BEFORE I DIE

By EnaEniall

70.6K 5.5K 558

Everybody have their own story, before they end their life. This is my story. It hurts to believe what have i... More

BEFORE I DIE
Prologue
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
A/N
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
A/N 2
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
chapter 27
epiloguè
HAI

chapter 28

1.3K 115 5
By EnaEniall

MAAP BARU NONGOL, GUE TAU PASTI UDA GA ADA YG BACA DAN PASTI BERDEBU, TAPI KALO MASIH ADA... MAKASIH BGT... ENJOY

"pergi dan jangan temui aku lagi"

Kata-kata itu begitu menusukku. Dia menatap ku dengan tajam dan dengan tatapan kecewa. Darah menetes dari hidungnya membuatku panik namun dia segera berlari keluar gedung ini. Saat aku hendak mengejarnya Barbara menahan tanganku.

"tetaplah disini bersama ku, kau adalah pria yang beruntung malam ini ni-"

Aku mengentakan tangan ku keras dan dia melepas tanganku. Aku menatapnya tajam

"kau puas,bitch?"

Tanpa berbasa basi pun aku segera mengejar Aurora, namun hasilnya nihil. Dia menghilang. Dengan keadaan yang seperti itu dan angin malam yang dingin, dia menghilang membuatku panik.

Aku segera mengambil mobil dan mencari keberadaannya

Aurora POV

Entah aku berada dimana sekarang, yang jelas malam ini dingin, kepalaku pusing, dan darah ini terus mengalir. Aku masih berusaha berjalan sampai aku terjatuh. Aku tidak tahan lagi. Aku tak kuat lagi. Mungkin ini waktu bagiku untuk kembali padaNya dan semua menjadi sangat gelap.

***

Aku tidak tau keberadaanku. Semua putih, hanya ada cahaya terang di depan ku yang sangat begitu terang. Tak ada siapapun. Kosong. Aku sangat merasa sehat. Rambutku terurai, kulitku tak sepucat sebelumnya.

"princess, kumohon bangun"

Sebuah suara terdengar jelas. Entah dari mana datangnya tapi aku sangat mengenal suara itu. Aku melihat sekitar namun masih kosong.

"maafkan aku, aku mencintaimu, aku akan melakukan apapun"

Suara itu terdengar semakin nyata

"bertahanlah, kau gadis yang kuat, aku sangat mencintaimu, jangan tinggalkan aku"

Aku berjalan mencari jalan keluar dari tempat putih ini, semakin banyak suara yang kudengar. Entah dari mana, aku masih mencari asal suara tersebut.

Author POV

Satu bulan tlah berlalu, aurora masih berada dalam komanya. Keadaannya semakin buruk tiap harinya.

Begitupun Niall

Pria irlandia ini semakin kurus. Dia bahkan tidak melakukan apapun selain menemani kekasihnya. Dia bahkan tidak cukup makan, tidur, dan keadaanya benar-benar hancur. Sering sekali ia di rawat karena kondisinya.

Dia amat terpuruk.

"maafkan aku.."

Kembali ia ucapkan kata itu. Ia tidak pernah berhenti mengucapkannya.

Harry hanya terdiam melihat situasi ini. Apa boleh buat. Dia bahkan sangat terpukul melihatnya. Melihat sahabatnya dengan kondisi seperti itu dan bahkan orang yang ia cintai, tidak bangun sejak sebulan lalu.

Niall menemukannya di dekat gedung tempat Barbara berpesta, Aurora tidak sadarkan diri sampai saat ini.

Niall tidak membiarkan siapapun masuk kecuali dokter dan perawat. Dia sangat depresi saat ini. Ia hanya berdoa, mengucapkan maaf, menemani Aurora tanpa ada rasa bosan sedikitpun.

Tak lama tubuh Aurora bergetar. Darah mengalir dari hidungnya. Ia mengalami kejang. Niall dengan paniknya memanggil dokter dan ia mendecak kesal. Ia menjambak rambutnya sendiri frustasi. Ia berjalan keluar bergemu dengan Harry yang sedaru tadi memperhatikan mereka darin kejauhan.

