You've Fallen For Me (FF_Sehu...

بواسطة chocaolate_12

15.2K 1K 94

Cast : Oh Sehun (Exo) Oh Hayoung (A pink) Support Cast : Suho (Exo) Eunji (A pink) Hyuna (4minu... المزيد

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Bukan Update
Part 9
Siapa yang setuju cerita ini dilanjut?
Part 10

Part 4

1.1K 89 2
بواسطة chocaolate_12

** 4 days later **

~Sehun~

@ HOTEL HYATT REGENCY

Huh! Malas sekali harus kembali tampil bernyanyi bersama yeoja sombong itu. Tapi untung saja aku dan dia hanya menyanyikan satu lagu dalam acara Korea broadcasting awards kali ini.


*BRUUUK*

"Yaa!!!" teriakku karena seseorang telah menabrakku dari belakang. Dan ternyata seseorang yang menabrakku itu adalah....

"Mianhae." Hayoung membungkuk pelan dan setelah itu ia melanjutkan langkahnya kembali sambil menunduk.

Aku jadi mengerutkan kening, ada apa dengan gadis itu? Tumben sekali dia tidak marah-marah atau..ya seperti biasanya, selalu bertengkar padaku.

"Waeyo?" Tiba-tiba Suho-hyung sudah ada di sampingku sambil menepuk bahuku pelan.

Aku masih terus memperhatikan Hayoung yang semakin lama berjalan semakin menjauh, lalu beralih menatap Hyung. "Ada apa dengan gadis itu?"

"He?"

"Oh Hayoung," jawabku acuh tak acuh. "Sudah 4 hari ini, kulihat dia selalu murung seperti itu? Apa dia punya masalah?"

Suho-hyung malah tersenyum menatapku. "Tumben sekali kau peduli dengannya? Waeyo?" Hyung memainkan mata.

"Yaa! Kau jangan salah sangka!" Aku jadi salah tingkah.

Hyung tertawa. "Mengapa kau tidak tanyakan langsung padanya?"

"Mwo? Aku?" Aku menunjuk diriku sendiri lalu pura-pura bergidik. "Malas sekali!! Lebih baik aku menelepon Hyuna daripada memikirkan gadis sombong itu!!" Aku langsung meninggalkan Hyung sendirian.

**


~Hayoung~

"Gadis yang kucintai, sepertinya telah memiliki kekasih."

Kata-kata itu terus-menerus bergema dalam kepalaku. Siapa dia?? Siapa orang yang dicintai Kyungsoo-oppa itu?

"Seperti biasa menyendiri, merenung, dan melamun."

Suara itu menyadarkanku kembali ke dunia nyata. Aku menoleh. Kudapati orang yang tadinya ada di dalam kepalaku, kini sudah berdiri sambil tersenyum tepat di depanku.

"Oppa?" Entah mengapa hatiku tidak merasa bahagia seperti biasa ketika melihatnya.

Kyungsoo-oppa berjalan dan duduk di sampingku. Ia menyandarkan punggungnya di kursi taman. "Akhir-akhir ini kulihat kau sering melamun? Waeyo?"

Aku hanya menggeleng pelan sambil menatapnya. Ini karena aku memikirkan kata-katamu, Oppa ...

"Lagu yang kau bawakan tadi bersama Sehun, sungguh menyentuh hati," pujinya.

Dan aku hanya tersenyum kecil. "Gomapta."

"Yaa! Waeyo? Ada apa denganmu?"

"Oppa...." Haruskah kutanya?

"Ne."

"Kau belum menjawab pertanyaanku malam itu. Siapa gadis yang beruntung itu, Oppa??" tanyaku berusaha bersikap biasa dan ceria.

"Mwo?"

"Gadis yang kau cintai, tapi telah memiliki kekasih itu."

"Oh, astaga, jadi kau masih penasaran? Hahaha."

Aku mencubit lengannya pelan dan ia meringis. "Cepatlah kau beritahu. Apa aku mengenalnya?"

"Umm...." Kyungsoo-oppa pura-pura berpikir. "Sepertinya tidak." Kembali ia tersenyum padaku.

"Dari kalangan artiskah?"

"Bukan," jawabnya singkat.

Jadi gadis biasa?

"Apa yang kau suka darinya?" tanyaku lagi.

Dan mata Kyungsoo-oppa melebar menatapku. "Astaga! Pertanyaanmu seperti wartawan saja. Hahaha."

