Permohonan,Please!!!

110 2 0
                                    

Permohonan,Please!!!

Gue terlahir sebagai anak kembar identik. Wajah gue dan kembaran gue hampir sama atau bisa dikatakan sangat sama. Jarang ada yang dapat membedakan wajah kami berdua. Kami lahir pada satu kehamilan. Kembaran gue lebih dulu lahir 7 menit kemudian disusul oleh gue sendiri. Gue dan kembaran gue tak pernah terpisahkan. Kalau ada gue pasti ada kembaran gue itu. Kami lahir bersama-sama dan sampai detik ini pun kami tetap bersama saling melengkapi. Tanpa kembaran gue itu, hidup terasa kosong seperti gue yang berjalan tanpa roh. Kembaran gue itu adalah roh pelengkap gue.

˜˜˜

Aku terduduk lemas di tempat tidur. Membayangkan apa saja yang terjadi di dalam kehidupanku. Kehidupan yang terasa begitu membosankan ini. Aku bosan. Sungguh, sangat bosan. Tak ada yang dapat aku lakukan di dalam kamar ini. Kini yang bisa ku tatap hanya sebuah foto persegi panjang di depanku dengan wajah penuh kerinduan. Rindu yang amat sangat besar. Ku perhatikan foto itu secara seksama lalu aku beralih ke arah kaca dan menatap wajahku dengan lekat. Aku rindu dengan wajah didepanku ini. Namun aku terdiam, walau pun dengan menatap ke arah kaca untuk melihat wajah seorang remaja putri berambut panjang dan berlesung pipit ini tak juga menghilangkan kerinduanku padanya. Ya, sampai kapan pun aku berusaha menjadi dia tak akan bisa sama seperti dengan yang aslinya.

Merasa melihat wajahku sendiri di kaca semakin membuat rasa rinduku padanya meluap. Aku kangen sekali padanya. Aku ingin sekali melihat wajah dan senyumannya. Ku raih sebuah dairy berwarna pink di sebelah tempat tidurku. Perlahan-lahan, ku buka dairy itu dengan pelan, sangat pelan agar tak merusak dairy tersebut.

Dear dairy

Hari ini, aku senang sekali. Hari ini adalah hari ulang tahunku dan kembaranku. Aku senang bisa berkumpul bersama mereka. Sangat senang sekali hingga rasanya aku tak ingin pisah dari mereka.

Dear dairy

Dairy, aku merasa dunia tak pernah adil padaku. Kenapa aku yang harus mengalami ini? Aku sedih, sangat sedih. Rasanya hanya akulah yang tak akan pernah merasakan apa yang namanya kebahagian itu.

Dear dairy

Hari ini seperti biasa, seperti hari-hari biasanya aku disibukkan dengan para suster yang keluar masuk ke dalam kamarku. Aku benci sekali dengan kamar ini. Kamar bercat putih dan serba putih ini sungguh memuakan bagiku. Aku bosan. Aku tak ingin berada di ruangan ini terus

Dear dairy

Setiap hari beginilah kegiatanku. Kagiatan yang tak pernah berwarna. Hanya diam di tempat tidur dengan selang impus di tangan yang membuatku sulit sekali bergerak. Namun sebisa mungkin aku menulis dairy ini karena hanya dairy inilah tempatku berkeluh kesah.

Dairy, aku memang bukan manusia yang sempurna, aku tak ditakdirkan seperti remaja lain yang bahagia. Ketika aku lahir, aku udah di vonis dengan penyakit aneh yang entah kapan akan pergi dariku. Aku bosan, setiap kali jarum suntik yang aku takutin selalu saja ditusukkan ke kulitku yang putih. Semakin lama bukan semakin membaik, semakin sulit saja rasanya aku untuk berharap bahwa hidupku akan panjang.

Dear dairy

Dairy, karena aku merasa bosan. Aku sering sekali duduk di taman untuk melihat matahari terbit. Entahlah, sekarang ini aku jadi senang melihat matahari terbit. Rasanya ketika melihat langit yang tadinya gelap perlahan-lahan berwarna kuning keemasan hingga akhirnya langit menjadi biru. Aku jadi suka sekali dengan matahari. Menurutku matahari adalah ciptaan Tuhan yang paling indah.

Waktu aku melihat matahari, entah dari mana seorang cowok sepertinya seumuran denganku duduk di sampingku. Dia pun menatap matahari yang perlahan bangun dari tidur panjangnya. Cowok itu tampan membuat hatiku berdebar-debar ketika melihatnya. Ada hal yang membuatku senang hari ini, cowok itu tersenyum dan mengajakku berkenalan.

When The Twin Fall In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang