Why, You ?

By indahlst

5.2K 342 18

Aku rasa dia begitu dingin, entah ini sudah yang keberapa kalinya dia melihatku dengan tatapan tajamnya. aku... More

1
Pemberitahuan
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
SPECIAL CHAPTER
17
18
Pemberitahuan (2)
19
20
Pemberitahuan (3)
22
23
ENDING

21

160 12 3
By indahlst

Didedikasikan teruntuk Ganis Vidia, Nuril indah, Astri Mifta, khoidah Ifa, Betha, Wijaya Eka dan Rosadi Rafly.

Waktu tak hanya menyembuhkan luka, tapi menyeleksi apa yang terbaik untuk kita.

.....................................

Author Pov

Devy sudah bersiap akan pulang. baru saja ia akan melangkakan kakinya keluar, ia teringat akan ucapan angga tadi. Dilarang pulang duluan dan tungguin angga datang. Devy pun kembali ke tempat duduk nya tadi dengan tenang. Sambil nungguin angga, devy membaca sebuah buku yang tadi ia pinjam dari perpustakaan.

Sesekali devy melirik jam di tangan nya, sudah setengah jam. Devy mengambil handphone dan menelpon angga. Tak ada jawaban, kemudian dia mengetikkan sesuatu di handphone nya.

To : My Coldest Boy

Kamu dimana? Udah setengah jam nih.

Send

Sepuluh menit, tak ada balasan dari angga, devy pun bergumam kesal sambil membereskan bukunya dan memutuskan pulang.

"itu cowok maunya apa sih?"

Devy menghela nafas sebal merasakan ulah angga lagi dan lagi, devy memutuskan berjalan menuju parkiran belakang, siapa tahu di situ di bisa menemuka angga.

Langkah kaki devy sudah berhenti di parkiran tempat biasa angga memarkir trail hijaunya, devy semakin kecewa. Angga tak ada disitu, Kemana lagi laki-laki itu.

Devy baru akan melangkah kembali ke gerbang sekolah sampai dia melihat Sonia dan gengnya menatapnya. Devy hanya melihat Sonia sekilas dan pergi berjalan melewatinya.

"girls, kayaknya ada yang lagi kecewa" ujar Sonia dengan sengaja mengeraskan suaranya

"siapa beb yang lagi kecewa?" ujar temenya si sonia menimpali.

"noh lihat disana, kasian banget sih ngejar-ngejar angga tapi angganya lagi ngejar sarah"

Seketika itu devy langsung menghentikan langkahnya. Dia berbalik menatap Sonia. Sonia yang di pandang seperti itu tambah senang dia merasa menang, ini kan memang kemauannya si sonia.

"kenapa?" ujar Sonia

Devy berjalan maju mendekati Sonia "aku punya salah apa sama kamu son? Kamu kenapa sih selalu aja ngurusin hidup aku"

"salah lo banyak dev, pertama lo udah bikin angga berpaling dari gua, dan itu sangat menyakitkan. Gue sih masih setuju- setuju aja kalo mau saingan sama sarah, tapi sama elo? yang bahkan gak selevel sama gua tapi tiba-tiba di deketin angga, itu sesuatu yang freak"

Devy tak merasa gentar menghadapi amarah sarah "Pertama Angga bukan siapa-siapa nya kamu, jadi gak ada ceritanya dia berpaling dari kamu. Kedua levelmu itu dibawahku pantesan aja angga gak pernah nanggapin cewek kayak kamu dan ketiga jangan kambing hitamkan aku dan sarah, sarah itu sahabat baiknya angga.

Devy sudah kesal dengan Sonia sampai-sampai dia bisa ngomong kayak gitu, hari ini dia udah kesel gara-gara angga ditambah lagi masalah dengan Sonia.

"eh dasar kecentilan, asal lo tau angga sekarang lagi nyariin sarah. Mungkin dia mau mutusin elo dan balikan sama sarah, jadi siap-siap aja terima nasib" ujar Sonia tak kalah sinisnya.

