Make You Illfeel

55 2 0
                                    

Aku merebahkan tubuhku yang lelah. Sungguh hari yang begitu melelahkan. Ternyata menjadi diri sendiri lebih menyenangkan ketimbang memerankan menjadi orang lain. Betul kata pepatah, Be your self lebih menyenangkan. Sepertinya, aku memang ada bakat untuk jadi orang tukang bohong. Hari ini udah dua orang yang menjadi korban atas kebohonganku ini. Kebohongan yang begitu sempurna sampai-sampai dua orang yang aku bohongi tak menyadari bahwa aku adalah Ocha bukanlah Ochi ataupun Ody.

Ody mendadak masuk ke kamar mengagetkan aku yang tengah melepas kelelahan karena seharian melakukan tindakan criminal atas nama kebohongan.

"Cha, gimana tadi siang? Samaran loe gak ketahuan,kan?" kata Ody sambil menghempaskan tubuhnya ke tempat tidurku.

Aku melempar bantal pada wajah Ody "Sialan loe!!! Gue udah kayak kereta dorong dibawa ama tuh cewek!!! Muter-muter Mall. Pusing gue" keluhku dengan nada sengit.

Ody tertawa ngakak "Makanya, gue nyuruh loe yang nyamar jadi gue" kata Ody jail.

Aku semakin melotot "Sialan loe" aku memukul Ody dengan bantal membuat Ody menjerit biar Ody tau rasa karena telah mengerjai aku dengan cewek manja yang aku temui di Mall tadi. Gak akan dua kali aku melakukannya lagi.

"Loe jadi ikut tanding basket di sekolah gue?" Tanya Ody setelah melihat aku yang tak melemparinya dengan bantal lagi.

Aku cemberut "Jadi dong!!! Kalau gak jadi buat apa gue susah payah menyamar jadi loe nemenin cewek selingkuhan loe itu" kataku sinis.

Ody tersenyum "Jadi besok kita bertukar peran dong? Loe jadi gue dan gue jadi loe di tempat sekolah kita masing-masing?" Tanya Ody lagi

Aku mengangguk "Awas loe, jangan buat images gue rusak kalau loe nyamar jadi gue ya? Gue belah jadi 1000 loe baru tau rasa" ancamku

Ody merinding takut "Astaga, gak nyangka loe punya bakat buat mutilasi. Duh, serem" Ody membuat dirinya seolah ketakutan.

Make You Illfeel

Hari ini, gue akan memerankan sebuah sandiwara hebat. Mungkin karena kehebatan acting gue, gue berhak menyabet predikat kategori pemain film terbaik. Gue harus menggantikan posisi saudara kembar gue dan menjadi dirinya selama gue di sekolah. Gue lakuin ini hanya untuk kebahagian kembaran gue itu. Gue ingin dia bahagia. Karena sesungguhnya, kembaran gue itu sejak lahir tak pernah merasakan bahagia.

"Ody!!!" teriak seorang cowok terdengar dari arah belakang.

Aku tetap saja berjalan menuju ke kelas dimana Ody belajar tanpa berhenti "Dy, tungguin gue dong!!!" cowok itu berlari mendekat dengan nafas ngos-ngosan.

Aku menghela nafas. Ku lihat name tag di kemejaku. Disana tertulis nama Ody. Kali ini aku akan menjadi sosok Ody. Aku harus bisa bergaya seperti Ody "Hai man, apa kabar loe?" kataku sambil menepuk pundak Rony sambil bergaya cowok. Wig yang aku pakai, ku sibakkan sedikit.

Roni mengeryit bingung "Loe mabok? Cara bicara loe kayak orang baru kenal aja?" kata Roni membuatku kaget

Aku mencoba tersenyum sambil berjalan, menyembunyikan wajahku yang kaget dengan jantung berdebar karena takut ketahuan "Dy, loe dengar gak kalau di kelas kita bakal ada anak baru?" Roni kembali bertanya membuatku sedikit lega.

Aku menggeleng sambil sesekali tebar pesona pada cewek-cewek yang berdiri di depan kelas. Cewek-cewek itu membalas senyumanku. Ternyata jadi Ody enak juga ya? Banyak Fans yang mengagumi cowok itu. Menurutku, apa sih lebihnya dari kembaranku itu? Tampang menurutku sih oke, tapi kalau soal otak, tuh anak emang otak udang. Bundaku sering sekali datang ke sekolahnya lantaran di panggil wali kelas karena nilai raportnya yang selalu merah. Cowok seperti Ody mana bisa menjamin masa depan.

Langkahku dipercepat. Bel masuk sudah berteriak keras ditelinga. Aku duduk di bangku yang telah diberitahukan olehnya. Aku beranjak menuju bangku paling belakang. Aku jadi heran, gimana Ody bisa pintar kalau duduknya aja di belakang? Guru menjelaskan gak akan terdengar. Belum lagi bangku yang berada di depannya dihuni oleh Roni sahabat baik Ody yang terkenal bayi sehat itu. Komplitlah sudah semua penderitaanku kalau aku berperan jadi Ody. Yang pintar jadi bodoh dan yang bodoh tambah bloon.

Karena lelah bersandiwara mengikuti gaya Ody yang tebar pesona kesana kemari. Ini Ody yang wanti-wanti untuk menyuruhku. Katanya inilah ciri khas Ody di sekolahnya. Ntar kalau tidak seperti itu malah kelihatan bahwa samarannya terbongkar dong. Aku menelungkupkan kepala ke meja. Rasanya ngantuk sekali. Aku heran dengan mataku ini, kenapa saat berperan jadi Ody aku malah ngantuk berat begini?

Seorang guru terdengar masuk ke dalam kelas. Karena malas, aku tak berniat menatap ke depan. Kena marah atau kena tegur juga gak apa-apa,kan? Lagian sekarang ini, aku sedang menjadi Ody. Biarkan saja, Ody merasakan balasan apa yang telah dilakukannya padaku kemarin sore saat menemani pacar selingkuhannya itu.

"Anak-anak, kita kedatangan teman baru. Dia datang dari Jakarta" suara wanita itu menggema di dalam kelas "Perkenalkan dirimu pada yang lain!!!" pintanya

"Gue pindahan dari Jakarta" suara ngebass seorang cowok terdengar.

Aku mencoba menyimak tanpa berniat melihat ke depan. Rasanya suara itu pernah aku dengar. Tapi dimana ya? "Ody, lihat ke depan!!! Kamu ini pagi-pagi udah loyo!!!" bentak wali kelas Ody padaku

Aku tersentak kaget dan langsung duduk tegap "Ody kan ngeronda tiap malam, bu!!! Masa ibu gak tau sih?" celetuk Roni membuat yang lain tertawa.

Aku kesal mendengarnya namun setelah ku pikir kembali, ngapain juga aku kesal? Yang dimarahi itu kan Ody, sekarang aku berperan menjadi Ody. Tak masalah hanya dibentak dan ditertawakan oleh teman sekelas Ody yang tak aku kenal. Masa bodohlah!!! Yang sekarang aku butuhkan hanya ilmu kebal malu dan sikap cuek aja. Toh Ody selama ini juga gak ada urat saraf malu. Mau ditertawakan pun tak masalah baginya. Buktinya, makin banyak saja mantan-mantan pacarnya.

"Sopan sedikit kenapa sih? Teman barumu ingin memperkenalkan diri" sambung wali kelas itu semakin menjadi-jadi memarahiku.

Akhirnya dengan sangat terpaksa, ku angkatkan saja wajahku ini dengan berat. Untung aku berperan menjadi Ody. Setelah melihat ke depan seketika itu betapa kagetnya aku melihat seorang cowok berdiri di samping wali kelas Ody. Cowok itu pun menatapku heran. Busset dah, kenapa cowok itu bisa ada disini?.

"Zi, kamu duduk di bangku kosong sebelah Ody" kata guru itu membuatku kaget

Cowok yang wajahnya mirip sekali dengan cowok yang aku temui di café melangkah ke arahku. Dia duduk diam tanpa menoleh ke arahku. Aku yang disampingnya hanya dapat bengong tanpa berniat mengatakan sesuatu. Buset, kenapa Ziko bisa ada disini? Di sekolah Ody ini?.

Aku diam tak bersuara mencoba memfokuskan pikiranku ke arah papan tulis yang saat ini tengah berjejer tulisan aneh bahasa Mandarin. Aku berdoa semoga saja Ziko tidak bertanya ini itu padaku

"Nama loe?" suara Ziko terdengar berbisik ke arahku

Busset dah nih cowok, tadinya diam sekarang malah mendadak bertanya. Astaga, jadi cowok Ochi ini bersekolah di tempat Ody toh? Apa dia mengenali aku ya? Aduh, mudah-mudahan saja tidak.

"Apa?" tanyaku lagi mencoba memastikan pertanyaannya

Ziko menoleh ke arahku, menatapku seolah menyelidiki "Nama loe siapa?" Ziko mengulang pertanyaannya.

Aku menarik nafas. Kali ini aku menjadi Ody. Aku harus bisa berperan menjadi cowok tulen "Gue Ody. Loe?" aku balik bertanya dengan suara dipaksakan dengan nada berat seperti cowok.

Ziko semakin menatap ke arahku membuatku semakin grogi "Woi, ngapain sih loe ngeliatin gue? Gak pernah melihat cowok cakep?" sahutku cepat dengan nada dibuat marah.

Mendengar sahutanku, Ziko bukannya mengalihkan pandangannya. Dia malah semakin tajam saja menatap ke arahku "Sepertinya gue pernah ketemu ama loe? Dimana ya?" Ziko mengeluarkan rasa penasarannya.

"Masa? Gue gak pernah bertemu ama loe!" bentakku cepat.

When The Twin Fall In LoveTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon