When The Twin Fall In Love

By JieJie87

386 16 0

Ocha terlahir sebagai anak kembar identik. Dia memiliki saudara kembar bernama Ochi dan Ody. Tiga anak kembar... More

Meet You
Make You Illfeel
Kedatangan
Misi
Beda???
Kecewa

Permohonan,Please!!!

110 2 0
By JieJie87

Permohonan,Please!!!

Gue terlahir sebagai anak kembar identik. Wajah gue dan kembaran gue hampir sama atau bisa dikatakan sangat sama. Jarang ada yang dapat membedakan wajah kami berdua. Kami lahir pada satu kehamilan. Kembaran gue lebih dulu lahir 7 menit kemudian disusul oleh gue sendiri. Gue dan kembaran gue tak pernah terpisahkan. Kalau ada gue pasti ada kembaran gue itu. Kami lahir bersama-sama dan sampai detik ini pun kami tetap bersama saling melengkapi. Tanpa kembaran gue itu, hidup terasa kosong seperti gue yang berjalan tanpa roh. Kembaran gue itu adalah roh pelengkap gue.

˜˜˜

Aku terduduk lemas di tempat tidur. Membayangkan apa saja yang terjadi di dalam kehidupanku. Kehidupan yang terasa begitu membosankan ini. Aku bosan. Sungguh, sangat bosan. Tak ada yang dapat aku lakukan di dalam kamar ini. Kini yang bisa ku tatap hanya sebuah foto persegi panjang di depanku dengan wajah penuh kerinduan. Rindu yang amat sangat besar. Ku perhatikan foto itu secara seksama lalu aku beralih ke arah kaca dan menatap wajahku dengan lekat. Aku rindu dengan wajah didepanku ini. Namun aku terdiam, walau pun dengan menatap ke arah kaca untuk melihat wajah seorang remaja putri berambut panjang dan berlesung pipit ini tak juga menghilangkan kerinduanku padanya. Ya, sampai kapan pun aku berusaha menjadi dia tak akan bisa sama seperti dengan yang aslinya.

Merasa melihat wajahku sendiri di kaca semakin membuat rasa rinduku padanya meluap. Aku kangen sekali padanya. Aku ingin sekali melihat wajah dan senyumannya. Ku raih sebuah dairy berwarna pink di sebelah tempat tidurku. Perlahan-lahan, ku buka dairy itu dengan pelan, sangat pelan agar tak merusak dairy tersebut.

Dear dairy

Hari ini, aku senang sekali. Hari ini adalah hari ulang tahunku dan kembaranku. Aku senang bisa berkumpul bersama mereka. Sangat senang sekali hingga rasanya aku tak ingin pisah dari mereka.

Dear dairy

Dairy, aku merasa dunia tak pernah adil padaku. Kenapa aku yang harus mengalami ini? Aku sedih, sangat sedih. Rasanya hanya akulah yang tak akan pernah merasakan apa yang namanya kebahagian itu.

Dear dairy

Hari ini seperti biasa, seperti hari-hari biasanya aku disibukkan dengan para suster yang keluar masuk ke dalam kamarku. Aku benci sekali dengan kamar ini. Kamar bercat putih dan serba putih ini sungguh memuakan bagiku. Aku bosan. Aku tak ingin berada di ruangan ini terus

Dear dairy

Setiap hari beginilah kegiatanku. Kagiatan yang tak pernah berwarna. Hanya diam di tempat tidur dengan selang impus di tangan yang membuatku sulit sekali bergerak. Namun sebisa mungkin aku menulis dairy ini karena hanya dairy inilah tempatku berkeluh kesah.

Dairy, aku memang bukan manusia yang sempurna, aku tak ditakdirkan seperti remaja lain yang bahagia. Ketika aku lahir, aku udah di vonis dengan penyakit aneh yang entah kapan akan pergi dariku. Aku bosan, setiap kali jarum suntik yang aku takutin selalu saja ditusukkan ke kulitku yang putih. Semakin lama bukan semakin membaik, semakin sulit saja rasanya aku untuk berharap bahwa hidupku akan panjang.