"sup mate" sapa Harry

"lo ngapain disini" balas Niall dingin

"gua bawain lo nandos, lo harus mak-"

"gua kenyang"

Niall duduk di kursi tunggu menatap lantai dan hanya terdiam. Tak lama dokter pun keluar dan tentu saja Niall segera bertanya kondisi Aurora.

"Niall, dia tidak bangun selama sebulan. Tidak melakukan kemo dan hanya melalui obat, dia tak akan bertahan lama"

"dan mungkin, tuhan akan menjemputnya segera"

Brak

Niall menarik kerah dokter tersebut dengan kasar. Ia menatap tajam.

"dia pasti bertahan! Jangan pernah kau memprediksikan hal itu!" bentak Niall dan segera melepaskan kerah dokter tersebut.

Niall segera masuk ke dalam ruang inap Aurora. Jantungnya semakin melemah. Niall menangis.

"kumohon bertahan.."

Jari-jari Aurora mulai bergerak. Mata indahnya dengan lemah terbuka. Dengan cepat Niall menatap mata indahnya itu.

"princess... Aku tau kau akan bertahan" ia tersenyum

Ia sangat bahagia saat ini. Tidak ada yang bisa mengalahkan rasa bahagianga saat ini melihat kekasih nya telah bangun dari koma.

"kau harus makan, dan harus kembali kuat dan kau harus kemo, kaubharus cuci darah dan-"

"kenapa kau disini"

Bam

Omongan Niall terputus mendengarnya.

"princess, listen. Aku minta maaf, kau harus mendengar semua penjelasan ku. Aku mencintaimu dan itu adalah sebuah kecelakaan aku mohon ma-"

"jika kau mencintaikubseharusnya kau pergi"

Ucapan itu sangat menusuk jantung Niall. Air mata menetes dari kedua mata birunya itu.

"princess aku-"

"cukup. Aku akan sembuh dan bahagia jika kau pergi dan tidak pernah menemuiku lagi"

"tap-"

"aku membencimu, Niall James Horan" potong Aurora dengan tatapannya yang tajam.

Niall hanya terdiam. Wajahnya merah. Mata biru nya menggelap. Ia sangat membenci dirinya saat ini. Perkataan Aurora begitu menusuk.

"baiklah jika itu mau mu..." ujar Niall pasrah. Dia hanya terdiam.

"aku harap kau segera sembuh dan bahagia" ujarnya tersenyum pahit.

"aku akan pergi dan aku..."

"aku sangat mencintaimu, Aurora Jasmine Smith"

Niall pun meninggalkan ruangan ini.

Ya. Dia pergi. Entah sampai kapan.

***

Aurora POV

beberapa bulan telah berlalu. Niall pergi. Dia benar-benar pergi dan tentu saja aku sangat merindukannya. Dan dari beberapa kabar yang ku dengar, dia telah berkencan dengan wanita lain. Dia kembali bersekolah dan keadaanya sangat baik saat ini. Aku bersyukur mendengarnya namun aku juga sedih karena ia tidak bahagia bersamaku. Jangan lupa bahwa ia telah bergabung dengan x factor dan tentunya dia telah sukses bahkan digilai wanita.

Beberapa bulan ini keadaan ku tidak membaik. Aku telah mejalankan kemo, dan berbagai macam hal lainnya dan itu semua tidak berguna. Besok adalah hari ulang tahunku yang ke tujuh belas. Siapa yang tidak senang? Haha.

Aku hanya menulis diary ku setiap hari dan mungkin hari ini, hari terakhir aku menjalani pengobatan. Sudah cukup semua perawatan itu. Sel kanker itu telah menjalar ke seluruh tubuh ku. Hari ini, aku akan melepaskan perawatanku dan menghabiskan sisa waktu ku, di sebuah tepi danau yang sangat tenang dan tentu aku sangat menyukainya. Danau di belakang sekolahku dulu.