Devy sempat memikirkan kata-kata Sonia, apa benar angga lagi nyariin sarah. Tapi kenapa dia nggak kasih kabar ke devy. kalaupun dia kasih kabar devy bakal ijinin angga kok. Nah kalau angga pergi diem-diem gini berarti angga masih nggak bisa saling terbuka sama devy. padahal dalam sebuah hubungan , saling terbuka satu sama lain menjadi kunci utama nya.

Devy memutuskan pergi dan enggan berdebat lagi dengan Sonia. Dia berjalan dengan gelisah memikirkan kemungkinan terburuk yang terjadi kalau benar angga lagi sama sarah. Devy sedang menunggu taksi sampai sebuah mobil keluar dari dalam gerbang sekolah.

Tiiiiiinnn....tiiiiinnnn....

Devy melihat mobil itu membuka kacanya dan dimas sudah tersenyum manis pada devy

"nungguin siapa dev?"

"eemmm....nungguin taksi dim" jawab devy

"angga mana?"

"dia....dia lagi ada urusan" jawab devy pelan

"yaudah bareng gue ya?"

"haa? Gausah dim, aku naik taksi aja"

"ini udah hampir sore loh, biasanya susah nyari taksi jam segini. Gue anterin ya?"

"gausah dim, makasi" tolak devy halus

"devy...devy...di bilangin malah ngeyel. Lo mau di sini sampe malem, lagian kalo angga marah biar aku jelasin ke dia"

"bukan gitu dim..." devy masih bingung antara bareng dimas atau nungguin taksi, tapi dia juga gak berani nungguin taksi kalo udah hampir sore gini. Akhirnya devy berjalan menuju mobil dimas.

"dev, nggak kerasa ya bentar lagi udah kelas tiga. Seminggu lagi udah uas aja"

"iya dim, kamu gimana? Udah punya ancang-ancang mau kemana?"

"yaa gitu dev, kayaknya masih belum dipikirin deh"

"yaudah pikirin mulai sekarang dim, jangan mikir kegiatan osis aja"

"dev, gua mau ngomong sesuatu?"

"ha? Ngomong aja dim"

"lo masih inget janji gua dulu kan?"

"janji? Yang waktu itu" ujar devy dengan nada suara ragu.

"dev, gua ngerti lo udah jadi pacarnya angga, tapi disini ............masih belum mampu dev..." dimas menunjuk hatinya.

Devy hanya bisa menghela nafas melihat pengakuan dimas lagi.

"dim, aku minta maaf. Maaf banget,tapi ini gak akan adil untuk kamu"

"aku tau dev, tapi aku mau pelan-pelan ngelupain perasaan ini. Jadi sambil nunggu perasaan ini hilang, ijinin aku tetep kayak gini kayak biasanya ke kamu" ucap dimas tulus pada devy yang tak berani menatap mata lelaki itu.

............................................

Motor trail hijau dan sebuah mobil sudah terparkir di depan gerbang sebuah rumah, nampak angga dan doni sedang menunggu seseorang.

"don, handphone gue lowbat gimana nih? Pasti devy nungguin gue" ucap angga khawatir kepada doni.

"ini pinjem punya gue, tapi gue gak punya sama sekali kontak devy ngga"

"gue gak apal don"

"yaelah ngga, loh cowoknya tapi ngga apal sama nomer hp cewek lo. Dasar lo ngga"

Beberapa saat kemudian sebuah mobil tiba di depan mereka, mamanya sarah turun dari mobil dan menyapa angga dan doni.

Kemudian angga melihat sarah yang masih diam di dalam mobilnya.

Sarah turun dari mobil dan berniat langsung masuk tanpa mempedulikan angga dan doni, tapi dia tetap tidak bisa. Bagaimanapun Angga dan doni, mereka berdua terlalu berat untuk ditinggalkan begitu saja.

