My Idol is My Boyfriend

By jullyaws

238K 10.3K 833

Sebuah kisah cinta yang klise dan terkesan biasa, seorang fans yang di pertemukan dengan idolanya. Berteman d... More

Feelings
Date?
Fallin Love?
Misunderstanding
Best Day Ever
Just Friend
Hmm
Accident
Something Odd
Hurt
Uncovered
You
Move
Holiday
Bungalow
She's back
Troublemaker
Insane
Packing
See You
Long Distance Relationship
WTF
Surprise
Sorry
London
Tour
First Anniversary
Yes, London
PARIS
PARIS (2)
PARIS (3)
Will You Marry Me?
Wedding Dress
Aw
With You
Ending
After Story
BONUS

TAXI

33.7K 831 188
By jullyaws

Siang yang panas ini membuatku bermalas-malasan masuk kedalam mobil jemputan. Rasanya setelah keluar kelas ingin sekali langsung sampai di depan pintu rumah, tapi itu sangat mustahil karena kantong Doraemon tak ada di dunia nyata. Sudah hampir tiga tahun aku di antar jemput oleh supir pribadi papaku yang disewa papa untuk aku di sini yap di London, semenjak masuk senior high school sampai di akhir tahunku sekolah disini aku belum diizinkan untuk membawa mobil sendiri. Kapan aku punya pacar, kapan aku di antar jemput oleh pacarku? Apa aku terlalu memilih? Apa aku terlalu terobsesi dengan sesuatu?

Oke, postur tubuhku bisa di bilang normal, wajah ya bisa dibilang cantik karena cukup banyak orang yang bilang aku cantik dan otak lumayan pintar deh meskipun sedikit lemot. Tapi kenapa aku belum punya pacar? Apa aku terlalu terobsesi untuk bertemu dengan idolaku yaitu One Direction? Ya mereka adalah grup musik terkenal sejagat raya itu. Dan aku termasuk salah satu penggemar berat One Direction— aku seorang directioners. One Direction adalah salah satu grup musik ternama dan begitu terkenal diseluruh penjuru dunia. Entah mengapa awalnya orang-orang Inggris sangat terobsesi dengan mereka, dulu meskipun aku tinggal di London aku tidak mengetahui siapa mereka. Tapi setelah aku mendengarkan lagu-lagunya dan juga membaca beberapa fakta tentang mereka, aku jadi tertarik dan mulai menyukainya. Suara mereka sangatlah berkualitas, mereka memiliki ciri khas suara masing-masing. Mereka unik khususnya Niall Horan, aku sangat menyukainya dan aku jatuh cinta padanya, terkadang aku bermimpi jika aku menjadi pacar seorang Niall Horan, ok just a dream.

"Non, langsung pulang?" Tanya supir yang duduk di belakang kemudi bernama Roni ini belum memajukan mobilnya sama sekali karena menunggu perintahku.

Aku memutar balikan otakku, untuk apa aku langsung pulang jika di rumah tidak ada yang bisa aku kerjakan? Itu hanya akan membuatku bosan. Ah bagimana kalau aku pergi saja mencari makan ke Nando's? Itu kan tempat makan favoritnya Niall, salah satu member One Direction yang aku sukai. Aku pernah beberapa kali menonton konser mereka secara langsung, tapi aku tidak pernah berkontak mata langsung dengan mereka. Niall memiliki mata biru yang indah, rambutnya yang pirang dan suaranya yang begitu indah. Aku sangat mengidolakanya, dan aku berharap suatu saat aku bisa bertemu langsung denganya.

"Ke Nando's saja Pak, aku mau makan." Jawabku padanya.

"Tidak bosan apa Non tiap hari ke Nando's?" Tanya Pak Roni yang tiba-tiba membuatku menjadi berpikir. Benar juga, sudah berminggu-minggu tiap pulang sekolah aku pasti ke Nando's dan setiap ke sana aku sedang tidak lucky aku tidak bertemu 1D khususnya Niall disana. Mungkin lain kali. "Biarin deh pak, yuk." Ucapku pada Pak Roni.

