Meet You

59 2 0
                                    

Besok, gue akan menemui seseorang yang diamanatkan oleh kembaran gue. Sebenarnya, gue menolak keras atas permintaannya itu. Namun melihat wajah memohonnya itu membuat gue lemah dan malah mengangguk aja. Tindakan menyamar jadi kembaran gue itu emang tindakan yang salah. Pasti gue berdosa banget harus membohongi orang itu. Gimana pun, semua ini adalah buat kebaikan kembaran gue itu. Gue kasihan banget dengan kembaran gue. Kenapa harus dia yang menderita? Kenapa bukan gue aja yang mengalami penyakit itu?.

˜˜˜

Aku berlari keras menuju kafe yang dimaksudkan oleh Ochi. Dengan perasaan kesal yang berkobar. Dasar Ody kurang ajar!!! Dia tega banget menyuruhku menemui cewek super manja ke Mall. Aku dibuat lemas mesti mengikuti cewek itu berkeliling membuat kakiku pegal hingga terasa susah sekali untuk diinjakkan ke tanah. Emang sih selera Ody perlu di acungi jempol. Cewek selingkuhannya itu emang cantik banget, tak heran Ody mau pacaran dengannya. Tapi Ody gitu lho, gak pernah ada cewek yang bertahan lama dengan dia. Selalu aja putus tanpa ada perasaan kecewa atau apalah pada diri Ody. Moto hidup Ody cukup sederhana sekali dalam hal percintaan "Putus satu mendapatkan dua yang lebih cantik". Aku jadi malu memiliki saudara sepertinya.

Aku duduk lemas di salah satu kursi. Kalau bukan demi pertandingan basket, rasanya aku bakal menolak 100% untuk menjadi Ody. Hari ini hari tersial bagiku. Hak sepatu tinggiku ini serasa menjepit kakiku. Sakit sekali!!! Kenapa sih anak cewek lebih suka pakai hak tinggi?

Rasanya lebih susah berperan menjadi Ochi ketimbang menjadi Ody. Masalahnya, kalau aku berperan menjadi Ody, aku hanya butuh mengubah rambut panjangku dengan rambut Wig cowok. Kalau soal pakaian sih sepertinya aku ada kemiripan dengan Ody. Kami berdua sama-sama menyukai pakaian kaos oblong dan celana selutut. Nah yang sekarang jadi masalah adalah kini aku harus berperan menjadi Ochi yang terkenal sangat feminim ini. Aku harus mengenakan pakaian bermodel cewek dan satu hal yang membuatku stress setengah mati ketika aku terpaksa harus mengenakan rok yang seumur-umur belum pernah aku coba. Belum lagi hak tinggi yang harus aku kenakan. Biasanya, aku lebih suka pakai sepatu kets kemana pun aku pergi. Namun kini hal itu harus aku tahan sebentar. Aku harus bisa mengikuti gaya Ochi. Harus!!! Demi Ochi saudara kembarku itu.

Kini, aku harus mengejar waktu untuk bertemu dengan cowok yang disuruh oleh Ochi. Aku gak tau gimana wajah cowok itu. Ochi bilang kalau cowok itu sendiri yang akan menghampirinya. Dengan santai, aku hanya bisa duduk kelelahan. Dadaku berdebar hebat menantikan kedatangan cowok misterius Ochi.

"Ochi" seseorang memanggil nama Ochi membuatku kaget "Loe udah lama menunggu?" Tanya seseorang

Aku mengangkat wajahku. Ku lihat jelas wajah seorang cowok super duper tampan sedang menatapku sambil tersenyum. Waduh, cakep banget nih cowok. Aku menatap cowok itu secara seksama. Apakah ini cowok yang dimaksud oleh Ochi?