Dear dairy

Dairy, karena aku merasa bosan. Aku sering sekali duduk di taman untuk melihat matahari terbit. Entahlah, sekarang ini aku jadi senang melihat matahari terbit. Rasanya ketika melihat langit yang tadinya gelap perlahan-lahan berwarna kuning keemasan hingga akhirnya langit menjadi biru. Aku jadi suka sekali dengan matahari. Menurutku matahari adalah ciptaan Tuhan yang paling indah.

Waktu aku melihat matahari, entah dari mana seorang cowok sepertinya seumuran denganku duduk di sampingku. Dia pun menatap matahari yang perlahan bangun dari tidur panjangnya. Cowok itu tampan membuat hatiku berdebar-debar ketika melihatnya. Ada hal yang membuatku senang hari ini, cowok itu tersenyum dan mengajakku berkenalan.

Dear dairy

Aku kaget sekali hari ini. Tanpa angin, tanpa hujan dan tanpa badai, cowok yang ku kenal bernama Ziko yang aku temui di taman waktu melihat matahari, ia datang padaku dan mengatakan sesuatu yang sungguh mengejutkan. Aku gak tau harus menjawab apa ketika cowok itu mengajakku pacaran. Oh God,Pacaran? Aku bingung. Ku Lihat Cowok itu begitu serius sekali mengatakannya Aku ingin menolak namun aku juga ingin sekali menerimanya. Aku rasa aku ingin sekali merasakan apa yang sering remaja sepertiku bicarakan dengan universal apalagi kalau bukan Cinta. Ya, aku ingin sekali mengetahui apa itu cinta sebelum aku menghembuskan nafas terakhirku.

Dear dairy

Hari ini dokter memutuskan untuk menyuruhku pulang. Aku gak tau kenapa. Apa mungkin penyakitku telah sembuh? Aku senang kalau seperti itu. Namun mendadak kesenangan itu harus lenyap karena aku pulang ke kotaku bukan untuk pulang melainkan untuk pergi lagi. Dokter mengatakan pada ayah dan bundaku bahwa pengobatan mengenai penyakitku ini sebaiknya ditangani oleh seorang dokter profersional di Jepang karena mungkin hanya dokter disana yang dapat berani mengoperasiku. Ya, aku hanya bisa bersabar untuk semua cobaan yang aku alami ini.

Sebenarnya, rasanya aku ingin sekali menyerah saja untuk terus berobat. Aku udah lelah dan gak kuat lagi. Namun ayah, bunda dan kembaranku selalu mencoba mendukung dan memberiku semangat. Melihat wajah harap mereka, aku tak enak hati untuk pasrah dan menyerah. Selagi aku masih kuat bertahan, aku tak ingin menyerah dengan penyakitku ini.

Hari ini juga aku mengatakan kepulanganku pada Ziko yang saat ini menjadi pacar pertama dan mungkin juga akan menjadi pacar terakhir buatku. Saat mendengar aku akan pulang, Ziko malah tersenyum. Aku jadi dibuat sedih dan merasa bersalah. Sedihnya karena aku akan jauh darinya dan bersalahnya karena aku telah melakukan kebohongan besar padanya. Aku berbohong atas penyakitku ini.

Dear dairy

Hari ini aku pulang. Akhirnya aku bisa pulang ke rumahku sendiri. Ke rumah yang selama ini sangat aku rindukan. Dengan langkah senang, aku menemui kembaranku si Ocha dan Ody. Oh Tuhan, setelah melihat wajah mereka aku jadi begitu senang.

Hari ini juga aku mendapatkan telpon yang mengejutkan dari Ziko. Setelah seminggu Ziko tak bertemu denganku. Dia menelpon dan mengatakan hal-hal yang membuatku takut. Dia akan ke kotaku ini dan ingin sekali menemuiku. Aku bingung. Aku gak mungkin bisa datang menemuinya karena aku akan segera berangkat ke Jepang.

Dear dairy

Aku udah memutuskan untuk menemui Ocha, karena hanya dialah yang dapat membantuku. Wajahnya mirip sekali denganku. Pasti dia akan bisa membantu masalah yang aku hadapi sekarang ini.

Pelan dan menghayati setiap tulisan yang begitu rapi pada dairy berwarna pink itu membuatku ingin sekali berteriak tapi tak bisa karena yang terjadi malah air mataku yang jatuh deras tanpa bisa aku bendung. Pikiranku malah menerawang jauh mengingat apa yang sempat aku bicarakan dengan kembaranku si Ochi.

