Nathan POV
Aku keluar dari mobil dengan mengenakan celana boxer selutut, sepatu lari dan kaos putih polos menuju pagar rumah seseorang.
"Assalamualaikum. Ari!! Ari!!" teriakku dari luar
Bukannya Ariana yang keluar, malah seorang anak kecil dengan rambut blonde yang terkejut melihatku lalu berteriak sekencang mungkin "mamaaaa... Ada orang gila!"
"Eh eh, bukan orang gila!" jawabku mulai bingung
"Terus apa kak?"
"Orang ganteng" jawabku dengan percaya diri
Datanglah sosok perempuan dengan rambut yang berantakan sambil mengusap kepalanya. "Ada apa sih, Yo? Berisik banget. Kakak mau tidur nih"
"Itu kak.. Ada orang gila nyasar" katabya sambil menunjukku
"Yeh nih anak, dibilang gua orang ganteng"
Perempuan yang disebut "kakak" oleh anak kecil ini langsung melotot melihatku dari atas ke bawah. Dia mencoba mengucek matanya lagi lalu melihatku sambil melotot
"Loh.. Loh.. Kok ada lo?"
"Yeh dasar pikun, lemah, payah. Hari ini kita kan janjian mau CFD sama anak anak" kataku sambil menempelkan muka di pagar
Dia menepuk jidatnya keras sampai berbunyi. "Oh iya gua lupa! Yaudah gua mau mandi terus siap siap dulu" katanya lalu berlari ke dalam rumahnya
"Wo.. Woi! Gua gak di bukain nih pintunya?!"
Alexa POV
"Kalo gak yang ini?"
"Gak gak! Gak matching banget. Ini aja kali ya"
"Tapi warnanya terang banget!"
"Ah ini aja deh"
"Aaaahhh.. Gua bingung!"
Aku menghempaskan tubuhku di kasur lalu menatap ke atap kamarku dengan baju baju yang ada di kasur. Susah juga ternyata menjadi cewe feminim. Akhir akhir ini aku sangat aneh. Aku selalu ingin terlihat 'perfect' di depan Dave.
Tiba tiba pintuku berbunyi dan menyembulkan 2 kepala disana. "Masuk" kataku
"Ini kenapa baju pada berantakan"
"Busyet, dah kayak pasar loak"
"Cuy, kita cuman mau CFD. Lo milih baju udah kayak mau promnight tau gak?" ucap Chellin sambil geleng geleng
"Lo kayak gak tau aja kalo cucu nabi adam satu ini lagi mau caper ke cemewewnya" senggol Lami
"Apa sih? Enggak kok. Tadi gua cuma beresin baju aja" sergahku
"Ah masa sih?"
"Gak yakin gua"
Mereka berdua langsung berdiri dan membisikkan sesuatu. Lalu mereka pergi ke lemari ku untuk mencari sesuatu. Aku memilih untuk mandi terlebih dahulu meninggalkan mereka
Setelah aku mandi, mereka langsung menyodorkan celana training 3 per 4 berwarna biru, baju lengan pendek berwarna mint dan sepatu running ku berwarna hitam.
"Be your self" kata mereka bersamaan dibarengi senyum manis
"Lo gak perlu milih baju sampe 1 jam buat pergi bareng cowo" kata Lami
"Cowo suka ada apanya kita. Bukan apa adanya kita" lanjut Chellin
Aku melihat sekeliling kamarku sudah rapih, tidak ada tumpukan baju di kasur, atau baju berserakan di lantai
"Hei.. Hurry up babe, your bf is coming" kata Lami membuyarkan lamunanku
"Hah? Dave udah disini?"
"Tepatnya lagi bareng Sam sama Mark" ucap Lami
"And your father" tambah Chellin
Aku langsung menyambar baju baju yang disodorkan mereka lalu memakainya di kamar mandi. Gak lucu banget kalau the boys masih ngobrol sama papi.
Setelah aku selesai, aku, Chellin dan Lami langsung turun ke ruang tamu untuk berpamitan. Tapi aku melihat pemandangan baru.
"Skak mat!" Pekik Dave sambil tersenyum ke arah Papi
"Hebat juga kamu sudah mengalahka saya 3 kali" kata Papi sambil ikut tersenyum
Sam yang sedang memijat mijat bahu Papi dan Mark yang memijat bahu Dave segera melihat ke arah pacarnya masih masing. Sedangkan aku menghampiri 2 lelaki yang ku cinta ini.
