PROMISE (SELESAI)

By Nitha_DSL

1.2M 59.3K 795

BELUM SEMPET REVISI. NO EBI, NO EYD DAN KALIMAT YANG DITULIS MASIH BERANTAKAN. AKAN DIREVISI JIKA ADA WAKTU S... More

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
New Story
Ending
Epilog
Cerita Fantasy EREMURUS LAND

Part 12

38.2K 1.9K 18
By Nitha_DSL

Alexa tidak tahu berapa lama ia pingsan, satu jam, dua jam atau sudah semalaman, yang ia tahu saat ia sadar tubuhnya terasa lemas dan kepalanya sangat pusing. Alexa membuka matanya dan mendapati dirinya sedang terikat pada sebuah kursi kayu. Alexa memandang sekeliling ruangan dan laki-laki itu berjalan kearahnya dengan senyuman aneh tersungging diwajah laki-laki itu

"Siapa kau?"Alexa memberanikan diri menatap mata laki-laki itu

"Kau tidak perlu tau siapa aku, yang jelas... Aku dibayar untuk menculikmu"laki-laki itu mengeluarkan sebilah pisau dari balik punggungnya, muka Alexa memucat, perutnya melilit, keringat mengucur dari dahinya

"Siapa... Siapa yang menyuruhmu?"suara Alexa bergetar, jantungnya terdengar bergemuruh ditelinganya

'Tidak, aku tidak boleh mati sekarang. Kakaaak... Tolong aku'teriak Alexa dalam hati

"Kau akan terkejut jika tahu siapa yang menyuruhku"ujarnya membuat Alexa penasaran

"Siapa?"setahu Alexa, dirinya tidak mempunya musuh

"Apa kau akan membunuhku?"suara Alexa makin bergetar

"Tergantung. Aku dibayar mahal khusus untuk menculikmu, tapi jika dengan membunuhmu bayarannya akan lebih mahal lagi, mungkin aku akan melakukannya"laki-laki itu tertawa puas melihat gadis cantik didepannya makin ketakutan

Terlintas ide dalam otak Alexa, laki-laki ini hanya tertarik pada uang, ia yakin Rafael bisa membayar lebih mahal untuk keselamatannya. Namun hatinya melarang. Dia sudah terlalu sering menyusahkan Rafael, kali ini dia harus mencari jalan keluar sendiri, walaupun tidak yakin, yang penting ia harus bertahan, dia tidak mau mati seperti ini, tidak sekarang dan tidak ditempat menyeramkan seperti ini

Laki-laki itu mengacungkan pisaunya kewajah Alexa, Alexa menelan ludah dengan susah payah

"Apa kau takut?"

'Tentu saja bodoh'batin Alexa, namun dia diam saja takut pisau yang tepat berada didepan wajahnya mengenainya

"Hahaha... Tenang saja, aku tidak akan membunuhmu. Tidak sekarang"ucap laki-laki itu lalu berjalan menjauhi Alexa menuju pintu dan menutup pintu itu, terdengar suara pintu dikunci. Alexa menarik nafas lega, setidaknya dia tidak akan dibunuh sekarang.

Alexa mencari akal, dengan keadaan tangan dan kaki terikat bagaimana dia harus bertindak. Alexa memandang sekeliling ruangan. Ia melihat jendela yang sudah pecah dan pecahan kacanya tergeletak tak jauh dari sana

'Aku bisa menggunakan pecahan kaca itu'gumam Alexa

Alexa menggerakan kursi yang didudukinya, sedikit demi sedikit kursi itu berhasil mendekati jendela, Alexa melihat kalau langit menampakkan sedikit warnanya

"Sudah hampir subuh"ucap Alexa pelan, sedetik kemudian dia tersadar dengan tujuannya, Ia bergerak cepat sebelum laki-laki itu muncul