"sar, gimana keadaan lo? Udah baikan?" ucap angga khawatir pada sarah.

Sarah masih diam tak menjawab pertanyaan angga,

Doni juga ikut bertanya pada sahabatnya ini "kenapa sih elo sar? Kita khawatir. Di telpon gak diangkat, di bbm gak di read, di sms gak di bls. Kenapa sih?"

Sarah masih tertunduk, dia merasa bersalah pada kedua orang ini "maafin gua" sarah hanya bisa bergumam pelan.

Angga menyentuh kening sarah. dan itu malah membuat sarah ngerasa angga begitu perduli terhadapnya, dan ini yang bikin dia malah gak bisa ngelupain angga.

"sarah, gua minta maaf" ujar angga tulus pada sarah.

Mata sarah langsung berkaca-kaca mendengar permintamaafan angga, dia mulai terisak akan tangisnya. Dan angga mulai menggengam tangan sarah.

Doni hanya bisa mengehla nafas melihat masalah berat untuk sarah.

"sar...ini bukan karena doni yang ngasih tau gua. Tapi karena matamu, udah kelihatan sar,makasi udah selalu ada di samping aku. Makasi telah menemani aku dan maaf nggak bisa jadi seseorang yang kamu harapin" ucap angga lembut pada sarah

Sarah hanya bisa tertunduk menangis...dia menangisi perasaannya pada angga.perasaan yang tak harusnya ada. Tangisnya makin pecah, bahkan dia merasa tubuhnya yang lemah akan limbung begitu saja.

"maafin aku ngaa, maafin aku karena udah merusak persahabatan kita"

Angga menarik sarah, ia memeluk gadis itu. dia menenangkan sahabatnya ini.

Doni yang dari tadi hanya memegang kepalanya frustasi juga ikutan meluk sarah, "sar, nggak ada salahnya dengan yang namanya cinta diam-diam. Dan gak ada salahnya orang tau kalau kamu cinta walau hanya diam"

..............................................

Devy sudah malas malam ini, dia hanya tidur-tiduran di kamarnya. Dia bahkan lagi unmood hanya untuk ngebuka handphone yang dari tadi menyala, terdengar ada panggilan telpon dan sms. Devy yakin itu dari angga dan devy sebagai wanita nggak mau terus-terusan di mainin sama angga. Dia kira dia robotnya angga. Dasar.

Tapi dasar yang namanya devy. Intinya dia udah cinta pake banget sama angga, devy mulai ragu pengen antara ngebuka handphone nya apa di biarkan saja. Dia pun memutuskan untuk melihat apa yang masuk ke hp nya.

From : My Coldest Boy

Dev, maafin aku

From : My Coldest Boy

Angkat telpon aku dong dev

From : My Coldest Boy

Please ada sesuatu yang pengen aku bicarain

From : My Coldest Boy

Jangan marah ya, dua minggu lagi aku ajakin nonton star wars

Lima belas pesan dari angga dan lima puluh panggilan tak terjawab dari angga, sebenarnya devy sedikit tergoda atas tawaran angga yang diajakin nonton star wars. Tapi harus dikasih pelajaran itu si angga, berani-beraninya dia tega ninggalin devy tanpa pamit gitu aja.

Beeeep.....beeeeep........beeeep

Satu pesan lagi masuk ke handphone nya devy

From : My Coldest Boy

Buka jendela, lihat kebawah. Ak tungguin kamu sampai kamu mau ngomong sama aku.

Ha? Angga di bawah, devy dengan cepat membuka jendelanya. ia menatap lelaki dengan jaket nike hitam dan duduk diatas motor trail hijaunya. Devy menatap angga dari atas, dan angga melihat devy dari bawah. Devy menghela nafas melihat kelakuan angga. Selalu seenaknya, dia pikjr devy gak punya hati buat selalu ikutin kemauan dia.