"Baik Nona." Ucap Pak Roni patuh, lalu dengan cepat Pak Roni menyalakan mesin mobil dan menjalankan mobilnya.

Hari ini aku sedang unmood, dengan seharian belajar yang membuat aku badmood. Matematika, Fisika, Kimia, ugh. Aku pusing memikirkan semua itu lebih baik aku jalan-jalan dan membeli makanan. Mama Papaku tidak di sini, mereka berada di Indonesia, mereka sedang melakukan sebuah bisnis besar, mereka orang sibuk. Aku tinggal di rumah bersama Tante, om, dan Carisa, dia anak Tante dan Om-ku. Tante adalah adik Mama makanya aku dititipkan di sini karena aku malas jika harus ikut pindah.

Akhirnya sampai di depan Nando's, aku pun turun dari dalam mobil dan berjalan menuju pintu masuk Nando's, tapi sebelum aku berjalan lebih dekat dengan Nando's Pak Roni memanggilku dari belakang. "Nona tunggu." Seru Pak Roni seraya berlari kecil ke arahku.

Aku memutar tubuhku, "Ya ada apa Pak?"

"Maaf Non saya diperintahkan untuk mengantar Nona Carisa, katanya dia mau ke rumah temannya." Jawabnya.

Carisa nyebelin banget sih! Nggak tau orang lagi badmood apa? Carisa sama sepertiku anak semata wayang, makanya kita berdua sedikit manja dan tidak bisa disangkal— walaupun kita sepupu, tapi kita sering bertengkar. Carisa sering menertawakanku jika aku menambah poster Niall atau poster One Direction di kamarku dan dia menertawakanku karena aku terlalu tergila-gila pada Niall. Dia bilang 'Kamu ingin jadi pacarnya Niall Horan? Jangan mimpi deh, dia begitu tenar dan nggak mungkin juga dia mau sama kamu! Lagi pula untuk apa menjadi fans fanatik?' coba dia selalu menganggap aku gila bila aku sedang berbicara atau sedang menciumi poster Niall. Huh, memang sedikit aneh. Tapi aku serius mengenai perasaanku pada Niall Horan.

"Nona nanti kirimi saja saya pesan, nanti saya jemput." Kata Pak Roni dengan seulas senyum.

"Nggak usah Pak, aku pulang naik taksi aja." Jawabku kesal.

"Oh ya sudah Non, saya pergi dulu. Permisi." Pamit Pak Roni lalu berjalan meninggalkanku.

Lengkap sudah penderitaanku dan lengkaplah kesengsaraanku hari ini. Aku berjalan lemas ke arah Nando's, masuk dan celingukan, seperti biasa aku sedang tidak lucky, tidak menemukan sang idola. Aku berjalan lemas memilih untuk duduk di kursi yang paling ujung. Lalu seorang pelayan datang kepadaku dan memberikan ku sebuah menu, hal ini sudah tidak aneh bagiku ini sudah sangat biasa. Aku memesan makanan kesukaanku dan menunggunya beberapa saat. Akhirnya datang dan langsung aku santap dengan tidak begitu lahap, karena tidak terlalu lapar. Setelah selesai makan aku diam melihat ke arah sekeliling, lagi-lagi dan lagi aku tidak bertemu dengan idolaku di tempat favoritnya ini. Mungkin belum saatnya aku bertemu bertatap muka langsung denganya.

Aku sudah merasa bosan sudah sekitar satu jam aku diam disini, aku ingin pergi ke mall sekedar refreshing dan membeli beberapa barang. Aku keluar dari Nando's dan berjalan menuju pinggir jalan untuk menaiki taksi. Aku menyetop sebuah taksi, sebelum menaiki taksi tersebut aku melihat ke kanan dan ke kiri, tak ada Niall dan One Direction mungkin mereka sedang banyak job atau mungkin karena aku sedang tidak lucky saja. Aku pun masuk kedalam taksi itu tiba-tiba aku mendengar suara teriakan-teriakan banyak orang yang berlari ke arahku. Wow kenapa mereka? Apa di kejar anjing? Apa sedang mengejar penjahat? Apa maling? Ah! bodo amat aku tidak peduli.

"Pak, ke mall yang terdekat dari sini saja." ucapku pada supir taksi.

Supir taksi ini tidak mendengarku, dia malah serius melihat ke arah kerumunan di belakang, dia hanya terdiam serius memperhatikan kerumunan tersebut, aku pun menengok kebelakang ternyata mereka mengejar seseorang yang kepalanya tertutup oleh topi jaketnya. Siapa dia? Apa dia orang jahat? Tapi teriakan orang-orang disana tidak mengatakan bahwa dia orang jahat, siapa dia?

Dia berlari ke arah sini lalu dia membuka pintu taksi dan langsung memasuki taksi ini. Oh God dia mau apa? Aku kaget karena dia langsung duduk di sebelahku. Kepalanya masih tertutup dengan topi dari jaketnya, namun aroma tubuhnya wangi sekali. Siapa dia?

"Pak, cepat jalan kemana pun yang penting tidak di sini," Katanya panik seraya membuka topi yang menyatu dengan jaketnya itu.

Lalu dia melirik ke arahku, "Maaf aku menganggu kenyamananmu, tapi ini darurat boleh aku ikut denganmu?" Tanyanya ramah sambil tersenyum.

Oh my God, ini bukan mimpi kan?! Aku membelakkan mataku tak berkedip sedikit pun, aku tak bisa berkata-kata orang yang sedang duduk di sebelahku ini sama seperti gambar poster yang aku pajang di tembok kamar, Niall Horan! Apakah ini mimpi? Orang yang aku idolakan sekarang ada di sebelahku dan dia sedang menatapku. Senyumnya itu, oh God aku tidak percaya bahwa ini adalah sebuah kenyataan.

"Hey, kenapa kamu memandangku seperti itu?" tanya Niall dengan ekspresi bingung.

"Ka-mu Ni-all Ho-ran da-ri One Di-rec-ti-on i-tu ka-n?" tanyaku gugup dan terbata.

"Ya benar, kamu mengenalku?" tanya Niall lagi.

"Sangat!" jawabku tegas.

"Oh kalau begitu, siapa namamu?" tanya Niall sambil mengulurkan tanganya dan menatap kedua mataku penuh. Astaga ini seperti mimpi, aku berbincang-bincang dengan Niall Horan One Direction, ini tidak dapat di percaya.

Tanganku sedikit gemetar ketika akan membalas jabatan tanganya, "A-aku..." kalimatku terputus karena kegugupanku.

"Santai saja nggak usah gugup gitu, aku nggak akan makan kamu kok." Ucapnya sambil tersenyum.

"Aku Ayesa." Kataku sangat grogi dan jantung tuh rasanya mau loncat, tanganku bersalaman dengan tangan Niall. Aaahh ini pertama kalinya aku bersalaman dengannya dan tangannya begitu halus juga sedikit dingin.

"Kamu directioners?" tanya Niall lagi.

Aku membulatkan mataku dan dengan semangat berkata, "Ya aku directioners dan kamu adalah member favoritku."

"Waw hari ini adalah hari keberuntunganmu. Kamu directioners dan favoritmu adalah aku, tapi kamu tidak berteriak-teriak di hadapanku, terimakasih." Kata Niall lagi membuatku tersenyum dan menahan diri agar aku tidak berteriak di hadapannya.

Aku terdiam sambil serius menatap mahkluk ciptaan Tuhan yang paling indah di hadapanku ini, aku sangat gugup dan grogi. Ini benar-benar seperti mimpi.

"Ayolah santai saja, oh iya apa nama username Twitter mu? Mau aku follow?" Tanya Niall sambil mengeluarkan ponselnya. Aku melongo tidak percaya karena seorang superstar baru saja meminta username Twitter-ku. Really?

"Hey Ayesa jangan bengong mulu, aku nggak akan ngapa-ngapain kamu. Aku mengerti sih kamu pasti kaget melihat aku ada di sebelah kamu sekarang, ya habisnya tadi sewaktu keluar dari studio aku di kejar-kejar fans. Ya pasti kamu tau lah, aku kan phobia ruang sempit apa lagi di kerumunin banyak orang, dan akhirnya aku terpisah dari the boys. Karena aku masih di kejar-kejar sampai ke arah Nando's tadinya mau masuk tapi nggak mungkin, dan akhirnya aku liat ada taksi ya aku masuk aja deh karena aku kira nggak ada orang." Tuturnya.

Aduh Niall di foto aja udah cute apa lagi ini dia berada di hadapanku, mukanya sumpah ganteng banget. Kalian pasti tidak bisa membayangkan wajah Niall yang lebih lucu aslinya daripada di foto-foto, matanya indah banget belum lagi cara dia berbicara itu lucu banget.

"Niall kamu lucu banget sih." Entah mengapa kata itu tiba-tiba terlontar begitu saja.

"Thanks, kamu juga cantik kok." Balas Niall dan membuatku jadi tersenyum lebar. Ah! Melted dibilang cantik sama Niall Horan my prince idolaku.

"Oh iya! Apa nama username Twitter mu? Mau aku follow?" tanya Niall lagi seraya menyodorkan ponselnya padaku. Aku mengambilnya dengan tangan yang masih sedikit gemetar, dan aku berusaha mengontrolnya. Mengetikkan username Twitterku di ponsel Niall dengan perasaan yang masih bercampur aduk. Setelah menemukan profil milikku aku memberikan lagi ponselnya pada Niall, aku ingin dia yang menekan tombol follow untukku.

"Aku sudah follow kamu." Kata Niall sambil memperlihatkan layar ponselnya padaku. Aku benar-benar tidak percaya bahwa @NiallOfficial baru saja memfollowku di Twitter, dan itu rasanya seperti terbang ke langit ke tujuh #lebay.

"Thanks."

Niall tersenyum lalu mengangguk pelan.

"Umm, boleh kita foto berdua?" tanyaku ragu.

"Oh ya boleh, dengan senang hati." Jawab Niall tersenyum, astaga senyumnya maut banget. Dia langsung mendekat kepadaku dan pipinya menempel dengan pipiku, lembut banget pipinya Niall, tembem lagi ahh, Niall you make me fly to the sky whoa.

"Thanks ya." Kataku senang banget bisa bertemu dan berfoto dengan Niall dan bonus mengobrol.

"Oh ya sekali lagi, tapi pake ponselku." Pintanya dan itu membuatku kaget. Hah?!?! Niall minta foto lagi dan menggunakan ponselnya? Luar biasa sekali.

Niall pun mendekatkan lagi dirinya padaku lalu menjepret kami berdua dalam beberapa kali. "Thanks ya Niall, aku suka banget sama kamu apa lagi sama suara kamu, suara kamu itu indah banget." Pujiku pada Niall, yap Itu memang benar aku sangat menganggumi suara Niall, dan menurutku Niall itu memiliki suara paling indah yang pernah aku dengar.

"Itu berlebihan, tapi thanks ya." Ucap Niall.

"Seriusan deh." Kataku lagi.

Astaga ini benar-benar sebuah! Seharian badmood setengah mampus, eh sekarang? Lagi sebelahan sama Niall Horan idola yang paling ingin ditemui oleh seluruh directioners di dunia, oh God aku masih tidak bisa di percaya aku mengalami hari indah ini.

"Oh ya, kamu mau kemana?" Tanya Niall.

"Aku mau ke mall sih tadinya karena badmood, tapi aku udah seneng banget hari ini bisa bertemu denganmu walaupun secara tidak sengaja." kataku tersenyum melihat Niall.

"Mau aku temanin? Sekalian sih aku juga ingin jalan-jalan." Tawar Niall.

Ini nggak salah? Apa aku salah denger? Nggak kan? Niall mau nganterin aku jalan-jalan? Ini bener beruntung! Sangat beruntung sekali, udah ketemu Niall bisa foto bareng terus di follow Twitter dan sekarang di tawari untuk di temani jalan-jalan di mall. Aku merasa hari ini aku menjadi orang paling beruntung di dunia.

"Nggak takut sama paparazi emang? Atau fans-fans kayak tadi?" Tanyaku berharap Niall tidak memperdulikan omonganku tadi.

"Aku bisa pakai ini." Kata Niall sambil menutup kembali kepalanya dengan topi jaketnya, persis seperti tadi, saat Niall masuk kedalam taksi ini dan mengeluarkan sebuah masker.

"Aku masih nervous dan masih gemeteran, lihat tanganku masih gemeteran." Kataku pada Niall sambil meperlihatkan tanganku masih gemeteran karena senang.

"Haha santai aja, aku nggak akan makan kamu, asli deh." Kata Niall sambil nyengir lalu tertawa. Aku tertawa dan bad habbit ku terlihat oleh Niall, kalau tertawa mataku menyipit sampai seperti terpejam.

"Kamu lucu, cantik, rambutmu indah." Puji Niall dengan senyuman manisnya. Dibilang lucu? Cantik? Rambut indah? Ah Udah terbang ke kayangan nih dari tadi di puji Niall terus.

"Ah biasa saja." Jawabku malu-malu.

Padahal kata orang rambutku memang indah, panjang berkilau berwarna hitam legam, karena aku anak blasteran Indonesia-Inggris makanya rambutku hitam, hidungku mancung tetapi mataku berwarna biru, mungkin karena keturunan mamaku orang Inggris kali ya jadi mataku berwarna biru.

"Sudah sampai." Kata supir taksi itu tiba-tiba.

"Oh ya, ini Pak kembaliannya ambil saja." Kata Niall sambil memberikan beberapa lembar uang.

"Ah, jadi ngerepotin." Kataku saat turun.

"Nggak apa-apa kok, hitung-hitung aku berterimakasih padamu karena telah membantuku."

Aduh asli ini deg deg-an jalan sama idola yang biasanya cuman diciumin posternya, dan sekarang dia ada di samping aku, lagi jalan bareng. Whoa aku merasa benar-benar beruntung, merasa seperti tertimpa pohon durian yang runtuh.

"Ayo jangan diam saja!" seru Niall lalu menarik tanganku berjalan memasuki mall tersebut.

Di pegang tanganya sama Niall? Ngefly fly. Mungkin aku directioners paling lebay kali ya, baru gini doang malah banyak yang udah dapet cium, tapi serius deh baru diginiin aja udah kayak terbang ke langit haha. Fangirling gitu ceritanya.

Niall menarik tanganku untuk berkeliling mall tersebut. Dan akhirnya Niall berhenti di depan sebuah bioskop. "Kamu mau nonton?" tanya Niall padaku ketika kita berhenti di depan sebuah bioskop besar di dalam mall.

"Boleh deh, kapan lagi aku bisa nonton dengan idola favorit." Jawabku lalu terkekeh sendiri dengan apa yang baru saja aku katakan.

"Kamu bisa saja. Oke, ayo!" Niall kembali menarik tanganku dan membawaku masuk ke dalam bioskop tersebut.

Aku dan Niall sedang mengantri untuk membeli tiket, tiba-tiba saja Niall merendahkan badannya dan berbisik padaku, "Kamu yang pilih film dan aku yang bayar, bagaimana?" tanya Niall, dan aku langsung mengangguk setuju.