"Oppa!" rengekku sambil cemberut. Aku harus tahu sebanyak-banyaknya. Aku harus tahu, apa yang ia sukai dari gadis itu? Sampai ia tidak bisa sedikit pun melirikku?

"Arra, arra." Oppa berpikir sebentar. "Umm, mungkin karena dia baik, cantik, dan juga manis."

"Hanya itu?" tanyaku tidak percaya.

"Dan ramah, dan sopan, dan mungkin juga dewasa."

"Apa dia lebih cantik dariku?"

"Mwo?" Kyungsoo-oppa langsung menoleh padaku dan mengacak-acak rambutku. "Hahaha. Kau tetap yang tercantik nomor satu untukku gadis kecil."

Lalu, mengapa kau malah mencintai gadis itu???!!

"Kau benar-benar mencintainya, Oppa?"

"Cinta? Ya, tentu saja. Aku akan terus berusaha untuk membuatnya jatuh cinta padaku, walau harus kutunggu sampai dia putus dengan kekasihnya itu."

Dia memberikan jawaban yang benar-benar membuat hatiku sangat sakit. Mendengar jawaban darinya seakan-akan jantungku ingin lepas.

Apa tidak ada cinta untukku??

Laki-laki yang kucintai,, kini kutahu sedang mencintai orang lain.

Mengapa aku kembali merasakan kehancuran dari cinta yang belum sepenuhnya menjadi sempurna?

Tuhan tidak adil padaku!

**

** 30 minutes later **

~Sehun~

"Geurae, kau hati-hati. Jangan lupa makan."


*KLIK*

Setelah menelepon Hyuna, aku keluar dari persembunyianku dan berjalan menuju taman, sampai tak sengaja mataku menangkap bayangan seseorang dari balik pohon.

"Siapa yang duduk sendirian di sana, di jam semalam ini?"TTanpa sadar kakiku melangkah menghampirinya.

Seorang yeoja...dan menangis???

Semakin aku melangkah, semakin aku tahu siapa gerangan sosok gadis itu. "Hayoung?" gumamku pelan.

Seperti tersadar ada yang memperhatikan, ia mendongak dan aku sedikit terkejut karena benar dia memang sedang menangis.

Hayoung membuang muka dan menunduk menutupi wajahnya. "Mau apa kau ke sini?"

"Aku hanya ingin menikmati udara segar. Kau sendiri mengapa menangis di tempat seperti ini heh?!" tanyaku acuh tak acuh. Gadis sombong ini bisa juga menangis. Tapi, apa yang membuatnya menangis?

"Bukan urusanmu!"

Aku tak tahu mengapa aku malah duduk di sampingnya. Rasanya otakku sudah mulai tidak waras. Aku melepaskan syalku dan kututupi wajah Hayoung.

Dia terkejut dan berteriak, "Yaa! Kau ini mau apa hah?!!" Hayoung menarik syalku dengan kasar, dan melemparkannya kembali padaku.

"Tidakkah kau sadar betapa hancurnya wajahmu itu?!" ucapku asal.

"Mwolago?" Matanya yang sembab melotot padaku.

"Kajja, kuantar kau pulang." Aku bangkit dan kembali menutupi wajah Hayoung dengan syalku.

Hayoung kembali menarik syalku. "Sirheo! Aku bisa pulang sendiri! Apa pedulimu padaku?!"

"Kau ini!" Aku berusaha sabar. "Di depan masih banyak wartawan. Apa kata mereka jika dia melihat kita pulang sendiri-sendiri?"

"Bilang saja kau ada urusan!"

"Dan melihat wajahmu yang hancur seperti ini? Lalu kembali muncul gosip macam-macam??" Heh! Tidak akan kubiarkan seperti itu!

Hayoung diam di tempat, seperti sedang berpikir. "Aku tidak mau pulang."

"Jika kau tidak pulang, apa kau mau semalaman di sini heh?!" Gadis ini, sudah untung aku mau beramah-tamah padanya.

Hayoung diam lagi. "Aku ingin minum-minum sebentar."

"Mwo?"

"Jika kau mau mengantarkanku, antarkan saja aku ke pub. Aku butuh minum sekarang!"

"Astaga! Apa masalahmu ini sangat gawat heh?!" Aku jadi tertawa sinis.

"Kau mau tidak?!" ujarnya sedikit membentak.