Alexa mencoba meraih pecahan kaca itu dengan kakinya, namun usahanya sia-sia. Keringat sudah mengucur dari wajah dan tubuh Alexa. Dia mencari cara lain, Alexa membenturkan kursinya pada dinding berkali-kali, tubuhnya terasa sakit tapi perjuangannya tidak sia-sia, sandaran kursi tsb patah hingga ia bisa sedikit bergerak lantas ia membungkuk bermaksud meraih pecahan kaca itu dan karena tubuhnya tidak seimbang diapun jatuh menyamping

"Aaargghh..."Alexa merasakan sakit pada bahu kanannya karena terkena pecahan kaca

Perlahan Alexa bergerak mengambil pecahan kaca dan menggesek-gesekkannya pada tali yang mengikat tangannya, butuh waktu lima menit sampai tali itu terputus. Alexa mengelus tangannya yang lecet kemerahan. Buru-buru dia melepaskan ikatan pada kakinya, sekujur tubuhnya remuk karena diikat semalaman, Alexa melihat bahunya yang terluka dan menarik perlahan kaca kecil yang menancap disana, ia menahan sakit tanpa mengeluarkan suara

Mata Alexa menjelajah mencari sesuatu untuk dia jadikan senjata,kakinya menyentuh patahan kursi, diambilnya kursi tsb dan dibenturkannya ke kaca sehingga menimbulkan keributan, terdengar langkah kaki mendekati ruangan, Alexa berlari kesisi pintu dan bersembunyi disana, seperti dugaannya orang itu masuk dan seketika itu juga Alexa menghantamkan kursi tsb ketubuh penculik itu berkali-kali hingga orang itu tak bergerak lalu tanpa tidak membuang waktu, ia keluar dari ruangan tsb dan mengunci pintunya dari luar, takut kalau tiba-tiba laki-laki itu sadar dan mengejarnya

Dua puluh menit sudah Alexa berlari tanpa henti, walaupun tangannya terus mengeluarkan darah dan sesekali kakinya tergelincir akibat jalanan licin, Alexa bangkit kembali dan terus berlari tanpa menoleh sedikitpun kebelakang. Alexa merasa deja vu dengan kejadian ini, seketika ingatannya kembali pada kejadian empat belas tahun silam, tiba-tiba perasaan takut kembali masuk dalam ingatannya, tubuhnya bergetar kakinya terasa kaku dan ia pun ambruk hingga sepasang tangan meraih tubuhnya, Alexa mendongak melihat sosok wanita paruh baya di depannya

"Ada apa nak, kamu terluka!"wanita paruh baya tsb melihat darah yang merembes dari bahu kanan Alexa, tubuhnya masih bergetar hingga tidak mampu menjawab pertanyaan wanita paruh baya itu

"Apa kamu bisa berdiri, rumah ibu di ujung jalan sana"tunjuknya sambil membantu Alexa berdiri, Alexa tidak berkata apa-apa, ia berdiri dengan bantuan wanita paruh baya itu dan berjalan tertatih-tatih

Setelah sampai dirumah wanita tadi, Alexa dibiarkan duduk pada sofa coklat yang sudah nampak usang, Alexa memperhatikan sekeliling ruangan yang sederhana namun nyaman, lima menit kemudian wanita paruh baya itu membawa segelas air dan mengulurkannya pada gadis yang walaupun terlihat berantakan namun aura cantik masih terlihat disana

"Minumlah, kamu pasti haus"ujar wanita paruh baya itu, Alexa meraihnya dan meneguknya dengan cepat karena ia memang membutuhkan air

Wanita paruh baya itu nampak prihatin dengan kondisi Alexa. Rambutnya berantakan, wajahnya kusam dan penuh ketakutan, bajunya robek dibeberapa bagian dan terlihat luka lecet di pergelangan tangan dan kaki, pada bagian bahu kanan terlihat bercak darah, dalam pikiran wanita paruh baya itu pasti telah terjadi 'sesuatu' dengan gadis ini

"Nama kamu siapa nak?"tanyanya ketika Alexa menaruh gelas yang sudah habis isinya

"Alexa"akhirnya gadis itu bersuara, wanita paruh baya itu nampak lega karena sedari tadi Alexa sama sekali tidak menjawab ucapannya

