Summer Air Melody

By oliamey

46.8K 3.3K 167

Kisah tentang Claire Krystabelle yang kehilangan harapannya untuk hidup dan menyerah dengan cita-cita nya kar... More

Prolog
Mozart-alunan yang menuntunku
I believe you, Teressa
Keputusan yang egois
Diam-diam bersaing
Bertengkar hebat
Edward's Promise
-Saat yang dinantikan-
-The Truth-
-Percakapan Terakhir-
-Kembar yang terpisahkan-
-Faint Smile-
Pria di Balik Alunan Mozart yang Indah
Toby, Pria Aneh yang Mengganggu
Pelukan Hangat
Alunan Yang Membawaku Ke Masa Lalu
-
--Salah Paham--
-Meet(Again)-
-Happy Birthday-
-Menggapaimu (END)-

-Lomba-

1.6K 129 8
By oliamey

Aku melirik jam tam tanganku berulang kali.

Ini sudah jam 9 lewat. Sebentar lagi perlombaannya akan dimulai.
Tapi kemana Toby? Kenapa dia belum kunjung datang?
Aku membuang nafasku.
Semoga saja tidak ada masalah di perjalanannya.

"Claire..!" Panggil seseorang dari sebrang jalan.

Aku menyipitkan mataku, bertanya-tanya siapa gerangan yang baru saja memanggil namaku.

Sosok itu berjalan menyebrangi jalan, dengan senyuman cemas dan wajahnya yang sedikit berkeringat. Padahal ini sudah masuk musim dingin.

Aku tersenyum kecil saat sosok itu makin terlihat jelas di penghilatanku. Sosok pria bertubuh tinggi, rambutnya yang coklat dan senyuman polos nya yang sangat kusukai. Dia sedang mengenakan jas hitam dan syal yang melilit di lehernya. Tampan sekali.

"Maaf! Aku membuatmu menunggu lagi!" Ucapnya sambil membungkukkan tubuhnya.

Aku tertawa dan menepuk pelan pundaknya.

"Tidak apa. Yang penting, kau sudah datang. Aku sempat cemas, tadi." Ucapku pelan.

Dia menatapku lama dan tersenyum kecil.

"Kalau begitu ayo masuk." Ucapnya sambil menggenggam tanganku erat, membawaku untuk memasuki gedung tinggi tempat perlombaan musik nasional yang akan dia ikuti.

Aku melirik ke sekitar. Aku ingat betul tempat ini.

Dinding nya, tata ruangnya, lampu nya, panggung nya, tempat duduknya, aku sangat ingat. Bagaimana bisa aku lupa?

Aku selalu menyaksikan perlombaan Teressa hampir di sini.

Rasanya suara alunan dari violin nya menggema di seisi ruangan besar ini dan membuat jatuh cinta bagi siapapun yang mendengarnya.

Hanya saja.., sekarang aku tidak dapat mendengarkan alunan itu lagi.

"Claire..?" Panggil Toby membuyarkan lamunanku.

Aku mendongakkan kepalaku, tersadar dan tersenyum kecil.

"Maaf. Aku melamun." Ucapku terkekeh.

Dia tersenyum dan kembali membawaku ke belakang panggung, aku melihat seluruh orang yang masih berlatih dan menghafalkan partitur nya.

Deja vu.

Entah kenapa aku jadi teringat saat dimana perlombaan pertamaku tempo hari.

"Toby. Sepertinya sudah mau mulai. Aku akan pergi ke bagian penonton." Ucapku sambil pergi meninggalkannya.

"Dukung aku, ya." Ucapnya sambil tersenyum kecil.

Aku mengangguk dan memalingkan wajahku, melangkah menuju tempat penonton.

Aku melirik kearah orang-orang disekitarku. Mereka terlihat antusias. Ada juga yang cemas. Tapi aku heran, dari tadi Toby sama skali tidak menunjukkan wajahnya yang cemas. Mungkin itu karena dia sudah berlatih giat selama ini.