"Ah arra," desahku dengan malas. Setidaknya para wartawan nanti akan melihat kami bersama. Dan tentunya akan mengubur gosip-gosipku yang kemarin sempat beredar.

"Kajja!" Karena tak sabar, akhirnya aku menarik tangan Hayoung untuk bangkit. Dan, aku agak sedikit terkejut karena kali ini Hayoung diam dan menurut saja dengan apa yang kulakukan.


** 2 hours later **

@ Hongdae nightclub


"Yaa! Astaga!" Mataku melotot menatap Hayoung yang sudah menghabiskan 3 botol soju tanpa sisa. Benar-benar gila! Kuat sekali dia minum. Ckckck~

Hayoung tersenyum lebar, bahkan terlalu lebar. "Kau tidak perlu terkejut melihatku. Jika sedang sedih aku memang selalu seperti ini."

Aku mendesah pelan, sepertinya gadis ini sudah benar-benar mabuk. "Sebenarnya apa yang terjadi hah?"

Hayoung malah tertawa sambil mengangguk berkali-kali. "Kau tidak akan mengerti. Karena kau sedang bahagia."

"Apa maksudmu?"

"Kau...." Dia menunjukku. "Tidak akan pernah merasakan patah hati, karena kau sudah memiliki cinta."

Aku semakin tidak mengerti dengan apa yang dibicarakannya.

"Apa kau tahu rasanya, mengetahui orang yang kau cintai, ternyata sedang mencintai orang lain heh?" Hayoung menoleh ke arahku dan tertawa aneh. "Ah tentu kau tidak akan tahu."

Aku mendengus pelan, tapi tidak bisa menahan tawa. "Jadi kau sedang patah hati?"

"Aniy." Ia menggeleng cepat. "Kata siapa aku patah hati? Aku hanya terluka. Hahahahahaha~"

Heh! Sama saja! Dasar babo!

"Apa aku kenal orangnya?"tanyaku sambil memiringkan kepala untuk menatap wajahnya. Bau alkohol sangat pekat terasa dari setiap embusan napasnya.

"Ya, kau pasti kenal. Dia yang selalu mendukung sandiwara hubungan kita ini." Hayoung mengangguk lagi sambil terkekeh.

"Mwo?" Mataku langsung melebar. "Nugu?"

"Kau tebak sajalah," jawabnya sambil menengguk segelas sojunya lagi dari botol ke empat.

"Astaga! Kau sudah terlalu mabuk! Berhentilah!" Aku berusaha mengambil gelas itu dari tangannya, tapi Hayoung langsung mengempas tanganku dengan kasar.

"Kata siapa aku sudah mabuk? Aku masih sadar."

Aku hanya menggeleng-gelengkan kepala melihatnya. Aku baru tahu, gadis sombong ini ternyata bisa patah hati dan menangis juga.

"Kajja, kau tebaklah!"

Aku berpikir sebentar. Yang mendukung sandiwara bohongan ini. "Yoon So-sajangnim?" tanyaku ragu.

"Yaa!" Tiba-tiba Hayoung berteriak, membuatku sedikit kaget, "Apa tampangku seperti gadis yang menyukai ahjussi heh?!"

"Suho-hyung?" tebakku lagi.

"Andwae."

"Lalu?" Jika bukan mereka berdua yang selalu mendukung kebohongan ini, lalu siapa?

"Tentu saja Kyungsoo-oppa." Hayoung kembali tertawa. "Bukankah dia yang selalu bahagia melihat hubungan kita heh?!"

"Maksudmu Kyungsoo sudah memiliki kekasih?" Aku baru sadar kalau Hayoung memang menyukainya.

Hayoung menggeleng kepalanya satu kali seolah ingin mengibaskan rasa mabuknya. "Bukan kekasih, tapi belum." Ia nyengir lalu menunduk.

"Apa maksudmu belum? Apa kau tahu siapa wanita itu?" tanyaku ingin tahu.

Hayoung tidak menjawab. Wajahnya dibenamkan ke meja.

"Yaa!" Aku mengguncangkan tubuhnya perlahan dan kutepuk-tepuk pipinya. Tapi, sepertinya dia tidak sadarkan diri. Heh! Jika sedang mabuk, orang cepat sekali tertidur.

**


** Keesokkan harinya**

~Hayoung~

"Aish." Aku meringis sambil memegangi kepala saat kali pertama membuka mata. Kepalaku pusing sekali. Ini pasti akibat terlalu banyak minum semalam. "Rasanya aku tidak enak badan."

"Minum ini." Aku tersentak kaget karena tiba-tiba saja Eunji-eonnie sudah berdiri tepat di depanku.

Aku mengambil gelasnya dan kuminum air tersebut sampai habis.

"Jam berapa kau pulang heh?"

"Pulang?" Kepalaku masih terasa berdenyut-denyut.

Eunji-eonnie menyilangkan kedua tangannya dan menatapku meminta jawaban. "Semalam aku meneleponmu, tapi kau tidak juga mengangkatnya. Kudengar dari Suho-kwajangnim, kau pergi bersama Sehun? Benarkah begitu?"

Bersama Sehun? Kucoba untuk mengingat mundur memoriku. Aku memang ingat kalau Sehun melihatku menangis, dan dia mengantarkanku ke pub untuk minum. Tapi, setelah itu, aku tak ingat lagi apa yang sudah terjadi.

"Ne," jawabku singkat.

"Omo!" Eunji-eonnie seperti terkejut mendengarnya. "Kau..Sehun???"

"Waeyo hah?"

"Bukankah kalian seperti kucing dan anjing?? Tidak akan pernah akur?" Dia tertawa.

Aku juga tidak tahu mengapa, tapi mungkin karena hatiku yang sedang galau. Lagipula semalam dia pun tidak memulai keributan denganku. Jadi apa peduliku?!

"Entahlah." Aku hanya mengangkat bahu. "Mungkin karena aku sedang patah hati."

"Mwo? Mata Eunji-eonnie melebar lagi. "Kau patah hati dengan siapa?"

"Eonnie...." rengekku tiba-tiba. Ingatan tentang Oppa begitu saja kembali muncul. "Huaaaaaaa, Kyungsoo-oppa sedang mencintai seseorang!!"

"Mwo? Jinja?" Kulihat ekspresi Eonnie berubah cerah. "Dengan siapa??"

"Yaa!" teriakku kesal. Sudah tahu aku sedang patah hati, mengapa wajahnya malah cerah seperti itu?

"Hahaha. Mian, mian." Eunji-eonnie menahan tawanya. "Memangnya kau tahu dari mana hah? Sudahlah kau kan sudah punya Sehun?"

Aku langsung melotot tajam ke arahnya. Di saat seperti ini dia malah bercanda. Aaaaargh!!


** 4 hours later **

@ Gyeongju Shilla Millennium Park

Benar-benar malas hari ini. Kepalaku juga masih saja berdenyut-denyut dan tubuhku benar-benar lelah. Tapi karena harus menghadiri jumpa fans filmku dan Sehun, mau tak mau aku harus memaksakan tubuhku ini.

"Huaaa...aku lelah sekali." Aku mengempaskan tubuhku pelan ke sofa dan mendesah. "Akhirnya jumpa fans ini berakhir juga."

Eunji-eonnie sedang berbicara dengan Suho-kwajangnim, sementara mataku mulai terpejam. Aku benar-benar butuh istirahat sekarang juga!

Tapi baru beberapa menit aku tertidur, aku merasa tanganku menyentuh sesuatu yang dingin, dan membuatku tersentak.

"Astaga! Kau mengagetkanku saja!" Kulihat Sehun sudah berdiri sambil menyodorkan minuman kaleng padaku.

"Untukmu."

Aku mengerutkan kening. Tumben sekali dirinya bersikap seperti ini padaku. Heh!

"Ambillah," desaknya.

Dengan ragu ku ambil minuman kaleng itu dari tangannya, lalu ia duduk di sampingku.

"Tumben sekali kau berbaik hati padaku." Aku memicingkan mata curiga.

"Waeyo?" tanya Sehun tanpa melirikku. "Aku lelah selalu berdebat denganmu. Anggap saja sekarang ini kita sedang gencatan senjata."

Aku mendengus. "Memangnya kita sedang perang?!"

Sehun malah tertawa. "Bagaimana hatimu itu? Masih terluka?"

"He?" Keningku kembali berkerut. "Apa maksudmu?!"

Kulihat ujung bibir Sehun terangkat, ia tersenyum miring. "Bukankah kau sedang patah hati karena Do Kyungsoo?"

Ap..apa??? Mataku langsung melebar menatapnya. Dari mana dia tahu?

"Jangan menatapku seperti itu. Aku tahu karena ketika kau mabuk, kau yang menceritakan semuanya padaku."

