PROMISE (SELESAI)

By Nitha_DSL

1.2M 59.3K 795

BELUM SEMPET REVISI. NO EBI, NO EYD DAN KALIMAT YANG DITULIS MASIH BERANTAKAN. AKAN DIREVISI JIKA ADA WAKTU S... More

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
New Story
Ending
Epilog
Cerita Fantasy EREMURUS LAND

Part 15

29.6K 1.9K 29
By Nitha_DSL

"Bertunangan!?"hampir saja Rafael berteriak saking kagetnya, Edward mengangguk

'Oh shit... ini bencana'batin Rafael disatu sisi dia sangat menolak keras pertunangan ini, disisi lain ini merupakan satu-satunya cara untuk merebut kembali semua aset milik Alexa

"Aku tidak bisa"sahut Rafael tegas, Edward menaikkan sebelah alisnya mendengar jawaban Rafael

"Kenapa?"tanya Edward walau nadanya santai namun Rafael yakin si tua bangka ini sudah merencanakan hal lain

"Aku sudah punya tunangan"bohong Rafael, Rafael sadar apa yang ia lakukan sekarang akan merusak rencananya

"APA!!?"Giselle terkejut, karena yang ia tahu selama ini tidak ada satu orang wanita pun yang dekat dengan Rafael

"Siapa? Aku tidak pernah melihatnya"tanya Giselle tidak terima dengan penolakan Rafael

"Dia ada di Jerman"bohongnya lagi, ia tahu cepat atau lambat Edward akan mengetahui kebohongannya, yang penting sekarang ia menghindar dulu

"Sayang sekali, mungkin ini akan mempengaruhi kerjasama kita kedepannya"ada nada mengancam dalam ucapan Edward

"Kalau begitu sayang sekali jika anda mencampur-aduk kan urusan bisnis dengan urusan pribadi. Disini bukan hanya saya saja yang rugi, tapi anda juga"bukan Rafael namanya kalau tidak bisa menggertak balik, Edward menyorotkan mata tajam, Rafael dapat melihat jelas Edward berusaha menahan amarahnya

Hening sebentar...

"Kau benar. Tidak salah aku menginginkanmu menjadi menantuku"dari cara bicaranya sepertinya Edward terpengaruh dengan perkataan Rafael

"Aku masih berharap kau mempertimbangkan permintaanku tadi"sepertinya Edward mulai mengalah

"Papa..."Giselle berusaha membujuk papanya untuk memaksa Rafael, tapi hanya dengan tatapan tajam Edward membuat Giselle diam

Rafael melirik arloji yang melingkar ditangannya, waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh lewat lima lima belas menit

"Maaf pak Edward, saya sedang terburu-buru. Bisakah kita akhiri sampai disini"Rafael mencoba bersikap sopan

"Baiklah"Edward yang merasa tersinggung langsung menarik tangan anaknya

"Pa..."rengek Giselle

"Ayo kita pulang sekarang"akhirnya Edward dan Giselle pun keluar dari ruangan Rafael, tak lama kemudian Rafael bergegas mengambil jasnya yang tersampir dikursi kebesarannya dan langsung mengenakannya, ia mengambil iPhone-nya dan melihat ada empat SMS dan enam panggilan tak terjawab semuanya dari Sarah, dibukanya pesan tsb dengan tidak sabar

From : Sarah

Fri @21.42

'Rafael, aku sudah pulang dari jam setengah sepuluh tadi karena adikku sakit. Lebih baik kau cepat datang karena Alexa sendirian. Bls'

From : Sarah

Fri @21.50

'Rafael, apakah kau sudah pergi, perasaanku tidak enak. Tolong balas'

Rafael tidak lagi membaca pesan Sarah sesudahnya, ia langsung bergegas menuju tempat Alexa. Perasaannya juga tidak enak, semoga saja Alexa masih menunggunya disana atau setidaknya sudah pulang menggunakan taksi

Alexa yang sudah menunggu lebih dari satu jam mulai jenuh ia berjalan keluar parkiran dan berharap dapat bertemu Rafael. Hari sudah benar-benar gelap, jalan yang biasanya ramai entah kenapa malam ini begitu sepi bahkan tak ada satupun taksi yang ditemui Alexa sepanjang perjalanan tadi. Sialnya hujan mulai turun, Alexa bermaksud berteduh di halte namun diurungkannya melihat ada beberapa laki-laki yang duduk disana

Alexa melangkahkan kakinya dengan cepat, ia merasa laki-laki yang berada di halte tadi mengikutinya, kalau ia tidak salah lihat jumlah laki-laki itu sekitar lima orang. Alexa setengah berlari berharap ada seseorang yang menolongnya namun larinya kalah cepat, dua diantara laki-laki itu menghadangnya dari depan, dua lagi disamping kanan dan kirinya, Alexa mundur perlahan namun tubuhnya membentur seseorang yang ia yakini salah satu dari mereka, sekarang Alexa terkepung. Alexa berteriak tapi tidak ada satupun yang mendengar, tubuhnya sudah basah kuyub yang secara otomatis memperlihatkan lekuk tubuhnya

Alexa menendang tepat diselangkangan orang didepannya lalu melarikan diri, dua orang menarik tubuhnya, sekuat mungkin Alexa memberontak bahkan menggigit salah satunya, kesabaran mereka sudah habis, satu tamparan mengenai wajah Alexa

Plaakkk...