Aku tersenyum kecil dan mengepalkan tanganku.

Berjuanglah, Toby.

Peserta pertama pun tampil dengan penampilan piano nya yang memainkan lagu chopin. Hanya saja masih banyak permainan nya yang meleset. Para juri langsung menilai penampilannya.

Selanjutnya peserta kedua. Dia memaikan alat musik biola dan memainkan lagu beethoven. Masih banyak miss, itu karena pemainnya terlalu gugup.

Mungkin karena juri nya adalah komposer tingkat nasional.

Setelah lama menunggu, akhirnya peserta yang kutunggu pun tampil.

Aku tersenyum saat melihat Toby yang berjalan memasuki panggung. Kemeja hitam nya membuat Toby terlihat lebih dewasa dibandingkan sebelumnya.

Tiba-tiba aku terdiam.

Violin?

Jadi Toby memainkan violin? Tapi kenapa dia lebih sering memainkan piano nya?

Toby mulai mengambil nafas dalam, dia menyentuh violin nya dengan lembut dan memejam kan matanya.

Saat dia mulai memainkan permainannya, para penonton, termasuk aku, terpesona olehnya.

Traumerei.

Lagu itulah yang dimainkan olehnya. Teressa juga menyukai lagu itu, tapi aku tidak terlalu suka karena alunan nada nya yang sedih.

Hanya saja, alunan kali ini berbeda.

Alunan yang dimainkan oleh Toby terdengar lebih lembut dan menenangkan ku.

Rasanya aku seperti merasakan ada angin berhembus lembut, di musim yang mulai dingin ini, alunan ini menghangatkan seluruh tubuhku.

Aku menatap Toby, dia benar-benar berbeda. Dia Toby yang tidak pernah kulihat.

Toby yang kulihat, terlihat lebih dewasa, seperti orang yang tak dapat kugapai. Layaknya Teressa.

Mereka sama persis.

Mereka antik, berbakat, mereka bagaikan langit yang tak dapat kugapai.

Seluruh penonton menepuk tangannya dengan meriah saat permainannya selesai.

Toby membungkukkan tubuhnya dan berbalik menuju belakang panggung.

Aku tersenyum kecil.

Selama ini, aku tidak sadar jika ada orang yang dapat melampaui Teressa.

♪♪♪♪

"Toby!" Panggilku saat melihat Toby yang sedang berjalan keluar dari ruangan.

Dia tersenyum dan menghampiriku.

"Bagaimana? Karena kau datang.., aku jadi sedikit gugup." Ucapnya tersipu

Aku tersenyum dan memeluknya erat. "Bagus. Permainan mu indah sekali." Ucapku.

Dia membalas pelukanku dan tersenyum kecil. "Syukurlah."

Tiba-tiba seseorang menarik-narik baju ku. Aku menoleh dan melihat seorang anak kecil yang sedang membawa buket bunga bersamanya.

"Kak..! Aku penggemar kakak! Terimalah!" Ucapnya sambil memberikanku bunga.

"E-eh? Tapi.., yang barusan lomba, kan bukan aku..,"

"Aku penggemar kakak! Aku senang sama permainan kakak saat perlombaan musim panas! Apa kakak akan bermain musik lagi nanti?"

Aku terdiam lama, dan akhirnya mengambil buket bunga itu dari tangannya dan tersenyum kecil.

"Terima kasih. Soal itu.., aku tidak tahu." Ucapku pelan.

Dia tersenyum kecil dan menoleh kearah Toby yang sedari tadi tertawa melihat kami.

"Dan ini untuk kakak juga..!" Ucapnya sambil memberikannya bunga.

"E-eh? Aku juga?" Ucap Toby bingung.

"Permainan kakak bagus sekali! Aku menyukainya! Aku juga fans kakak! Kakak juga keren!" Ucapnya bersemangat.