"MWO????" Mataku kembali melebar. Aku menceritakannya pada Sehun?? Menceritakan masalah perasaanku pada namja menyebalkan ini??! Bagaimana bisa??

Sehun melipat kedua tangannya di depan dada. "Jadi benar kau patah hati?"

Aku mendengus lagi. "Bukan urusanmu!" Lagipula tidak akan pernah aku bercerita mengenai masalah ini padanya!

Sehun menatapku. "Kurasa aku bisa membantumu untuk membuat Kyungsoo bisa mencintaimu."

Mataku mengerjap. "Jinja?" Dan senyumku mengembang lebar.

Tapi kulihat Sehun tersenyum penuh misteri. "Tapi sepertinya aku juga butuh bantuanmu. Bagaimana?"

**


~Sehun~

"Mwo?" Hayoung menatapku dengan minat.

Senyumku mengembang. "Lebih baik, kau katakan saja yang sebenarnya mengenai hubungan kita." Mungkin dengan cara ini, perlahan-lahan aku bisa memberitahu semua orang bahwa kekasihku bukanlah Oh Hayoung yang selama ini digosipkan.

"MWO?!!" Hayoung berteriak. "Apa kau sudah gila heh?!!"

"Waeyo? Bukankah itu lebih baik?"

"Apanya yang lebih baik??!"

"Jika kulihat, Kyungsoo sangat perhatian padamu dan benar-benar mengkhawatirkanmu," ujarku menimbang-nimbang.

Hayoung menatapku, menunggu kelanjutan.

"Mungkin saja selama ini dia menyukaimu," lanjutku. "Tapi karena dia tahu, kau sudah menjadi milikku. Jadi lebih baik dia memendam perasaannya padamu, dan mencari wanita lain?"

Hayoung terdiam dan tampak berpikir.

"Apa kau tidak mau memberitahukan perasaanmu yang sebenarnya heh?!" tanyaku lagi. "Apa kau mau selamanya dia menganggap kau benar-benar kekasihku??"

Hayoung langsung meringis. "Dan apa yang kaupinta dariku?"

Aku menyandarkan punggungku k esofa. "Gampang saja, aku hanya ingin semua orang tahu bahwa kekasihku yang sebenarnya adalah Hyuna."

"Bagaimana caranya?"

"Satu-satunya cara, dengan memberitahukan para wartawan kalau hubungan kita sudah putus."

"Apa kau sudah gila heh?! Bagaimana dengan Yoon So-sajangnim?? Penjualan album duet kita pun baru saja di mulai?"

Aku tersenyum penuh rahasia. "Urusan itu biaraku yang atur. Kau hanya tinggal mengikutinya."

**


** 1 weeks later **

~Hayoung~

"Cut!" seru sutradara Lee untuk kesekian kalinya. "Bagus! Kita lanjutkan besok."

"Huaa, akhirnya." Aku menghela napas panjang. Akhirnya hari pertama syuting video klip keduaku bersama Sehun selesai juga. Aku mengusap-usap bagian belakang leherku sambil menutup mata sejenak.

"Capek?" Mataku kembali terbuka dan langsung dihadapkan pada secangkir teh yang mengepul.

Aku mengangkat wajah. "Kau??" Dan langsung bertatapan dengan mata gelap Sehun yang ramah.

Hhh, sejak kami sepakat untuk melakukan gencatan senjata (Itulah istilah yang kami pakai), seminggu ini hubunganku dan Sehun mulai berjalan baik, walau terkadang tetap saja ada perdebatan kecil di antara kami.

"Sudahlah ambil saja." Karena aku tidak merespon, Sehun akhirnya meraih tanganku agar menerima cangkir teh itu.

Aku mendengus. "Tumben sekali kau bersikap sopan padaku," sindirku sambil mulai meminum teh itu.

Sehun tertawa pelan. "Tentu saja aku harus sopan padamu. Bukankah kita sudah sepakat?"

Aku menatapnya sejenak, lalu mengangguk singkat.

"Jadi?"

"He?" aku mengerutkan kening. "Jadi apa maksudmu?"

"Aigoo, kau ini bagaimana? Bukankah kita sudah sepakat waktu itu?"

Aku semakin tidak mengerti dengan arah pembicaraan ini.

"Kapan kau akan mengatakan yang sebenarnya pada Kyungsoo mengenai hubungan kita?"