"Terima kasih ibu..."Alexa memberikan jeda

"Dewi. Panggil saja ibu Dewi"ucapnya sambil tersenyum, rasa hangat dan nyaman memasuki relung hati Alexa

"Terima kasih ibu Dewi"ulangnya membalas dengan senyuman

"Tunggu sebentar"Dewi masuk kedalam rumahnya dan selang sepuluh menit kemudian, Dewi keluar dengan membawa segelas teh hangat dan sepiring kue

"Makanlah nak kau pasti lapar?"ujarnya, gadis cantik itu langsung mengambil sepotong kue dan memakannya, perutnya sangat lapar, terakhir dia makan lima belas jam yang lalu saat dirinya makan siang dengan Rafael

"Kamu tinggal dimana nak?"Dewi kembali bertanya melihat keadaan Alexa yang sedikit membaik, Alexa menggeleng dia memang tidak tahu alamat hotelnya

"Saya ke sini hanya untuk liburan bersama..."Alexa teringat sesuatu

"Bu, apa saya boleh meminjam telepon ibu?"Dewi sedikit kaget melihat Alexa yang tiba-tiba berdiri

"Sebentar"sahut Dewi lalu masuk kedalam dan setengan menit kemudian Dewi sudah keluar dengan handphone jadul ditangannya

"Ibu tidak tahu cara menggunakannya, itu milik anak ibu, mudah-mudahan masih bisa digunakan"Dewi menyerahkan handphone tsb dan Alexa menerimanya

Alexa menekan beberapa digit angka dan menekan tombol panggil

'Pulsa anda tidak mencukupi bla bla...'Alexa langsung menekan tombol mengakhiri, dia bergeming bagaimana bisa menghubungi Rafael sedangkan ini satu-satunya jalan, Alexa membuka menu message dan menuliskan sesuatu

Semalaman Rafael mencari Alexa namun sampai detik ini ia masih belum bisa menemukan keberadaan adiknya. Dia juga sudah menyuruh orang-orangnya untuk mencari Alexa dan sampai sekarang belum ada satu orangpun yang melapor padanya. Rafael memukul setir berkali-kali kesal pada dirinya karena tidak bisa menjaga Alexa

"Jika terjadi sesuatu padanya, aku tidak akan memaafkan diriku sendiri"Rafael menyalahkan dirinya

Rafael berusaha fokus pada jalanan, tubuhnya terasa remuk, pikirannya kacau. Apa yang akan dia katakan pada mendiang kedua orangtua angkatnya jika hal buruk kembali menimpa Alexa, dua kali dia kehilangan Alexa dan ini karena kesalahannya. Seandainya saja dia tidak mengijinkan Alexa untuk pergi

"Bajingan itu, aku akan membunuhnya kalau sampai terjadi apa-apa dengan Alexa"geram Rafael saat mengingat Nathan

IPhone  Rafael berbunyi menandakan ada sms masuk, dahinya mengernyit melihat nomor asing yang tertera dilayarnya, dia membuka pesan itu

From : +6282 1765xxxx

'KAK, BISA TELEPON AKU... ALEXA'

Ckiiiittt... Rafael menginjak rem-nya dalam sampai terdengar suara decitan dari aspal, tanpa buang waktu dia menghubungi si pengirim sms

"............"terdengar suara yang membuat Rafael cemas beberapa jam belakangan

"Alexa?"Rafael sedikit tidak percaya

"............"

"Alexa!! Benarkah ini kamu?Apa kamu baik-baik saja?"perasaan Rafael sedikit lega setidaknya dia sudah mendengar suara Alexa

"............"

"Apa yang terjadi sebenarnya, si brengsek itu bilang ada seseorang yang berusaha menculikmu"geram Rafael

"............"