Alexa tersungkur ditanah, tubuhnya bergetar hebat. Membayangkan akan diperkosa oleh segerombolan laki-laki didepannya membuat Alexa ketakutan

"Toloooong... Toloooong..."Alexa berteriak sekeras mungkin

Rafael yang masih berada didalam mobil segera menghentikan kendaraannya saat terdengar suara wanita minta tolong. Sayup-sayup ia melihat ada segerombolan laki-laki yang sedang memegang tangan seorang wanita. Rafael mempertajam pandangannya dan saat itu juga iris mata Rafael melebar dengan cepat ia membuka pintu mobil membuka jasnya dan membuang begitu saja, rahangnya mengeras, kedua tangannya mengepal menahan amarah, ia melepas beberapa kancing kemejanya

Segerombolan laki-laki tadi membekap mulut Alexa dan menariknya kebelakang gedung tua. Rafael makin mempercepat larinya dari jauh ia dapat melihat Alexa yang memberontak berusaha melepaskan diri

Alexa dibaringkan diatas rumput, dua orang memegangi tangannya dan dua orang lagi memegang kakinya

"Giliranku yang pertama"seringai laki-laki keji yang Alexa yakin adalah ketuanya, baru saja ia hendak menindih tubuh Alexa seseorang menarik tubuhnya

"Sialan..."belum sempat laki-laki itu melihat siapa yang menarik tubuhnya, satu pukulan telak langsung mengenai mukanya

Buughh... Laki-laki itu tersungkur

"Ka... kak"ujar Alexa, ada rasa syukur Rafael datang tepat waktu

Dua orang yang memegang kaki Alexa meringsek maju untuk membantu rekannya, baru saja kedua laki-laki itu ingin memukul Rafael, namun kaki Rafael yang panjang langsung menghantam tubuh mereka satu persatu, Rafael memukul dengan membabi buta hingga keduanya babak belur. Mata Rafael beralih pada dua orang lagi yang memegang tangan Alexa, keduanya ketakutan. Rafael sudah tidak bisa lagi berpikir, dihantamnya pukulan bertubi-tubi tanpa memberikan kesempatan mereka untuk melawan. Alexa yang sudah berada diposisi aman, berdiri agak jauh

Mata Alexa terbelalak saat menyadari satu orang mengeluarkan pisau dari punggungnya, orang itu berlari hendak menusukkan pisau tsb ketubuh Rafael yang sedang membelakanginya, tanpa pikir panjang dan dengan gerakan cepat Alexa berlari dan memeluk tubuh kakaknya

"Aaaarrggghh..."Alexa merasakan pisau itu mengenai punggungnya, kejadiannya begitu cepat hingga saat Rafael menoleh Alexa hampir saja jatuh ketanah kalau saja Rafael tidak segera menangkap tubuhnya

Segerombolan laki-laki itu ketakutan dan tanpa membuang waktu mereka melarikan diri, baru saja Rafael hendak mengejar mereka, langkahnya terhenti saat Alexa menahan tangannya, tak lama tubuh Alexa meluruh ketanah saat itulah Rafael tahu kalau punggung Alexa terkena tusukan pisau, darah merembes dari kaos yang dipakai Alexa, kaos itu tidak lagi berwarna putih, tapi berubah jadi merah. Wajah Rafael pucat saat menyadari Alexa sudah menutup matanya, dengan kepanikan yang luar biasa Rafael langsung menggendong tubuh Alexa, tujuannya hanya satu... Rumah sakit

Rafael mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, dilihatnya Alexa dari kaca spion yang tampak lunglai di jok belakang

"Sayang bertahanlah, aku mohon..."Rafael menambah kecepatan mobilnya

Sesampainya didepan rumah sakit, Rafael langsung membopong tubuh Alexa dan berteriak memanggil suster

"Susteeeerrr... susterrrrr..."Rafael berjalan tergesa-gesa mencari pertolongan, tidak dihiraukannya lagi pandangan orang yang ada disana

Seorang suster berlari sambil membawa sebuah brankar, Rafael meletakkan tubuh Alexa disana dengan hati-hati dan dengan segera para suster mendorong brankar tsb menuju ruang operasi

Rafael menyandarkan tubuhnya pada dinding rumah sakit, sudah hampir satu jam Alexa berada didalam ruang operasi tapi belum ada satu pun dokter atau suster yang memberitahukan keadaan Alexa yang sebenarnya

Rafael menyalahkan dirinya kenapa hal ini kembali terjadi, lagi lagi Alexa terluka. Dia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi kalau tadi dia sampai datang terlambat, mungkin para bajingan itu akan...