"Gue duduk ya?" aku masih saja menatap cowok itu

Melihat aku yang masih menatapnya, Ziko bertanya mengagetkanku "Kenapa loe ngeliat gue terus? Ada yang aneh?" tanyanya

Aku mencoba mengenyahkan tatapan terpesona itu. Aku sungguh baru kali ini melihat cowok setampan didepanku saat ini. Pantas saja Ochi mewanti-wanti aku untuk berhati-hati ketika menatap Ziko. Waduh gawat nih, aku emang harus membentengi hatiku untuk tidak terpesona oleh wajah cowok itu yang begitu tampan. Kuperhatikan sekali lagi, Ziko benar-benar makhluk bumi yang tampak begitu mempesona. Wajahnya yang tampan dengan hidung mancung, mulus tanpa jerawat dan mata tajam yang menatap penuh karisma ini. Aku jadi minder melihat cowok itu. Contras sekali kalau harus bersanding denganku yang serba berkecukupan ini. Tak heran, banyak mata yang menatap ke tempatku duduk.

"Apa kabar?" tanyaku rada canggung

Ziko diam "Baik!!! Loe sendiri?" tanyanya menatap tajam ke arahku

Aku menelan ludah. Ku tarik nafas dalam-dalam. Ini bukan saatnya aku untuk terpesona. Misiku hari ini adalah untuk membuat Ziko benci padaku. Aku harus melakukan misi ini dengan hati-hati. Jangan sampai Ziko curiga.

"Zi, kapan loe datang ke kota ini?" aku membuka pembicaraan ketika melihat Ziko tak kunjung bersuara setelah pesanan makanan datang

"Kemarin sore" jawabnya singkat

Aku mengangguk sambil sesekali menyedot minuman yang aku pesan "Loe bakal sekolah disini juga?" tanyaku lagi ketika Ziko tak mengeluarkan suara. Aku dengar dari Ochi kalau Ziko akan datang ke kota ini bukan hanya untuk menemui Ochi saja tapi melainkan dia juga akan menetap di kota ini.

Ziko mengangguk dan kemudian diam kembali seolah sibuk dengan makanan di depannya. Aku dibuat kesal. Sepertinya hanya kau saja yang selalu bertanya. Apa Ziko ini tipe cowok pendiam ya? Rasanya gak mungkin deh, pasalnya Ochi pernah cerita kalau cowok itu ramah dan suka banget bercerita. Apa Ziko hari ini emang gak ingin bercerita dan mengajakku bicara? Atau jangan-jangan Ziko tau kalau aku ini bukanlah Ochi? Wah, gawat kalau begitu. Aku harus bagaimana nih? Apa sikap yang aku tunjukkan berbeda dengan Ochi ya? Apa Ziko tau? Aku dibuat ketakutan dengan wajah yang tertunduk dalam.

Karena takut, aku hanya bisa diam tanpa berniat bertanya kembali. Kalau Ziko emang bisa membedakan Ochi yang sebenarnya, aku angkat tangan. Terpaksa deh, aku diam seribu bahasa tak ingin semakin membuat Ziko curiga "Besok sore loe ada acara?" Tanya Ziko mendadak membuatku kaget

Aku menatapnya "Apa?" aku pura-pura kurang mendengar kata-katanya

Ziko menatapku tajam "Loe besok ada acara gak? Kalau gak ada, gue mau minta temenin jalan-jalan. Gue belum mengenal benar kota ini" kata Ziko singkat, padat dan tegas.

Aku menatap takjub. Jalan-jalan? Wajahku berbinar penuh semangat "Jalan-jalan? Wuih, gue suka banget tuh yang namanya jalan-jalan" kataku semangat "Tenang aja Bro, besok gue gak ada acara kok" sahutku lagi namun sedetik kemudian aku menutup mulutku.

Ziko menatapku semakin tajam. Aduh, mati deh aku ini!!! Kenapa bisa keceplosan begini sih? Aku tersenyum malu-malu "Maksud gue, gue gak ada acara kok besok. Kita bisa jalan-jalan bareng" ralatku cepat dengan nada sesopan mungkin.

When The Twin Fall In LoveWhere stories live. Discover now