." Tanya Ve polos

"Kakak gasuka kamu dekat dekat dia, yaudah sekarang mandi terus sarapan gih." Ujar kakak sulungnya tersebut lalu keluar kamarnya. Meninggalkan Ve dengan berbagai pertanyaan di otaknya.

***

Semalem aku ngomong apaan sih sama Ve, kenapa bisa ngomong begitu. Apa aku baru nembak dia? Apa benar? Kenapa bisa begitu ya, sebenarnya Ve anaknua baik, lucu, dan cantik sudah pasti. Apa aku benar benar jatuh cinta sama dia? Apa perasaan ini beneran yang di namakan jatuh cinta? Yaa memang aku menyukai wajah Ve saat tersenyum, kalian tau? Aku menyimpan banyak fotonya dengan berbagai ekspresi. Entahlah aku tiba tiba ingin mengabadikan foto Veranda.

Dan saat malam pergantian tahun, aku dengan sengaja mengajaknya melihat kembang api. Entah dorongan dari mana, dan malam itu aku juga menyatakan semua perasaanku daat bersamanya, tapi., dia tidur.

Sore ini aku Frans dan yang lainnya sepakat untuk bermain BMX bersama. Aku sudah siap dengan kaus yang aku rangkapi kemeja kotak kotak dan celana pendek. Aku melangkahkan kakiku menuruni tangga dan segera menaiki sepedaku.

***

"Keen! Gila makin keren aja lah!." Ujar Boby setelah melihat Keenan menaiki BMXnya.

"Lo juga." Jawabnya murung.

"Kapten kita kenapa nih?." Tanya Farish. "Gue semalem.. Ehm, gue.." Jawab Keenan gugup

"Semalem lo ngapain? Tunggu.. Jangan bilang lo semalem abis merkosa anak orang?! Ngaku!." Tuduh Farish.

"Sialan! Jangan sembarangan! Gamungkin kayangitu gue!." Sukut Keenan lalu menjitak kepala Farish

"Yaudah santai, lo kenapa?." Tanya Frans

"Gue, itu., gue bilang perasaan gue ke Ve. Tapi.."

"Tapi?."

"Ve tidur, jadi ya gitu." Jawabnya.

"Ohh gagal nembak ya, tenang gue ada ide." Usul Frans

Mereka lalu merencanakan sesuatu untuk membantu Keenan menyatakan perasaannya pada Veranda

"Lo kalah taruhan Keen! Lo jatuh cinta sama Ve kan? Lo kalah taruhan!." Ujar Boby

"Eh iya ya, asik nih Bob hahaha." Kata Farish

"Tenang, bsok yang kalian mau udah ada di depan rumah kalian. Asal bantuin gue bilang perasaan gue ke Ve." Ujar Keenan lalu kembali mengayuh sepedanya.

"Dasar Keenan, gabisa pegang omongan dulu aja bilang gamungkinlah suka sama Ve, bla bla bla.." Cibir Farish

"Iya sekarang kalah kan sama pesona Ve, kalah saing lagi gue. Ck!." Decak Frans.

"Ngaca, lo itu bagaikan langit dan bumi sama Keenan, bego ya kadang. Keenan itu.. Ah pokoknya gaada tandingannya, nah elo? Kaleng krupuk aja sok sokan naksir Veranda." Cecar Adam.

"Koe ki gak ndukung konco wae. Malah ngelekke aku. Jahat kabeh koe. (kamu itu nggak mendukung teman aja, malah ngejelekin aku. Jahat kaliaj semua)." Ujar Frans. "Lho.. Sejak kapan lo bisa bahasa jawa?." Adam yang notabennya orang jawa sedikit bingung.

"Bukan urusan lo!." Dengus Frans. "Baperan! Lembek! Kaya cewe!." Ejek Farish.

"Udahlah, kalian masih aja berantem. Kalian kenal sejak kaliaj kecil gausah berantem lah!." Keenan menengahi adu mulut kedua sahabatnya. "... Balik yuk, makan sekuteng malem malem gini enak kayanya. Gue traktir deh." Imbuhnya

"Yaelah ngetraktir sekuteng."

"Cafe biasa aja gimana?." Usul Bobby.

"Yaudah yuk!." Mereka akhirny pergi ke cafe langganan mereka dan menyusun rencana untuk Keenan.

Halo!
Happy new yearr! *telat*
Maaf part ini pendek, buntu nih.
Oiya, happy birthday buat kapten paus kita, Kinall!
HEHEHE
See ya on next parttttt!

Chaw!

Continue Reading

You'll Also Like

455 57 27
Terkadang, membuka halaman selanjutnya terasa sulit ketika kita sadar bahwa seseorang yang kita sayangi tidak akan ada di cerita kita lagi. Meski beg...
Farewell By A

Teen Fiction

439K 34.8K 22
"Aku mendengar yang mereka bicarakan dari jarak kilometer. Aku dapat membaca isi pikiran mereka saat menatap mata mereka langsung. Aku dapat melihat...
571K 22.2K 35
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
573K 27.5K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...