"Pi, aku pergi dulu ya sama temen temen" kataku sambil salim padanya
"Yah, padahal Papi lagi seru main sama Dave. Dia pintar bermain catur ya"
"Sapa dulu dong om.. pacarnya Lexa nih" kata Dave sambil membusungkan dada
"Kalian udah pacaran?" Tanya Papi
"Udah, Pi. Maaf ya aku gak bilang bilang" kataku sambil merajuk
"Hmm.. bagus sekali" aku menatap Papi bingung
"Maksudnya?"
"Jadi kamu bisa sering sering bawa Dave kesini biar Papi gak kesepian" kata Papi sambil tersenyum manis
Papi sudah lama ditinggal Mami. Kira kira 2 tahun yang lalu Mami sakit dan meninggalkan aku dan Papi. Mulai saat itu, papi terus bekerja dan meluapkan semua emosinya pada pekerjaan. Begitu juga aku, terkadang aku suka menangis di malam hari sambil melihat foto keluarga kecil kami.
"Tenang, om. Saya pasti akan sering datang kesini kok" ucap Dave
"Bener ya?"
"Iya, Om" kata Dave sekali lagi memastikan
"Pi, aku pergi dulu ya. Jangan lupa makan juga" kataku berpamitan
"Oke. Jangan pulang larut malam ya. Papi gak bisa nemenin kamu malam ini. Nanti sore Papi take off ke Lampung"
"Iya Pi. Yaudah ya. Keburu ditinggal temen nih"
"Bye"
Aku menggenggam tangan Dave, lalu menyusul Chellin dan kawan kawan. "Guys, langsung berangkat ya"
"Oke"
"Kan anak cowo pada bawa mobil atau motor sendiri, jadi kita ikutin aja oke"
"Sip"
"Terus Nathan sama Ariana gimana?
"Palingan tuh anak udah jalan"
"Delvo sama Melody?"
"Delvo mah barusan bbm gua dia udah jalan"
"Melody udah gua chat di FB. Gak tau di bales apa kagak"
Chellin POV
"Sam"
"Hm?"
"Gua sebel"
"Sebel napa?"
"Sebel otw benci sama Melody. Dia muna apa gimana sih?!" kataku sambil memalingkan muka ke kaca
"Maksudnya?"
"Kita temenan dari SD. Udah 10 tahun kita sahabatan tapi dia khinatin kita gua terima. Gua tahan tahan emosi buat labrak dia. And now, dia tiba tiba ngilang gak ada kabar. Dia itu Friendship apa Friendshit sih?" kataku panjang lebar hanya di tanggapi tawaan olehnya
"Sekarang gini ya, manusia punya hak asasi yang sama. Mereka punya kesibukan yang berbeda. Jadi kalo ada sesuatu yang aneh lo jangan langsung negative thinking. Buang jauh jauh keinginan lo itu buat hajar Melody. Kita tunggu sampai saatnya tiba dan kebohongan akan terbongkar" katanya lalu tersenyum tapi matanya masih tertuju pada jalan
"Dia itu temen gua udah dari 10 tahun yang lalu. Masa dia gak tau sifat gua yang suka kayak gini. Se-enggaknya dia bilang sesuatu. Gak usah ngilang kayak setan"
"Chell, udahlah gak usah dipikirin. Lo masih punya banyak sahabat di sekitar lo dan masih ada gua. Gua juga punya banyak temen kayak gitu. Dateng cuman pas butuh, tapi gua gak pernah ada rasa dendam sama dia" Sam terus menatap depan sambil meyakinkan ku
"Sam..-"
"Udah Chell.. Kalau lu masih bingung, pikirin lagi kata kata gue" dia memotong perkataanku lalu mengelus rambutku yang dikuncir ekor kuda
"Apaan sih? Orang gua manggil lu ngasih tau, bukan lanjutin omongan tadi" aku tertawa sampai perutku sakit mengingat Sam yang kege-eran
Sam hanya menatap jalan sambil memperlihatkan mukanya yang tak enak dipandang. Ku julurkan tangan ke kepalanya dan memaini rambutnya. "Elah gitu aja ngambek"
"Baru kali ini gua ngerasa tengsin" katanya sambil mendecak lidah
"Alhamdulillah" jawab ku
"Ngapa alhadulillah?
"Bersyukur aja gua"
"Buat?"
"Akhirnya lu tau malu. Urat malu lu udah di selotip kali ya?"
---------
Lalalalaaaaa...
Baru apdet lagi
Setelah UTS yang soalnya bikin pala botax :'v
Ya semoga nilai UTS Ayu dapet nilai bagus, paling enggak KKM :v
#amin wkwk
Vote+comment ya