Beberapa menit berlalu, akhirnya giliranku dan Niall untuk membeli tiket. Aku memesan tiket film yang sedang ingin aku tonton saat ini, dan setelah itu Niall langsung mengeluarkan dompet dari dalam saku celananya dan membayar. Seteleh mendapatkan tiketnya Niall kembali menarik tanganku dan membawaku pada teater yang akan menayangkan filmnya. Aku masih tidak menyangka jika aku sedang bersama Niall Horan saat ini.


* * *


Kurang lebih dua jam film itu berjalan, setelah selesai aku dan Niall berjalan keluar meninggalkan bioskop tersebut. "Gimana filmnya?" tanya Niall padaku saat keluar dari bioskop tersebut.

"Bagus banget!" kataku ragu. Karena jujur saja aku tidak terlalu memperhatikan filmnya, aku lebih terfokus memperhatikan wajah Niall. Sampai tadi beberapa kali Niall menangkap basah aku yang sedang menatap kagum padanya.

"Sebentar." Tahan Niall lalu meraba-raba saku celana jeans miliknya lalu mengeluarkan ponsel dari dalam saku celananya. Niall menggeser layar ponselnya lalu menempelkan ponselnya ke telinga.

"Ya?" sapa Niall pada penelepon itu.

"Iya ini gue lagi di mall, lo nggak liat apa tadi ada fans? Pusing gue makanya ke mall dulu." Kata Niall masih tetap berjalan dan memegang tangan kananku.

"Ah nggak penting, udah ah gue mau jalan dulu." Ucap Niall terlihat sedikit kesal.

"Iya udah gue pulang, cerewet lo Zayn!"

Oh Zayn yang menelepon. HAH? ZAYN MALIK? Ya Tuhan aku juga ingin bertemu dengan makhluk beralis tebal yang memiliki jambul itu, dan oh ya aku juga ingin bertemu makhluk keriting dengan lesung pipi yang otaknya selalu pervert. Dan lagi dengan makhluk terlucu juga terkocak yang pernah ada, dan tak lupa mahkluk yang takut dengan sendok sekaligus yang terbijak di dalam band. Apakah aku bisa bertemu dengan mereka? Ok Ayesa jangan mimpi deh, hari ini bisa jalan bersama Niall saja sudah membuatku sangat sangat sangat bahagia.

"Iya-iya, tunggu gue sebentar lagi pulang. Oke gue ke basecamp sekarang. Love you too Malik." Kata Niall seraya menjauhkan ponsel dari telinganya.

Love you too Malik? Aww how cutie they're.

"Kamu mau pulang sekarang?" tanya Niall seraya memasukkan kembali ponsel kedalam saku celananya.

"Sepertinya, kamu mau pergi ya?" tanyaku balik.

"Kamu mau ikut nggak ke basecamp One Direction?"

APA?!?! Ya Tuhan berakali-kali aku kesulitan untuk bernafas. Niall baru saja mengajakku ke basecamp One Direction? Tidak salah? Ini benar-benar hari yang sangat indah, melebihi indah dari beribu-ribu bintang di langit. "Serius?" tanyaku tidak percaya.

"Serius Ayesa, memangnya kamu nggak mau ketemu sama the boys?" tanya Niall.

"Mau banget!" jawabku begitu bersemangat.

"Ya sudah, ayo!" Niall kembali menarik tanganku lalu memberhentikan sebuah taksi, merangkak masuk ke dalam lalu taksi tersebut lalu pergi meninggalkan mall dan pergi menuju basecamp One Direction.

"Ah! Sangat gerah menggunakan ini terus." Kata Niall seraya membuka topi kupluk pada jaketnya juga masker yang menutupi setengah dari wajahnya itu.

Sekarang Niall Horan yang sangat aku kagumi terlihat jelas lagi, rambut blonde nya yang lucu, mata birunya yang indah, senyumnya yang manis dan suaranya yang khas. Niall, I love you so damn much.