"Oh." Aku mengerjap, baru sadar dengan topik ini. "Tenang saja, aku akan mengatakannya malam ini."

"Jinja?" Mata Sehun melebar gembira.

"Yaa! Biasa sajalah." Aku tersenyum miring. "Sepertinya kau tidak sabar sekali ingin menunjukkan kekasihmu ke depan publik," sindirku lagi.

"Tentu saja." ujar Sehun mantap. "Aku lelah bermain kucing-kucingan seperti ini." Lalu dia beralih menatapku. "Lagipula apa kau tidak takut jika Kyungsoo sudah terlalu mencintai wanita itu dan tidak menghiraukanmu heh?"

"Ish, kau ini." Aku cemberut. "Menakutiku saja!"

"Hahaha."

"Bahagia sekali kau ini!"

"Sehun!!" Aku menoleh ke arah suara Suho-kwajangnim yang memanggil Sehun.

"Sudah ya, aku mau siap-siap pulang dulu." Sehun menoleh ke arah Suho-kwajangnim yang sudah melambai-lambaikan tangannya. "Dan untukmu, hwaiting!" ujarnya sambil menepuk-nepuk bahu menyemangatiku, sebelum beranjak dan meninggalkanku.

Huh! Dasar namja menyebalkan!


** 2 hours later **

@ Dome Cafe

"Huuuuuuuft... Haaaaaaah ... Huuuuuft ... Haaaaah ..." Sudah berkali-kali aku menarik napas lalu mengembuskannya kembali, tapi mengapa jantungku masih saja berdegup dengan kencang?

Astaga! Aku hanya ingin makan malam bersama Kyungsoo-oppa seperti biasanya saja, tetapi mengapa kali ini aku sangat gugup?

"Tenang Hayoung, kau pasti bisa!"

"Bisa apa?"

"Astaga!" Aku terlompat kaget mendengar suara Kyungsoo-oppa yang tiba-tiba dengan tangannya yang menyentuh bahuku.

"Yaa! Ada apa denganmu heh?" Oppa tertawa. "Mengapa kau terlihat kaget seperti itu?"

Aku cemberut. "Kedatanganmu yang tiba-tiba itu yang membuatku kaget!"

"Hahaha." Dia kembali tertawa sambil menarik kursi berhadapan denganku. "Sudah lama menunggu?"

Aku pura-pura melihat jam tangan dan merenung. "Lumayan lama juga sampai membuatku terlihat seperti orang bodoh."

Oppa tertawa kecil. "Mianhae, aku sudah berusaha cepat. Tapi kau tahu sendiri bukan proses syuting itu seperti apa?"

Aku mengangguk. Tentu saja aku tahu! Hanya melakukan tiga adegan saja, tapi bisa seharian seperti sekarang.

"Ne, arrayo."

Tak lama kemudian, pelayan datang membawakan pesananku. Kulihat Kyungsoo-oppa sempat mengerutkan kening. Tapi aku tahu apa yang sedang ia pikirkan.

"Mianhae, karena kupikir kau akan terlambat datang. Jadi kupesankan saja makanan untukmu." Aku beralih melirik ke arah makanan yang sudah terhidang di meja. "Seperti biasa."

"Ne, gwenchana." Oppa mengangguk sambil tersenyum. "Kajja, sebaiknya kita langsung makan saja. Aku sudah sangat lapar."


** 30 minutes later **


"Jadi apa yang sebenarnya ingin kau beritahukan padaku?" tanya Kyungsoo-oppa membuka pembicaraan setelah kami selesai makan.

"Oh itu," Degup jantungku kembali berdetak kencang saat ia mengingatkanku akan tujuan pertamaku mengajaknya makan malam bersama.

"Ehm, selama ini kau tahu dengan jelas bagaimana hubunganku dengan Sehun bukan?"

"Ne, tentu saja. Dan aku adalah orang yang sangat mendukung hubungan serasi itu," Kyungsoo-oppa langsung mengedipkan matanya padaku.

Aku hanya bisa tersenyum hambar mendengarnya.

"Tapi, ada apa? Apa kau sedang ada masalah dengan Sehun?" Kyungsoo-oppa menatapku penuh minat. "Apa Sehun selingkuh? Apa kalian bertengkar?"

"Aniy, oppa," selaku dengan cepat. "Hubunganku dengan dia baik-baik saja."