"Apa? Loe gila ya?" aku menatap wanita didepanku ini dengan bingung

"Please, bantuin gue ya, Cha!!! Gue butuh bantuan loe" pintanya

Aku menggeleng cepat "Gue gak mau!!! Gila aja, gue mesti menemui cowok itu dalam sosok loe? Gimana kalau ketahuan?" aku menatap tajam pada wanita itu. Rasanya ketika aku berhadapan dengannya, aku serasa bercermin di kaca.

"Tolonglah Cha, masa sama kembaran sendiri loe gak mau sih?"Ochi menatap dengan wajah memohon.

Aku menghela nafas "Kenapa bukan loe aja yang menemui tuh cowok? Loe kan yang kenal ama tuh cowok?" kataku pelan

Ochi terdiam. Terlihat wajah pucat tergambar jelas diwajahnya "Loe tau kan gimana kondisi gue sekarang ini? Gue gak bisa menemui cowok itu dalam keadaan begini. Lagian, minggu depan gue akan berangkat ke Jepang bareng ayah. Gue gak punya banyak waktu" Ochi menjelaskan dengan nada pedih

Aku merasa kasihan sekali dengan kembaranku ini. Ochi tidak sama sepertiku. Tubuhnya dari kecil emang udah terlihat sangat lemah. Lemah sekali hingga aku merasa sedikit takut kalau harus mengajaknya bermain "Kalau gue menemui tuh cowok, gue harus ngapain?" akhirnya aku mau juga. Gak enak kalau harus menolak permintaan saudara sendiri. Dari kecil, Ochi gak pernah merepotkan atau pun meminta bantuan padaku. Mungkin kali ini situasinya begitu mendesak sekali.

Ochi memelukku dengan wajah senang "Gue tau loe bakal bantuin gue" kata Ochi senang, dia menatapku lekat "Gue mau loe jadi gue buat menemui tuh cowok hari minggu ini di café jam 3 sore" kata Ochi memberitahu

Aku mengangguk "Lalu setelah gue bertemu ama tuh cowok, gue harus ngapain lagi?" tanyaku bingung.

Ochi menatap serius padaku "Buat dia illfeel dan benci ama gue" katanya tegas namun terdengar seperti menahan luka.

Aku mengerut kening "Maksud loe?"

Ochi menarik nafas seolah apa yang dikatakannya ini perlu kekuatan ekstra "Loe harus buat tuh cowok illfeel dan benci banget ama loe maksudnya adalah gue karena loe akan menjadi Ochi. Loe harus bisa membuat tuh cowok benci dengan yang namanya Ochi. Buat dia illfeel ama Ochi" jawab Ochi menjelaskan

Aku semakin tak mengerti jalan pikiran Ochi. Kenapa aku harus membuat cowok itu membenci Ochi? "Kenapa gue harus membuat cowok itu benci ama loe? Emang cowok itu siapa?" tanyaku penasaran yang tak dapat dibendung.

Wajah Ochi mendadak mendung tanpa cahaya. Terlihat begitu tak bersemangat. Untuk kesekian kalinya, dia terdengar menghela nafas berat "Cowok itu bernama Ziko. Gue kenal dia waktu gue di rumah sakit Jakarta. Dia cowok yang selalu gue temui di taman rumah sakit. Sejak saat itu, gue mulai dekat ama Ziko. Ziko orangnya baik dan dia juga lucu" Ochi mulai bercerita, terlihat wajahnya berubah ceria ketika mengatakannya. Aku tau, Ochi pasti sedang mengenang masa indahnya bersama cowok itu. Jatuh cinta emang bisa mengubah semuanya.

Aku menatap wajah Ochi. Jelas terlihat kalau dia sedang jatuh cinta "Waktu dia nembak gue buat jadi pacarnya, gue kaget banget. Gue mengangguk aja karena gue ngerasa bahwa gue udah mulai suka ama Ziko" katanya senang. Aku yang melihatnya jadi ikutan senang. Aku akan memberikan apa pun yang dipinta oleh Ziko, bersujud pun aku mau karena cowok itu telah begitu berhasil membuat wajah Ochi terlihat begitu ceria, hal langkah yang jarang terlihat di wajahnya.