"Aaaarrrrgghh  brengsek"teriak Rafael memukul tembok didepannya, lalu duduk terkulai mengusap wajahnya dengan gusar, tidak peduli dengan tangannya yang mengeluarkan darah, tidak peduli dengan tatapan orang-orang yang kebetulan lewat, mereka tidak berani mendekat apalagi bertanya melihat sosok laki-laki itu terlihat menakutkan

Rafael mengutuk dirinya sendiri, bayangan saat Alexa ditarik secara paksa oleh lima bajingan membuat emosinya kembali memuncak, ia berdiri lalu merogoh kantong celananya untuk mengambil iPhone  dan menghubungi salah satu bawahannya

"Hallo... Aku minta kau mencari data preman-preman yang sering nongkrong di Jalan Sudirman?"

"............"

"Aku tidak mau tahu bagaimanapun caranya, data itu harus sudah ada dimejaku besok"Rafael memutuskan sambungannya

'Orang-orang itu akan merasakan akibatnya'batin Rafael, ia kembali menyandarkan tubuhnya pada dinding. Rafael menoleh pada pintu ruang operasi namun belum ada tanda-tanda operasi akan berakhir

Tap tap tap...

Rafael menoleh kearah berlawanan, dilihatnya seorang wanita sebaya Alexa berjalan kearahnya disusul sosok laki-laki dibelakangnya

"Bagaimana keadaan Alexa?"Rafael mengernyit, bingung dengan sosok didepannya

"Aku Sarah, bagaimana keadaan Alexa?"ulangnya, Rafael memang belum pernah bertemu dengan Sarah, ia hanya mengetahui dari cerita Alexa saja begitu juga dengan Sarah, tadi Rafael sempat menghubungi Sarah saat dalam perjalanan karena sahabat adiknya itu terus menerus mengiriminya pesan

"Masih diruang operasi"sahut Rafael kembali lemas

"Juno..."Juno mengulurkan tangannya kearah Rafael dan disambut Rafael dengan senyum yang sedikit dipaksakan mengingat dirinya masih gelisah dengan nasib Alexa

"Sebenarnya apa yang terjadi?"dari nada bicara Sarah sepertinya ia masih kesal karena Rafael datang terlambat

"Semua ini salahku..."Rafael kembali meremas rambutnya dengan kasar

"Maksudmu?"Sarah tidak mengerti arah pembicaraan Rafael, yang ia tahu Alexa cuma terluka tapi tidak tahu apa penyebabnya

"Kalau saja aku tidak datang terlambat mungkin para bajingan itu..."ucapan Rafael terpotong

"APA!!?"Sarah melotot kaget, bagaimana itu bisa terjadi, yang Alexa tahu ia menyuruh Alexa tetap menunggu diparkiran yang cukup ramai karena keadaan disana aman

"Ma... maksudmu Ale... Alexa..."ucap Sarah terbata-bata, pikiran buruk pun masuk kedalam pikirannya

"Tidak, mereka belum menyentuhnya..."ucap Rafael, Sarah bernafas lega

"Lalu bagaimana Alexa bisa terluka..."

"Dia melindungiku ketika salah satu bajingan itu ingin menusukku"Sarah menutup mulutnya, suara isak mulai terdengar, Juno yang berada disamping Sarah langsung merangkulnya. Perasaan bersalah semakin membebani Rafael

Ceklek...

Pintu terbuka, tak lama dokter yang menangani operasi Alexa keluar dari ruangan

"Bagaimana keadaan Alexa dok?"tanya Rafael dengan tidak sabar, sejenak dokter bingung namun detik berikutnya dia mengerti, Alexa yang dimaksud adalah pasien yang baru saja di operasinya. Dokter tsb membuka maskernya

"Operasinya berjalan dengan lancar, untung saja tusukan itu tidak mengenai organ vitalnya"jelas dokter, Rafael bernafas lega begitu juga dengan Sarah dan Juno

"Apa kami boleh menjenguknya?"kali ini terdengar suara Sarah

"Boleh, tapi nanti. Sekarang pasien butuh banyak istirahat jadi kalian bisa masuk satu-satu saat pasien dipindahkan keruang perawatan"kata dokter, Sarah mengangguk