"Kenapa kamu liatin aku kayak gitu?" tanya Niall heran karena aku sedari tadi memperhatikan Niall yang begitu awesome.

"Ah maaf, aku hanya mengagumimu. Kamu itu sangat tampan, apa lagi mata birumu itu. Menurutku matamu itu adalah mata terindah karena matamu itu bisa mengalihkan duniaku. Kamu juga sangat berbakat dalam bidang musik apa lagi permainan gitarmu, aku sangat menyukainya." Kataku santai mengucapkan kata tersebut.

"Ah kamu ini bisa saja. Matamu juga sama seperti mataku." Balasnya tersenyum.

"Tapi kamu berbeda." Sanggahku.

"Aku sama seperti remaja lainya kok malah sama kayak kamu mungkin hanya saja bedanya aku terlalu sering muncul di televisi dan mungkin sering berkeliling berbagai negara." Kata Niall lagi.

"Tapi kamu itu amazing banget, Niall."

"Kamu melebih-lebihkan saja, tapi kalau tidak karena Simon Cowell aku tak mungkin menjadi seperti sekarang." Ucap Niall bangga.

"Yang terpenting aku sangat suka dengan suaramu bukan suara Simon." Kataku sambil nyengir.

"Kamu bisa saja, kamu lucu seperti Louis." Kata Niall sambil mengaca-ngacak rambutku.

OH MY GOD! RAMBUTKU DIPEGANG NIALL HORAN? Nggak akan keramas asli deh! HAHA.

"Aku merasa orang paling beruntung di dunia ini, aku bisa bertemu artis idolaku dan diajak jalan bareng pula. Benar-benar sangat beruntung." kataku bersemangat.

"Aku senang jika fansku senang." Balasnya.

Tidak sampai tiga puluh menit, taksi ini berhenti di depan sebuah rumah yang cukup besar.

"Ayo turun." Ajak Niall, dan aku mengangguk lalu mengikuti perintah Niall.

Wow! Aku akan bertemu One Direction, ini yang selama ini aku mimpikan. Dan aku masih tidak percaya bahwa hal ini akan terwujud menjadi nyata.

"Ayo sini masuk jangan gugup, santai saja." Niall mengusap punggungku pelan. Sentuhannya mampu membuatku sedikit lebih tenang.

"Ta-tapi—" kata-kataku terpotong oleh Niall yang langsung menarik tanganku agar aku ikut masuk dengannya.

Niall membuka pintu rumah tersebut lalu masuk kedalamnya. Saat pintu dibuka, aku menemukan sebuah ruang tamu besar dan ruang tamu ini begitu sepi sekali, sepertinya mereka sedang berada di ruang sebelah karena terdengar sedikit riuh dari balik tembok ruang tamu. Ok, siapkan mental untuk bertemu dengan mereka, jangan fangirl berlebihan karena aku yakin mereka tidak akan suka itu.

"Hey guys!" sapa Niall pada mereka saat aku dan Niall telah sampai di ruangan yang ramai itu.

Wow! disitu ada Harry Styles si rambut curly yang mempesona dan seksi, dia sedang asyik dengan ponselnya, Louis Tomlinson si kocak menyenangkan sedang serius memainkan laptopnya, juga Liam Payne si ganteng maut yang sedang bermain playstation bersama Zayn Malik si arab tampan.

"Haaaaay!" sapa Harry tapi tidak sedikitpun Harry melihat kearah kami berdua Harry masih terfokus dengan ponselnya.

"Akhirnya balik juga, kita khawatir tau. Lo pasti bawa banyak makanan kan lo abis dari mall mana gue mau dong." Ucap Zayn nyerocos, tapi Zayn juga tidak melihat sedikitpun kearah kami berdua dia masih terus berkonsentrasi dengan layar kaca di hadapannya.