Ochi tertunduk membuatku ingin sekali membawa Ziko berada tepat di depannya, agar wajah ceria itu tak hilang dari wajah kembaranku ini "Namun sekarang gue sadar kalau perbuatan gue kali ini salah" suara Ochi melemah

Aku menarik nafas "Kok salah? Chi, gak ada yang salah kalau kita menyukai seseorang. Setiap orang berhak mencintai dan dicintai" protesku

Ochi tersenyum, wajahnya terlihat begitu cantik sekali "Gue salah, Cha" katanya pelan "Gak seharusnya gue menyukai seseorang. Gue jahat kalau harus menyuruh Ziko memasuki kehidupan gue. Yang gue beri bukan cinta tapi rasa kehilangan" air mata Ochi mulai menetes.

Aku benci kata-kata itu, aku benci situasi seperti ini. Aku memeluk Ochi erat "Waktu gue gak banyak. Gue gak ingin meninggalkan perasaan kehilangan buat Ziko. Gue gak pernah memberitahukan penyakit gue ini. Waktu di Rumah sakit itu, gue bilang gue hanya sakit Typus biasa padahal gue ini ngidam penyakit yang cukup parah. Hidup gue gak akan lama lagi" kata Ochi, lalu dia terdiam sesaat seperti mengatur perasaannya "Maka dari itu, gue gak mau dia merasakan kehilangan ketika gue pergi nanti" Ochi menjelaskan dengan suara yang menyakitkan batinku.

Air mataku mendadak berjatuhan. Tuhan, kenapa Ochi yang harus mengidam penyakit ganas itu? Kenapa harus kembaranku ini yang menderita? Aku tau, dari kecil Ochi memang terlihat begitu lemah. Ochi lebih sering berada di rumah karena tubuhnya yang sangat rentan terhadap penyakit. Aku tau inilah konsekuensi menjadi anak kembar, apalagi anak kembar tiga yang terlahir dari kelahiran yang tidak normal seperti yang aku dan kembaranku alami ini. Namun kenapa harus Ochi yang terkena imbasnya? Kenapa bukan aku saja? Ku rasa, aku lebih memilih menjadi Ochi ketimbang menjadi diriku sendiri karena aku tau bahwa kehilangan orang yang kita sayang akan begitu menyakitkan ketimbang kita yang meninggalkan.

Aku begitu sedih padahal Ochi baru saja pulang ke rumah dari Jakarta untuk berobat dan minggu depan dia harus terbang lagi ke Jepang untuk berobat lagi. Aku sungguh gak tahan melihat penderitaannya.

"Chi, loe jangan bicara aneh gitu dong" aku merasa takut "Loe akan sembuh!!! Loe akan baik-baik aja. Percaya deh, loe bakalan pulang ke Indonesia dengan Ochi yang baru. Ochi yang telah sembuh" sahutku mencoba memberi semangat

Ochi tersenyum seperti akan menenangkan hatiku yang tengah galau atas kata-kata yang dia sampaikan "Mudah-mudahan aja begitu" kata Ochi tak yakin.

Aku buru-buru menghapus air mata, gak ingin menunjukan kesedihan didepannya karena aku tau bahwa yang lebih menderita kali ini adalah Ochi. Aku tak ingin menambah penderitaannya dengan kesedihan yang aku tunjukan "Loe harus menemui Ziko dan harus membuat dia benci dan illfeel banget ama gue. Bisa,kan?" Tanya Ochi memastikan dengan wajah memohon.

Aku berpikir sejenak. Rasanya permintaan Ochi tidak terlalu sulit. Mudah saja bagiku untuk membuat seseorang membenci tingkah dan prilakuku. Tetangga sebelah rumahku aja selalu benci melihatku karena bola basketku pernah memecahkan kaca rumahnya. Dari kecil, aku emang berbeda dengan Ochi. Aku sering membuat orang membenciku karena sifat jail yang super nyebelin serta tingkah nakalku ini.

Aku mengangguk mantap. Ku lihat waktu sudah mulai malam "Chi, udah malam nih!!! Loe istirahat ya" kataku dan aku pun beranjak untuk keluar dari kamar Ochi

Ochi mendadak mencegatku "Gue ingatin satu hal ama loe" sahut Ochi

Aku menoleh "Apa?" tanyaku heran. Ku lihat wajah Ochi tampak begitu serius sekali.