"Oh syukurlah." Oppa menghela napas lega, tapi tak lama kembali menatapku. "Lalu apa yang ingin kau beritahukan padaku hah?"

"Sebenarnya...sebenarnya itu...."Aigoo! Mengapa susah sekali aku mengucapkannya?!! "Sebenarnya selama ini, aku dan Sehun tidak pernah berpacaran."

"Mwo?" Aku bisa melihat ekspresi terkejutnya "Yaa! Apa maksudmu? Ah kau bercanda saja," Oppa mengibaskan tangannya sambil tertawa.

"Aku serius, Oppa," ujarku. "Selama ini kami bersandiwara menjadi sepasang kekasih hanya untuk memengaruhi rating film dan mendobrak penjualan album kami yang baru saja diluncurkan. Kau pasti tahu permainan perusahaan bukan?"

Aku tahu Kyungsoo-oppa sedang mencerna setiap kalimat dalam perkataanku.

"Sehun sudah memiliki kekasih yang sebenarnya, dan aku juga sudah bertemu dengan kekasihnya itu."

"Tapi—"

"Kau tahu gosip mengenai foto ciuman Sehun di mobil waktu itu?" selaku.

"Ne."

"Dialah kekasih Sehun yang sebenarnya. Sehun tertangkap kamera wartawan." Selagi Oppa tidak berkomentar, aku terus menjelaskannya. "Dan untuk meredakan gosip itu. Yoon So-sajangnim langsung mengambil tindakan dengan mengatakan kalau foto gadis itu adalah aku karena postur tubuhku yang tidak berbeda jauh darinya."

"Tapi waktu itu Sehun bilang—"

"Itu hanya alasan agar kau percaya pada kami." Hati-hati aku menjelaskannya. "Karena hanya kaulah oppa, yang pasti tahu kebenarannya."

"Aigoo...." Kyungsoo-oppa mendesah pelan sambil menyandarkan tubuhnya ke belakang kursi. "Tidak mungkin."

"Tapi begitulah kenyataannya." Aku tersenyum tipis. "Jika kau tidak percaya, kau bisa langsung tanyakan itu pada Sehun."

Tiba-tiba Kyungsoo-oppa bertepuk tangan sambil tersenyum lebar. "Perfect! Ckckck, aku tidak menyangkanya sama sekali."

"Mianhae, oppa."

"Mengapa kau tidak memberitahuku yang sebenarnya saja heh?"

"Karena ini adalah karirku dan Sehun."

"Dan jika kau memberitahukanku, kau takut aku akan membocorkannya pada publik?" Kyungsoo-oppa menyela kalimatku. "Jadi kau tidak percaya padaku?"

"Aniyo, bukan seperti itu."

"Lalu kenapa sekarang kau malah memberitahuku?"selanya lagi.

"Itu karena...." Karena aku ingin kau tahu, bahwa kaulah orang yang kucintai! Karena aku mencintaimu Kyungsoo-oppa!

"Sungguh! Entah mengapa aku sedikit kecewa padamu, Young-ah." Tatapannya dalam sekejap berubah. Seperti kesal, marah, ah entahlah.

"Oppa."

"Aku tahu mungkin kau punya alasan untuk itu. Tapi entah mengapa aku merasa sudah dibohongi oleh kalian." Oppa mulai bangkit berdiri.

"Odi kayo?"

"Aku ingin pulang, aku lelah sekali," Kyungsoo-oppa menatapku sejenak, lalu beralih ke piring-piring yang sudah kosong di meja. "Untuk malam ini biar aku yang traktir." Setelah itu ia berbalik dan mulai melangkah.

"Kyungsoo-oppa!!" Aku berusaha memanggilnya. "Oppa!!" Tapi ia terus melangkah pergi dan semakin menjauh dariku.

**

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

53.6K 8.4K 52
Rahasia dibalik semuanya
77.6K 7.5K 21
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
Sylvester بواسطة Abu0Ima

قصص الهواة

179K 15.2K 26
Ernest Lancer adalah seorang pemuda kuliah yang bertransmigrasi ke tubuh seorang remaja laki-laki bernama Sylvester Dimitri yang diabaikan oleh kelua...
38.1K 4.9K 43
[DISCLAIMER!! FULL FIKSI DAN BERISI TENTANG IMAJINASI AUTHOR. SEBAGIAN SCENE DIAMBIL DARI STREAM ANGGOTA TNF] "apapun yang kita hadapi, ayo terus ber...