Devy berniat menutup jendela, tapi dia menatap langit diatap.sekilas. Dilihatnya malam ini mendung dan diluar begitu dingin.

Devy masih tetap pada pendiriannya ia ngambek, jadi dia tak akan mau menemui angga. Titik.

Duar....duar....duar.....

Suara petir terdengar dan hujan pun turun dengan derasnya, devy mencoba tak peduli dia menangis memikirkan kenangannya bersama angga. Hujan nya di luar rumah, tapi yang ada pipinya devy malah yang basah.

Sebenarnya devy paling benci saat hujan gini, baginya hujan hanya mengandung satu persen cairan dan Sembilan puluh Sembilan kenangan.

Devy berlari dengan membawa payung, dasar lelaki itu tetap nekat hujan-hujanan, Dia pikir dia lagi syuting sinetron gumam devy.

Devy membuka pintu rumahnya dia berlari pada angga sambil mengusap matanya yang barusan tadi mengeluarkan air mata.

angga berdiri memandang devy, tatapan penyesalan. Lagi-lagi dia melukai perasaan gadis di depannya ini.

"udah aku udah keluar, sekarang kamu mau ngomong apa?"

"maafin aku dev, aku tadi pergi nemuin sarah"

Sarah. Berarti benar yang dikatakan Sonia tadi, devy sudah tak bisa berkata-kata. Dia hanya mampu mengeluarkan air mata.

"maafin aku, handphone aku lowbat dan doni gak punya kontak kamu" angga mengusap air mata yang mengalir di pipi devy. devy merasakan bahwa tangan angga sangat dingin dan sedikit bergetar.

"ngga, aku nggak akan ngasih pilihan antara aku apa sarah? Aku Cuma mau tahu kamu pengen nya aku kayak gimana?" ujar devy sambil terisak pelan.

"Aku tak memintamu jadi apapun dev, cukupkan saja kekuranganku" ujar angga pada devy dengan keseriusan di matanya.

"maafin aku dev, aku Cuma mau jelasin sesuatu ke sarah. Biar nggak ada sesuatu yang nantinya akan canggung diantara kita bertiga"

Devy mengangguk pelan kali ini, bagaimanapun juga devy ngerasa dia yang kekanakan kayak gini, belum juga angga ngasih penjelasan dia udah uring-uringan kayak gini.

"maafin aku ngga, aku emang gak bisa berpikir panjang ke depan" ujar devy sambil memgang tangan angga yang masih berada di pipinya.

Hujan Kali ini, aku memikirkan tentang sebuah kisah usang yang tergolek di pojok sana. Antara aku dan Angga Gabriel Putra. Lelaki yang bahkan dari dulu selalu mempesona.

Angga tersenyum lembut, dan itu membuat jantung devy berdegup dengan kencang. Devy jadi bingung dia harus bersikap bagaimana.

Tiba tiba,

Angga yang sudah berada di hadapan devy mulai mendekat,

Devy yang melihatnya hanya terdiam. Kaku dan membisu. Devy hanya bisa mengigit bibirnya pelan mulutnya terkatup rapat. Mata devy hanya tertuju pada satu titik. Angga.

Kedua mata mereka saling bertemu.

Angga mendekat, lalu dia terus mendekat,

Sampai pada akhirnya...............

Cup.

Suara Kecupan itu, devy mendengarnya, dia melihatnya dan dia bisa merasakannya.

Angga menciumnya lembut.

Bahkan datangnya hujan kali ini aku tak menyia-nyiakan nya, ada sesuatu yang harus di Pastikan. bukan untuk di lupakan tapi untuk dikenang.

Bersambung.

Continue Reading

You'll Also Like

513K 19.2K 33
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
1.4M 102K 44
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.5M 28.6K 12
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
9.7M 183K 41
[15+] Making Dirty Scandal Vanesa seorang aktris berbakat yang tengah mencapai puncak kejayaannya tiba-tiba diterpa berita tentang skandalnya yang f...