"Jangan sampai loe jatuh cinta ama Ziko" Ochi memandangku dengan tatapan serius.

Jatuh cinta? Apaan tuh? Rasanya aku belum pernah mengalami hal itu dan mungkin juga gak akan pernah merasakannya. Bukannya aku penganut aliran jeruk makan jeruk lho. Mungkin karena sifat tomboy ku ini kali yang membuatku tak pernah menyukai seseorang.

Aku tertawa "Tenang aja, Chi!!! Gue gak bakalan jatuh cinta ama cowok loe kok" jawabku enteng

Ochi tersenyum "Jangan bicara seperti itu!!! Loe gak tau siapa cowok yang bakal loe temui nanti. Gue ingatin aja, jangan sampai loe terpesona ama tuh cowok ya?" kata Ochi tegas.

Mendadak aku terbangun dari lamunan panjangku mengenai Ochi saudara kembarku itu. Kini, aku telah dibebani sebuah misi besar sekaligus kebohongan yang cukup besar. Tuhan, maafkan aku kalau aku terpaksa berbohong. Mudah-mudahan saja kebohangan baik ini sedikit mengurangi dosa-dosa yang banyak aku perbuat selama ini.He...he...he...

Aku menghempaskan tubuhku ke tempat tidur. Air mataku mulai berjatuhan. Aku sungguh menyayangi kembaranku itu. Aku tau kalau umur Ochi tak akan bertahan lama. Aku sempat mendengar ayah dan bundaku berbicara dengan nada pelan sekali seolah pembicaraan itu sangatlah rahasia. Ayah mengatakan kalau Ochi tak dapat disembuhkan. Saat mendengarnya, tubuhku gemetaran sekali. Aku tak ingin kehilangan Ochi. Sungguh, aku lahir selalu bersamanya dan aku tak bisa hidup tanpa dia.

"Hei, kenapa loe nangis?" seseorang masuk membuatku setengah mati kaget.

Seorang cowok yang mirip sekali denganku dan Ochi mendekat padaku "Loe kenapa, Cha? Cerita dong ama kembaran loe ini!!!" katanya sok bijaksana

Aku menatapnya "Gue ingat Ochi" kataku pelan

Ody memelukku "Udahlah, kita pasrahkan aja semuanya sama yang di atas. Takdir dan kematian itu semua udah ada yang ngatur" sahut Ody tenang.

Setenang Ody, aku tau padahal Ody juga merasa takut kehilangan Ochi. Aku, Ochi dan Ody selalu bersama dan menjadi anak kembar tiga. Bundaku melahirkan dua anak perempuan dan satu anak laki-laki dalam satu kehamilan. Ody lahir lebih dulu ketimbang aku dan Ochi. Dia menjadi anak sulung sedangkan aku anak paling bontot karena lahir paling belakangan.

Mendadak aku terdiam "Ngapain loe kesini?" tanyaku cepat dengan wajah penuh kecurigaan.

Aku heran kenapa Ody datang ke kamarku malam begini? Kalau tebakanku gak salah, pasti tuh anak lagi dalam masalah. Semoga saja pikiran negatifku tidak benar terjadi.

Ody nyengir membuatku merinding "Cha, bantuin gue menyamar jadi gue hari minggu ini ya?" kata Ody cepat. Nah benarkan kalau Ody emang lagi ada masalah?

"Nyamar jadi loe? Enak aja loe!" tolakku. Aku malas sekali menyamar jadi Ody. Bukannya gak mau membantu saudara sendiri, namun kalau aku menyamar jadi Ody pasti akan membuatku pusing aja melihat tingkahnya.

"Please Cha, bantuin kembaran sendiri apa susahnya sih? Gue butuh banget bantuan loe nih" Ody memohon dengan wajah memelas

Aku menggeleng "Gak bisa, Dy!!! Gue udah janji buat bantuin Ochi hari minggu ini jam 3 sore" kataku memberi alasan sejelas mungkin.

Ody nyengir "Jam 3,kan?" tanyanya memastikan. Ody mengangkat alis sebelah kanannya dengan begitu menggoda "Masih bisa dong loe nyamar jadi gue jam 10 pagi?" katanya lagi.

Aku cemberut. Susah banget sih menolak permintaan Ody "Emang loe butuh bantuan apa sih?" akhirnya jebol juga sikap penolakanku

Ody tersenyum "Gue mau loe jadi gue dan menemani cewek selingkuhan gue ke toko buku. Masalahnya, cewek gue yang lain juga ngajakin jalan pada waktu yang bersamaan. Gimana gue gak pusing tuh?" katanya nyantai

Aku melotot melihat sikap saudara kembarku ini "Playboy amat sih loe jadi cowok" aku kesal melihat Ody. Sifat playboynya gak pernah berubah "Gue nolak kalau harus nemanin cewek selingkuhan loe! Emang gue lesbian apa?" tolakku cepat. Aku heran, kenapa sih setiap yang minta bantuan padaku selalu yang mengarah pada keburukan? Apa mereka emang menginginkan aku masuk neraka ya? Aku udah banyak dosa malah ditambah dengan dosa yang besar lagi, aku pastikan bakal masuk neraka yang paling bawah nih.

"Ayolah, Cha!!! Bantuin gue apa susahnya sih? Ntar gue kasih deh apa yang loe mau" pujuk Ody penuh semangat.

Aku tetap akan menolak "Gue gak bisa" kataku tegas

Aku melihat Ody cemberut "Gue beliin es krim deh" Ody masih mencoba membujukku.

Aku menggeleng mantap. Mau es krim, coklat atau apa pun tak akan aku terima. Gila aja, dosa yang aku lakukan dengan menyamar sebagai Ody sungguh dosa yang sangat besar, dosanya berlipat ganda. Dosa pada Tuhan karena memberi jalan buat Ody untuk selingkuh, dosa terhadap pacar Ody dan Dosa pada selingkuhan Ody. Duh, berapa dosa yang akan aku terima kalau aku menerima permohonan Ody. Makin banyak nanti dosa-dosaku.

Melihat kekerasan hatiku untuk menolak, Ody tampak begitu kecewa sekali. Aku tersenyum ketika melihat Ody hendak pergi meninggalkan kamarku dengan tampang kecewa berat.

Ody menoleh kearahku sebelum meninggalkan kamar. Dia menatap penuh harap namun aku cuek sok sibuk membaca majalah yang ada di dekatku berharap tak melihat wajah memelas yang akan ditunjukan Ody nantinya. Aku tak ingin hatiku jebol "Astaga, gue lupa kalau ada pertandingan basket Putra hari senin ini" tiba-tiba Ody bersuara dengan wajah kaget tapi dengan tersenyum nakal ke arahku.

Aku melotot, buku yang aku pegang dengan cepat terlempar entah kemana "Pertandingan basket?" tanyaku antusias mendekat kearah Ody.

Ody mengangguk "Gue turun sebagai kapten di pertandingan melawan SMU Dwidarma. Loe tau kan SMU Dwidarma yang ngetop itu? Tim basket SMU Dwidarma hebat banget lho" sahut Ody lalu mulai beranjak keluar seolah lupa apa yang diinginkannya datang ke kamarku.

Aku berlari cepat kearah Ody "Tunggu!!!" cegatku. Astaga, Ody akan bertanding basket melawan SMU yang terkenal dengan Basket Putranya yang tangguh? "Gue gantiin loe dipertandingan itu ya? Please Dy, gue ingin sekali ngelawan SMU Dwidarma itu. Gue mau ngebuktiin kalau gue bisa ngalahin SMU itu" kataku memohon. Gila aja, mimpiku selama ini akan benar-benar terkabul.

Ody menatapku dengan mata nakalnya dan tersenyum "Kalau begitu, loe mau kan bantuin gue nemenin cewek gue ke Mall?" Tanya Ody sambil tersenyum puas.


Bersambung Part 2


Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 113K 36
"Aku benar-benar akan membunuhmu jika kau berani mengajukan perceraian lagi. Kita akan mati bersama dan akan kekal di neraka bersama," bisik Lucifer...
1.8M 59.4K 69
Cinta atau Obsesi? Siapa sangka, Kebaikan dan ketulusan hati, ternyata malah mengantarkannya pada gerbang kesengsaraan, dan harus terjebak Di dalam n...
3.5M 251K 30
Rajen dan Abel bersepakat untuk merahasiakan status pernikahan dari semua orang. *** Selama dua bulan menikah, Rajen dan Abel berhasil mengelabui sem...
2.6M 11.5K 30
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...