Wajah Toby memerah dan akhirnya menerima bunga itu. "T-terima.., kasih..,", ucapnya tersipu.

Anak itu tersenyum dan pergi meninggalkan kami.

Toby melirik kearahku dan tersenyum kecil.

"Lihat, kan? Seluruh orang menyukai permainan mu." Ucapnya menghiburku.

"Tapi.., dengan keadaan tanganku ini.., aku tidak bisa..," ucapku sambil memandang kedua tanganku miris.

Toby terdiam dan menatapku dengan senyuman manisnya.

"Aku lapar. Cari makan, yah?"

♪♪♪♪

Aku hanya duduk terdiam disini, sedangkan Toby masih sibuk memilah pesanan.

Pada akhirnya Toby membawaku ke music cafe yang pernah kukunjungi saat itu.

Aku masih berpikir tentang ucapan anak tadi, apa benar jika semua orang menyukai permainanku?

Tapi alasanku bermain musik adalah Edward dan Teressa. Tidak ada yang lain.

Karena mereka menghilang, semangatku di dunia musik juga hilang.

"Claire?" Panggil Toby tiba-tiba.

"Ya?" Ucapku kaget.

Dia membuang nafasnya.

"Yaampun.., kau ini melamun terus ya? Cepat makan." Omelnya sambil mengunyah makanannya.

Aku tersentak saat melihat makanan yang sudah tersedia di meja ku. Sejak kapan makanan ini datang?
Kupikir tadi Toby masih memilih pesanan!

Tiba-tiba penyanyi di cafe ini membawakan lagu good bye days yang kusukai, dan ini membuatku sedikit bersemangat dari sebelumnya.

"Ah! Toby! Aku suka lagu ini!" Ucapku senang.

Toby tertawa mendengarnya.

"Aduh. Makanan mu berantakan kemana-mana, tuh. Sini." Ucapnya sambil mengelap bibirku dan membuat wajahku memerah.

"Kau ini seperti anak kecil, ya." Ejeknya tertawa.

Aku menyilangkan tanganku kesal.

"Yang anak kecil itu kau, bodoh."

Dia hanya tertawa mendengarnya, tiba-tiba dia terdiam dan menatapku lama.

"Claire. Saat ulang tahunmu nanti, ayo kita rayakan berdua." Ucapnya sambil menggenggam tanganku.

Aku terdiam.

Benar juga. Bahkan aku tidak ingat jika tiga hari lagi aku akan berulang tahun.

"Iya." Ucapku membalas senyumannya.

"Kalau begitu, nanti akan kuhubungi." Ucapnya senang.

Aku terdiam.

Sebentar lagi ulang tahunku, ya?

Sayang sekali aku tidak dapat merayakannya dengan Teressa. Padahal dia berjanji ingin memberiku hadiah.

Tunggu..?

Hadiah?

Bukan kah dia berjanji memberikan ku hadiah dan alasannya bermain musik saat ulang tahunku nanti?

♬♬♬♬♬♬♬♬♬♬♬♬♬♬♬♬

Hi hii!!

Maaf ya telat update:''

Aku lagi sibuk yaa you know lha hehe

Tapi sebagai bonus aku bakalan update 2 chapter sekaligus, deh! Dan besok chapter terakhir bakalan update!

Gimana? Pada gak sabar yaa? Apa engga?-,-

Klo gitu see youu! Mwah:*

Continue Reading

You'll Also Like

8.2M 515K 34
"Tidur sama gue, dengan itu gue percaya lo beneran suka sama gue." Jeyra tidak menyangka jika rasa cintanya pada pria yang ia sukai diam-diam membuat...
2.1M 232K 43
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
7.4M 227K 46
Beberapa kali #1 in horror #1 in thriller #1 in mystery Novelnya sudah terbit dan sudah difilmkan. Sebagian cerita sudah dihapus. Sinopsis : Siena...