"Lalu dimana kamu sekarang?Katakan lokasinya, kakak akan menjemputmu"cerca Rafael dengan tidak sabar

"............"Alexa mengomel mendengar Rafael yang tidak sabar

"Dimana lokasinya"ulang Rafael semakin tidak sabar

"............"Alexa memberikan handphone tsb pada ibu Dewi yang berada disampingnya, Rafael mendengarkannya dengan seksama karena sering kesini, membuat Rafael hapal beberapa jalan

"Baik bu, terima kasih. Saya akan tiba sebentar lagi. Tolong jaga adik saya bu, jangan biarkan dia kemana-mana"Rafael menggeser tombol merah lalu menghidupkan mesin mobilnya dan segera melaju

Rafael membawa mobil dengan kecepatan diatas rata-rata dan dalam waktu lima belas menit, ia telah sampai ditempat yang dituju

Rafael turun dari mobil, matanya menelus kesana kemari mencari sosok yang dirindukannya

"Kakak..."jerit Alexa, Rafael menoleh kearah sumber suara dilihatnya Alexa sedang melambai-lambaikan tangannya

Mata Rafael melotot kaget melihat keadaan Alexa buru-buru bahkan setengah berlari Rafael menghampiri Alexa setelah dekat langsung direngkuhnya tubuh Alexa, Alexa meringis menahan sakit karena Rafael memeluknya dengan erat

"Aduuh..."desis Alexa sambil memegang lengan kanannya, Rafael langsung melepaskan pelukannya, matanya beralih pada bahu kanan Alexa yang terluka namun sudah diperban

Rafael mundur dua langkah, diperhatikannya keadaan Alexa dari atas kebawah. Rahangnya kembali mengeras saat menyadari pergelangan tangan dan kaki Alexa yang lecet kemerahan belum lagi luka yang sudah dibalut perban pada bahu kanannya. Tangan Rafael terkepal berusaha menahan amarah ketika menyadari keadaan Alexa, Alexa yang menyadari itu langsung mendekat

"Aku tidak apa-apa kak"

"Apa kamu mengenal siapa penculik itu?"tanya Rafael geram, Alexa menggeleng

"Sebaiknya kalian berbicara didalam, keadaan Alexa masih lemah"ujar seorang wanita paruh baya

"Ibu sudah mengobati luka adikmu, untung lukanya tidak terlalu dalam"kata Dewi setelah mereka duduk, Rafael hanya diam dia benar-benar emosi saat ini

*****

"Segera selidiki siapa orang yang berusaha menculik adikku. Aku tidak menerima kegagalan. Pastikan orang itu dibawa kehadapanku hidup-hidup"

"............"setelah orang suruhannya menjawab, Rafaelpun mematikan sambungannya

Rafael masuk melalui pintu penghubung untuk mengecek keadaan Alexa. Alexa duduk bersandar pada kepala ranjang, Rafael mendekatinya dan memeluknya. Rafael dapat merasakan tubuh Alexa yang bergetar, dia makin mengeratkan pelukannya

"Kakak janji kejadian ini tidak akan terulang lagi"Rafael dapat merasakan anggukan kepala Alexa yang terbenam didadanya

"Kita pulang besok"Alexa kembali mengangguk tanpa melepaskan pelukan Rafael

*****

"Brengsek, kenapa perempuan itu bisa kabur"si Mr X mengamuk

Buuuuggghh...

"Aku sudah membayarmu dengan mahal, hanya menculiknya saja kau tidak bisa"hardik Mr X lagi, matanya memerah. Orang suruhannya menunduk ketakutan

"Aku tidak mau tahu, bagaimanapun caranya kau harus bisa menangkap gadis itu lagi. Aku harus memilikinya, sudah sejak lama aku mengincarnya"perintah Mr X

"Baik tuan... tapi dari yang aku tahu hari ini mereka akan kembali ke Jakarta"

"Bodoh!! Kenapa baru bilang sekarang"Mr X kembali murka, ia menarik kerah baju laki-laki tsb yang semakin membuat laki-laki itu ketakutan

"Aku tidak mau tahu, suruh orang-orangmu untuk menculik gadis itu lagi. Ingat, jangan sampai kau menyakitinya"dihempaskannya tubuh laki-laki itu hingga membentur tembok dibelakangnya

"Lakukan sekarang..."Laki-laki itu mengangguk ketakutan dan segera pergi dari sana.