"Terima kasih dok?"ujar Rafael

"Kalau begitu saya permisi dulu"Rafael mengangguk, Sarah lega mengetahui keadaan sahabatnya baik-baik saja

*****

Sinar menyilaukan masuk saat suster membuka tirai jendela yang tertutup, Rafael mengerjapkan matanya beberapa kali lalu bangun dari tidurnya, ia meregangkan ototnya yang kaku akibat tidur dengan posisi duduk dan kepala berbaring disisi ranjang Alexa. Sarah pulang menjelang subuh saat Alexa sudah dipindahkan keruang perawatan

"Maaf menganggu tidur anda tuan"ucap suster setengah baya tsb sambil tersenyum

"Tidak apa-apa, panggil saja saya Rafael"sahut Rafael lalu beralih pada Alexa yang masih belum sadarkan diri

"Kenapa dia masih belum sadar suster... Hilda"tanya Rafael ketika melirik name tag pada dada kanan suster tsb

"Mungkin efek dari obat biusnya belum hilang, tapi keadaanya sudah stabil, anda tidak perlu khawatir"Rafael mengangguk sambil mengelus pipi Alexa dengan sayang

'Beruntungnya gadis ini'batin suster Hilda

"Anda mau memeriksa keadaannya?"tanya Rafael, suster Hilda mengangguk lalu menyingkir dari sisi Alexa membiarkan suster Hilda memeriksa keadaan adiknya

Rafael berjalan kearah kamar mandi untuk membasuh wajahnya dan menyikat gigi, lima belas menit kemudian wajah Rafael sudah segar dan saat kembali tidak terlihat lagi suster Hilda

"Pagi..."terdengar suara parau yang menyapanya, Rafael mengalihkan pandangannya ke sumber suara, dilihatnya Alexa tersenyum walau dengan muka pucat, sesaat Rafael terpaku detik berikutnya dia sudah menghambur memeluk tubuh Alexa

"Akhirnya kamu sadar sayang..."ucap Rafael tanpa sadar

"Ssshh..."Alexa meringis karena Rafael memeluknya erat

"Maaf... maaf... Apakah sakit? Tunggu sebentar kakak panggil dokter"baru saja Rafael hendak melangkahkan kakinya, Alexa menahan tangannya

"Apa... kakak... baik... baik saja?"ucap Alexa pelan, Rafael bergeming saat seperti ini Alexa masih menanyakan keadaannya lalu mencium kening Alexa

"Kenapa kamu melakukannya, berjanjilah... lain kali tidak akan melakukan hal bodoh seperti ini lagi"pinta Rafael

"Tapi..."Rafael menaruh telunjuknya pada bibir Alexa

"Sssttt... berjanjilah"ulang Rafael, Alexa akhirnya mengangguk

"Tidurlah, kamu butuh istirahat"Rafael kembali mendaratkan ciumannya pada kening Alexa, lama. Alexa merasa pipinya memanas, Rafael sadar itu tapi bukannya menjauh Rafael justru mendaratkan ciumannya pada hidung Alexa

"Ehem..."suara seseorang terdengar dari arah pintu masuk, Rafael mengeram saat mengetahui siapa yang datang

"Bagaimana keadaanmu Lex"tanya laki-laki itu lalu mengulurkan bunga yang sudah dirangkai dengan begitu cantiknya kearah Alexa

"Terima... kasih... Kak"ucap Alexa sopan

"Alexa butuh istirahat, ayo keluar"Rafael langsung menarik paksa tangan laki-laki tsb

"Kakak yang protektif"sindirnya

"Khusus untuk laki-laki buaya sepertimu Adrian"ketus Rafael kembali menarik tangan sahabatnya, Alexa hanya tersenyum tak lama rasa kantuknya kembali menyerang

============================== TBC ==============================

Pelan-pelan pembaca mulai merayap... asyeeekkk

Bagi VOTE dan KOMENT - nya dooong

Continue Reading

You'll Also Like

213K 39.3K 40
Bagi Padaka Upih Maheswari, jatuh cinta pada pandangan pertama sangat mungkin terjadi termasuk ke pria kewarganegaraan Daher Reu yang sering wara-wir...
49.4K 3.8K 28
#teenfiction #family #friendship #trauma Kehidupan Arsen yang tenang menjadi kacau semenjak kedatangan Cleon. Sosok dari masa lalu itu datang untuk m...
3.8M 165K 25
Aldo tidak berpikir bahwa datang ke pesta setelah hari yang buruk, berakhir dengan dirinya yang harus menikahi Sienna. Perbedaan usia yang terpaut cu...
212K 9K 11
21++ Rudolf, pengawal setia super model Grace Anastasya. Dia terpaksa menikahi wanita patah hati itu demi menyelamatkan sang nona dari depresi. San...