"Gue nggak bawa makanan, tapi gue bawa orang." Jawab Niall. Sontak mereka berempat langsung menoleh kearah aku dan Niall dengan tatapan kaget. WOW fantastic! One Direction? Betapa bahagianya aku ketika mimpi menjadi nyata, bertemu dengan artis idola dan bisa melihat langsung kegiatan mereka di rumah mereka ini. Aku sangat beruntung hari ini, dewi fortuna sedang berada di pihakku. Mereka lebih tampan dari di foto-foto yang aku punya. Apa Lagi Niall Horan, terbaik.

"Wow Niall siapa itu? Tumben banget lo bawa cewek ke rumah." Tanya Liam sambil tersenyum-senyum melihatku dan Niall.

"Lo ke mall dan lo nggak membeli makanan satupun? Amazing sekali!" Ledek Harry pada Niall.

"Gue makan rambut keriting lo!" Ancam Niall.

"Galak amat bos!" Ucap Harry tertawa.

"Cantik juga, siapa namamu?" Tanya Louis yang langsung berdiri dan mendekatiku.

"Aku Ayesa." Jawabku tegang.

"Kok gemeteran? Oh gue tau pasti lo directioners? Iya kan?" tebak Louis.

"Iya Lou dia Directioners, dan dia yang nolongin gue pas tadi gue di kejar-kejar fans." Jawab Niall.

"Tenanglah jangan gugup, anggap kita seperti remaja biasa kita baik kok. Kita tidak akan macam-macam padamu." Kata Louis lagi.

"Bolehkah aku berfoto bersama kalian?" tanyaku ragu, walaupun aku tahu mereka pasti akan mengiyakan permintaaku ini.

"Oh tentu boleh, gue siap!" Ucap Zayn yang langsung berdiri dan mendekat sambil merapihkan rambutnya.

"Zayn lo narsis banget deh, bagian foto-fotoan aja paling bersemangat!" cibir Liam yang ikut berdiri dan mendekat kearahku.

"Guys! Jangan bikin dia pusing dong, kasian dia dari tadi di mobil aja gemeteran mulu." Kata Niall.

"Ah biarin nanti juga terbiasa ayo kita berfoto!" Ajak Zayn bersemangat.

"Lo ketemu dia dimana?" Tanya Louis pada Niall.

"Tadi pas gue masuk taksi, gue kira kosong nggak taunya ada dia." jawab Niall.

"Cieee." Goda Louis sambil mencolek pipi Niall.

"Ya udah gue ke kamar dulu." Kata Niall lagi yang langsung berlalu pergi masuk ke dalam kamar.

Niall kenapa ya?


* * *


Ini fanfiksi pertamaku.

Cerita ini akan penuh dengan hayalan dan hal-hal klise lainnya.

Story-line yang mungkin mudah terbaca.

Tapi jika kalian tetap ingin membaca, jangan lupa untuk meninggalkan vote juga komentarnya sebagai apresiasi kalian.

Terimakasih.

Continue Reading

You'll Also Like

13K 1K 51
----- Sungguh aku tidak percaya, bagaimana aku bisa menikah dengan pria lain jika aku sendiri sudah punya seorang kekasih? Sepenuh hati dan jiwaku ha...
7.4K 184 23
Warning : 17+ Ada beberapa adegan kekerasan! Judul awal : Diary Depresi _ Follow sebelum membaca. Jangan lupa tinggalkan vote. _ Ketika kesetiaan di...
PARAMOUR By

Romance

11.4K 1.8K 73
(SESE STORY ) Mengisahkan tentang perjalanan hidup seorang gadis yatim piatu berusia 18 Tahun bernama Jenara yang terpaksa harus menikah dengan Bima...
533K 29.8K 67
" Waktumu 5 bulan, selama itu silahkan nikmati hidupmu sebelum kamu merangkak pergi dari hidupku" Ana terdiam, kembali menunduk. Ia sudah menyangka...