'Sial bagaimanapun caranya Alexa harus menjadi milikku'orang itu mengusap mukanya dengan kesal

Drrrtt drrrt, iPhone laki-laki itu bergetar, tak lama dia mengangkatnya

"............"

"Iya Pak"

"............"

"Baik, aku segera kesana"lalu laki-laki itu memutuskan sambungan teleponnya

"Rafael... Lihat saja, sampai kapan kau bisa melindungi Alexa"gumam Mr X lalu meninggalkan ruangan tsb

*****

Seminggu sudah berlalu sejak kejadian penculikan Alexa, tapi Rafael masih belum mendapatkan kabar apa-apa dari orang suruhannya di Bali. Dia mengusap wajahnya dengan kasar

Seseorang membuka pintu ruangannya dengan paksa

"Tunggu nona..."cegah Deby, sekretaris Rafael

"Maaf Tuan, nona ini memaksa untuk masuk"Rafael memberi isyarat agar Deby keluar

"Kemana saja sayang, sudah hampir satu bulan kita tidak bertemu"ujar wanita itu, dahi Rafael mengkerut tidak suka dengan panggilannya

"Jangan memanggilku 'sayang', aku tidak suka mendengarnya"sungut Rafael. Wanita itu mendekati Rafael dengan gaya menggoda, mengusap pipi Rafael dengan lembut, Rafael menatapnya jijik dan memalingkan mukanya

"Bukankah kau setuju untuk bertunangan denganku"ucapnya sambil menyentuh dagu Rafael, Rafael menepisnya lalu berdiri dan menjauh dari wanita itu

"Bertunangan? Jangan gila. Kapan aku menyetujuinya"ucap Rafael sarkatis

"Papa yang bilang. Well... Bukankah papa menyetujui proyek kemarin dan artinya kau juga setuju untuk bertunangan denganku"wanita itu beralih pada sofa dan menduduki pantatnya disana. Rafael mengeram menahan marah, namun ia tidak boleh gegabah, salah sedikit saja semua rencananya akan berantakan

"Soal itu nanti kita bicarakan, bisakah kau meninggalkanku sendiri, aku sedang sibuk"pinta Rafael

"Tidak"sahut wanita itu

"Ayolah Giselle, aku sedang tidak ingin berdebat"Rafael berusan membujuk Giselle

"Baiklah, tapi dengan satu syarat. Besok kau harus menemaniku seharian"mata Rafael melotot tidak senang

"Tidak bisa, besok aku ada meeting penting"sebenarnya Rafael hendak mengajak Alexa jalan-jalan mengingat adiknya masih sedikit trauma

"Kalau begitu aku akan tetap disini"Rafael mengeram menahan marah

"Baiklah aku akan menemanimu. Sekarang pergilah"usir Rafael, Giselle sedikit tersinggung tapi ia menahannya, sebelum pergi dari sana Giselle mengecup bibir Rafael sekilas

'Sial'batin Rafael

================== TBC ================

Sorry update-nya lamaaa...

Continue Reading

You'll Also Like

541K 6.5K 26
.・。berkisah tentang kehidupan sehari hari si imut nana dengan keluarganya Kesayangan keluarga oliver, yang boleh minta lebih cuman yang dari keluarg...
495K 18.4K 35
Mencintai dengan segenap hati dan jiwa boleh saja, namun jika cinta itu malah menyakiti lalu untuk apa dipertahankan? Saat cinta hanya menjadi boomer...
69.4K 4.3K 30
Pernikahan bukan sesuatu yang dapat kau mainkan. Setidaknya begitu menurut Park Eun Jae, Hidupnya mendadak berubah setelah pria itu masuk dalam kisah...
3.8M 165K 25
Aldo tidak berpikir bahwa datang ke pesta setelah hari yang buruk, berakhir dengan dirinya yang harus menikahi Sienna. Perbedaan usia yang terpaut cu...