Aku memang sudah tidaj bersekolah namun tidak salah jika aku menghabiskan sore hari ku disini. Mengenang semua memori dan kejadian pahit yang terus ku alami hingga waktu ku tiba. Mungkin besok atau lusa.

Aku merindukan Niall. Merindukan pangeran ku. Bukankah sangat beruntung memiliki nya?

Tak lama, Perrie datang menghampiriku. Aku memang sudah membuat janji dengannya. Well, keadaan perusahaan ayahnya membaik namun ia tetap menjadi temanku bahkan menemaniku menghabiskan waktu ku beberapa bulan ini.

"hai pez" sapa ku

Tanpa basa basi ia memelukku

"aku akan sangat sangat merindukan mu" ujar perrie

"aku juga"

Kami pun tertawa pahit.

"penderitaanku akan segera berakhir pez"

Perrie hanya terdiam menatapku. Kemudian ia tersenyum.

"aku membawakan hadiah untukmu" ujar Perrie

"apa itu?" tanyaku.

"tunggu disini"

Aku menatap danau sambil menunggu perrie kembali dengan hadiahnya itu.

"princess"

Aku terkejut mendengar suara itu. Suara yang sudah sangat lama tidak ku dengar. Tanpa basa basi aku segera menoleh ke arah suara tersebut berasal. Jantungku berdetak tak karuan.

Niall

Aku sangat merindukan pria itu.

"hai" aku tersenyum melihatnya.

Ia berjalan mendekatiku dan duduk di sampingku. Aku bisa melihat perrie yang mengintip dari kejauhan dan ia mengedipkan sebelah matanya padaku.

Suasana hening. Aku handa terdian menatap danau.

"bagaimana kabarmu?" tanya Niall memecah keheningan

"baik. Sukses?" tanyaku

Dia hanya tersenyum.

"untuk malam kemarin sukses" ujarnya.

"aku-"

"aku-"

Omongan kami terputus karena mengucapkan itu bersamaan.

"kau duluan" ujar ku

"tidak, ladies first" ujar Niall

"kau saja" ujarku. Dia menghela nafas.

"aku sangat merindukanmu" ujarnya membuat jantungku ingin lepas

"bagaimana dengan selena?" tanyaku

"selama ini kau masih memperhatikan ku ya?" ujarnya dengan senyum nakalnya.

Sial aku merindukan itu.

Aku hanya terdiam dengan pipi yang mungkin memerah saat ini.

"aku minta maaf-"

Omongan kami kembali terputus karena mengucapkan itu berbarengan dan kami tertawa kecil.

"aku minta maaf atas kejadian malam itu" ujar Niall serius

"aku minta maaf karena aku mencampakkan mu beberapa bulan ini bahkan mengusirmu, Niall aku tidak pernah membencimu, aku mengatakan itu karna..."

"aku tau"

Aku terkejut dengan balasannya.

"Perrie menceritakan semuanya, tapi kau tidak perlu berbuat hal seperti itu. Aku bahkan masih mencintaimu sampai sekarang" balasnya

"lalu selena?"

"dia hanya temanku. Aku tidak bisa melupakan mu princess" ujar Niall

"maafkan ak--"

Omongan ku terhenti karna bibir Niall menempel dengan bibir ku saat ini. Aku melepaskannya dengan segera.

"tidak. Tidak bisa" balasku

"kenapa?" tanya Niall

"aku harus segera pulang. Lupakan aku"

Aku segera pergi meninggalkan Niall yang tidak mengejarku. Aku masuk ke mobil yang sedaribawal memang menungguku dan aku segera pulang ke rumah.

Aku berbaring di kasur. Tubuhku kian melemah. Aku tidaj tau harus berbuat apa. Mungkin sudah waktunya.

Detik demi detik berlalu. Tak lama pintu kamarku terbuka dan munculah pria berambut pirang disana. Dia mengahmpiriku.

"Ini sudah hampir tengah malam,ni" ujarku

"aku tidak bisa meninggalkanmu lagi" ujar Niall

Mataku terasa panas.

"tidak kau harus melupakanku ni, pertemuan ini salah"

"No, princess. Kenapa kau tidak berada di rumah sakit? Kenapa kau disini? Kau sudah sembuh?" ujarnya mengalihkan pembicaraan.

"perrie belum memberi tahumu?"

"tidak.."

"cukup sampai disini, aku tidak sanggup bertahan lagi Niall, aku harus pergi"

"kau harus bertahan kau tidak boleh menyerah princess! Ayo, aku akan mengantarmu ke runah sakit!"

"tidak Niall, sebentar lagi" ujarku tersenyum, air mataku menetes. Darah mengalir lagi dari hidungku. Tubuhku semakin lemas.

Niall segera mengambil tissue dan membantuku membersihkannya.

"Aku sudah stadium 4 dan memang sudah waktunya"

"no princess kau pasti bertahan" balas Niall dengan suara serak. Dia menangis.

Aku memegang tangannya. Aku mengambil buku diary ku yang terletak dibawah bantal kepalaku.

"Ni, aku yakin sebentar lagi, aku benar-benar tidak kuat" ujarku meneteskan air mata sambil tersenyum.

"berbaringlah di sampingku, prince"

Niall hanya diam menangis. Ia menataoku dengan mata birunya. Ia berbaring di samping memegang dan mencium tanganku.

"aku sangat mencintaimu kenapa kau harus pergi sekarang" ujar niall masih menangis.

"percayalah aku tidak akan pergi, aku akan selalu bersamamu, aku sangat mencintaimu." ujarku mengusap kepalanya kembut dan mencium keningnya.

"Ni, ini buku diary ku, kuharap kau mau menyimpannya, jika kau tidak mau, berikanlah pada perrie" ujarku tersenyum.

"aku akan menyimpannya dengan baik princess" balasnya dengan tangisan yang semakin menjadi.

Teng

Jam pun berbunyi tepat pukul jam 00.00. Aku hanya tersenyum pada Niall. Ini ulang tahunku. Dan aku akan pergi di hari yang sama tanggal yang sama.

"Happy birthday princess.." ujar Niall masih dengan tangisannya yang tak berhenti.

"berjanjilah padaku kau akan baik-baik saja okay?" tanyaku pada Niall

Niall hanya mengangguk pasrah dan mengusap wajahnya kemudian menatapku lagi. Aku menatap matanya dan aku megecup singkat bibirnya dan kedua matanya, memegang tangannya yang besar. Dia mendekapku erat.

"aku sangat-sangat mencintaimu, jangan pergi" ujarnya lemah

"sorry but, i have to go" balasku

Aku tau ini sudah saatnya karena semuanya sudah buram.

"Niall James Horan, i love you now and forever, thanks for everything my prince, i'll miss you. See you again. Good--"

"bye"

Aku tersenyum dan menghembuskan nafasku

Untuk yang terakhir kalinya

See ya...

THE END











Continue Reading

You'll Also Like

5M 920K 50
was #1 in angst [part 22-end privated] ❝masih berpikir jaemin vakum karena cedera? you are totally wrong.❞▫not an au Started on August 19th 2017 #4 1...
30.2M 1.6M 58
SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA - (Penerbitan oleh Grasindo)- DIJADIKAN SERIES DI APLIKASI VIDIO ! My Nerd Girl Season 2 SUDAH TAYANG di VIDIO! https:...
526K 87.2K 30
✒ 노민 [ Completed ] Mereka nyata bukan hanya karangan fiksi, mereka diciptakan atau tercipta dengan sendirinya, hidup diluar nalar dan keluar dari huk...
7.4M 227K 46
Beberapa kali #1 in horror #1 in thriller #1 in mystery Novelnya sudah terbit dan sudah difilmkan. Sebagian cerita sudah dihapus. Sinopsis : Siena...